Cinta Alea

Sudah satu minggu aku berada di Jerman dan aku tidak mengetahui bagaimana keadaan Alea saat ini. Ya Tuhan! aku benar-benar sangat merindukan dia.

" Kamu sedang apa Alea? Apakah Kau juga merindukanku? Sama seperti aku disini yang sangat merindukanmu?" tanpa aku sadari aku pun kemudian mengambil ponselku dan melihat foto-foto kebersamaanku bersama dengan Alea.

Walaupun kebersamaan kami terbilang singkat. Tetapi aku benar-benar sangat mencintai Alea. Dia adalah gadis pertama yang telah menyentuh hatiku dengan ketulusan cinta yang dia miliki.

Satu hal yang aku sesali dari hubunganku bersama dengan Alea yaitu kebohonganku yang tidak mengatakan secara jujur tentang identitasku yang sesungguhnya kepada wanita yang aku cintai.

" Maafkan Aku Alea. Aku tidak ada niat ataupun tendensi buruk kepadamu ketika aku tidak bercerita tentang identitasku secara jujur. Aku hanya ingin membuatmu jatuh cinta padaku dengan apa yang ada padaku, bukan dengan apa yang aku miliki karena aku seorang Clarkson dan seorang Iswara." ucapku begitu pilu ketika aku melihat foto Alea yang begitu cantik dan murni.

Sekolahan di mana Aku menimba ilmu selama ini adalah milik kakek Bayu Iswara yang telah diwariskan oleh Kakek Bayu kepadaku sebagai pemilik tunggalnya.

" Mayer Ayo sarapan dulu sayang!" ucap Ibuku ketika dia masuk ke dalam kamar dan melihat aku masih bermalas-malasan di atas ranjang.

" Mah sebentar lagi ujian nasional akan segera dilaksanakan. Aku tidak bisa dikurung di kamar ini terus seperti seekor burung di sangkar emas. Aku harus segera kembali ke sekolahku Mah!" ucapku sambil menatap ibuku yang langsung tersenyum kepadaku.

" Baiklah nanti mama akan berusaha membujuk ayahmu untuk mengembalikan kamu ke Indonesia dan kau bisa sekolah seperti biasanya! Sekarang ayo kita sarapan sayang. Mama sangat rindu sekali makan bersama kamu sayang!" Aku benar-benar merasa geli melihat Mamaku yang selalu saja memperlakukan aku seperti anak SD yang harus selalu dihalus-elus dengan penuh kasih sayang.

Tapi begitulah mamaku yang tersayang. Dia selalu memberikan cinta kasihnya untuk keluarganya dengan begitu tulus tanpa pamrih. Bahkan Mamaku tidak banyak protes Walaupun dia mengetahui ayahku di luar sana memiliki sugar baby yang selalu memoroti harta kekayaan kami.

" Kenapa Mama masih membiarkan Papa berhubungan dengan perempuan itu?" tanyaku kesal sekali.

" Biarkan saja Meyer, tidak apa-apa sayang. Mama malah senang setiap malam mama bisa tidur dengan tenang tanpa harus diganggu oleh ayahmu. Biarkanlah sayang, gadis itu yang menjadi sasaran keganasan ayahmu di atas ranjang. Hehehe!" Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku mendengarkan ibuku yang mengatakan hal-hal seperti itu tanpa merasa kikuk sama sekali kepadaku.

" Kalau mama memang merasa terganggu dengan papa. Kenapa tidak bercerai saja sih Mah? Untuk apa mama menghabiskan waktu untuk laki-laki yang tidak pernah menghargai perasaan mama?" tanyaku pada ibuku. Aku kesal tingkat dewa.

Apalagi ketika aku sampai di meja makan, aku malahan melihat Ayahku yang tampaknya sedang berbicara dengan begitu mesra dengan selingkuhannya ditelepon.

" Menjijikan!" ucapku sambil menarik kursi dan duduk di hadapan ayahku.

Ayahku mengerutkan keningnya ketika dia mendengarkan perkataanku tadi.

" Baiklah sayang aku akan segera menutup teleponnya. Tunggulah sayang. Daddy sebentar lagi akan datang ke sana!" ucap ayahku mengakhiri panggilan teleponnya.

Mendengarkan ayahku yang bicara dengan begitu manis terhadap pelacurnya, benar-benar telah menghilangkan respek yang ada di dalam hatiku kepadanya.

" Apa maksudmu Meyer?" tanya Ayahku dengan sengit.

" Kenapa Papa masih berada di rumah ini dan mempertahankan rumah tangga yang tidak membuat papa bahagia?" tanyaku cuek.

" Maksud kamu?" tanya ayahku masih belum ngeh juga dengan maksud aku.

" Pergilah bersama dengan pelacurmu yang selalu berhasil memberikan kebahagiaan untuk papa dan Lepaskanlah kami untuk menemukan kebahagiaan kami tanpa kehadiran laki-laki seperti Papa. Meyer rasa mamaku juga berhak untuk menemukan kebahagiaannya tanpa harus terkekang oleh laki-laki sepertimu!" ucapku yang sambil mulai menyendokan sarapan ke mulut ku yang telah disiapkan oleh ibuku dengan penuh cinta kasihnya.

Tiba-tiba saja Ayahku menggebrak meja sehingga membuat kami yang berada di ruangan makan sontak terkejut.

" Lancang!" ucapnya dengan mata berapi-api.

" Bukankah Papa selalu marah-marah dan mencaci maki semua orang yang ada di rumah ini? Tetapi Papa bisa berkata begitu halus dan lembut kepada pelacurmu itu. Lalu untuk apa papa berada di sini huh? Pergilah dari hidup kami dan jangan menteror hidup kami yang sudah susah dengan laki-laki sepertimu Pergilah habiskan hidupmu bersama dengan orang yang kau berikan kebaikan kepadanya!" aku benar-benar sudah geram dan tidak sabar lagi melihat kelakuan Papahku sendiri yang selalu saja memberikan luka di dalam hati ibuku.

Bahkan sekarang Papaku sudah tidak pernah bersembunyi-sembunyi lagi ketika dia berhubungan dengan pelacur yang dia pelihara di belakang ibuku.

Laki-laki yang mengaku sebagai Ayahku ini bahkan sudah memberikan apartemen untuk sugar baby yang dia pelihara.

Ayahku juga sudah menjamin bulanan untuknya dengan angkanya sangat fantastis. Bahkan uang bulanan Ibuku pun sudah kalah oleh pelacur murahan itu yang hanya ingin uang ayahku saja.

Aku merasa sanksi kalau benar-benar wanita itu mencintai ayahku. Bagaimana mungkin? Seorang wanita berusia 18 tahun, apakah bisa mencintai seorang pria berusia 50 tahun ke atas seperti ayahku?

" Dengar Meyer! Kau harus menjaga sikapmu itu Bagaimanapun aku adalah Papamu!" ucap pria yang saat ini sedang mengklaim dirinya sebagai Ayahku dengan begitu bangganya.

Aku hanya tersenyum sinis mendengarkan perkataannya yang begitu jumawa dan sangat percaya diri.

" Berkacalah di kaca itu. Apakah Kau layak menjadi seorang ayah dan seorang suami?" tanyaku kesal bukan main.

" Oh ya sebentar lagi aku akan ujian nasional. Jadi aku akan kembali ke sekolah keluarga kita!" ucapku dengan begitu percaya diri.

Mendengar ucapanku Ayahku tampak begitu terkejut. Aku benar-benar menikmati ekspresi ayahku yang mulai gugup wajahnya ketika dia mendengar perkataanku.

Selama satu minggu aku berada di Jerman. Aku sudah menyelidiki identitas sugar baby yang di pelihara oleh ayahku. Aku memiliki rencana yang sangat bagus untuk membuat ayahku lebih shock lagi ketika aku berhasil menggoda pelacur itu hingga akhirnya nanti dia pergi meninggal kan ayahku yang sudah paruh baya itu.

Walaupun aku akui, ayahku masih tergolong tampan di usianya yang sudah tidak muda lagi. Ketampanan hakiki yang aku miliki seperti nya di warisi oleh ayahku. Tentu saja berasal dari kakekku juga, Mark Clarkson.

" Sekolahlah di tempat lain. Nanti papa akan membelikan sekolah baru untukmu!" ucapnya gugup bukan main.

" Untuk apa aku sekolah di tempat lain Pah? Sementara aku memiliki sekolahan nomor satu yang ada di Jerman?" tanyaku dengan senyum cuek dan dingin.

Aku benar-benar puas melihat kegugupan di wajah ayahku, ketika dia mendengar aku akan

kembali sekolah ke tempat di mana pelacur dia juga sekolah di sana.

' Aku akan memberikan banyak kejutan untukmu papaku sayang!' bathin ku dengan akal licik yang penuh sesak di kepalaku.