Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Membawamu Pergi.
Senyuman di bibir Ameera masih mengembang, dia keluar ruang pemeriksaan dengan mengelus - ngelus perut nya.
Rudi seketika berdiri saat Ameera keluar, "Apa kata Dokter, kamu sakit apa?"
Ameera tersenyum tak ingin menyembunyikan kabar kehamilan nya dari Rudi, "Aku hamil, sudah 5 minggu."
"Haahh?" mulut Rudi menganga lebar.
"Mas," Ameera menepuk lengan pria itu.
"Ah, aku hanya kaget. Selamat, Ameera. Anak dari mantan suamimu?"
Ameera tidak mengiyakan dan tidak juga membantah, "Rahasia, yang pasti anak ini adalah anakku. Aku akan membesarkan nya sendiri."
Rudi melihat binar kebahagiaan di wajah Ameera, "Jika butuh teman bicara, ada aku. Jika butuh pertolongam jangan sungkan padaku. Ok."
Ameera mengangguk, "Makasih, Mas. Ayo."
Mereka berdua pergi dari rumah sakit, Rudi langsung mengantar pulang Ameera.
Ameera membuka pintu kamar nya, melirik seluruh isi kamar yang baru saja ia tempati lagi. "Sayang sekali, aku harus pergi lagi dari rumah ini. Mungkin kali ini untuk selamanya..."
Wanita itu mengecek saldo rekening nya, uang tabungan dari gaji saat bekerja beberapa tahun juga dari penjualan rumah lumayan besar. Dia yakin bisa menghidupi dirinya sendiri dan anaknya kelak. Dulu dia bukan perempuan manja dan selalu bekerja keras, tak mengandalkan uang orang tuanya. "Ameera... kamu bisa."
Ameera mencari kota di internet untuk membesarkan kandungan dan melahirkan, sepertinya sebuah pedesaan akan nyaman. Tapi, apa nanti para tetangga nya tidak akan menghibahi nya karena hamil tanpa suami disana? Ameera menggigit bibirnya, memikirkan lagi akan pergi ke kota mana.
Lalu dia harus berkata apa pada orang tuanya saat akan pergi lagi dari rumah?
***
Pagi-pagi sekali Rudi sudah nangkring di depan rumah, dia sengaja datang karena semalaman merasa cemas pada Ameera.
"Diminum kopi nya, nak Rudi."
"Iya, Bu. Makasih," seraya menyeruput kopinya, matanya melirik ke arah dalam.
"Ameera udah tau kamu lagi nunggu, dia bilang tunggu sebentar. Apa kamu suka sama anak saya, Ameera?"
"Ah... panas." Rudi terkejut, tangan nya bergoyang air kopi di cangkir tumpah membasahi tangan nya.
"Mas, ada apa? Gapapa?" teriak Ameera yang baru keluar.
"Gapapa, kamu sudah siap?" Rudi bangun, ingin secepatnya kabur dari pertanyaan Ibu Ameera.
"Nak, belum jawab pertanyaan Ibu?"
"Pertanyaan apa, Mah?" tanya Ameera menatap Ibu dan Rudi bergantian.
"Itu, Mama tanya apa Rudi menyukai kamu."
Ameera melihat wajah Rudi yang gugup, "Mah, udah waktunya pergi. Nanti kesiangan sedikit kepegat macet di jalan, ayo Mas."
"Saya pamit, Bu. Makasih kopinya," Selamat! Selamat! Rudi berjalan ngibrit di belakang Ameera.
Di dalam mobil, mereka berdua tak saling bicara seperti biasanya. Ameera memikirkan ingin pergi kemana, sedangkan Rudi memikirkan pertanyaan dari Ibu Ameera.
Apa aku menyukai Ameera? Kami bahkan baru bertemu beberapa hari? Tanya Rudi pada dirinya sendiri.
Rudi melihat wajah Ameera dari kaca spion depan, wanita itu seperti sedang kebingungan. "Ameera, perutmu baik-baik saja? Kamu sedang mencemaskan sesuatu?"
"Hm."
"Aku sudah bilang jika ada yang bisa aku bantu, jangan sungkan. Ada apa, Ameera?"
"Aku ingin pergi dari rumah, tapi belum punya alasan yang tepat pada kedua orang tuaku."
Cittt...
Sebelah tangan Rudi menahan tubuh Ameera agar tak terbentur, "Maaf, aku terlalu terkejut."
Rudi meminggirkan mobil nya ke tepi jalan raya, dia berbalik menatap Ameera. "Aku tidak tau apa yang terjadi padamu, jika kamu tidak ingin bercerita aku takkan bertanya apapun. Tapi, andalkan aku sebagai temanmu. Ok."
Ameera menggigit bibirnya, "Dalam pernikahanku, aku sudah dikhianati. Setelah berpisah dengan mantan suamiku aku menjalin hubungan lain tanpa status dengan seorang pria. Dalam hubunganku dengan pria itu tidak pernah ada kepastian, dariku atau darinya tak pernah ada kata untuk menjalin hubungan yang sebenarnya. Mungkin saat itu... aku tak berani lagi terlalu serius berhubungan dengan pria karena masih trauma. Sedangkan pria itu bilang padaku dia tak percaya lagi pada cinta sampai akhirnya aku kehilangan lelaki itu. Aku tidak menyalahkan pria itu karena hubungan kami berakhir, itu adalah kesalahanku juga yang memang tak berniat untuk mempertahankan hubungan itu. Kini... aku hamil. Dokter bilang aku tak boleh stress karena aku pernah keguguran, Mas. Aku hanya ingin hidup tenang dengan anak dalam perutku, aku tidak ingin kehilangan anak lagi."
Rudi menatap intens wajah Ameera, "Apa pria itu Pak Kendrick?"
Ameera menghela nafas, dia mengangguk.
"Dia Ayah dari anakmu?"
Sekali lagi Ameera mengangguk.
Rudi terdiam memikirkan sesuatu, "Ameera... aku tau kamu mungkin masih trauma dengan pria, tapi aku akan bertanggung jawab padamu. Aku akan menjadi suami palsu-mu, aku takkan berharap apapun dari hubungan kita. Aku sadar diri Ameera, aku takut aku bukan pria baik dan takut menyakitimu juga. Jadi, aku akan berpura-pura menikahimu dan membawamu pergi dari rumahmu. Mari pergi ke kota asalku, kamu bisa tinggal disana."
"Mas Rudi!"
"Jangan langsung menolak, pikirkan lebih dulu."
"T-tapi jika kita pergi, pekerjaanmu disini?"
Rudi terkekeh, "Aku bisa bekerja di Perusahaan mana saja, aku selama ini bekerja dengan baik."
"Aku akan memikirkan nya, tapi sebelumnya makasih Mas udah perduli sama aku."
"Jangan terlalu dipikirkan, aku tau kita baru saling mengenal tapi bahkan hubungan yang sudah terjalin sejak lama bisa hancur begitu saja, bukankah mungkin juga hubungan yang baru terjalin bisa bertahan? Aku akan menjadi temanmu, sampai kamu bisa bisa menerima sosok pria lagi di hatimu dan bisa menerima pria itu. Ameera... saat itu aku akan pergi darimu."