Maura : Tragedi Tahun Baru
Sebuah taxi berhenti di depan sebuah gedung apartemen mewah. Seorang wanita cantik berusia sekitar 19th turun dari taxi tersebut. Dia terlihat ragu untuk melangkahkan kakinya memasuki lobi. Dia berhenti dan memandang keatas betapa tingginya apartemen di hadapannya itu.
Dia memejamkan matanya untuk mengambil nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan untuk mengurangi rasa gugupnya itu.
"Oke Freya!! Kamu harus tenang. Anggap saja kamu saat ini sedang menghadiri acara tahun baru teman kamu." hibur Freya pada dirinya sendiri dengan seutas senyum cantik nan menawan.
Huftt..Baru saja dia melangkahkan kakinya HP yang dia simpan di dalam sling bag berbunyi. Dia segera mengeluarkan HP nya itu dan melihat siapa yang meneleponnya. "Ada apa lagi sih." gerutunya dalam hati.
"Hallo!!" sapanya setelah menggeser tombol warna hijau pada layar HP yang terlihat sudah ada bekas retakan di ujung bawah sebelah kiri.
"Kamu masih ingat kan tugas kamu apa?" terdengar suara wanita yang memastikan jika Freya masih mengingat tugas yang dia berikan.
"Iya aku ingat." jawabnya setengah malas. Karena setiap menelepon ataupun menge-chat nya wanita itu selalu mengingatkan akan tugasnya malam ini.
"Kamu tenang saja. Dia gak akan kenal sama kamu karena Mama sama Papa belum pernah ngasih foto aku pada pria cupu dan bo doh itu." kata wanita itu mengingatkan Freya kalau pria yang akan ditemuinya itu tidak atau lebih tepatnya belum mengetahui tentang wanita itu.
"Ya walau dia aslinya tampan. Tapi kalau cupu dan bo doh mana mau aku dijodohkan sama dia." sambung wanita tadi dengan masih mencibir si pria yang akan di jodohkan dengannya yang berarti akan di temui Freya malam ini.
Freya hanya berdehem menyahuti perkataan wanita yang meminta tolong padanya itu.
"Jadi aku ingatkan sekali lagi pada kamu." suara wanita itu terdengar serius.
"Tugas kamu hanya membuat pria itu ilfil sama kamu dan kalau bisa merasa jijik sama kamu sehingga dia sendiri nantinya yang bakal meminta memutuskan perjodohan ini dengan sendirinya." sambungnya terdengar jika wanita itu memang benar-benar tidak menginginkan perjodohan itu.
"Iya aku tahu. Nona Shelin tenang saja. Aku akan membuat pria itu sendiri yang nantinya membatalkan perjodohan Nona Shelin dengan Tuan Bara." balas Freya yakin akan kemampuannya yang suka berakting itu.
Ya dulu Freya memang suka mengikuti ekskul drama di sekolahnya waktu SMP juga SMA. Dia juga selalu memerankan peran utama wanitanya. Dia begitu menyukai akting, bahkan dia pernah berkeinginan menjadi seorang aktris papan atas.
Namun entah kenapa disaat kuliah dia justru mengambil jurusan Administrasi Perkantoran, (Kesekretariatan). Karena menurutnya jurusan inilah yang memiliki peluang pekerjaan yang paling dicari sepanjang tahunnya. Oke, kita kembali ke cerita.
"Bagus. Dan perlu kamu ingat...." Shelin menjeda perkataannya membuat Freya harus waspada. Karena dia tahu, Shelin ada wanita licik yang akan mengandalkan berbagai macam cara untuk menjerat musuhnya atau bahkan orang yang dia suruh namun gagal dalam misinya. Dan Freya berharap semoga dia berhasil biar dia tak terjerat oleh kelicikan Shelin. Dia melakukan ini hanya karena Ibunya.
"Kalau sampai kamu gagal. Ibu kamu yang akan menanggung semua akibatnya." ancamnya pada Freya membuat Freya mengepalkan tangannya erat membuat buku kukunya memutih.
"Jangan pernah sentuh Ibu ku." kata Freya setengah berteriak. Dia tidak ingin Ibunya kenapa-kenapa. Karena Ibunya lah yang dia miliki sekarang. Ayahnya sudah meninggal sekitar 3-4th yang lalu bersama adiknya karena kecelakaan saat Ayahnya mengantar adiknya ke sekolah.
Terdengar Shelin tertawa sinis di seberang sana. "Aku tak akan menyentuh Ibu mu jika kamu berhasil menggagalkan perjodohan ini." terangnya.
"Tapi jika gagal. Ibu mu pulang hanya tinggal nyawa." tut. Shelin memutus sambungan sepihak.
Freya memejamkan matanya menahan gejolak rasa di hatinya. Dia melakukan ini hanya karena dia tak ingin membuat Ibunya yang bekerja di rumah Shelin menderita karena kelancangan Ibunya yang tak sengaja masuk ke kamar Shelin. Dia menggantikan Ibunya dalam menerima hukuman yang diberikan wanita psikopat itu. Dia harus mau menggantikan Shelin untuk bertemu dengan pria yang katanya akan dijodohkan dengan Shelin.
"Aku harus berhasil dalam misi ini."
"Aku gak mau terjadi apa-apa sama Ibu."
"Hanya Ibu yang aku punya saat ini."
Freya memantapkan hatinya dan melangkah memasuki lobi dan segera memasuki lift memencet angka 27.
Ting...Pintu lift terbuka segera Freya keluar dari dalam lift. Dia membuka HPnya dan melihat chat yang dikirim Shelin yang berisi nomor kamar apartemen.
Dan ternyata di lantai 27 cuma ada dua kamar saja Nomor yang begitu mirip. 2889a dan 2886a.
Freya memastikan lagi nomor kamar apartemen yang dikirim Shelin. Dia tidak mau kalau dia salah masuk dan berujung kegagalan dalam misinya.
"2889a.." gumamnya dan melangkahkan kakinya dua kali.
Kini dia berdiri di depan pintu kamar apartemen itu. Dengan jantung yang berdegup kencang Freya memberanikan diri memencet tombol Doorbell.
Freya mencet sekali lagi karena tak ada yang membukakan pintu. Dan memencet sekali lagi karena tak kunjung dibuka.
"Ini yang terakhir kali. Kalau tak dibuka juga aku anggap misi ini sudah berhasil. Karena langsung ditolak sebelum bertindak." gumamnya karena hampir sepuluh menit Freya berdiri di depan pintu menanti sang penghuni nomor apartemen 2889a.
Ceklek...Pintu terbuka dari dalam dan menampilkan sosok pria tampan yang memiliki postur tubuh tinggi dan tegap. Beda jauh dari bayangan Freya. "Ini mah ganteng banget. Dimana cupunya?" batin Freya menjerit melihat pria tampan di hadapannya.
"Maaf lama. Silahkan masuk." Pria itu mempersilahkan masuk Freya dengan sangat sopan membuat Freya sempat terpesona dibuatnya.
"Nona.." tegur pria itu membuat Freya tersadar akan lamunannya.
"Ah..Iya.." Freya segera masuk dan mengikuti pria tadi dari belakang.
"Nona tunggu disini dulu. Saya ada perlu sebentar." pria itu meninggalkan Freya sendirian di ruang tamu.
Freya menelisik kedalam apartemen yang begitu besar dan mewah. "Ini bahkan besarnya berkali - kali lipat rumah yang aku tempati sama Ibu." gumamnya.
Freya tersentak kaget saat tiba-tiba di belakangnya ada orang. Dia bahkan sampai mengelus dadanya saking kagetnya.
"Maaf Nona membuat anda kaget." pria itu menunduk sopan pada Freya membuat Freya juga ikut menunduk.
Pria itu tersenyum tipis melihat tingkah Freya.
"Mari Nona ikut saya!!!" pria itu membawa Freya naik ke lantai dua.
"Buset dah...Rumah didalam gedung ini mah." gumam Freya lirih dan masih di dengar pria yang ada di depan Freya walau samar.
"Kok sepi ya? Kata Nona Shelin mereka akan merayakan pergantian tahun. Tapi kok sepi banget?" batin Freya bertanya-tanya.
"Silahkan masuk Nona. Tuan Bryan sudah menunggu anda didalam." kata pria itu menunjuk kamar yang sudah dibuka pintunya itu dan terlihat begitu gelap.
"Bryan....."
*****
Assalamualaikum Readers...
Bismillah, mari kita berlayar di cerita Freya dan si kecil Maura yang selalu menanyakan kehadiran Ayahnya.
Simak yuk kisahnya disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Mega Girl
mampir thor
2024-05-15
0
💞my heart💞
mampir Thor semoga menghibur
2023-08-26
0
QQ
mampir kak 👍👍👍
Apa si Freya salah masuk apartemen???
2021-12-06
0