Jingga, Anak dari seorang konglomerat. Meninggalkan keluarganya demi menikah
dengan pria yang di cintainya.
Bukannya mendapatkan kebahagiaan setelah menikah, ia justru hidup dalam penderitaan.
Akankah Jingga kembali ke kehidupannya yang dulu atau bertahan dengan pria yang menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakitnya Kehilangan
Setelah Ambar menemui cucu temannya di rumah sakit yang baru melahirkan dan memberikan pakaian bayi yang dibelinya tadi. Ambar pun pulang, ia pulang saat sore hari dan begitu ia sampai di rumah ia melihat putranya itu sudah pulang, ia pun menghampiri Aditya di kamarnya.
Begitu membuka pintu kamar putranya, Ambar melihat putranya itu hanya duduk termenung sambil memeluk pakaian putrinya.
"Aditya, sampai kapan kamu bersikap seperti ini? Jika kamu memang menyayangi putrimu, perjuangkan dia dari ibunya, jangan hanya seperti orang bodoh yang hanya duduk dan memeluk pakaian Nabila."
"Ibu, walau aku menyerahkan nyawaku tetap saja Nabila akan tetap bersama dengan ibunya," jawab Aditya tanpa melihat ke arah ibunya.
"Jika memang kamu sudah tahu jika Nabila sudah tak akan lagi tinggal bersama kita kamu cari kegiatan lain, jangan hanya terus di rumah dan mengurung diri seperti ini. Kamu bisa sakit, kamu harus terus bekerja, jika kamu tak bekerja bagaimana nasib kita. Lihatlah, ibu sudah lelah bekerja membersihkan rumah ini dan mengurusmu, bekerjalah dengan giat agar kita bisa membayar pembantu," ucap Ambar kesal, sebelum Aditya menikah dulu ia tak pernah mengeluh sedikitpun mengurus rumah dan mengurus putranya. Namun, semenjak kehadiran Jingga ia merasa keenakan, karena semua pekerjaan yang selama ini dikerjakannya berpindah pada Jingga menantunya, selama setahun ini semua urusan rumah dikerjakan oleh Jingga, ia bahkan hanya bersantai dan semua sudah beres, makanan sudah jadi, semua keperluan putranya sudah terpenuhi. Namun, sekarang semenjak Jingga meninggalkan rumah itu, ia kembali mengurus semuanya sendiri membuat ia merasa lelah akan semua itu.
Mendengar itu Aditya hanya menghela nafas kemudian ia pun masuk ke kamar mandi, membersihkan diri karena sejak pulang dari kantor, ia belum mengganti pakaiannya dan langsung duduk sambil menatap foto Nabila dan juga memeluk bajunya, rasa rindu kini menyerangnya pada sosok yang telah ia sia-siakan.
Setelah Aditya mandi dan membersihkan diri, ia pun keluar dari rumahnya meninggalkan ibunya yang terus saja mengomel sambil membereskan rumah. Aditya melajukan mobilnya menuju ke apartemen Tessa, berharap ia bisa mendapat ketenangan saat bertemu dengan Tessa.
Aditya memencet bel apartemen Tessa berkali-kali. Namun, sama sekali tak ada yang membuka pintunya, ia mencoba menghubungi Tessa. Namun, sama seperti hari-hari yang lainnya, Tessa tak pernah lagi mengangkat panggilannya. Saat di kantor pun Tessa seolah menghindarinya, mungkin ia marah atas kejadian saat di restoran lalu. Namun, ini sudah sebulan lebih berlalu, Tessa tetap saja tak mau lagi berhubungan dengannya hingga saat ini.
Aditya yang merasa lelah menunggu di luar apartemen Tessa, dan tak ada tanda-tanda Tessa akan membuka pintunya, memutuskan untuk pergi dari apartemen itu. Namun, baru saja ia ingin melangkah pergi, pintu apartemen Tessa terbuka dan keluar seorang pria yang tak lain adalah bosnya di divisi mereka.
"Aku pulang dulu," ucap pria yang terlihat tersenyum puas dan menatap sinis padanya.
"Tessa, apa yang dilakukannya disini?" tanya Aditya menyusul Tessa masuk ke apartemennya.
"Sama seperti yang kamu lakukan selama ini bersamaku," jawab Tessa dengan santai.
"Lalu bagaimana dengan aku? Apa ini penyebabnya selama ini kamu menghindar dari ku?"
"Aditya, aku ini sudah mengatakan jika aku tak ingin terikat sebuah hubungan, jadi hubungan kita selama ini hanya sebatas teman jalan saja. Aku sudah tak ingin bersamamu, aku lebih senang bersama dengan bos kita, jadi keluar dari sini. Aku ingin beristirahat, permainannya membuatku kelelahan." Tessa berjalan masuk kekamarnya.
"Wanita menjijikkan," kesal Aditya berlalu meninggalkan apartemen Tessa. Hanya karena kenikmatan sesaat bersama Tessa ia rela menelantarkan anak dan istrinya. Sekarang ia menyadari betapa ia menyayangi Jingga dan Nabila setelah kehilangan mereka. Ingin rasanya ia mengulangi semua dan memberikan kebahagiaan bagi keduanya.
Selama ini ia memberikan uang bulan yang sedikit pada Jingga dan lebihnya ia tabung untuk membeli rumah yang lebih besar untuk mereka. Namun, semenjak bermain api dengan Tessa uang yang ia tabung selama setahun habis hanya dalam beberapa minggu saja. Kini semua sudah habis dan ia juga kehilangan anak dan istrinya.