dunia yang kejam penuh dengan berbagai konspirasi, kekacauan terus berlangsung hingga 10 abad lamanya, kekuatan kekuatan untuk menyeimbangkan kekacauan itu mulai muncul dan juga mulai menguasai benua ,binatang roh menjadi sasaran para ahli terkuat untuk menjadikannya sebagai bagian dari kekuatan itu ,dan di tengah kekacauan muncul seorang ahli yang memiliki hati baik dan juga jujur tidak bisa melihat binatang roh yang dibunuh secara brutal ,bagaimana kelanjutan cerita ini ,apakah pemuda jujur itu bisa melaksanakan impiannya .atau malah dia akan menjadi sasaran semua orang karena melindungi binatang roh. aku bahkan belum tahu harus cerita apa ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erik riswana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3 kebangkitan martial soul ,triple martial Soul ..
Lima tahun kemudian.
Istana Phoenik es , pedalaman kutub utara .
" hahahaha... mama aku dapat ikan !" Suara seorang anak kecil yang riang terdengar senang saat melihat pancingnya di makan ikan kecil.
" bagus Xuan ,kamu sangat berbakat ,mama akan memasak ikan yang kamu dapatkan itu " kata seorang wanita cantik dengan pandangan mata keibuan.
Anak kecil bernama Xuan itu tertawa dan terus memancing ikan ,hingga beberapa jam kemudian ia tampak tertidur dan tidak menyadari bahwa di pancingnya ikan sudah lama mati.
" nak bangun ,saatnya makan siang !" Tangan halus dan lembut menepuk pipi anak kecil yang cerah itu dengan tepukan halus.
" umhh ... mama ... aku ada di mana ?" Anak kecil itu terbangun dan melihat bahwa ia masih ada di sungai.
" yahh ikan yang aku dapatkan sudah mati ... " gumamnya sedih.
" tenang saja nak ,di rumah sudah ada ikan yang banyak..!" Hibur wanita cantik itu dengan perasaan lembut .
Mendengar bahwa ikannya sudah banyak ,ia kembali bersinar dan bergegas meninggalkan sang ibu yang hanya bisa tersenyum lembut.
Matanya sedikit berair saat menatap ke atas langit ," suamiku ,kamu apa sudah bangkit, aku merindukanmu " suaranya bergetar saat melihat langit biru dengan butiran butiran salju yang jatuh ke wajahnya.
" tenang saja suamiku ,setelah Xuaner berusia lima belas tahun, aku akan datang dan melihat putra kita tumbuh seperti yang kamu janjikan " gumamnya terus menatap ke atas langit .
Ia ,binatang Phoenik 400.000 tahun ,perwujudan wanita cantik memiliki keinginan dan perjanjian dengan Tang Ming Tian untuk melahirkan seorang putra dan putra tersebut dibesarkan dengan keadaan alam yang bebas dan liar ,hal itu bukan karena dia dan suaminya ( Tang Ming Tian) tidak cinta terhadap putranya ,tapi karena peraturan klan Tang ,tidak mengizinkan seorang putra yang lahir dari hubungan terlarang antara anggota keluarga klan Tang dengan binatang roh Dewa yang sudah menjadi manusia ,namun karena Tang Ming Tian terus bersikeras untuk menjalin hubungan itu ,ia di usia 30 tahun terpaksa keluar dari kediaman klan Tang ,dan hanya bisa kembali saat sang putra telah tiada dan tidak ada urusan dengan hal duniawi.
Wanita cantik itu berjalan dengan langkah pelan ,matanya yang polos memancarkan kesepian ,kerinduan dan juga dendam ,ia tidak tahu mengapa umat manusia sangat membenci dan memburu binatang roh yang ada di dunia roh .
Sampai di aula ruang santai ,matanya melembut saat melihat putranya yang tampak senang menghabiskan seluruh makanan yang sudah terhidang banyak dan masih mengepul hangat.
" Xuan hati hati jangan cepat cepat makannya " sang wanita cantik itu datang dan memberikan air di dalam gelas kaca kepada putranya untuk di minum .
" uhukk ... ini sangat enak ! Mama pandai memasak..." Tang Xuan terlihat bersemangat dan terus makan hingga perutnya sudah seperti tidak bisa lagi menahan makanan yang masuk.
" haha hati hati... baiklah ,setelah makan, istirahat dan mama akan membimbing Xuan untuk membangkitkan jiwa roh di dalam tubuh Xuan " ucap sang ibu dengan lembut ,mengusap kepala putra satu satunya.
" sekarang aja mama, aku sudah tidak sabar untuk membangkitkan jiwa yang mama ceritakan " ucap Tang Xuan dengan wajah semangat .
" baiklah putraku !" Sang ibu berjalan dan memanggil pelayan untuk membawakan batu kebangkitan ( Gemstone) yang sudah ia persiapkan .
Tak lama kemudian batu tersebut datang dan siap untuk digunakan ,sang ibu yang tahu tentang cara membangkitkan jiwa martial soul segera mengaktifkan batu kebangkitan yang sudah ada di depan itu.
" mama batunya seperti ini ?" Tang Xuan merasa heran melihat batu bercahaya yang sangat indah dan memiliki penampilan menarik .
" ya sayang ,kamu letakan telapak tangan di batu yang ada di depan ,coba salurkan apa yang ada dalam pikiran jiwa terdalam " ucap Yun Yiyin sang ibu dengan halus.
Tang Xuan menurut dan segera meletakan telapak tangannya di batu kebangkitan yang bersinar itu .ia memejamkan matanya dan mencoba mengeluarkan apa yang ada dalam jiwanya .
Walaupun ia masih berusia lima tahun ,tapi pikiran dan juga pemahaman tentang jiwa sangat baik dan membuat sang ibu sangat senang saat mengajarkan tentang pengetahuan jiwa itu.
Wunggghhh....
Tiba tiba telapak tangannya bersinar dan muncul bola cahaya berwarna putih ,dari dalam cahaya tersebut terlihat benda kecil mirip rumput namun sangat panjang dan elastis ,bergerak ke sana kemari.
" ini ..!" Sang ibu terkejut melihat martial soul yang dibangkitkan anaknya ," rumput bulan perak ,bagaimana bisa !" Mata Yun Yiyin tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
" putraku ,..." sebelum melanjutkan perkataannya, secara tidak terduga mata Tang Xuan mengeluarkan darah dan muncul tanda mata di bagian keningnya.
" mama mata aku sakit ...!" Teriak Tang Xuan menutup kedua matanya dengan tangan kiri ,sedangkan tangan kanannya sudah terlihat rumput bulan perak yang melambai indah.
Yun Yiyin segera melindungi Tang Xuan dan mengeluarkan kekuatan jiwanya untuk menenangkan apa yang telah terjadi dengan kebangkitan putranya yang tidak terduga .
Dari kedalaman jiwanya muncul dua cincin merah darah dan mencoba menekan dan menenangkan kebangkitan martial soul yang dilakukan oleh Tang Xuan .
" putraku kamu harus bertahan, ini adalah berkah dewa leluhur Tang San ,kamu sangat bagus dan sempurna " sang ibu dengan wajah gembira memberi semangat kepada Tang Xuan yang masih dalam mode kebangkitan martial Soul.
Kebangkitan itu membuat Tang Xuan dalam keadaan pucat dan tidak memiliki tenaga sama sekali, wajahnya yang halus dan lembut terlihat menyedihkan dengan darah di kedua matanya yang sudah mengering.
" mama mataku sudah tidak sakit lagi ," Tang Xuan menatap ibunya yang tampak dalam keadaan siaga penuh.
" bagus ,putraku memiliki darah dari klan Phoenik kuno dengan membangkitkan mata langit biru,tapi mata yang ada di kening kamu harus mama segel terlebih dahulu " Yun Yiyin menggerakan tangannya dan jarinya menyentuh mata merah yang ada di kening putranya itu.
Tang Xuan merasakan telapak tangan kirinya gatal dan bola cahaya lainnya muncul, namun tidak ada isinya.
Kedua ibu anak itu tampak bingung dengan apa yang terjadi.
" mama kenapa ini kosong ?"
" mama tidak tahu sayang..." Yun Yiyin menggelengkan kepala, tidak tahu tentang kebangkitan energi bola kosong itu.
Namun keduanya sadar saat secara tiba tiba langit menjadi gelap dan gemuruh petir terdengar membahana hingga istana Phoenik es yang kokoh itu mulai bergetar hebat .
Yun Yiyin mengeluarkan kekuatan penuhnya dengan empat cincin merah darah muncul sekaligus, dan wujudnya menjadi Phoenik es abadi.
Kwaaaaakkk....
Tang Xuan tidak tahu harus berbuat apa ,matanya yang berwarna biru melihat ibunya melindungi dirinya dari bahaya yang datang itu.
" mama ... jangan kemana mana ." Seru Tang Xuan cemas .
Phoenik es di udara itu membentuk domain es untuk melindungi putranya yang menurut perkiraannya akan mendapatkan tantangan surgawi karena membangkitkan tiga mata ,yaitu mata langit milik klan Phoenik es dan mata dewa iblis yang berwarna merah di keningnya .
Namun perkiraannya salah ,suara gemuruh tersebut merupakan panggilan jiwa untuk mengisi energi bola yang kosong itu .
Dan dari ruangan lain, dua buah Palu raksasa yang terawat baik bergerak, lalu secara bersamaan menembus dinding pembatas .
Duarrrrhhh....
Ledakan tersebut mengejutkan Yun Yiyin hingga domain es miliknya sedikit retak .
" putraku awas !"