Stuck With Mr Bryan?

-

-

Kini buku hijau dan merah itu sudah berada ditangan Bryan yang menyeringai puas menatapinya, begitulah Bryan selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Acara sakral itu telah berakhir beberapa menit yang lalu, penghulu dan para saksi telah pergi, hanya Jiana dan Bryan saja yang masih betah disana

" Dimana Kya?" tanya Jiana membuat Bryan beralih menatapnya

" Dia bersama kak Dean dan Pevita." saut Bryan, tatapan itu kembali mesum

" Aku akan mencarinya, dia belum makan." saut Jiana ia hendak berdiri namun Bryan segera menahan

" Tidak mungkin kak Dean membuatnya kelaparan bukan?"

" Kalau begitu aku akan kekamar. "

" Kau sudah tidak tahan ya?"

" Dasar gila!" umpat Jiana melipat kedua tangannya didada

Bryan tertawa pelan dengan tatapan tak henti memandangi Jiana sampai ada seorang MUA datang menghampirinya dan Jiana

" Tuan, nona akan berganti baju." ucap MUA itu

" Baiklah dandani dia secantik mungkin!" saut Bryan

Agar aku semakin bernafsu nanti malam

Bryan menambahkan ucapannya dalam hati, wajah itu mesum dengan seringai nakal dibibirnya membuat Jiana bergidig geli melihat Bryan dan segera beranjak mengikuti MUA tersebut

Setelah Jiana pergi, Bryan menghampiri teman-temannya yang sedang berkumpul dimeja dekat sisi kolam. Mereka semua tampak terus memandangi Bryan yang berjalan ke arahnya

" Akhirnya sold out juga prince charming!" teriak Arnold heboh bertepuk tangan

Bryan tersenyum dan mendudukan dirinya disamping David

" Ceritakan pada kami? kenapa kau mendadak menikah seperti ini? apa gadis itu hamil?" tanya David beruntun membuat Bryan terbahak kencang

" Bukan hamil lagi .. " saut Bryan

" Hey apa yang terjadi? katakan yang jelas."

" Wanita itu ibu dari anakku."

" Sudah kuduga, tidak mungkin kau menikah mendadak menikah seperti ini kalau tidak terjadi sesuatu."saut David

" Apa dia Jiana?" tanya seorang wanita cantik disamping Arnold yang sedari tadi memandang Bryan sendu. Wanita itu Viona, dokter pribadi sekaligus orang yang menyukai Bryan diam-diam. Saat mendapat kabar Bryan akan menikah, ia benar-benar terkejut dan tentu hatinya patah saat itu juga. Sebenarnya ia malas sekali datang kepernikahan ini namun ia harus menghargai Bryan sang atasan dan ternyata saat datang ia merasa lebih patah hati lagi ketika tahu siapa wanita yang Bryan nikahi

" Kau mengenal istriku?"

" Kami satu angkatan saat sekolah." saut Viona tanpa mengatakan hal yang sebenarnya terjadi dulu pada Jiana

" Bryan dimana anakmu, aku mau melihat hasil cetakan cinta satu malammu." ucap David sambil celingukan

" Kau akan terpesona pada putriku." saut Bryan, raut wajah itu mendadak berbinar jika berhubungan dengan Kya

" Jadi pria yang memperko*a Jiana adalah Bryan"

gumam Viona dalam hati sambil tak henti memandangi Bryan, entah keberapa kali darah Viona berdesir karena Bryan, ketampanan pria itu memang selalu memikat kaum hawa

" Mana? mana putrimu aku ingin melihatnya." ucap David tak sabar

" Daddy .. " suara teriakan anak kecil membuat senyuman Bryan melebar sempurna, ia menengok kebelakang pada Kya yang dipangkuan Pevita

Gadis kecil itu sudah mengerucutkan bibirnya dari jauh pada Bryan dan mengulurkan kedua tangan kecilnya. Saat dekat Kya langsung menghambur kepangkuan Bryan, dan bibir mengerucut itu Bryan balas dengan kecupan lembut. Sementara Pevita kembali berlari pada ayah dan ibunya karena malas berlama-lama jika ada dua teman Bryan yang menurutnya sama genit seperti pamannya

" Pakai gaya apa?" tanya Arnold terkesima menatapi Kya yang lucu, bibir itu tak henti mengerucut sehingga Bryan harus mengecupnya berulang

" Kau tahulah gaya favoritku, dan tambahannya aku memberi goyangan full pada Jiana malam itu." saut Bryan dengan wajah mesumnya hingga kedua temannya terbahak kencang berbeda dengan Viona yang hanya tersenyum, ia sudah terbiasa mendengar obrolan mesum ketiga sahabat itu

" Dasar gila bisa-bisanya kau bicara seperti itu didepan putrimu." ucap Arnold

" Kya mana mungkin mengerti iyakan sayang?" tanya Bryan menunduk pada Kya

" Kya juga suka belgoyang dan menali bersama Mum." sautnya polos membuat ketiga pria itu terbahak untuk kesekian kalinya apalagi David sambil memukul-mukul meja, ketiganya membuat riuh tempat itu dengan tawanya

" Jadi Mum suka menari?" tanya Bryan seraya mengusap pipi Kya

Kya mengangguk lalu turun dari pangkuan Bryan untuk menirukan gaya menari dirinya dan Jiana membuat Viona yang sedari tadi meneliti wajah Kya tersenyum lucu

" Sepelti ini." ucap Kya, Bryan kembali tertawa lalu memangku Kya untuk kembali duduk dipangkuannya

" Bryan kau baru bertemu putrimu sekarang? setelah ia sebesar ini?"

" Ya itu seperti suatu keajaiban. " saut Bryan beralih pada David

" Jiana sungguh keterlaluan menyembunyikan Kya selama ini. Aku benar-benar kesal pada wanita itu, padahal jika dulu dia bilang aku pasti akan bertanggung jawab. Lihat saja nanti malam akan kuhabisi dia diranjangku." tutur Bryan dengan tatapan mendadak tajam

" Aneh sekali, apa alasan istrimu? jika wanita lain mereka pasti akan langsung meminta tanggung jawabmu dan bersorak senang menjadi nyonya Bryan." saut Arnold dengan kekehan kecil

" Itu karena dia membenciku. " gumam Bryan

" Bagaimana mungkin ada wanita yang membencimu?"

Bryan menatap kedua temannya bergantian

" Karena aku memperkos*nya malam itu."

" Shit! kau sangat gila Bryan, bisa-bisanya kau memaksa seorang perempuan."

" Apa aku sangat keterlaluan?"

" Kau keterlaluan jika wanita itu punya harga diri dan tidak murahan seperti wanita yang selalu kau tiduri." saut Arnold membuat Bryan membisu beberapa saat

" Jadi aku menghancurkan hidupnya? dia masih perawan saat aku tiduri."

" Kau benar-benar bajin*an! jadi dia gadis yang kau ceritakan itu?"

Bryan mengangguk lalu menunduk pada putrinya yang hanya terdiam memperhatikannya, ia usap pipi dan kecupi kening itu lembut

" Daddy Kya." ucapnya dengan kedua manik hitam pekat cerah

" Uhh sayang.. " ucap Bryan lalu memangku keatas sehingga gadis kecil itu duduk diatas meja berhadapan dengannya. Bryan mengerucutkan bibirnya dan langsung mendapat ciuman Kya berulang pada bibirnya

" Bryan, lihat istrimu." pekik David membuat tatapan semua orang menoleh pada Jiana yang sedang menuruni tangga dengan begitu anggun. Gaun merah cerah membalut tubuh Jiana, menyembulkan sedikit buah dadanya keatas, pundak serta leher jengjang nan putih itu terlihat di kedua mata semua orang

" Siapa yang memilih gaun jelek itu?" gerutu Bryan kesal, entah kenapa ia tidak rela tubuh Jiana yang terbuka jadi pusat perhatian beberapa orang terutama Darwin, lihatlah pria itu tak henti menatapi Jiana membuat Bryan mendadak geram

" Mum cantik!" teriak Kya bertepuk tangan

" Iya Kya ibumu sangat cantik!" ucap Arnold usil sembari melirik Bryan yang mendadak raut wajahnya masam

Dari jauh Jiana sudah tersenyum pada putrinya. Ia berjalan mendekati Bryan dan mengabaikan semua orang yang memandangnya. Jiana kian mendekat sehingga raut wajah masam Bryan makin terlihat

" Mum." teriak Kya mengerucutkan bibir. Jiana tersenyum lalu memberikan kecupan lembutnya dibibir Kya

" Kya sudah makan dan minum susu?"

" Sudah belsama Pepev dan Papa." sautnya

" Jiana sekalian saja buka pakaianmu dan tunjukan pada semua orang." gerutu Bryan

" Kau pikir aku mau memakai pakaian kurang bahan ini?" tanya Jiana, jika pada Bryan raut wajahnya mendadak garang

" Lalu kenapa kau memilih pakaian sejelek itu?" bentak Bryan pelan

" Dasar gila! bukankah kau yang memilihnya untukku?"

" Kapan aku memilihkan pakaian seperti itu." gumam Bryan menggerutu membuat kedua temannya cekikikan karena baru kali ini ia melihat wanita yang memarahi Bryan

-

-