Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 : Penyergapan
Herman tidak dapat menahan diri untuk tidak menelan ludah. Meskipun dia didukung oleh keluarga Lin dan memiliki sedikit kekuatan, dia dapat mengalahkan tuan muda manja seperti Zhao Lee itu dengan mudah. Akan tetapi, setelah mengingat pengaruh keluarga Zhao dari ibukota, dia pun mengurungkan niat itu.
Herman mengarahkan pandangan ke arah Zhao Haito. “Tuan Zhao, jangan khawatir!. Sekarang juga saya akan menerjunkan seluruh anggota saya untuk menemukan orang itu agar dapat diserahkannya kepada tuan Zhao!”, ucapnya meyakinkan Zhao Haito.
Walaupun Herman tidak begitu yakin menemukan Adrian malam ini juga, tapi dia sangat yakin dapat menemukan Adrian selama masih berada di kota Guangzhou.
Setelah meyakinkan Zhao Haito, Herman langsung menerjunkan seluruh personil keamanan yang berada di bawah kendalinya untuk menemukan keberadaan Adrian sesegera mungkin.
Kenyataannya, keberadaan Adrian jauh lebih cepat di temukan dari apa yang dibayangkan Herman.
sekitar satu jam kemudian, keberadaan Adrian pun berhasil dilacak oleh biro keamanan kota guangzhou dari jenis mobil yang terakhir kali dinaiki oleh Adrian, yang terekam CCTV.
…
Di sebuah perumahan mewah yang berada di pusat kota, Melisa menghentikan mobilnya, tepat di depan Villa kediaman Amanda dan Andini.
Setelah menemani Andini nonton, Adrian meminta tolong kepada Melisa untuk mengantarnya pulang, soalnya waktu itu telah menunjukkan pukul delapan malam. Dia tidak ingin membuat Amanda mengkhawatirkan dia dan Andini yang belum juga pulang.
Di saat Adrian dan Andini baru saja turun dari mobil Melisa, mereka langsung dihentikan dan dikepung oleh beberapa orang biro keamanan kota Guangzhou.
“Angkat tangan!”, teriak salah seorang dari biro keamanan yang langsung mengarahkan sebuah senjata api Laras pendek ke arah kepala Adrian.
Sedangkan dengan Adrian, tidak dapat untuk tidak mengerutkan kening, “ada apa ini?”, ucapnya dengan santai, sambil mengangkat kedua tangannya dengan kooperatif.
Sebenarnya, Adrian sendiri memiliki kemampuan dan kekuatan untuk berurusan dengan orang-orang dari biro keamanan tersebut. Namun, dia tidak melakukannya, setelah melihat ketakutan di wajah Melisa dan Andini.
“Kami mendapat laporan, bahwasannya kamu telah berkelahi dengan seseorang malam ini, apakah itu benar?”
Salah seorang dari biro keamanan itu berdiri di hadapan Adrian dan bertanya dengan dingin.
“Tidak!”, Adrian segera menyangkal.
“Jangan berpura-pura lagi!. Tahukah kamu apa yang telah kamu perbuat?, kamu telah memukuli orang tersebut hingga kedua tangan dan kakinya lumpuh. itu adalah sebuah kejahatan, sebaiknya kamu ikut kami ke kantor biro keamanan sekarang juga!”, ucap salah seorang biro keamanan itu lagi dengan berteriak kepada Adrian.
Begitu dia selesai bicara, dia langsung mengeluarkan borgol dari pinggangnya.
Namun sesuatu yang tidak di sangka-sangka oleh Adrian, Andini bergegas berdiri di depan, membelakanginya sambil merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.
“Tidak boleh!, kalian tidak boleh membawa kak Adrian”, ucap Andini dengan suara bergetar. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut Andini, Adrian dapat merasakan ketakutan Andini yang besar.
Adrian pun tidak dapat menahan diri untuk tidak mengangkat ujung bibirnya sedikit ke atas, “berani juga gadis kecil ini!”, gumamnya dalam hati.
“Minggir kamu!”, teriak biro keamanan yang hendak memasangkan borgol ke tangan Adrian, sambil mendorong tubuh Andini ke samping dengan keras.
Dengan tubuh Andini yang kecil, dia pun hampir jatuh karena kekuatan dorongan keras dari biro keamanan. Untung saja dengan kecepatan yang dimiliki Adrian, dia berhasil menangkap tubuh Andini yang hampir jatuh menyentuh tanah.
Setelah membantu Andini berdiri, raut wajah Adrian langsung berubah dengan seketika. Dia menyipitkan kedua mata menatap tajam ke arah biro keamanan. Terlihat jelas niat membunuh yang begitu besar dari sorot matanya.
Sedetik kemudian, Adrian menjulurkan tangannya mencengkram leher biro keamanan dan langsung mengangkatnya tinggi-tinggi menggunakan satu tangan.
“Uhuk….!!”
Wajah biro keamanan langsung memerah padam dengan bibir yang mulai memutih, tanda-tanda dia yang akan segera mati. Tanpa sadar, dia pun mulai terbatuk-batuk dengan suara yang tertahan.
“Apa… apa yang kamu lakukan!, cepat,, cepat lepaskan dia, dia akan segera mati!”, teriak biro keamanan lainnya sambil berlari-lari kecil dengan panik. Tubuh dari orang-orang biro keamanan itu langsung basah oleh keringat dingin mereka, menyaksikan keberanian dan keganasan Adrian.
Namun, Adrian menghiraukan orang-orang itu, tangannya masih mencengkram dengan kuat di leher biro keamanan tersebut. Kali ini niat membunuh Adrian benar-benar keluar dari dalam tubuhnya.
“Adrian Jangan!”
Tiba-tiba suara lembut dan halus terdengar dan menggema di telinga Adrian, yang membuat dia mengendurkan cengkraman nya tanpa sadar pada leher biro keamanan.
“Adrian, tolong jangan lakukan itu!. Kamu telah menakuti Andini”, teriak Melisa dari samping mencoba menghentikan Adrian.
Melisa sangat takut jika Adrian benar-benar membunuh biro keamanan itu. Dari awal bertemu, dia sudah mengetahui Adrian memiliki kekuatan bertarung yang hebat dan merasa Adrian bukan pemuda biasa. Apa lagi, dia telah jatuh cinta kepada Adrian pada pandangan pertama, dan tidak mau terjadi sesuatu terhadap orang yang dia sayang.
Setelah mengetahui asal suara yang lembut dan halus itu berasal dari suara Melisa, Adrian semakin mengendurkan cengkraman nya. Setelah itu dia menoleh ke arah Andini yang sedang berjongkok sambil menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangan, barulah dia benar-benar melepaskan cengkraman sepenuhnya pada leher biro keamanan.
Dengan seketika, Adrian terdiam mematung menatap Andini dengan tatapan sayu, “saya telah menakuti orang yang telah rela membela saya tanpa menghiraukan keselamatannya sendiri!”, gumamnya dalam hati dengan penyesalan.
Sedangkan dengan Melisa, dia langsung bergegas menghampiri Andini, berjongkok dan memeluknya mencoba menenangkan Andini yang masih ketakutan.
setelah beberapa menit berlalu, keadaan pun mulai sedikit tenang. Sedangkan kan dengan orang-orang dari biro keamanan tidak ada yang bergerak melanjutkan tugasnya menangkap Adrian. Bahkan orang-orang itu tidak berani mendekati Adrian, mereka semua malah menjauh setelah menyaksikan keganasan Adrian yang tidak segan-segan membunuh itu.
Melisa menatap Adrian dengan menghela napas dengan berat, “Adrian, sebaiknya kamu ikut dulu dengan orang-orang dari biro keamanan ini!. Dengan menggunakan seluruh koneksi yang saya miliki, saya berjanji akan mengeluarkan kamu secepat mungkin”, ucapnya meyakinkan Adrian.
“Baik!”, Adrian mengangguk dan mengikuti pengaturan dari Melisa. Dari awal Adrian telah merasakan bahwa identitas Melisa tidak biasa. Dia pun sadar dengan kekuatannya sendiri, dia dapat bebas Walaupun tanpa bantuan dari dari Melisa.
Setelah memikirkan semuanya, Adrian tersenyum sambil membelai rambut Andini dengan lembut!”, Andini, kakak akan ikut dengan orang-orang dari biro keamanan ini!. Kamu tidak perlu khawatir, kak Adrian tidak akan lama di sana, dan beritahukan juga kepada kakakmu, untuk tidak perlu khawatir!”, ucapnya meyakinkan Andini.