#Masih dalam tahap revisi, jadi kalau ada peebedaan bahasa mohon di mengerti.
Mempersatukan dua sifat manusia yang berbeda kepribadian itu tidaklah mudah.
"Kesempatan tidak akan pernah datang dua kali, di saat yang tidak memungkinkan untuk itu, karena waktu tidak akan pernah terulang, ini semua demi kebaikanmu, lakukan dan ikuti kata hatimu..." ucap Luna yang sudah terlihat sangat cantik dengan memakai gaun pernikahannya, sembari menahan air mata yang terus memaksa untuk keluar, Luna pun terus menatap Barack dengan penuh harap.
Tanpa berfikir panjang Barack yang sudah rapih dan terlihat tampan serta maco menggunakan tuxedonya yang berwarna hitam itu membalikkan badannya dan langsung meninggalkan Luna di ruang make up sendiri untuk menemui Klara.
sebenarnya apa yang terjadi???
baca terus novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMaeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#21 SYARAT
Di mobil wajah barack masih terlihat jutek. Sesekali Luna terus mencoba melirik ke arah barack.
"Mmm,. maaf ya" kata luna memecah keheningan.
"Minta maaf mulu!" jawab barack dengan ketus.
"sebenarnya soal berita di internet itu" kata luna.
"Aku sudah tahu" saut barack.
"Ha??? tahu dari mana?" tanya luna sambil mengernyutkan dahinya.
"Cici yang cerita, semalam dia wa aku" kata barack yang selalu fokus ke jalan.
"Owh,. sejak kapan mereka jadi sering kontak lewat wa??? cici juga nggak pernah cerita" luna terus bergumam dengan wajah yang cemberut.
"Oh iya aku boleh tiak minta bantuanmu sekaliiiii lagi" kata luna memohon ke barack sambil mengacungkan jari telunjuknya.
Barack malah menghela nafas dengan kasar.
"Yaudah kalo tidak boleh, aku bisa minta tolong sama"kata luna.
"Bantu apa?" saut barack lagi sambil melirik ke arah luna.
"Hehe,. (luna tersenyum lebar) bantu aku nyelesein gaun rancanganku ya, aku sebenarnya cuman suka gambar aja kalo buat finishingnya aku tidak tarlalu bisa" kata luna.
"Maksutmu aku di suruh menjahit?" tanya barack terheran heran.
"Bukan bukan, perusahaanmu yg di paris kan bergerak di bidang fashion, jadi banyak sedikit kamu pasti lebih tahu mana yang sedang IN kan" tanya luna.
"Mm,, sedikit" jawab brack pendek.
"Makanya bantu aku buat bikin gaun yang sedang IN di luar negeri ya?" kata luna memohon.
"Sebenarnya buat apa kamu bikin gaun itu" tanya barack.
"Kejutan!" kata luna, dia tidak mengatakan pada barack kalau dia ikut event lomba merancang gaun malam yang diadakan oleh klara collection.
"Kejutan buat?" tanya barack penasaran.
"Mmmm, buat mamah, iya kejutan buat mamah" luna mencoba berbohong.
"Terus karena aku pengen kasih kejutan buat mamahku, jadi bisa tidak kalau aku bikin gaunnya di ap" kata luna terputus.
"Tidak!!!"saut barack.
"Kenapa?" luna dengan wajah memelas.
"Kenapa nggak di rumah cici?" barack.
"Cici kan selama ini tinggal di tempat tantenya, jadi aku kan merasa tidak enak" kata luna merengek.
Barack mulai menghelas nafas dengan kasar lagi.
"Boleh ya,, pliisss tidak ada 1 bulan ko" luna terus memohon.
"Apa untungnya buat aku?" kata barack.
"Heh!!! bilang aja minta imbalan!!! gimana kalau aku bantu kamu bersihin apartemenmu selama aku bikin gaun di sana anggap aja aku bayar uang sewa" luna terus meyakinkan barack.
"Tapi tempat tidur cuma ada satu" barack.
"Kan cuma buat tidur aku, kenapa?? jadi tidak perlu tempat tidur lagi kan?" kata luna.
"Kamu lupa ya kalau aku tinggal disitu!!!" barack.
"Loh kamu tidak pulang ke rumah?" luna merasa heran.
"Kamu kan tahu, semenjak kejadian kemarin hubungan ku sama ayahku belum kembali normal" barack mulai kesel.
"Aaahh,. terus gimana donk" kata luna sambil menendang nendang kakinya seperti anak kecil.
"Ya kalau mau tidur di ruang tv" kata barack ketus.
"Yaudahlah, lagian kalau tidak kemaleman aku pasti pulang ke rumah kok, ok deal, jadi aku cukup bantu kamu beresin apartemen doank kan" kata luna.
Tapi barack hanya diam dan tidak menjawab petanyaan luna.
Mereka berdua lalu pergi ke butik mamah luna untuk mengambil mesin jahit, setelah itu membawanya ke apartemen barack.
"Merepotkan sekali sih" kata barack memandangi satpam yang sedang membantu luna mengangkat mesin jahit.
"Lagian kalau kamu tidak bantu angkat mending diam aja" kata luna sambil mengangkat barang barang lainnya, seperti metlyn, kapur jahit, penggaris dan lain sebagainya.
Malamnya barack menjemput luna, karena dia sudah berjanji mengantar luna mencari kain untuk membuat gaunnya.
Didalam mobil barack hanya berfikir kenapa akhir akhir ini dia malah selalu mengikuti keinginan luna dia juga berfikir kalau dia berlaku seperti bukan dirinya, bahkan dia selalu membiarkan luna berada di sekitarnya.
"Kita coba ke toko itu" kata luna sambil menunjuk ke sebuah toko kain.
Barack langsung memarkirkan mobilnya di depan toko.
Mereka berdua segera masuk dan mencari cari kain yang bagus sesuai dengan tema gaun milik luna.
Di dalam toko luna memilih kain kesukaannya namun selalu di tolak sama barack.
"Ini?" tanya luna sambil menjembreng contoh kain itu di tubuhnya.
"Mm" barack menggelengkan kepalanya.
"Kalau yang ini" tanya luna sambil menjembreng contoh kain di tubuhnya lagi.
Namun barack tetap merasa kain itu tidak cocok.
Tidak cuma tiga kali atau empat kali namun sudah puluhan kali luna memilih contoh kain, tapi barack tetap menggelengkan kepalanya, sampai akhirnya luna pun menyerah.
"Terus yang mana lagi donk??? capek aku" kata luna yang sudah mulai terlihat kusut wajahnya.
"Ikut aku" barack langsung menarik tangan luna dan membawanya berjalan sampai ke seberang jalan.
Barack mengajak luna membeli es krim di pinggir jalan.
"Dua pak" kata barack ke penjual es krim itu.
"Ini, jadi semuanya lima belas ribu" kata penjual es.
"Ini uangnya, , kembaliannya ambil saja" kata barack sambil merogoh uang di saku celananya.
Lalu barack memberikan satu es krimnya buat luna yang rasa vanila, entah sejak kapan barack hapal es kesukaan luna itu.
"Makasih" kata luna sambil berjalan menyusuri trotoar.
"Kamu kalau kaya gini terlihat berbeda!" kata luna.
"Beda?" tanya barack wajahnya mulai terlihat kebingungan.
"He,em biasanya kamu keliatan galak kalau pakai celana kerja, jas dan rambut yang selalu rapih ,, tapi malam ini pakai jins dan sweeter, jadi kelihatan giman gitu" kata luna yang wajahnya mulai memerah.
Barack hanya diam mendengar kata kata luan sambil terus melihat ke arah luna.
"*A*uh aku ngmong apaan coba, kaya lagi ngerayu aja, lagi pula sejak kapan ya deket deket sama dia jantungku jadi deg degan gini aadduuuhhh kenapa perasanku jadi aneh gini sih" kata luna dalam hati dia tidak sadar kalau es krimnya mulai mencair dan agak miring posisinya.
"Kamu mikir apaan sih?, eh es kamu jatuh" kata barack sambil meraih es krim luna yang hampir jatuh.
Begitu juga luna mencoba meraih es krimnya yang udah lepas dari tempatnya. Jadi esnya itu kaya es contong, jadi hampir mirip es cor**** kalau yang orang jawa pasti tahu es contong hihi.
Tapi yang didapati luna bukan es krimnya malah tangan barack yang di pegang eeeeea eeeaaaa hahaha.
Barack langsung menarik tangannyadengan cepat.
Wajah luna mulai memerah, jantungnya juga mulai berdebar debar.
"*A*dduuhhh hari ini aku kenapa ya??" kata luna dalam hati.
Seketika tangan luna dan barack pun belepotan penuh dengan es krim.
"Kita kembali ke mobil saja, ada air bersih di sana buat cuci tangan" kata barack sambil berjalan menuju ke arah mobil.
Luna pun mengikuti barack.
Sampai di mobil luna segera mencuci tangannya dengan air mineral, setelah selesai mencuci tangannya dia mengambil tisu di dalam mobil dan memberikan sebagian tisu itu ke barack.
Saat akan masuk ke dalam mobil, luna melihat kain yang begitu mewah dan elegan, dia pun menarik tangan barack untuk melihat kain itu.
Di dalam toko luna mengambil kain yang tadi di lihatnya dan langsung memabalutkan ketubuhnya.
"Yang ini gimana?" tanya luna terlihat senang sekali bisa menemukan kain itu.
"Mm" barack menganggukkan kepalanya dengan pelan.
Luna pun kegirangan karena setelah sekian banyak kain di tolak sama barack akhirnya dia menemukan kain yang masuk kriteria barack, luna meloncat loncat seperti anak kecil sambil menari nari menggunakan kain itu.
Dari kejauhan barack merasa senang melihat luna tersenyum, dan saat itupun terlihat senyum tipis di wajah barack.
Luna yang melihat barack tersenyum pun berlari ke arah barack, namum kain yang di pakai luna masih melilit di tubuh luna sehingga terikat di kaki lunan dan dia pun terjatuh.
Belum sempat jatuh barack menangkap tubuh luna dan menariknya ke dalam pelukan barak.
Jantung luna serasa mau copot, dan nafasnya terengah engah.
"Dulu gembel sekarang kamu jadi sering ceroboh ya???" kata barack yang masih terus memeluk pinggang luna.
"Kok gitu ngomongnya" kata luna ketus sambil melepas kain yang masih menempel di tubuhnya.
"Terus apa lagi kalau bukan ceroboh namanya!" kata barack terus mengganggu luna.
"Tau ah, aku mau pulang" kata luna mulai sebel sambil berjalan pergi.
"Terus kainnya tidak jadi di bayar?" teriak barack
Mendengar kata barack luna langsung kembali dan mengambil kain itu lalu segera membawanya ke pelayan untuk meminta membungkusnya.
Keesokan harinya di kantin kampus, luna terus melamun.
"Kamu sehat lun?" tanya cici yang baru saja dateng.
"Mm,. napa emang? kelihatan lagi sakit ya?" tanya luna
"Tidak sih, cuma akhir akhir ini kamu lebih sering melamun loh," kata cici sambil membuka buku.
"Ci,,?" luna memanggil.
"Mm?" jawab cici pendek.
"Mm, akhir akhir ini, aku merasa aneh kalo deket sama barack, kenapa ya?" tanya luna sambil menggaruk garuk kepalanya.
"Terserang firus itu namanya lun" kata cici sambil terus membaca buku.
"ha?????? serius! firus apa namanya ci?" tanya luna khawatir dan mulai fokus kembali.
"Firus cinta hahahahhah" kata cici menggoda luna.
"Apaan sih, , nggak lucu ah!" kata luna mulai sebel.
"Serius,. ! kalau nggak percaya kamu cek aja, hati kamu itu sudah pindah haluan" kata cici terus fokus ke bukunya.
"Terus, aku ngeceknya kemana? masak ke dokter?" tanya luna serius.
"Ih oon banget sih, ya cek ke dalam hatimu laaahh, nih aku kasih tahu kamu ya, nanti kalau kamu ketemu barack coba kamu pastiin lagi, ketika kamu melihat dia jantung kamu berdebar debar, bararti kamu terjangkit firus cintanya si barack" kata cici sambil menutup bukunya.
"Ko kamu bisa tau" tanya luna.
"Yaa kan aku belajar dari kamu" kata cici.
"Belajar dari aku?? maksutnya?" luna merasa heran.
"Lah kan dulu kamu juga sering begitu waktu awal awal dekat dengan aryo, kamu sering cerita kalau lihat dia jantungmu berdebar debar, dan sekarang kamu juga gitu, tapi sekarang berbeda, kamu merasa berdebar debar ketika melihat barack, trus apa artinya coba?"kata cici meyakinkan luna.
"Ah tidak mungkin ah," luna mencoba mengelak.
"Yaudah, terserah kamu sih, lagian kamu juga yang ngerasain, jadi cuma kamu yang bisa mastiin, itu cinta atau bukan" kata cici.
"Aku juga merasa aneh, masak iya kemarin aku ngebayangin nyium bibir dia, iiihhh geli" kata luna sambil bergidik.
"Tuuhhh,, apa lagi sudah pakai ngebayangin begitu, itu mah udah jelassss banget kamu suka kan sama dia?" tanya cici sambil menyipitkan matanya.
"Masak sih ci,??? kalau iya aku bener bener suka sama barack gimana donk?" kata luna.
"Repot amat, ya tinggal bilang sama dia lah, kaya kamu ke aryo gitu, tidak ada malu malunya tuh kamu, kenapa sekarang jadi rempong??? emang mau gimana lagi? masak mau di pendam? ntar yang ada malah bikin penyakit hati" cici mulai menggurui luna.
"Kalau aku memang suka sama dia, terus aku bilang tentang perasaanku sama dia kan itu tidak ada dalam kesepakatan ci, kesepakatan kita kemaren kan cuma saling membantu" kata luna.
"Terus dalam kesepakatan kemaren ada tidak yang mengatakan kalau kamu tidak boleh suka sama dia dan sebaliknya?!!!" kata cici yang mulai sebel sambil menggregetkan giginya.
"Lagian mikir amat tentang kesepakatan! tidak ada hitam putih di atas materai ini!! kalau suka mah embat aja, selama sebelum janur kuning melengkung" kata cici mulai emosi.
Saat sedang memikirkan kata kata luna, aryo pun datang merusak suasana.
Dia langsung duduk di bangku yang ada di depan luna.
"Lun" sapa aryo.
"Ngapain kamu kesini? kurang jelas kata kata ku kemarin?" kata luna jutek kepada aryo.
"Plissss luuun, , aku benar benar menyesal, gimana caranya aku bisa mendapat maaf darimu?" kata aryo terus berusha.
"Tidak akan!" kata luna sambil meninggalkan aryo.
"Aryo aryo, dunia itu memang selalu berputar ya, dulu saja luna yang mengejar ngejar kamu, dan sekarang kamu yang mengejar ngejar dia,, segitunya kamu sampai pengen banget dapet maaf dari luna, jangan jangan kamu udah mulai jatuh cinta lagi sama dia?" kata cici.
"Iya, aku memang menyukainya" kata aryo sambil beranjak dari kursi.
Cici pun di buat melongo mendengar kata kata aryo.
Saat berjalan menyusuri halaman kampus, ponselnya bergetar.
dteett, , dreeet, ,
Terlihat di layar ponselnya, tante bowo memanggil.
"Iya halo tante" luna menjawab teleponnya.
"Luna, kamu dimana sekarang?" terdengar suara bu bowo dari arah ujung ponselnya.
"Masih di kampus tan, kenapa?" tanya luna.
"Tolong pesankan makan buat barack ya, tadi papahnya sempat bilang kalau barack tidak sempat keluar dari kantornya karena banyak kerjaan, sebenarnya tante bisa saja minta tolong ob, tapi, takutnya nanti dia tidak tahu makanan yang tidak boleh di makan barack, jadi tolong, kamu nanti mampir ke kantor barack ya." kata bu bowo.
"Iya mah, nanti luna coba mampir ke kantornya.
Luna bergegas pergi ke sebuah restoran cepat saji, dia memesan beberapa makanan di sana.
Setelah selesai pesanannya, dia segera pergi ke kantor barack.
Sampainya di kantor barack, luna berjalan keluar dari pintu lift dan menuju ke ruangan barack.
tok tok tok, , luna mencoba mengetuk pintu ruang kerja barack.
Namun tidak ada sahutan dari arah dalam.
tok tok tok, , luna kembali mencoba mengetuk sekali lagi.
Namun masih tidak ada sahutan dari arah dalam ruang kerja barack.
Terlihat sekretaris barack yang waktu itu pernah dilihatnya, sedang berjalan melewati ruangan barack saat itu.
Luna pun mencoba menyapanya.
"Maaf, ,kamu sekretaris barack bukan?" kata luna.
Wanita itu pun berhenti dan menghampiri luna yang tengah berdiri di depan pintu.
"Iya, , maaf tapi, anda siapa ya?" tanya sekretaris itu.
Luna mencoba menghela nafas dengan pelan.
"Aku, , calon istrinya barack!" dengan lantang dan penuh nada penekanan di setiap kata katanya.
Terlihat wajah sekretaris itu mulai menahan senyumnya.
"Maaf tapi, pak baracknya sedang ada rapat, kalau mbak luna mau menunggu silakan, di tunggu saja di dalam"
kata sekretaris itu sambil membukakan pintu ruang kerja barack untuk luna.
Lalu dia pun pergi meninggalkan luna sendiri.
"Dari mana dia tahu namaku??" masak iya, barack cerita sama dia? tidak mungkin ah!" kata luna dalam hati.
Dia segera masuk ke dalam ruang kerja barack, matanya menyapu seluruh ruangan itu.
Luna mencoba duduk di kursi panas milik barack.
"Jadi seperti ini ya rasanya menjadi seorang bos?" kata luna dalam hati.
Dia pun tertawa geli dengan sendirinya.
Dia beranjak dari kursi dan berjalan menuju ruang tamu di sebelah meja kerja barack.
Sambil meletakkan kotak makanan milik barack di atas meja, di merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Entah kenapa tiba tiba dia merasa mengantuk menikmati kenyamanan kursi sofa yang empuk itu.
Dia pun menutup matanya.
Setengah jam kemudian barack kembali dari ruang rapat, dia segera masuk ke ruang kerjanya.
Dia menghentikan langkahnya sebelum sampai di meja kerjanya.
Hidungnya mencium bau sesuatu yang tidak asing, bau roti bakar bercampur saos dan mayonise.
Dia melangkahkan kakinya menuju kursi sofa.
Di lihatnya sebuah kotak di atas meja, dia pun mengalihkan pandangannya ke pada luna yang sedang tertidur pulas di atas sofa.
"Lun, , " barack mencoba membangunkan luna.
Namun luna tidak juga bangun dari tidurnya.
Barack menghela nafas dengan pelan, di lihatnya wajah luna yang sedang tertidur itu dari arah dekat.
Senyum tipis mulai terlihat di bibir barack, ketika melihat wajah luna yang begitu polos saat sedang tidur.
Dengan segera luna pun membuka ke dua matanya dan terlihat wajah barack tepat berada di depannya.
Luna merasa kaget, dia pun langsung bangun dan membenarkan duduknya di atas sofa.
Barack menarik tubuhnya untuk menjauh dari luna.
"Sudah lama kamu menungguku?" kata barack sambil duduk di seberang sofa di depan luna.
"Sepertinya si, sampai membuat aku lumayan terlelap" jawabnya.
"Kenapa ke sisni?"tanya barack.
"Tante yang menyuruh, ? katanya kamu belum sempat makan jadi dia menyuruhku untuk membawakan makanan untukmu" luna mencoba menjelaskan.
"Nanti aku akan makan, tapi sekarang aku masih harus rapat lagi" kata barack sambil melihat ke arah jam tangannya.
"Ya sudah aku Pulang saja!" kata luna sambil berbenah diri untuk segera pergi dari kantor barack.
"Aku akan mengantatmu?" kata barack.
"Tidak usah, aku akan pulang sendiri sekalian berbelanja nanti" kata luna.
Dia pun pergi dari ruang kerja barack.
Sedangkan barack hanya diam dan terus melihat ke arah kotak makanan yang di bawa oleh luna.
***