"Lepaskan aku , Jika kau tak bahagia bersama ku, maka aku pun sudah siap membebaskan mu dari segala tanggungjawab mu terhadap diriku"
Kalimat terakhir yang Asmara ucap sebelum dia benar-benar berpisah dari suaminya.
Sebongkah hati yang kini berubah menjadi sayatan kecil , menyisakan luka yang teramat mendalam.
Tidak ada alasan untuk dirinya tetap bertahan di tempat itu, karena ternyata tidak hanya dirinya yang tidak di terima oleh suaminya, Bahkan anak yang telah dia lahirkan pun tidak pernah di harapkan oleh Bima yang jelas-jelas merupakan ayah kandungnya.
Akankah Asmara mendapatkan cintanya ??..
Ataukah Asmara akan semakin terluka ??
Yukk Saksikan Terus Kisahnya ....
Selamat Membaca , Semoga Suka dengan Karya Baru saya
SENJA ASMARALOKA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21. Kecelakaan Kerja
...Komunikasi itu dua arah, Jika hanya satu arah namanya Khutbah, Jika banyak Arah namanya Ghibah. ...
...🍁...
Sungguh apa yang sebelumnya di katakan oleh Rani, begitu terdengar menyebalkan, namun ada ketakutan dan ke khawatiran dalam hati Asmara.
Sejujurnya sangat tidak mungkin Bima berubah pikiran begitu saja, mengingat 4 tahun bersama saja dia juga tidak sedikitpun melupakan mantannya.
Rasanya sungguh mustahil jika dalam waktu 8 bulan perpisahan keduanya dia bisa merubah pikiran begitu saja, bahkan akta cerai saja belum resmi jadi.
"Ck"
Mengingat masa masa pahit itu sungguh membuat batin Asmara tertawa geli.
Perjalanan pulang kali ini sungguh membuat Asmara sangat malas, rasanya tidak ingin segera sampai ke rumah.
Melihat Bima dan diana sungguh Asmara merasa sedikit muak, beruntung agama memperingatinya dengan tetap memuliakan tamu tamu nya.
Setelah berkendara beberapa saat, akhirnya Asmara sampai di depan rumah nya, memarkirkan motor tepat di depan ruang praktik nya.
Masuk kedalam rumah pemandangan yang dia lihat yaitu Senja yang begitu asyik bermain dengan kakek dan nenek nya.
"Assalamualaikum buk, pak" Sapa Asmara pada kedua mantan mertuanya.
"Waalaikumsalam, Sudah pulang ma ?"
Asmara mengangguk sopan, setelah cukup beramah tamah, Asmara bergegas masuk kedalam kamar, seperti kebiasaan setiap harinya, dia akan lebih dulu membersihkan diri sebelum bergabung bersama keluarga dan tentu Senja.
Setelah membersihkan diri, dan telah melaksanakan kewajiban sore , Asmara memilih untuk langsung ke dapur membantu mbok Jum untuk menyiapkan makanan bagi para tamu-tamunya.
Waktu menunjukan pukul 14.45. Masih terlalu siang mungkin untuk menyiapkan makanan, terlebih untuk makan malam, namun hal itu tidak masalah, karena memang masakan yang di olah juga dalam jumlah banyak tentunya.
Brak !! brak !! Brak !!!
Sebuah ketukan pintu yang terdengar memekakkan telinga.
Sumber suara jelas terdengar dari arah ruang praktik milik asmara.
Asmara pun bergegas berlari untuk melihat keadaan disana, tidak hanya Asmara saja yang kaget, nyatanya seluruh penghuni rumah yang sebelumnya berada di dalam kamar juga berhambur keluar tidak terkecuali Bima dan Diana.
Benar saja setelah pintu di buka, seorang laki-laki dengan cedera kaki cukup serius terlihat dalam pandangan mata Asmara.
"Ya Allah pak ini kenapa ?"
Sekilas Asmara melihat bapak-bapak di hadapannya bukanlah orang dari kampungnya, mereka mengenakan rompi proyek dan helm proyek
"Ini Bu .. Sepertinya tadi tidak sengaja Tertimpa alat berat" jawab salah satu nya.
Asmara tampak mengangguk paham.
"Uadohhh Bukk... Tulung Bukk... Sakit...Sakit Buk, Tolong saya buk" teriak laki-kali tersebut mengiba, Rintihan dan teriakan menggema di seluruh ruangan.
Bima Diana dan tentu Mertua Asmara telah masuk kembali kedalam rumah, tidak berlama-lama di dalam ruang praktik Asmara, karena tentu itu akan mengganggunya dalam bekerja.
Sejujurnya Asmara tidak ingin mengambil resiko untuk menanganinya, namun melihat darah yang bersimbah di mana-mana membuat nalurinya tidak tahan untuk menolongnya.
'Sekilas info Readers Fillah , Sejujurnya dalam dunia kesehatan untuk kompetensi bidan memang tidak memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan terhadap pelayanan umum diluar tupoksi pelayanan kebidanan, namun dalam hal ini jika terdapat emergency bidan boleh melakukan penanganan pertolongan pertama pada pasien sebelum dilakukan tindakan rujukan (bila di perlukan)'.
"Ayo ayo pak di bawa masuk !" Titah Asmara.
Menunjuk pada sebuah brankar pasien yang biasa dia gunakan untuk melakukan tindakan.
Beberapa bapak-bapak lainya keluar setelah meletakan laki-laki yang sebelumnya mengalami cedera, sementara sisanya tetap berjaga dan menemani Asmara didalam ruangan.
Asmara bergegas melakukan tindakan pembersihan luka dengan menggunakan larutan NaCl , Terlihat luka cukup lebar namun tidak begitu dalam sehingga tidak diperlukan tindakan Hatting, hanya bagian kulit luar pasien saja yang terlihat mengelupas.
Terlihat jelas jika sosok yang tengah dia obati meringis menahan sakit, mungkin karena memang luka tidak begitu dalam hanya menggores bagian luar kulit Ari, namun justru itu akan terasa sangat menyakitkan, dengan diameter cukup lebar, tentu cukup membuat rasa sakit dan perih di sekujur tubuh.
Setelah luka cukup bersih Dan darah yang sebelumnya mengalir telah terhenti, Asmara segera memberikan Bioplacenton pada luka , tentu fungsinya untuk mempercepat penyembuhan luka, dan membuat luka lekas kering.
"Pak , sebaiknya istirahat dulu, Biarkan lukanya sembuh baru bekerja lagi" Asmara memberi nasihat.
Laki-laki tersebut tampak tersenyum getir, Asmara sangat paham maksut dari senyumannya itu, tentu hal itu karena jika dia harus istirahat sampai sembuh makan Gaji nya akan di potong, itu lah yang menjadi kekhawatiran banyak karyawan lainnya.
"Bapak namanya siapa ?" Asmara
"Rohmat . Bu bidan "
"Baiklah, pak Rohmat sebaiknya istirahat dulu, saya akan meresepkan obat pereda nyeri dan antibiotik"
Pak Rohmat tampak menganggukkan kepala, sementara bapak-bapak lainya menghambur pada pak Rohmat untuk melihat kondisinya.
Beruntung pak Rohmat tidak mengalami patah tulang dan sejenisnya. Sehingga tidak perlu penanganan lebih lanjut dan tidak perlu tindakan rujukan.
Setelah Memberikan obat pada pak Rohmat, Asmara meminta mbok Jum untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk pasien nya, serta menyiapkan camilan dan minuman untuk bapak-bapak lainya.
Mereka masih harus singgah sejenak untuk menunggu sang bos, karena untuk kasus pak Rohmat tidak bisa serta Merta mandor yang mengambil keputusan begitu saja, karena tentu hal ini kaitannya dengan jam kerja dan gaji yang akan di terima pekerja nanti nya. Tentu juga kompensasi yang seharusnya di terima dari kecelakaan kerja yang terjadi.
Tidak menunggu lama, sebuah mobil berwarna hitam tampak terparkir di depan rumah Asmara
Asmara pun menajamkan penglihatannya, seolah tidak asing dengan mobil tersebut.
'Mas Loka ?' batin Asmara
Agaknya Asmara sedikit kurang yakin namun melihat dari plat nomor mobilnya sama, mungkinkah itu memang Loka?
Jika memang demikian, bisa diartikan sosok yang tengah di tunggu oleh bapak-bapak di rumahnya adalah dia. Namun Asmara hanya menduga-duga.
Benar saja setelah beberapa saat terlihat pintu bagian kemudi terbuka lebar, menampakkan sosok Loka Wiratmaja yang begitu tampan dan mempesona.
"Pak !"
"Pak Loka !"
"Selamat Sore pak !"
Sapa bapak-bapak yang duduk di teras ruang periksa nya. Menyambut datangnya Loka dengan anggukan kepala.
Begitu juga dengan Loka yang terlihat ramah pada para karyawannya.
"Bagaimana kondisinya ?" Loka
"Rohmat di dalam Pak" jawab salah seorang di luar.
Loka bergegas masuk kedalam ruang perawatan, Melihat Asmara duduk di sana, entah mengapa Loka merasa jantungnya tidak baik-baik saja.
"Mas Loka. Silahkan masuk Mas" sapa Asmara
Loka tampak mengulas senyum, dengan anggukan kepala, sungguh mendengar suara Asmara dia merasa begitu bahagia.
"Bagaimana kondisi Pak Rohmat ? Loka
Asmara yang sebelumnya duduk di depan meja kerjanya, kini berdiri mendekati Pak Rohmat yang terbaring bersama Loka yang berada di sampingnya.
"Alhamdulillah Mas, Pak Rohmat baik-baik saja, hanya saja memang diperlukan waktu untuk beristirahat beberapa hari"
"Lukanya tidak terlalu dalam, Hanya bagian kulit luarnya saja terkelupas, namun bisa di bilang cukup lebar juga diameternya, Sehingga mungkin membutuhkan waktu beberapa hari untuk lukanya kering"
Asmara memberikan penjelasan dengan teliti dan detail sesuai apa yang dia ketahui, tentu dari situ juga Loka akan mengambil keputusan terhadap karyawannya.
"Terimakasih" Loka
Asmara tampak menganggukkan kepala.
"Baiklah, untuk sementara Pak Rohmat saya izinkan istirahat di rumah 1 Minggu"
"Tenang saja untuk gaji tidak akan ada pemotongan dan masih akan tetap sama"
"Untuk tunjangan kecelakaan kerja sore ini akan segera di urus asisten saya"
Sebagai seorang Bos yang baik , tentu tidak hanya memikirkan keuntungan semata, kesejahteraan dan keselamatan Karyawan tentu haruslah menjadi yang utama.
***