Hidup kembali setelah mengalami kematian yang tragis, Xue Shan Shan memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang yang membuat hidupnya menderita.
Terutama, pada Pangeran Mahkota yang menjadi suaminya dan Xue Yuwen yang merupakan adik tiri sekaligus madunya.
Dia bersumpah akan menghancurkan mereka semua sampai ke tulang-tulang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat Anak
"Ibu ...." Pangeran Kedua tidak menjawab pertanyaan Selir Agung Mei, dia hanya mendorong Xue Shan Shan menjauh dari tubuhnya.
Kemudian, membersihkan diri dari debu yang melekat.
Di sisi kanan lain, Xue Shan Shan sempat membeku untuk sesaat.
Dia menatap pria berwajah dingin di sisinya, pria yang dia kira sebagai pengawal Pangeran Li Xian.
Namun, begitu mendengar Selir Agung Mei menyebut dirinya 'ibu', bahkan pria itu pun memanggilnya dengan sebutan yang sama, Xue Shan Shan langsung memucat.
Xue Shan Shan berusaha mengatasi keterkejutannya dan setelah berhasil, dia langsung berdiri hanya untuk memberi salam dengan kaku.
"Salam, Selir Agung." Saat memberi salam, Xue Shan Shan tidak berani menatap wajah Selir Agung Mei.
Bagaimanapun, mereka baru saja bertemu di Aula Istana Angin. Dia khawatir Selir Agung Mei akan salah paham dengan berpikiran bahwa dirinya sengaja merayu Pangeran Kedua.
Padahal, dia datang bukan untuk merayu, melainkan mengundi nasib dengan mencoba membujuk Pangeran Li Xian agar bersedia menjadi penyokongnya.
Mungkinkah membujuk dan merayu memiliki makna yang sama?
Entahlah.
Terlepas dari itu semua, Xue Shan Shan pikir tidak ada salahnya mencoba merayu Pangeran Li Xian.
Jika rencana membujuk gagal, Xue Shan Shan bertekad untuk merayu pria itu dengan pesonanya.
Setelah berpikir seperti itu, Xue Shan Shan menatap Pangeran Li Xian. "Salam Pangeran Kedua."
Dugaan Xue Shan Shan tidak sepenuhnya salah, Selir Agung Mei memang sempat berpikir seperti itu.
Namun, saat menyadari Pangeran Li Xian tidak pernah dekat dengan wanita, bahkan tidak ada satu pun pelayan wanita di sisi sang putra, pemikiran Selir Agung Mei langsung berubah.
'Xian'er menjalin hubungan dengan cucu Perdana Menteri? Mungkinkah pembatalan pernikahan Pangeran Mahkota ada hubungan dengan mereka berdua?'
Dia menatap Pangeran Li Xian dan Xue Shan Shan yang berdiri berdampingan dengan pakaian masing-masing terdapat noda tepung.
Melihat itu, pikiran lain bermunculan dalam benak Selir Agung Mei. 'Memasak bersama dan saling berpelukan, bukankah aku datang di saat yang tidak tepat?'
Meski merasa bersalah, Selir Agung Mei sangat bahagia!
Selir Agung Mei tidak peduli jika Xue Shan Shan adalah bekas kekasih masa kecil atau calon istri Pangeran Mahkota, yang penting Pangeran Li Xian sudah menemukan seorang gadis untuk menemaninya.
Dengan begitu, putranya tidak akan kesepian lagi.
Meski harus menentang keputusan Kaisar dan Permaisuri, Selir Agung Mei bertekad untuk mempertahankan dan tidak akan membiarkan siapa pun merebut menantu perempuannya!
Akhirnya, dia tidak perlu merasa iri lagi kepada Permaisuri yang akan segera mendapatkan cucu dari Putra Mahkota karena Pangeran Li Xian juga akan memberikannya cucu.
Seketika, Selir Agung Mei semakin bahagia dan bersemangat.
Terlebih, saat bayangan dirinya menggendong bayi mungil duplikat putranya melintas di kepala kecilnya.
"Bagus sekali, akhirnya batu besar di hatiku dapat disingkirkan. Kamu tunggu saja, Ibu akan pergi menemui Kaisar dan meminta titah agar menganugerahkan pernikahan untuk kalian." Selir Agung Mei menatap Xue Shan Shan dengan senyuman, sebelum akhirnya dia berbalik dan hendak pergi dari dapur.
Namun, Pangeran Li Xian menghentikannya.
"Ibu, tunggu."
Selir Agung Mei berhenti, lalu berbalik menatap sang putra.
Pangeran Li Xian tidak berdaya menghadapi sifat ibunya, tetapi tetap berusaha menjelaskan, "Ibu, jangan salah paham. Nona Xue datang hanya untuk menumpang makan dan kami tidak memiliki hubungan apa pun."
Menumpang makan?
Xue Shan Shan tercengang, merasa kosa kata yang digunakan Pangeran Kedua agak keterlaluan. Akan tetapi, dia tidak bisa membantah.
Selain karena kenyataannya begitu, dia juga merasa itu lebih baik daripada harus disebut sebagai pencuri makanan.
Kemudian, Pangeran Li Xian memanggil pengawal pribadinya. "Wei Shu, antarkan Nona Xue pergi"
"Baik." Wei Shu tiba-tiba datang entah dari mana dengan membawa sedikit hembusan angin yang menerpa wajah Xue Shan Shan hingga menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
Dia benar-benar tidak mengerti dengan perubahan sikap Selir Agung Mei yang semula terlihat dingin dan tak bersahabat, menjadi begitu ramah.
Bahkan, sampai detik ini wanita anggun itu masih tersenyum padanya.
Xue Shan Shan tidak tahu bagaimana harus menggambarkan suasana hatinya saat ini
Pangeran Li Xian seorang saja sudah sulit dihadapi, sekarang malah ditambah lagi dengan Selir Agung Mei.
"Nona Xue, silahkan lewat sini." Wei Shu dengan penuh hormat menunjukkan arah pada Xue Shan Shan.
'Pergi ke mana?' Xue Shan Shan membatin di dalam hatinya. 'Ke alam baka atau ....'
"Kenapa masih diam?" Raut wajah dan suara Pangeran Li Xian sangat dingin.
Xue Shan Shan memang sudah tersadar, tetapi dia masih berdiri dengan linglung.
'Apa aku benar-benar dibiarkan pergi?' Xue Shan Shan menatap Pangeran Li Xian yang melemparkan tatapan dingin padanya. 'Apa dia benar-benar Pangeran Li Xian yang dirumorkan itu?'
Seketika, Xue Shan Shan meragukan semua rumor yang beredar tentang kekejaman Pangeran Li Xian.
Bagaimanapun, dia sudah menyelinap masuk ke Istana Wanshou, bahkan mencuri semua makanan Pangeran Kedua.
Lebih parahnya lagi, Xue Shan Shan tidak menghormati pangeran!
Jika sesuai dengan rumor yang beredar, bukankah seharusnya Xue Shan Shan tidak dibiarkan pergi begitu saja?
Gadis itu layak mendapatkan hukuman!
"Masih tidak ingin pergi?" Pangeran Li Xian masih menatap Xue Shan Shan, bahkan tatapannya tampak lebih menakutkan.
Merasakan ada lonceng peringatan yang berdering nyaring di hatinya, Xue Shan Shan menelan semua keinginan untuk berbincang dengan Pangeran Li Xian seperti tujuan awalnya datang ke Istana Wanshou.
Sekali lagi, Wei Shu menegur Xue Shan Shan. "Nona, silahkan."
Meski tidak ingin, Xue Shan Shan tidak punya pilihan selain pergi dari hadapan Pangeran Li Xian yang terlihat berbahaya.
Melihat putranya mengantarkan kepergian Xue Shan Shan dengan tatapan dingin, Selir Agung Mei tertawa. "Sebenarnya, apa yang terjadi? Apa kamu benar-benar menyukai gadis itu dan mencurinya dari Pangeran Mahkota?"
Imajinasi Selir Agung Mei membuat Pangeran Li Xian merasa kepalanya berdenyut nyeri. Dia memijit tengah alisnya dengan jari telunjuk, sebelum akhirnya berbalik dan pergi meninggalkan sang ibu.
"Ck, anak ini susah sekali diajak bicara." Selir Agung Mei menggerutu, lalu berjalan cepat hanya untuk mengejar sang putra. "Xian'er, jangan pergi. Cepat katakan pada Ibu, kapan kau akan menikahi Nona Xue dan memberikan cucu pada Ibu?"
Mendengar itu, Pangeran Li Xian menghentikan langkahnya dan menatap Selir Agung Mei. "Ibu, ucapanmu ini terlalu berlebihan."
Selir Agung Mei tidak merasa bersalah atas apa yang dia katakan dan justru tersenyum cerah. "Baik, baik, Ibu yang salah karena mengganggumu saat bersenang-senang dengan Nona Xue. Lain kali, Ibu akan memberitahumu terlebih dulu sebelum datang, bagaimana?"
Pangeran Li Xian menghela nafas, dia benar-benar tidak bisa mengerti jalan pikiran ibunya. 'Apakah dirinya dan gadis aneh itu terlihat sedang bersenang-senang?'
"Terserah Ibu saja." Pangeran Li Xian kembali melanjutkan langkahnya menuju ke ruang baca, sementara Selir Agung Mei masih setia mengikutinya.
"Xian'er, setelah menikah dan punya anak dari Nona Xue nanti, biarkan Ibu yang merawat anak kalian."
Pangeran Li Xian memutar bola matanya, tidak ingin lagi menanggapi kata-kata sang ibu yang semakin berlebihan.
"Kalian fokus saja membuat anak, berapa pun banyaknya, biarkan ibu yang menjaga mereka semua."
⭐⭐⭐👍👍👍