Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 21 - Peraturan
"Bagaimana ... jika baby Bryan bukanlah anak mu?" tanya Aleia.
Dan tak butuh waktu lama, Arkan langsung bangkit dari duduknya lalu mengangkat tangan kanannya tinggi siap menampar Aleia saat itu juga.
Tapi Aleia lebih cepat menghindar, dia berjongkok dan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.
Sementara air matanya terus mengalir dengan deras, tidak menyangka jika Arkan benar-benar memperlakukannya sekasar ini.
Cinta yang dulu begitu dia agungkan, kini perlahan terkikis. Apa yang sudah dirusak oleh Diora tak mampu dia perbaiki lagi.
Tangan Arkan di udara terkepal, pertanyaan yang dilontarkan oleh Aleia sungguh membuatnya marah.
Baby Bryan bahkan dijadikan tumbal oleh wanita ini.
"Kesabaran ku sudah habis Leia ... Sudah cukup kamu masuk ke dalam hidup ku dan merusak semuanya. Tak peduli pada pernikahan ini, mulai sekarang aku akan menganggap mu mati."
Tanpa perasaan Arkan menarik Aleia dan membawa wanita itu keluar dari ruangan ini, melempar tubuh itu hingga terjerembab di lantai yang dingin.
"Pergi," ucap Arkan, 1 kata namun sangat menyakitkan bagi Aleia.
Pintu itu tertutup, meninggalkan Aleia sendirian di malam yang semakin dingin.
Sesenggukan, memeluk tubuhnya sendiri.
"Baby Bryan akan baik-baik saja," gumam Aleia diantara isak tangisnya yang masih tersisa. Mencoba bangkit dan pergi dari sana.
Malam bergulir.
Saat pagi datang, Arkan pun pulang bersama baby Bryan. Tapi wajah pria itu terlihat lebih dingin daripada biasanya.
"Dengar aku baik-baik, selain aku dan Nanny tidak ada yang boleh menyentuh baby Bryan, MENGERTI!" ucap Arkan penuh penekanan, dia membuat peraturan itu di rumahnya sendiri.
Aleia bahkan mampu mendengarnya dengan jelas, sejelas sesak di dada yang dia rasakan.
Semenjak hari itu, Aleia begitu sulit menemui sang anak. Bayi yang tidak pernah dia lahirkan namun begitu dia sayangi. Di minggu pertama tiap kali baby Bryan menangis, Aleia hanya mampu mendengarnya.
Di minggu kedua, Aleia berusaha mencuri waktu. Diam-diam menemui baby Bryan saat Arkan pergi bekerja.
Menggendong dan menciumi sang anak dengan sangat sayang.
"Nyonya, maafkan saya karena memisahkan anda dan baby Bryan, tapi saya benar-benar takut dengan kemarahan tuan Arkan," ucap Nanny.
"Tidak apa-apa Nan, aku mengerti. Arkan bahkan tidak pernah menganggap ku ada, tiap kali aku berontak dia hanya acuh." jawab Aleia, semua pelayan di rumah ini pun mengetahui tentang hal itu.
"Nyonya tidak pergi bekerja?" tanya Nanny pula, dilihatnya saat ini sudah menunjukkan jam 10 pagi.
"Biarlah, aku dirumah saja, kapan lagi bisa menghabiskan waktu bersama baby Bryan seperti ini. Waktu tidak akan bisa diulang, iya kan sayang?" jawab Aleia pula, seraya bicara dengan sang anak.
Aleia akan memberikan kasih sayang penuh, tidak ingin Bryan tumbuh besar dengan kasih sayang seadanya, karena Aleia akan memberikan kasih sayang yang berlimpah.
Dan ... waktu pun bergulir, pernikahan itu berlanjut dengan Arkan yang tidak pernah menganggap keberadaan Aleia. Jika Arkan di rumah, maka Aleia tidak diizinkannya untuk menyentuh baby Bryan.
4 bulan berlalu dan saat itu Jakson baru berhasil memasukan 1 anak buahnya di rumah Arkan.
Seorang pelayan yang dia tugaskan untuk mengambil sampel rambut baby Bryan guna melakukan tes DNA untuk dirinya sendiri.
Di hari minggu saat Arkan berada di rumah, Aleia keluar, bekerja memeriksa beberapa acara yang dia tangani.
Tiba di sebuah gedung acara, langkah Aleia terpaksa terhenti di lobby saat Jakson menghalau langkahnya.
"Lama sekali aku menunggu balasan pesan dari mu Nona, tidak disangka kita malah bertemu disini," ucap Jack.
Deg! Aleia tersentak, mundur selangkah.
"Pesan?" tanyanya pura-pura tidak tahu, saking gugupnya Aleia bahkan membenahi rambutnya sendiri yang sudah rapi, membuat gerakan seolah menyelipkan anak rambut kebelakang telinga, padahal rambutnya sudah diikat ekor kuda dengan sangat rapi.
Sebuah pergerakan yang terlihat sangat manis di mata Jack.
"Ah, sepertinya kamu hanya menganggap pesan ku sebagai spam."
Aleia tersenyum kikuk.
"Maaf Tuan Jack, saya harus permisi."
"Baiklah, kita sambung pembicaraan ini saat makan siang nanti."
"Maaf, siapa yang mengajak anda makan siang?" tanya Aleia bingung, bahkan makin bingung saat mendengar jawaban Jack ..
"Aku akan menjemput mu nanti."
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅