ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya
tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
salah tingkah
...***...
...William hanya menghela napas panjang. Dia lalu menghadap alea sepenuhnya. ...
" Lo harus ganti rugi ".
" Ganti rugi?". ulang Alea.
William mengangguk, lalu memegang bahu alea dan mencium bibirnya. Rasanya seperti ada jutaan kupu-kupu meletup di dalam bagian bawah perut. Keluar menyebar memenuhi udara. Memberi sensasi menggelitik yang aneh, tetapi begitu menyenangkan. Berciuman dengan william selalu menyenangkan dan terasa candu bagi alea.
Gadis itu memejam mata, menikmati permainan bibir william di atas miliknya. Benda kenyal hangat itu menelusup masuk dan bermain di sekitar rongga mulut. Saat dirasa ritme peraduan bibir mereka meningkat. Alea menepuk bahu william dua kali, tanda dia minta untuk berhenti, karena kalau keterusan. William bisa membawa alea pada adegan saling telanjang, bisa bahaya.
Mereka masih sma, masih di bawah umur, terlalu dini untuk melakukan seks di luar nikah. Alea paham konsekuensi yang terjadi dan melatih dirinya untuk bisa tahan. Awalnya sulit untuk memberitahu william soal ini, tapi laki-laki itu pada akhirnya mau bekerja sama.
Meskipun william mesum tingkat dewa, dia selalu menuruti kalau alea minta berhenti. William tidak mau memaksa dan sudah berjanji akan menjadi pacar yang manis di depan alea.
" Aku haus ". Kata william.
" Mau minum?".
William mengangguk " tapi aku mau minum dari sumbernya".
" Dari sumbernya? Dari botol?".
" Bukan".
Dahi alea berkerut. William menarik sedikit baju bagian dada atas alea, lalu mengintip sesuatu yang bersembunyi di sana. " Dari sini ".
" Ngawur. Jangan macem-macem, Lim ".
" Lim? ".
" Lo kira nama gue salim? Lim, lam, lim. Enak aja".
" Terus maunya dipanggil apa ?".
William mengulum senyum malu malu.
" Sayang. Coba lo panggil gue sekali kayak gitu. Lo nggak pernah manggil gue sayang ".
" Enggak ah. Ngapain? Buat apa juga, kamu kan punya nama".
" Tapi lo kan cewek gue".
" Sejak kapan?".
" Alea". Wajah william langsung berubah serius. Jelas sekali kalau dia tidak suka. " Lo itu punya gua, kurang ngerti apa lagi sih lo ".
" Iya, iya. Sayang ".
William langsung senyum-senyum lagi. Laki-laki itu sampai menunduk malu malu senang karena dipanggil sayang oleh alea. " Gitu doang. Coba lagi, lagi".
"Sayang". Kata alea.
" Aww...". William terpekik senang. Rasanya seperti perawan salah tingkah. Kalau tidak menahan diri, william sudah guling guling di kasur menutup wajahnya dengan bantal.
" Kenapa sih?".
" Aku happy. Lagi dong, sambil cium pipi gue". William pikir. Alea akan menolak karena mereka baru saja selesai ciuman. Biasanya akan lama lagi mengumpulkan mood Alea sampai mau dicium lagi. Namun, gadis itu men condong kan tubuhnya, meletakkan dua tangan di bahu william untuk menarik laki-laki itu aga rendah lalu mengecup bagian yang tidak disangka sangka oleh william, lehernya. Alamak.
" Muachh, sayang".
William langsung melebar matanya. Senyum lebar merekah sampai-sampai bisa membelah wajah. William senang bukan main, tubuhnya seperti terangkat ke udara dan dia bisa melihat ribuan malaikat menyanyikan lagu cinta. Agak sedikit lebay, tapi memang rasanya seluar biasa itu.
William terduduk, menutup wajahnya yang memerah panas. Dia menunduk saja. Melihat itu alea jadi sedikit khawatir dan ikut membungkuk melihat william.
" Liam, kamu nggak apa-apa?".
" Bentar ".
" Kenapa sih?".
" Gue malu ". Katanya diiringi suara serak yang pelan. William ta habis pikir dan menyangka alea akan memperlakukan nya seperti itu. " Lo kenapa sih gituin gue?".
" Memangnya kenapa?".
William membuka tangannya, menatap alea yang dekat berada di depan. " Gue suka tau ".
" Oh, ya".
" Hihihi. Sini, gue mau peluk lo ".
Baru saja tangannya akan membuka lebar, sebuah getaran panjang tanda panggilan di ponsel terasa di saku kantong celana william. alea sudah mau menyambut pelukan itu, sampai william memberikan telapak tangannya dan meminta gadis itu menjeda.
" Tunggu, ada telepon. Haisss, siapa sih, ganggu aja". Ujarnya. Iya melihat nama angga di layar ponsel, salah satu teman dekat se permainan yang dia kenal. begitu william menggeser tanda hijau, suara diiringi keributan terdengar di seberang.
" Will? Di mana? Lo nggak usah datang. Ada pulici di sini".
" Lo ketangkep?".
" Enggak ". Jawab angga.
" Yah sayang banget ".
" Anjing lo. Lo di mana? Lagi ngegele?".
" Hah?".
* Ngegele \= ngeganja
William membola matanya, melirik pada alea yang melotot di samping. " Gila Lo, mana pernah gue nyentuh barang haram begituan. Yang bener dong, ga, kalo ngomong. Ada cewek gua nih. Tercemar nama baik gue sebagai cowok paling alim dan baik".
" Lo di rumah cewek lo lagi. Senang banget ngulangin bini".
" Lagi dimabuk asmara. Lagian gue juga lagi ada masalah sama bokap gue".
"Kenapa?".
" Mobilnya gue tabrakin, jadi rusak. Nggak parah, tapi biayanya parah. Gue disuruh cari uang sendiri dan diusir ".
" Kamu diusir?". Tanya alea kaget.
" Shhtt ". William meletakkan telunjuknya di bibir.
" Terus gimana?". Tanya angga.
" Nggak apa-apa. Gue masih bisa ngungsi di rumah yang lain. Rumah gue kan nggak sebiji doang".
" Oke deh, kalau gitu. Asal lo udah aman aja. Untuk beberapa hari ke depan kayaknya kita nggak usah nyari masalah dulu. Biarin adem sampai polisi nggak ngincer kita lagi ".
William mengangguk, lalu mematikan panggilannya. Kebiasaan berpikir kalau lawan bicaranya tahu william mengiyakan setuju.
" Ada masalah apa, liam?".
" Biasa polisi. Kayaknya kericuhan kemarin masih jadi pembahasan hangat, biasanya emang polisi bakal mantau, tapi tumben kali ini nggak lama ".
" Kalau kamu ketangkap sama polisi gimana?".
" Nggak gimana-gimana, paling digebukin sama disuruh push up. Yang bahaya kalau ditangkap tentara, bisa dilempar kursi plastik ".
" Kamu pernah?".
William menoleh pada alea dia menggeleng. " Gue kabur kayak belut, jadi sat set sat set lepas. Lagian juga mereka nggak akan berani kalau tahu gue anak siapa. Orang-orang kaya gitu pasti mikir dua kali kalau bikin masalah ".
" Jadi makanya itu kamu semena-mena?".
" Enggak juga, gue mungkin lolos dari mereka, tapi dari bokap biasanya enggak. Jadinya gitu, tetep ada resiko".
Tak berapa lama, ponsel william kembali bergetar. Laki-laki itu menatap layar penelpon di ponsel nya dan langsung bangkit.
" Siapa? Temen kamu lagi? ". Tanya alea.
Kuliah meletakkan telunjuk di bibirnya. " Ayahku. Panjang umur dia".
" Halo, yah".
" Dimana Kamu? Tawuran lagi? Ayah liat ada berita tawuran ditempat biasa Kamu main.pulang, William ".
Terdengar nada agak kencang dari seberang sana. " Jangan bikin reputasi ayah rusak. Kamu itu selalu aja cari masalah, Kamu tahu ayah sebentar lagi bakal ngapain, kan ".
" Liam nggak tawuran kok.Lagi di rumah temen ".
" Temen kamu siapa? Pak Juki satpam rumah kita tadi liat kamu keluar diam-diam, kenapa sih kamu nggak bisa diam di rumah. Macam ulat Keket aja Kamu lompat sana-sini ".
" William di rumah temen ".
" Jangan bohong. Ayah nggak suka anak ayah bohong ".
" Demi tuhan,yah. Nggak percaya banget.liam di rumah temen".
" Ya udah kalau emang gitu. Pulang cepat, jangan pulang pagi terus. Kayak anak gak punya orang tua aja ".
" Emang nggak punya, kan. Tadi aja ayah usir willy ".
" William!! ". Teriak ayahnya dari seberang sana. Alea yang ada di samping sampai ikut terkejut mendengar bentakan itu.
" Udah deh, kalau ayah mau ngomel doang nanti di rumah. Bikin badmood aja. ayah urus kerjaan ayah sana ".
Klik. William mematikan panggilan sebelah pihak dan melemparkan ponsel nya agak jauh. Laki-laki itu lalu merebah tubuhnya dengan benar dan berniat untuk berdiam diri.
" Liam?".
" Hmm?".
" Tadi itu ayah kamu, ya? Kamu disuruh pulang tuh. Pulang gih, nanti dimarahin lagi".
" Lo ngusir gue?". Tanya william dengan nada sedikit kencang. " Gue udah diusir bokap gue nih. Lo mau ngusir gue juga? ".
" Nggak, bukan gitu. Aku cuma takut kamu dimarahin lagi. Ayah kamu bener kok, Liam. Kamu udah seharusnya ganti temen, ganti lingkungan dan pergaulan. Tawuran gitu cuma bikin kerugian aja bagi banyak pihak.bahkan untuk diri kamu sendiri. kalau kamu emang melihatmu mau bantu,ya fokus bantu aja pake lembaga resmi ".
William menatap alea kesal, dan gadis itu secara instan langsung menyesali kata-katanya. " Gak usah ngajarin gue. udah banyak orang yang ngajarin, emang gue sebadung itu apa?".
' iya ' jawab alea dalam hati.
" Aku cuma peduli sama kamu aja, bukan maksud ngajarin ".
" Udah,ah, gue lagi badmood.jangan ngomong dulu,gue mau tidur. Sini Lo nya".
Alea mendekat dan William langsung memeluk tubuh kecil itu. Merasakan kehangatan dan kelembutan kulit alea. Tangan wiliam mulai menjalar ke balik baju dan berhenti pada sesuatu yang tidak dilapisi apa pun di sana.
" Lo nggak pake bra?".
" Oh, iya. Sebelum belajar tadi aku mandi dulu. Aku lupa pake. Bentar". Alea baru akan bangkit, tapi William sudah menahan pergelangan tangan gadis itu.
" Nggak usah". Katanya. " Gini aja ".
" Nggak mau, nanti Kamu cabul".
"Udah telat". William menarik Alea sehingga gadis itu jatuh dalam pelukannya.senyum William terbit, dia berguling dan mengurung tubuh Alea. " Gue pengen". Katanya sambil Tersenyum mesum.