Menceritakan anak remaja bernama Fei Chen yang menjadi korban pembantaian keji dan bertahan hidup di kerasnya dunia persilatan. Disepenggal nafas terakhirnya Fei Chen diselamatkan oleh seekor kucing yang merupakan jelmaan Dewa Naga dan sebuah pedang yang merupakan jelmaan Raja Neraka. Berkat pertemuan itu Fei Chen terjebak dalam takdir yang lebih besar, dia terkena Kutukan Raja Neraka yang dapat dipatahkan dengan menikahi sebelas wanita yang tulus mencintainya. Dari sinilah perjuangan Fei Chen untuk membalaskan dendam kedua orang tuanya dan mematahkan kutukan itu dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sam Ilfar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPFC 21 - Pemandangan Yang Sama
PPFC 21 - Pemandangan Yang Sama
Setelah tertidur kurang lebih hampir satu hari penuh, akhirnya Fei Chen terbangun.
‘Kau tidur terlalu lama, Chen.’ Kucing Manis yang tengah berada diatas perut Fei Chen menyapa.
“Aku...” Fei Chen memegang kepalanya yang terasa nyeri dan menghela napas panjang saat menyadari Hua Ying tidak ada didekatnya, “Cih, perempuan itu menipu diriku untuk kedua kalinya!”
‘Ngomong-ngomong dia telah menciummu.’ Saat Kucing Manis memberitahu hal ini, Fei Chen menyentuh bibirnya dan mengepalkan tangannya.
“Senior Hua! Kemanapun kau pergi, aku akan mencarimu! Jika saat itu tiba, aku akan memberi perhitungan dengan perempuan sialan sepertimu!” Fei Chen merapatkan giginya, lalu menatap elang peliharaan Hua Ying yang terbang rendah dan hinggap dipundaknya.
“Elang ini...” Saat Fei Chen hendak memegang sayapnya, elang itu terbang.
‘Dia ingin menunjukkan jalan menuju Kekaisaran Ma. Lebih baik kita ikuti dan melanjutkan perjalanan kita.’ Kucing Manis berkata pada Fei Chen yang menatap elang diatas sana.
Fei Chen menganggukkan kepalanya dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Kekaisaran Ma.
____
“Terimakasih karena telah memulihkan kondisi tubuhku, dan sampai jumpa, ya. Juniorku yang manis.” Ujar Fei Chen yang sedang membaca sepucuk surat dari Hua Ying.
“Cih!” Fei Chen meremas kertas itu, lalu merobeknya.
Fei Chen bersama Kucing Manis terus berjalan mengikuti elang peliharaan Hua Ying. Hingga tak terasa mereka sampai di sebuah desa kecil. Daripada disebut desa, tempat ini terlihat begitu sepi dengan tumpukan mayat penduduk yang berserakan.
“Kemanapun aku pergi selalu melihat semua ini!” Fei Chen mengepalkan tangannya, hatinya bergetar melihat pemandangan tumpukan mayat disepanjang jalan.
‘Chen, ingat saat kau bertemu denganku dan bertukar sumpah dengan Pedang Gila?’ Kucing Manis melirik Fei Chen yang berjalan biasa dan memandang tumpukan mayat.
“Ya, apa ada kaitannya dengan ini?” Fei Chen berhenti berjalan dan menatap balik Kucing Manis.
“Meong...” Kucing Manis melompat ke pundak Fei Chen dan menjelaskan jika peperangan akan terjadi dimana-mana selama manusia masih ada, tetapi pembantaian sepihak seperti ini tentu ada kaitannya dengan semacam pusaka atau kekuatan iblis.
“Pusaka, katamu? Pusaka seperti apa yang harus mengorbankan nyawa tak bersalah seperti ini?!” Fei Chen tidak pernah menyangka akan bertemu dengan hal seperti ini kembali.
‘Kekuatan iblis sama halnya dengan yang telah kau liat. Merubah manusia menjadi Manusia Buas di Kota Huafei. Itu salah satu contohnya, dan ada juga manusia yang menjual jiwanya kepada iblis hanya demi mendapatkan kekuatan yang diluar nalar.’ Kucing Manis menjelaskan kepada Fei Chen sambil terus berjalan.
‘Desa ini memiliki seratus penduduk, kemungkinan orang yang telah membunuh semua penduduk disini memiliki kemampuan setara dengan Pendekar Suci Tahap Awal...’ Kucing Manis terdiam cukup lama sebelum memberitahu pada Fei Chen, jika perbuatan yang terjadi di desa ini merupakan ulah manusia.
‘Manusia ini kemungkinan besar telah bertemu dengan seseorang yang menjadi wadah Dewa Iblis dan mengetahui sesuatu tentang dunia bawah...’ Selesai Kucing Manis menjelaskan, dalam sekejap dari arah hutan dipenuhi nafsu membunuh.
‘Aura ini... Jaraknya cukup jauh...’ Kucing Manis memperkirakan jika sang pemilik aura pembunuh ini adalah orang yang telah membunuh seluruh penduduk desa, ‘Sepertinya terjadi pertarungan, Chen.’
Fei Chen segera bergerak dengan kecepatan tinggi mengikuti bau aura pembunuh yang tercium, “Aura ini terlalu menyengat! Jika bukan karena Tubuh Raja Neraka, mungkin aku tidak dapat bergerak!”
Dari kejauhan Fei Chen bisa melihat seseorang yang membunuh dan berjalan pelan mendekati satu-satunya orang yang masih hidup.
ceritanya gak logis.. masih berada tingkatan dasar sudah mau balas sendam
dasar murid tidak tau diuntung