Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Dokter Febby
Sekarang cinta bukanlah sahabat bagiku, sekarang kita berdua telah jadi musuh. Kata sayang sepertinya juga telah hilang, mereka pergi angkat kaki jauh jauh dari sini. Kita tak sejalan, dan sepertinya sekarang aku berkawan dengan kesepian, sekarang kau berduaan dengan sependeritaan.(Zeya)
Zeya kembali duduk dihadapan dokter Febby, disampingnya Azril.
"Bagaimana kehamilan Zeya, tante. Apa bayinya sehat?"
"Kenapa kamu jadi perhatian begini. Seperti kamu bapaknya aja."
"Tante, jangan bercanda begitu. Zeya nanti risih."
"Iya, emosian aja. Cuma bercanda juga. Bayinya Zeya sehat dan anak yang ada dikandungannya kembar."
"Baby twins," ucap Azril kaget.
"Ya, dan perkembangannya sehat."
"Tante kenapa Zeya sering muntah-muntah?" ucap Azril.
"Itu biasa dialami ibu saat hamil muda. Kamu jangan kuatir, Zeya." ujar tante Febby pada Zeya.
"Aku yang tanya." Azril menyela ucapan Tante Febby.
"Tante mau menjelaskan sama Zeya, kenapa kamu yang marah."
"Apa itu emang tak memengaruhi kehamilan nantinya. Bagaimana mengatasi agar tak mual dan muntah."
"Kamu kenapa jadi antusias begini, sih?"
"Tante, aku nggak bercanda."
"Morning sickness merupakan sekumpulan gejala umum saat hamil yang dicirikan dengan sering mual dan muntah. Pemicunya adalah jumlah hormon yang meningkat selama beberapa minggu pertama kehamilan.
Kondisi ini bisa bertambah parah akibat stres, kelelahan berat, dan tentunya hamil anak kembar. Tidak ada cara khusus untuk mengatasi morning sickness, tapi Anda bisa meredakan gejalanya. Udah paham."
"Aku mengerti, sekarang beri obat yang bisa membuat Zeya dan bayi dalam kandungannya sehat. Obat terbaik dan terbagus."
"Kamu kalau besok punya istri, pasti bawel banget kalau istrinya hamil," gumam Dokter Febby sambil menuliskan resep. Setelah itu menyerahkan pada Azril.
"Aku kalau punya istri hamil, tak akan aku biarkan ia melakukan apapun kecuali tidur dan menjaga kesehatan bayi serta dirinya."
"Gayamu lagi."
"Tante lihat aja nanti saat aku memiliki istri."
"Kamu dengar apa kata Azril, jika ia bohong kamu lapor aja pada tante."
"Kenapa aku harus lapor sama tante, aku bukan istri Azril." Zeya tampak bingung dengan ucapan tante Febby.
"Tante lupa. Tante pikir kamu itu istrinya Azril."
"Zeya, ayo kita pamit aja. Lama-lama di sini bisa membuat naik darah."
"Terima kasih, tante. Aku pamit dulu." Zeya menyalami tante Febby.
"Maaf Zeya, tante boleh bicara sama Azril sebentar."
"Silakan tante. Mas Azril, aku tunggu di luar.".
"Sebentar ya, Zeya."
"Baik, mas."
Begitu Zeya keluar, tante Febby menutup pintu dan kembali duduk dihadapan Azril. Ia memandangi Azril dengan seksama.
"Tante mau bicara apa? Cepatlah, nanti Zeya lama menunggu."
"Bayi siapa itu?"
"Astaga tante ... harus berapa kali aku katakan. Itu bayi Zeya dengan suaminya."
"Mana suaminya?"
"Mana aku tau. Kenapa tante tidak bertanya dengan Zeya tadi."
"Kamu bukan membawa kabur istri orangkan."
"Emang kalau memang iya, kenapa? "
"Kamu bisa dilaporkan suaminya. Kenapa kamu sukanya istri orang, sih."
"Dia memang istri Orang. Tapi istri yang telah disia-siakan suaminya. Ia pergi dari rumahnya setelah nggak kuat lagi."
"Tapi bukan karena ia selingkuh denganmu."
"Tapi aku akan benar-bemar membuat ia jadi janda dan aku bisa menikahinya nanti."
"Hati-hati dalam bertindak. Nanti kamu bisa dilaporkan membawa kabur istri orang."
"Zeya itu pergi sendiri dari rumahnya."
"Kalau begitu, tante udah lega. Tante bukan masalahkan Zeya yang udah nikah, tante cuma takut kamu terseret dalam masalah rumah tangganya. Jika ia telah resmi berpisah. Kamu mau nikahi Zeya, tak ada masalah."
"Tante nanti tolong aku saat bicara dengan mami."
"Lama lagi, kamu harus menunggu hingga bayi itu lahir. Baru boleh menikahinya, itu juga kalau ia tak kembali pada suaminya."
"Aku tak akan biarkan pria itu membuat ia menangis lagi. Aku akan rebut Zeya dari tangannya?"
"Jangan jadi pebinor"
"Kenapa dulu ia membiarkan air mata istrinya menetes, jadi jangan salahkan jika saat ini ada pria lain yang menghapus air matanya."
"Udah keluar sono, pusing tante ngomong sama kamu."
"Aku juga pusing ngomong sama tante." Azril berjalan menuju pintu.
"Jangan lupa transfer buat tante. Kalau mau tante menolong saat bicara dengan mami kamu."
"Tukang pajak."
Tante Febby tertawa mendengar gerutuan dari ponakannya itu.
Setelah dari klinik tante Febby, Azril mencari apotik untuk menebus obatnya Zeya. Azril tampak sangat berhati-hati menyetir mobilnya. Ia takut mempengaruhi kandungan Zeya.
Setelah hampir tiga jam barulah mereka menemukan tempat untuk memulai usaha. Ruko itu berada dekat perumahan dan sekolah yang cukup elit.
Setelah mengadakan pertemuan dengan pemilik Ruko, Azril sepakat membelinya. Ia memberikan satu buah cek dengan nominal harga ruko itu.
Karena hari sudah menjelang magrib, Azril akhirnya membawa Zeya menginap. Ia tak mau mengendarai mobil malam hari, takut berbahaya.
"Aku tak membawa pakaian ganti," gumam Zeya.
"Kita beli dulu," ucap Azril dan mengendarai mobilnya menuju salah satu toko pakaian.
Setelah membeli sepasang pakaian dan hijab buat Zeya, mereka kembali mencari hotel buat menginap.
Awalnya Zeya keberatan menginap di hotel. Ia minta menginap di losmen saja. Tapi Azril tidak setuju.
Setelah berdebat barulah Zeya setuju. Ia hanya takut banyak berhutang budi pada pria itu.
"Mas Azril, aku telah banyak menggunakan uang kamu. Kamu nanti bisa potong dari gajiku," gumam Zeya saat akan masuk ke kamarnya.
"Zeya, nanti saja itu kamu pikirkan. Yang penting saat ini kamu menjaga kesehatan."
"Terima kasih, mas."
....... .................
Di tempat lain tampak Albirru sedang berjalan memasuki rumah kontrakan tempat ia pernah tinggal bersama Zeya.
Albirru berjalan mengelilingi rumah, ia terkadang berhenti di satu tempat yang sering Zeya gunakan. Seperti saat ini ia berdiri didepan kompor.
Zeya, kamu kemana sayang. Sudah satu minggu kamu pergi tanpa ada kabar berita. Zeya pulanglah, mas menanti kamu. Nanti jika kamu kembali, mas janji akan bersikap adil Walaupun Zahra sakit, mas akan tetap bersama kamu jika memang giliran mas bersamamu.
Albirru duduk di meja makan dan kembali teringat saat Zeya melayaninya dengan penuh senyuman. Ia juga teringat masakan Zeya yang selalu sesuai dengan lidah dan seleranya.
Saat Albirru sedang melamun terdengar suara ponsel dari saku celananya. Tampak nama Zahra tertera di sana.
Albirru menekan tombol hijau untuk menerima panggilan dari Zahra.
"Assalamualaikum, mas."
"Waalaikumsalam, Zahra."
"Mas lagi dimana, kenapa belum pulang."
"Mas harus lembur, maaf. Mungkin mas pulang telat."
"Baiklah ,mas. Jangan lupa makan."
"Iya, Zahra."
"Assalamualaikum, mas. "
"Waalaikumsalam"
Albirru mematikan sambungan ponselnya dan memasukan kembali ke saku. Ia berbohong pada Zahra dengan mengatakan jika ia lembur agar Zahra tidak merasa tambah bersalah melihat ia yang masih terus terpuruk sejak kepergian Zeya.
Bersambung
************
Terima kasih