NovelToon NovelToon
THE TWINS

THE TWINS

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:533.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Shine

Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.

Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?

Yuk simak kisah clara disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Granny! Ada apa?" ucap Arsen menyambut kedatangan Granny Aerin saat telah membuka pintu.

"Kau belum tidur? Katanya kau lelah.."

"Aku tidak bisa tidur, Granny."

"Tidak bisa tidur? Kenapa?" tanya Granny Aerin seraya mengusap lembut puncak kepala Arsen, sedangkan Arsen hanya mengedikkan bahunya. "Ayo, Granny akan temani kau sampai tertidur," ucapnya lagi seraya menuntun tangan Arsen menuju tempat tidur.

"Tidak usah Granny! Granny istirahat saja, Airlen akan tidur sendiri," tolak Arsen sembari melirik gadget yang cahayanya meredup.

"Sudah ayo..! Granny akan tetap menemanimu," ucap Granny Aerin kekeh. "Jangan melirik gedget mu lagi... Ayo cepat naik dan lekas tidur," lanjutnya seraya memindahkan gedget yang Arsen gunakan untuk bertukar suara dengan Airlen ke tempat semula, yaitu di atas nakas samping tempat tidur.

Dengan terpaksa Arsen pun naik ke atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya.

Baru juga beberapa menit, Arsen sudah terlelap dan berkelana di dunia mimpinya.

Begitu pula Airlen yang tengah menunggu di seberang sana.. Yang tak sadar juga ikut terlelap.

***

Keesokan harinya, Clara memutuskan untuk kembali datang ke perusahaan Sierra pearl.

Tidak seperti sebelumnya dirinya yang direndahkan, kali ini tanpa Clara duga ada acara penyambutan kedatangannya. Ya.. Walau kecil-kecilan, anggaplah saling menyapa atau perkenalan. Tapi anehnya Clara tak ada melihat Bella di sana.

"Dimana wanita itu?" fikir Clara.

***

"Owh... Kau bersembunyi di sini rupanya?! Bukannya menyambut tamu terhormat mu, tapi kau malah enak-enakan bersantai di sini," seru Clara saat mendapati Bella tengah berada di ruangannya.

"Kau!! Bagaimana kau bisa masuk?" sentak Bella. "Kenapa kau lancang sekali, masuk tanpa izin dan permisi lebih dulu," lanjutnya.

"Haruskah? Apa perlu aku harus mengulangnya?" tanya Clara. "Ah, sepertinya itu tidak perlu.. Karena aku terlalu lelah jika harus mengulangnya," Clara berucap itu hanya bertujuan untuk mempermainkan Bella seraya terus berjalan mendekati Bella.

"Hehehe. Ya, kau benar, itu tidaklah perlu. Sama seperti kemarin, kau yang berkata kau bukanlah bawahan ku dan tidak akan menuruti perintah ku, tapi nyatanya kau kembali tanpa harus aku memintanya lagi," Bella mencibir kedatangan Clara yang tanpa diketahuinya itu, karena semuanya termasuk pengaturan penyambutan di atur oleh asisten Leo atas perintah dari tuan Arkhana.

"Ya.. Saya kembali. Karena selain uang dan Sierra pearl, ada yang jauh lebih penting yang harus saya lakukan. Aku kembali untuk...."

"Apa?"

"Untuk ini."

Plak!

Tanpa disangka dan diduga, tamparan Clara melesat begitu cepat sampai Bella tak memiliki waktu untuk sekedar menghindar.

"Sial! Kenapa pipimu keras sekali? Sampai membuat telapak tanganku sakit dan memerah," ucap Clara seraya mengusap-usap tangannya, tak memperdulikan suara ringisan Bella yang sampai terjatuh saking kuatnya dirinya menampar.

"Apa yang kau lakukan!!!" jerit Bella.

"Apa yang saya lakukan?" tanya Clara sembari menatap nyalang Bella yang masih bersimpuh di lantai. "Saya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan sedari kemarin. Jadi, sekarang kita impas, satu sama. Tangan dibalas tangan. Tapi jika menjual barang lewat jebakan, apa yang seharusnya dilakukan?" lanjutnya, yang di akhir kalimatnya membuat raut muka Bella berubah. "Kenapa? Apa aku juga harus__"

"Ada apa ini?" tanya seseorang bersuara berat tepat dibelakang Clara, yang Clara tau siapa orangnya walau tanpa menoleh.

"Arkhan...!" seru Bella, yang setelahnya raut mukanya ia ubah dengan raut menyedihkan.

Membuat Clara yang melihatnya jadi jengah seraya memutarkan kedua bola matanya.

"Parfum ini..." gumam Clara dalam hatinya saat tuan Arkhana melewatinya untuk menghampiri Bella.

"Arkhan..." panggil Bella dengan suara lirih saat tuan Arkhana telah berada di hadapannya dan membantunya untuk berdiri.

"Apa yang Anda lakukan?" tanya tuan Arkhana dengan dingin.

Pertanyaan itu membuat Clara tersadar dari ketertegunan nya beberapa saat tadi.

"Dia tiba-tiba menamparku!" tuding Bella sebelum Clara menjawab ataupun membela dirinya sendiri. "Padahal aku tidak merasa berbuat salah padanya," lanjutnya dengan suara yang di lirihkan agar tuan Arkhana merasa kasihan padanya.

"Minta maaflah," ujar tuan Arkhana.

Membuat Clara yang sedari tadi memalingkan wajahnya, kini beralih dengan tatapan tertuju hanya pada tuan Arkhana.

"Anda berkata padaku?" tanya Clara memastikan, dengan mata yang sedikit melirik Bella yang tersenyum penuh arti.

"Minta maaflah," ulang tuan Arkhana dan tak menjawab pertanyaan dari Clara.

Clara pun menghela nafas dengan kasar, sebelum akhirnya berucap, "Untuk apa saya harus meminta maaf? Saya tidak membuat kesalahan di sini. Dan untuk siapa saya harus meminta maaf? Untuk dia? jika benar.. Maka jawabannya tidak. Karena saya tidak pernah berbuat salah padanya."

"Anda harus meminta maaf pada Nona Bella, karena Anda telah menganiayanya," kali ini bukan tuan Arkhana yang berucap, melainkan asisten setianya, Leonardo Graham.

"Saya tidak pernah menganiaya Nona Bella," sangkal Clara. "Jika hanya menamparnya sedikit, maka jawabannya iya, saya melakukan itu."

"Kalian dengar sendiri kan? Dia mengakui perbuatannya padaku. Tapi itu bukan sedikit seperti katanya, tapi yang benar adalah yang di katakan asisten Leo barusan, dia menganiaya ku. Buktinya aku sampai terduduk di lantai, iyakan..?" sela Bella dengan cepat.

"Ck, hanya menampar saja, itu tak pantas lah di sebut menganiaya Nona. Dan saya berbuat demikian bukanlah tanpa alasan, saya begitu hanya untuk sebuah keadilan saja..., apa itu salah bagi kalian?" ucap Clara dengan santainya.

"Kau! Kau telah menganiaya ku!" kekeh Bella.

"Apa buktinya jika saya benar telah menganiaya Anda, Nona?"

"Buktinya sudah jelas bukan.. Saat Arkhan dan asisten Leo tiba di sini kau sudah melakukannya."

"Itu bukanlah bukti Nona, melainkan pembelaan yang tak masuk di akal." cibir Clara. "Tapi jika Anda... Tuan Davidson dan Tuan Asisten masih belum percaya juga, maka saya memiliki bukti yang sangat akurat," sambungnya dengan nada sedikit dikeraskan.

"Bohong! Bukti apa yang kau miliki?"

"Anda penasaran Nona Bella?" tanya Clara dengan disertai senyuman mengejek, yang membuat Bella memalingkan wajahnya. "Lihatlah ke atas sana..." ucap Clara seraya menunjuk ke arah atap plafon, yang membuat semuanya mengikuti arah tunjuknya. Tapi tidak dirinya sendiri juga tuan Arkhana. "Apa Anda lupa Nona.. Jika di sana ada CCTV? Bukti yang sangat akurat bukan..," lanjutnya dengan tersenyum puas.

"CCTV itu sudah lama rusak," elak Bella seraya kembali memalingkan wajahnya yang memerah, entah karena malu atau karena yang lainnya.

"Benarkah? Sayang sekali," ucap Clara dengan wajah dibuat raut kecewa. "Bagaimana jika nanti tiba-tiba ada orang jahat masuk ke ruangan ini? Sedang di sini tak ada CCTV yang akan di jadikan sebuah bukti," ucap Clara lagi seraya menutupi mulutnya. "Astaga, astaga, astaga..! Tidak Nona, Anda harus segera memperbaiki kamera pengintai itu segera. Karena saya tidak ingin jika sebuah kisah lama kembali terulang. Dan itupun di sini," Clara berkata seolah tengah mengkhawatirkan Bella. Padahal yang sebenarnya ada niat terselubung di baliknya.

"Cih, kenapa khayalan mu jauh sekali... Sebaiknya__"

"Tunggu dulu Nona," Clara menghentikan ucapan Bella dengan sengaja. "Ini benar... Yang saya katakan adalah benar ada kisah seperti itu.., apa kalian ingin mendengar kisah itu? Baiklah, akan saya ceritakan," Clara menjeda ucapannya karena tiba-tiba dadanya terasa sesak. Dirasa sudah lebih rileks, Clara pun kembali melanjutkan, "Dulu, ada seorang gadis yang di jebak oleh saudarinya sendiri.. Ah, tidak tidak, bukan. Tepatnya di jebak oleh saudari tirinya sendiri. Dengan berdalih mengajak ke acara ulang tahunnya... Dan__"

"Cukup!"

1
Ismalinda
Luar biasa
Nur Azizah
terima aja clara kasihan anak"mu yg butuh keluarga yg utuh
Nur Azizah
oayyooo lanjuuttt kakak authoooorr
Nur Azizah
top markotopppp lanjuttt kak auutthor
Nur Azizah
woooww kereen pokoknya ceritanya kak author lanjuutt
Nur Azizah
ayoo lanjutt kak author
Nur Azizah
jgn buat Readers penasaran kaka author ayo cepat buka rahasia besar ini
Nur Azizah
cepet buka kebusukan Bella kak aurhor
Nur Azizah
ssmakin penasaran kak author
Nur Azizah
jgn mbulat mbulet kam author ceritanya
Nur Azizah
siapa yg memaggil clara yaaahh
Nur Azizah
sambut bahagiamu mulai hari ini clara
Nur Azizah
siapa yg menegur clara mungkinkan asisten leo
Nur Azizah
lanjuuuttt kakakk aauttthhorr
Nur Azizah
semoga kalian berjodoh arkhana sama clara leo sama eliza
Nur Azizah
lanjuutttt siapa lg yg datang yaaa,,
Nur Azizah
Bella
Nur Azizah
bener"anak GENIUS Arsen
Nur Azizah
jgn lama"kak author mempertemukan twin brsama ke 2 orang tuanya
Nur Azizah
haduuuh ketahuan Airline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!