Seorang Dewa perang yang begitu di takuti di kerajaan Langit, tiba-tiba terkena kecelakaan saat ia sedang mengemban misi untuk mencari tanaman obat di bumi.
Saat ia terbangun ia terkejut karena mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang menantu keluarga konglomerat yang sangat kejam.
Lalu bagaimana sang dewa perang yang sedang amnesia menjalani kehidupannya, apakah dia akan mendapatkan tanaman obat yang dicarinya dan kembali ke kerajaan Langit, atau dia akan terjebak selamanya menjadi manusia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Kenyataan
#Kisah ini hanyalah fiktif belaka, semua adegan, nama tokoh dan tempat adalah murni hasil imajinasi author dan tidak ada hubungannya dengan agama tertentu dan tidak bermaksud untuk melecehkannya...
*Buugghh!!!
Tubuh Indra terhempas jatuh dari atas gedung setelah tendangan keras Asura tepat mengenai dadanya.
Tubuhnya melesat dengan cepat membuat pria itu tak bisa bergerak untuk menyelamatkan diri.
"Tidakkk!"
Mendengar suara teriakan Anggini membuat tubuh pemuda itu serasa sesak hingga ia merasakan dadanya hendak meledak.
Indra yang merasakan tubuhnya seperti terbakar, membuat pria itu mengerang keras sehingga membuat langit langsung seketika menghitam.
Seperti baterai yang sudah terisi penuh ia tiba-tiba melesat terbang. Saat melihat Asura ia segera melepaskan tinjunya kearah sang Iblis hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai.
Seperti yang ia lihat dalam ingatannya, Indra mengambil tongkat milik Asura dan kemudian membantai satu persatu anak buah sang Iblis hingga tak satupun yang tersisa.
Melihat Indra yang mengamuk seperti orang gila membuat Asura murka.
Ia segera melompat kerahnya dan berusaha menyerangnya. Namun sayangnya semua serangannya berhasil dipatahkan oleh Indra. Ia segera melepaskan tendangan mautnya hingga membuat sang Iblis tumbang seketika.
Asura berusaha bangkit dan kembali memasang kuda-kuda.
Seperti dalam ingatannya, ia menggerakkan tongkat sakti sang Iblis kemudian melemparkan tongkat itu kearah Asura hingga bersarang tepat di dadanya.
*Jleb!!!
Darah segar menyembur dari mulut Asura dan iblis itu tumbang seketika.
"Ternyata Kau adalah Indra....!" seru sang Asura kemudian melemparkan Peri bulan hingga terjatuh dari gedung.
Indra segera melesat turun dan menangkap tubuh wanita itu.
"Akhirnya kau menunjukkan siapa dirimu Indra," ucap wanita itu sebelum ia pingsan.
la kemudian meletakkan tubuh Nebula dan segera pergi meninggalkan tempat itu.
Anggini berusaha mengejarnya namun Indra t mengacuhkannya dan memilih meninggalkan wanita itu bersama Nebula.
Saat ia hendak menyusulnya Eliot langsung menahannya.
"Biarkan dia, aku yakin ia butuh waktu untuk menyendiri," ucap pemuda itu.
Sementara itu Indra kemudian kembali ke rumahnya.
Semua orang langsung melipir saat melihat kedatangannya dengan wajah sadisnya.
"Apa yang terjadi dengannya, kenapa ia begitu menakutkan??" ucap Laila bergidik ngeri
"Benar, tubuhnya di penuhi darah, apa dia habis membunuh seseorang?" timpal Karina
"Sepertinya kita salah menilai dia selama ini, ia ternyata bukan pria cupu don bodoh melainkan seorang pembunuh berdarah dingin," imbuh Laila
*Braakkk!
Keduanya langsung terkejut dan berteriak saat Indra membanting pintu kamarnya.
Tidak lama terdengar suara Indra memecahkan benda-benda di kamarnya.
*Arrghhh!!!
Keduanya langsung berlari keluar rumah saat mendengar suara teriakan Indra yang begitu keras hingga membuat gendang telinga mereka hampir pecah.
"Sebenarnya apa yang kau sembunyikan dariku, kenapa selama ini kau membohongi ku!" seru Indra kemudian melepaskan tinjunya ke kaca rias Anggini.
*Pranngg!!
Seketika darah segar mengalir dari tangannya yang robek karena terkena pecahan kaca.
Namun tidak lama luka itu langsung menutup kembali seolah tidak terjadi sesuatu dengannya.
Pria itu menyeringai dan kemudian tertawa saat melihat kejadian itu.
"Jika benar aku seorang dewa kenapa aku bisa terperangkap dalam tubuh manusia, sebenarnya apa yang terjadi denganku, ayo katakan!!" seru Indra
Saat kemarahannya hampir membakar tubuhnya ia melihat sebuah potongan kertas yang di simpan rapi di laci meja rias.
Ia mengambil potongan kertas itu.
"Rupanya selama ini dia sudah tahu siapa aku??" ucap Indra meremas kertas-kertas itu
***********
Malam itu Indra memilih tidak pulang ke rumahnya. Lelaki itu tinggal di ruang kerjanya sambil mencoba mengingat masa lalunya.
Namun sekuat apapun ia mencoba mengingat siapa dirinya ia tidak bisa menemukan siapa dia sebenarnya.
"Jika aku memang seorang Dewa lalu untuk apa aku datang ke bumi ini, dan kenapa aku memilih tubuh lelaki ini?" Indra yang tak bisa tidur membaca buku-buku yang ada di ruangan tersebut, ia berharap akan menemukan sesuatu dengan membaca semua buku-buku yang di tulisannya.
Sementara itu Anggi begitu terkejut saat melihat kamarnya berantakan.
"Rupanya dia sudah membacanya??" Anggini mengambil potongan kertas yang berserakan di lantai kamarnya
Tidak lama Karina masuk dan menghampirinya.
"Apa kalian bertengkar??" tanya wanita itu mencoba mencari tahu
"Wah ternyata benar jika ada pepatah yang mengatakan bahwa orang pendiam itu sangat mengerikan saat ia sedang marah. Pantas saja wajahnya terlihat begitu bengis dan diliputi Angkara murka, ternyata dia memendamnya seorang diri. Apa dia yang menyebabkan dia begitu marah?" imbuh Karina
"Sudahlah jangan ikut campur urusan orang lain. Sebaiknya kau pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran," sahut Anggini
"Apa dia mengetahui perselingkuhan mu, apa dia bertengkar dengan Eliot??" ucap Karina tak percaya
"Karina!!" seru Anggini membuat Karina seketika ketakutan saat melihat tatapan saudari iparnya yang menakutkan
"Tutup mulutmu atau aku akan merontokkan semua gigimu!" ancamannya membuat Anggini langsung berlari meninggalkan ruangan
"Wah...kenapa semua orang-orang di rumah ini sangat menakutkan. Dia bahkan lebih menakutkan dari yang lainnya, kenapa ia selalu saja marah dan tak pernah ramah sedikitpun kepadaku. Kecuali dengan Eliot selingkuhannya itu," gerutu Karina
Wanita itu seketika menutup mulutnya saat melihat Anggini tiba-tiba berdiri di depannya.
"Astaga, kau mengagetkan ku saja, hampir saja aku kena serangan jantung karena melihat Dewi kematian," celetuk Karina
Ia segera membalikkan badannya dan berlari masuk ke kamarnya.
"Wah dia benar-benar mengerikan, hampir saja ia merontokkan semua gigiku jika aku tak mengerem mulutku," tukas Karina
*************
Malam mulai menjelang, namun Indra tak kunjung pulang.
Anggini yang khawatir dengan keadaan Indra mencoba mencari keberadaan suaminya namun sayangnya ia tak menemukannya. Lelaki itu bahkan sengaja mematikan ponselnya agar tak seorangpun menemukan dirinya.
"Apa kau benar-benar marah padaku hingga berusaha mengabaikan aku,"
Anggini kemudian memejamkan matanya, wanita itu mencoba mencari keberadaan suaminya menggunakan kekuatannya.
"Ternyata dia bersembunyi di sana," Anggini segera pergi untuk menyusul Indra ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit ia melihat sang ayah tengah mengadakan pertemuan dengan para investor.
Anggini kemudian menghampiri sang ayah.
"Sebaiknya ayah berhenti untuk memprovokasi mereka, bukankah sudah jelas kenapa kakek menitipkan sahamnya kepadaku dan memberikan warisannya kepada Owen, apalagi yang ayah ingin lakukan. Ayah harusnya sadar diri dan berterima kasih kepada Owen yang tetap mengijinkan ayah menjadi ketua yayasan Atmaja Group, bukan malah serakah seperti ini," ujar Anggi
"Sebaiknya jangan ikut campur, aku tidak habis pikir denganmu, bukannya memihak kepada ayahmu kau malah berusaha menceramahi aku, dasar anak durhaka. Andai saja kau tak memberikan dukungan kepada Owen mungkin semua tidak akan menjadi runyam seperti ini. Sebaiknya kau pergi dari sini dan jangan ikut campur urusan ayah lagi!" hardik Surya
