~Menikah karena cinta itu indah. Tapi bagaimana jika menikah karena wasiat?~
Raga Putra Mahesa tak pernah menyangka, amanat terakhir dari almarhum ayahnya akan menuntunnya ke pelaminan—bukan dengan wanita pilihannya, melainkan dengan Miky Cahya Murni. Gadis 19 tahun yang terlalu cerewet, terlalu polos, dan terlalu jauh dari bayangannya tentang seorang istri.
Apalagi … dia masih belum selesai berduka. Masih hidup dalam bayang-bayang mendiang istrinya yang sempurna.
Miky tahu, sejak awal dia bukan pilihan. Dia hanya gadis culun dengan suara cempreng, langkah kikuk, dan hati yang terlalu mudah jatuh cinta pada sosok lelaki dingin yang tak pernah memberinya tempat.
“Dia mencintai mendiang istrinya. Aku hanya bayang-bayang.” – Miky
“Menikahimu adalah kesialan bagi saya!” – Raga.
Di tengah usaha Miky dalam mengejar cinta Raga, sebuah rahasia terungkap. Rahasia yang selama ini disembunyikan oleh Raga.
Mampukah Miky bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini? Atau akankah ia menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Diundang
Obrolan malam itu berakhir dengan melukai hati Miky. Apa pria itu tidak bisa sedikit saja menjaga lisannya? Sungguh Miky tak habis pikir, wajah tampan Raga tak selaras dengan sifatnya yang arogan luar biasa.
Memikirkan itu membuat Miky duduk termenung menatap Raga dan Fika yang masih tidur secara bergantian.
Jika dilihat-lihat, wajah Fika sangat mirip dengan Raga, bisa dibilang Fika adalah Raga versi perempuan. Bedanya bentuk mata Raga tidak bulat seperti Fika, mata pria itu tampak tajam dan ... sexy.
"Kalau lagi tidur begini, Mas ganteng kelihatan adem ya. Miky jadi ngebayangin bahagianya keluarga kecil kita kalau Mas berbaik hati menerima pernikahan ini," gumamnya pelan.
Miky jadi berandai-andai, indahnya keluarga kecil mereka, setiap hari mendengar celotehan Fika atau bahkan celotehan tiga anak mereka. Ah, memikirkannya membuat Miky jadi senang sekaligus kecewa.
Raga tak menginginkan anak darinya. Ia ingat itu.
Pergerakan seketika terasa saat Raga menggeliat dalam tidurnya, dahi pria itu tampak mengerut. Apakah Raga tengah bermimpi buruk?
Secara naluriah tangan Miky terulur, diusapnya kepala Raga dengan penuh kehati-hatian.
Jujur saja, jantung Miky berdebar saat ini. Sosok Raga seakan membiusnya untuk terus berjuang.
"Marina, Marina ...."
Sontak gerakan tangan Miky berhenti, ia diam termangu. Pria itu mengigau, bahkan alam bawah sadar Raga pun isinya hanya Marina.
Miky merasa kesal, sudut hatinya tidak menerima apa yang baru saja terjadi. Dengan perlahan ia menarik tangannya menjauh, kemudian turun dari ranjang dengan hati-hati.
Dirinya memutuskan untuk mandi di kamar tamu yang ditempatinya saat ini, setidaknya untuk pagi ini ia bisa mandi dengan air hangat serta kenyamanan.
Di bawah kecuran air shower yang mengalir Miky berdiri dengan tubuh tanpa busana. Ia menengadahkan tangan, menikmati tetesan air hangat yang membasuh tubuhnya.
Nikmat.
Nyaman.
Ah, ia benar-benar merindukan acara mandi yang seperti ini.
Miky menundukkan kepala, menatap jari-jari kakinya. Disaat ia meresapi kenikmatan mandi pagi, tiba-tiba derit pintu membuat Miky terperanjat.
Seorang pria bertubuh tegap menjulang di ambang pintu kamar mandi dengan kesadaran belum terkumpul sepenuhnya.
Mata Miky mendelik lebar kala Raga berdiri di depannya tanpa berkedip.
Glek!
Tenggorokan Miky seakan tercekik, membuatnya tak dapat bernapas dengan benar.
"M-mas g-ganteng." Miky berucap pelan.
Kesadaran seketika menghantam diri Raga, pria itu terpaku dengan jakun naik-turun.
"Apa yang kau lakukan?!" geram Raga.
Dahi Miky mengernyit. "Mandi, emangnya Mas enggak lihat?" ucap Miky sambil menggeleng polos, tak habis pikir dengan Raga yang malah bertanya.
Raga menggeram, kemudian ikut masuk dan mengunci pintu kamar mandi.
Ia melangkah mendekat dengan langkah yang terlihat ragu?
Melihat hal itu sontak Miky tersadar, ia langsung menutupi tubuhnya dengan menyilangkan tangan di depan dada, melupakan aset paling pentingnya.
Raga mendengus, tubuhnya yang tinggi dengan mudah menyambar kimono yang tergantung bebas di balik pintu.
"Jangan mandi di sini!" ketusnya sambil mematikan air shower.
Raut wajah Miky berubah seketika menjadi bingung. "Kenapa? Mas mau mandi juga ya? Kalau Mas mau kita bisa bergantian kok, atau Mas mandi di bathtub situ!" ucap Miky seraya menunjuk bathtub yang sekelilingnya tertutupi tirai. "Biar Miky di sini," sambungnya.
Tanpa Miky sadari, di bawah sana tangan Raga mengepal kuat, seakan tinjunya siap menghantam Miky hingga tak berdaya.
"Mandi di tempatmu, kamu tidak pantas mandi di sini!" hardik Raga dengan wajah dingin.
Miky terhenyak, matanya memicing tajam. Dengan menghentakkan kaki ia mendekati Raga, menyambar handuk kimono dari tangan pria itu dengan kesal.
"Dasar suami pelit!" ejek Miky sambil memakai handuk kimononya.
Mata Raga menyorot tajam tanpa kata, ia bersedekap dada dengan gaya arogannya.
"Jangan sering jahat ke Miky, awas kualat loh. Entar Miky dilirik sama cogan baru tau rasa, Mas jadi duda dua kali!" Dengus Miky, lalu melenggang keluar.
Biar saja Raga marah, itulah yang Miky harapkan. Setidaknya dengan cara itu mereka bisa berinteraksi, walau setiap interaksi mereka meninggalkan luka di hati Miky.
***
Pagi ini rutinitas sarapan diisi dengan celotehan Fika dan Miky yang tak ada habisnya, berbeda dengan Raga yang diam membisu. Pasalnya tanpa diduga mama Raga datang berkunjung.
"Miky, kamu bahagia kan menikah dengan anak Mama?" tanya mama Raga tiba-tiba, membuat Miky yang tengah asik makan terdiam seketika.
Sama halnya dengan Miky, mulut Raga seketika berhenti mengunyah, gurat wajahnya menunjukkan ketidaksukaan pada sang mama yang bertanya seperti itu.
Miky mengangkat kepala, menatap ke arah sang mama mertua.
Sejenak Miky melirik suaminya yang berada di sisi kanannya, lalu kembali menatap mama Raga. "Bahagia, Ma," jawab Miky mantap tanpa keraguan.
Diam-diam Raga menghela napas lega. Akan tetapi, tampaknya sang mama tak berhenti hanya di situ.
"Kalian tidur di kamar yang mana? Kamar utama kan?" rundung mama Raga.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu sontak saja membuat Miky bungkam. Ia takut salah jawab, takut berujung pada huru-hara dalam keluarga Raga maupun keluarganya.
Mama Raga memicing curiga, ia takut apa yang dikhawatirkannya terjadi.
"Kenapa diam, Miky? Apa kalian tidur di kamar terpisah?" tanya mama Raga tak sabaran.
Miky mengeratkan pegangan tangannya pada sendok makan yang ia pegang. "A-a-anu i-itu ...."
"Ma, di sini ada Fika," potong Raga.
Mama Raga menatap tajam ke arah anaknya itu. Ia menarik napas panjang, berusaha menahan diri untuk sementara waktu.
"Baiklah, Mama mau bicara sama kalian berdua setelah sarapan. Jangan menolak!" ucap mama Raga cepat saat melihat gelagat anaknya yang ingin menolak.
Sarapan berujung dengan hening, sesekali diisi dengan celotehan Fika yang ditimpali Miky seadaanya.
Sampai waktu sarapan telah berakhir, dan Fika sudah dibawa bi Yeyen untuk menonton televisi di ruang keluarga.
Kini tinggallah Miky, Raga beserta mamanya di meja makan yang sudah kosong.
Miky dan Raga duduk berdampingan, sementara mama Raga duduk di hadapan keduanya.
Dengan tatapan serius, wanita paruh baya yang masih cantik diusianya yang tak lagi muda itu menatap sepasang suami istri di hadapannya secara bergantian.
"Raga, jelaskan ke Mama, apa kalian tidur di kamar terpisah?" tanyanya tegas.
Miky yang mendengar pertanyaan itu menoleh ke arah Raga, menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh pria itu.
Raga duduk dengan punggung tegak, wajahnya tak menunjukkan gurat khawatir sedikit pun. Bahkan, wajah itu terkesan santai.
"Seperti yang mama pikirkan," sahut Raga.
Mata mama Raga mendelik lebar. "Astaga anak ini!" Ia mendesah frustasi serta memasang wajah kecewa.
"Jangan katakan kalau kamu masih membiarkan tatanan kamar itu seperti dulu saat ...." Mama Raga tak sanggup meneruskan perkataannya, matanya berpindah menatap Miky dengan tatapan penuh rasa bersalah.
Bersambung ....
Maaf ya zeyeng, Othor kemaleman update-nya. Hari ini Othor seharian full beraktifitas di luar🤧
Othor mau ucapin terima kasih banyak atas dukungan dan antusias kalian, para zeyengku. 💋💋💋💋💋 dilain kesempatan Othor akan adain gift pulsa lagi ya untuk zeyeng-zeyeng yang membersamai novel ini😍😍😍💋💋😘
jedeeerrrrrr
sambungin lagu thor
zigizaga zigi to zaga zigzig to zagzag
welcome to our family