Masa lalu yang telah Ia lupakan kembali hadir dan mengusik kehidupannya. Seolah takdir mempermainkan mereka.
Mira, wanita cantik yang profesi sebagai seorang dokter telah berhasil keluar dari keterpurukannya dan membahagiakan anaknya seorang diri. Ia mampu melakukan semua itu tanpa adanya sosok Rangga, pria masa lalu yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan tiba-tiba pergi begitu saja. Menghilang bagai buih.
Disaat Mira tengah bahagia dengan kehidupannya, lagi-lagi pria itu tiba-tiba hadir dalam hidupnya. Takdir kembali mempertemukan mereka sebagai seorang dokter dan pasien.
Akankah Mira berada di sekitaran Rangga sebagai seorang dokter, yang akan menyembuhkannya? Ataukah memutuskan menjadi sosok wanita yang telah dicampakkan, dan membalas rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilema
Pagi hari saat Raditya dan yang lainnya sudah sampai di negara tujuan, mereka langsung menuju ke tempat yang di mana mereka sudah siapkan sebelumnya.
"Mas, apa tempatnya tak terlalu berlebihan?" ucap Biah, tadinya ia berpikir mereka hanya akan tinggal di apartemen ternyata suaminya membeli rumah yang cukup besar.
"Tidak, sebetulnya selama ini aku memang sudah menyiapkan rumah ini untuk kita, bisnisku juga sudah lumayan berkembang di sini semua ini sudah aku persiapkan sehingga kita bisa tetap bersama dengan Erik sekolah di sini," ucap Raditya membuat Biah dan Erik pun sangat terkejut.
Erik adalah putra mereka satu-satunya, walau sudah ada Anisa tetap saja di hati Raditya Erik adalah anak kesayangannya walau ia tak pernah menunjukkannya. Namun, ia ingin tetap bersama dengan putranya, melihat putranya itu setiap harinya. Namun, tak berarti ia tak menyayangi Anisa, Anisa sudah menjadi bagian dari keluarga. ia sudah menganggap Anisa anaknya, tetapi ia sadar jika Anisa bukanlah darah dagingnya.
"Syukurlah kalau Ayah memang sudah memikirkan semua itu, ibu setuju jika kita tinggal di sini," ucap Biah membuat mereka pun sepakat akan tinggal di negara itu dengan begitu mereka berharap Mira tak akan mengganggu Anisa di mana saat ini Biah benar-benar menyayangi anak itu seperti anaknya sendiri.
Anisa yang tak tahu apa-apa hanya menurut saja dan sampai saat ini ia masih menganggap jika Raditya dan Biah adalah orang tua kandungnya, baginya hidupnya adalah ayah dan ibunya. Saat mendengar kabar mereka akan tinggal di sana ia juga sangat senang tinggal di negara itu, apalagi saat ini sedang musim salju, ia bisa bermain sepuasnya.
Saat mereka sudah mengambil keputusannya, Biah duduk sendiri di kamar. berusaha menguatkan hatinya dan menepis rasa takut kehilangan Anisa.
Sementara itu di pesawat Mira juga duduk menerawang jauh ke depan.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Rangga, saat ini mereka masih berada di pesawat.
"Aku terpisah dengan Shira, ini adalah kesalahanku dan ibu Biah merawatnya dengan penuh kasih sayang. Apakah aku sangat jahat jika aku menginginkan putriku kembali?"
Mendengar itu Rangga terdiam, sebenarnya ia juga merasa tak enak jika tiba-tiba datang dan menginginkan Anisa. Anisa sudah dirawatnya seperti anak kandungnya sendiri terlebih lagi hubungannya dengan keluarga Erik selama ini sangatlah baik.
"Apa kamu memang ingin mengambil Shira untuk tinggal bersamamu?" tanya Rangga membuat Mira pun hanya terdiam jika disuruh memilih tentu saja jawabannya iya. Namun, ia tak mau egois. karena tindakan itu akan menyakiti ibu Biah. Lagian yang dianggap sebagai ayah dan ibu oleh putrinya itu adalah Dewi dan juga Raditya. Apakah Anisa mau ikut dengannya ia sendiri tak tahu. Anisa masih sangat kecil untuk tahu arti hasil tes DNA.
Melihat Mira hanya terdiam membuat Rangga pun tak bertanya lagi, hingga akhirnya tak lama kemudian mereka pun tiba di bandara tujuan mereka, sesampainya di sana mereka langsung disambut oleh orang yang memang sudah diminta Rangga untuk menjemput mereka.
Keduanya naik ke dalam mobil yang sudah disiapkan, Mira hanya ikut saja kemana Rangga akan membawanya, tak bisa berpikir untuk saat ini.
"Apa Anda ingin kita langsung menemui mereka, Pak?" tanya seseorang yang menjemputnya tadi.
Rangga tak menjawab dan ia hanya melihat ke arah Mira, melihat Mira yang tak ada respon sedikitpun membuat Rangga mengambil keputusan untuk mereka pergi ke apartemennya dulu yang ada di negara itu, sebaiknya mereka istirahat dan mengatur rencana agar tak membuat keluarga Erik semakin menghindari mereka. Mereka tak ingin terlihat seperti orang jahat yang ingin memisahkan anak dari orang tuanya.
Mereka melaju menuju ke tempat yang diminta oleh Rangga, saat dalam perjalanan Rangga memberanikan diri menggenggam tangan Mira dan tanpa ia sangka Mira membalas genggaman tangannya dan bersandar di bahunya.