NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Rere seorang Gadis yang berasal dari keluarga Sederhana dan cukup tapi takdir berpihak kepadanya, dia Yang anak kandung diperlakukan seolah dirinya orang lain, sedangkan orang yang seharusnya tidak menggantikan tempatnya menjadi kesayangan semua keluarganya.

Bagaimanakah kisah hidupnya, akankah dia mendapatkan kebahagian yang dia cari

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Bu Lastri langsung menatap sang anak dengan kening mengkerut, bagaimana bisa anaknya mengatakan akan menikah tanpa tahu kini mereka tengah kesulitan keuangan, tapi dia tidak mungkin mengatakan pada anaknya karena selama ini ada Rere membantunya, kalau anak tertuanya menikah otomatis jatah belanjanya akan berkurang banyak.

"Kamu yakin akan menikah nak, terus kamu punya tabungan yang cukup untuk menikah?? ". Bu Lastri menatap anaknya dengan tatapan intens.

"Iya bu, aku aku sudah mempersiapkan pernikahan jadi aku sudah menabung beberapa tahun ini, kami hanya akan menikah sederhana bu tanpa pesta besar, rencananya dananya akan kami pakai untuk bangun rumah".

Aska menatap sang ibu dengan sendu, dia tahu kalau ibunya pasti memikirkan uang belanja yang akan kurang drastis, dia bukan tidak tahu kalau Rere selalu memberi setengah dari gajinya dan mereka semua juga melakukannya, hanya Marsya yang tidak pernah melakukannya, dan setelah dia menikah otomatis dia tidak mungkin memberikan setengah gajinya pada ibunya.

"Apa calon istrimu itu bekerja nak??".

Bu Lastri sejak tadi menghela nafas berat, seolah-olah banyak beban pikiran yang dia tanggung.

"Iya bu, tapi dia sudah tidak memiliki orangtua hanya memiliki paman dan bibi dari ayahnya, ibunya anak tunggal dan ayahnya hanya dua bersaudara, dan dia anak tunggal bu". Aska mengelus tangan sang ibu berusaha menenangkan.

"Bisakah kalian tinggal disini saja nak??, biar dia bisa bantu pekerjaan ibu dirumah, nanti setelah dia pergi bekerja, kalian kan sama-sama sibuk, kasihan kalau dia keteteran nanti kalau tidak ada sarapan pagi".

"Maaf bu, calon istriku ingin kami tinggal dirumah sendiri, kami ingin mandiri setelah menikah, kami sudah DP rumah, kami akan melunasinya nanti setelah pernikahan". Aska menatap sendu yang ibu yang memandang nya dengan mata berkaca-kaca.

" Baiklah nak, jika kamu sudah memiliki calonnya, maafin ibu yah kalau ibu banyak salah sama kalian selama ini". Bu Lastri meneteskan air matanya.

Dia tahu setelah ini anak-anak nya akan pergi meninggalkannya satu persatu, hanya saja dia berharap jika anak lelakinya menikah, mereka bisa tinggal bersamanya, tapi ternyata sama saja.

"Kapan kamu akan melamarnya nak??". Bu Lastri mengusap air matanya dengan pelan.

"Minggu ini rencananya Bu, aku ingin semuanya berjalan sempurna, walau kami menikah sederhana, setidaknya kami nantinya bisa hidup lebih baik, toh nikah itu adalah kelanjutannya Bu, kami harus menyiapkan masa depan kami kedepannya". Aska tersenyum lembut pada sang ibu berharap dia mengerti keinginan hatinya.

"Iya nak, kamu siapkan yang harus dibawah yah, kita akan melamar biasa lebih dulu, nanti acara lamaran resmi kita akan bahas apa yang akan jadi kesepakatan keluarga". Bu Lastri tersenyum sendu mengingat anak pertamanya akan pergi.

"Tidak perlu bu, kita akan langsung lamaran dan menentukan tanggalnya, calon istriku itu yatim piatu, dia diasuh oleh tante dan om nya selama ini jadi kami tidak akan membuat pesta besar". Aska mengelus tangan ibunya.

Cinta pertama yang begitu dia sayangi, hanya kali ini dia kecewa karena baru menyadari jika selama ini ibunya bertindak tidak adil pada sang adik kandung.

Setelah percakapan itu mereka hanya terdiam dengan pikiran masing-masing, entah apa yang mereka pikirkan. Saat hening terjadi diantara mereka suara Bu Lastri kembali terdengar.

"Apakah kamu akan mengajak Rere untuk acara lamaran nanti nak?? ". Tanya Bu Lastri dengan suara serak.

Tenggorokan nya terasa tercekat menyebut sang anak kandung yang telah pergi karena ulah mereka sendiri.

Aska menunduk dalam, kejadian tadi saat dia menghina dan membentak serta mempermalukan adiknya didepan umum membuat dadanya terasa sesak, rasa bersalah kini menggerogoti jiwanya.

"Aku tidak tahu Bu, aku akan beritahu padanya, setidaknya aku harap dia bisa datang". Nafasnya tersendat karena dadanya terasa sesak, matanya berkaca-kaca mengingat adiknya itu.

"Dia harus datang Aska, katakan padanya dia anak dari keluarga ini, sepatutnya dia harus datang apapun permasalahan yang terjadi, katakan padanya, jangan jadi anak yang tidak tahu diri". Ucap Bu Lastri membuang muka.

Dia tahu kata-kata yang dia keluarkan barusan sangat keterlaluan tapi itu memang harus dia katakan.

"Bu jangan berkata seperti itu, selama ini dia sudah banyak membantu keluarga, dia bahkan sudah membantu keluarga ini sejak dia baru selesai SMA". Aska menatap nanar ibunya.

Kata-kata ibunya barusan menamparnya dengan sangat keras, karena selama ini dia turut memperlakukan adiknya dengan keterlaluan.

"Suruh dia datang, jika dia masih merasa bagian dari keluarga ini, dan jika dia tidak mau berarti dia sendiri yang ingin membuang dirinya dari keluarga". Ucap Bu Lastri dengan dingin

Dia sengaja mengatakan itu untuk membuat Aska bisa membujuk Rere bagaimana pun caranya, dia ingin bertemu dnegan anaknya tapi egonya tidak mengizinkannya hanya sekedar untuk meminta maaf, dia adalah orangtua dan anak harus menurut perkataannya

"Maaf Bu, aku tidak berjanji bisa membawanya untuk datang, setelah semua apa yang terjadi, jadi jika nanti dia menolak dan melepaskan diri dari kita sepenuhnya maka, kita harus mengikhlaskan nya". Aska menunduk membayangkan reaksi san adik saat dia mengajaknya.

Bu Lastri tersentak, matanya langsung berkaca-kaca mendengar perkataan Aska, dia tidak tahu harus berkata apa saat anaknya tak mau lagi bertemu dengannya.

"Lakukan apapun untuk membawanya datang Aska kalau perlu bujuk dia untuk kembali kerumah ini". Bu Lastri menarik nafasnya dalam-dalam berusaha menahan gejolak emosi dan rasa bersalah di dadanya.

"Dia tidak akan pernah kembali kesini bu, dia bukan orang yang bisa menarik kata-katanya kembali, kalau pun dia datang, dia hanya menghormati ibu dan juga kita semua, tapi untuk kembali, aku yakin dia tidak akan pernah mau". Aska terduduk memeluk lututnya membayangkan sikapnya pada sang adik.

Dia teringat bagaimana dirinya selalu membentak sang adik ketika tidak membantu ibunya, bagaimana dia mendorong kepala adiknya karena menganggapnya bodoh belum lagi saat dia menamparnya karena aduan Marsya.

Dia menjatuhkan air matanya dengan sesak, ingatan itu seperti kaset rusak yang kini berputar di kepalanya menghantam sanubari terdalamnya, dia menangis tergugu mengingat itu semua.

Tidak jauh berbeda dengan sang ibu yang kini mulai meneteskan air matanya, ini semua bermula darinya yang terlalu memanjakan Marsya sampai semua kasih sayang habis untuknya tanpa memperdulikan bagaimana sakit hati Rere padanya selama ini, tapi anak itu tak pernah membalasnya dengan kata kasar apalagi membentak nya.

Sedangkan di ujung pintu ada Marsya yang menatap dingin mereka, dia tahu apa yang terjadi karena dia mendengar percakapan terakhir ibu dan kakak angkatnya itu.

"Aku tidak akan membiarkan dia kembali kesini, jangan harap".

1
Riska Ananda
novel terfav
Aisyah Putri Angel
jgn2 Marsya anak hasil selingkuh pak Rauff
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!