Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.
Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?
Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bela
Hal ini tentu saja membuat Ibu Veni yang merupakan istri keduanya juga ikut berusaha untuk menyenangkan suaminya.
Selain itu mereka berusaha untuk tidak bertengkar, hal ini dikarenakan suami mereka mengancam akan mengusir bagi istri yang tidak mau menuruti perintahnya.
Tanpa sepengetahuan mereka berdua kalau sebenarnya ini alasan Ayah Rese saja. Karena Ayah Rese masih mencintai mereka berdua dan ingin memiliki ke dua wanita tersebut sekaligus tanpa ada pertengkaran yang tidak ada gunanya.
Selain itu Ayah Rese memiliki hasrat yang sangat tinggi karena itu jika istri pertamanya menolaknya maka ada istri ke dua begitu pula sebaliknya.
Namun jika ke duanya menolaknya maka Ayah Rese akan mengancam mereka berdua. Ternyata ancamannya sangat ampuh karena itu ke dua wanita tersebut melayani apa yang di minta oleh suami mereka.
Hingga tidak terasa waktu berlalu dengan cepatnya di mana hubungan mereka berjalan dengan harmonis. Hingga enam tahun kurang 5 bulan kemudian ...
Di mana Santika sudah berumur tujuh belas tahun sedangkan Bela sudah berumur lima belas tahun dan untuk Bertha sudah berumur 11 tahun.
Sudah dua belas tahun sejak Ibu Risih mendorong Santika ke jurang atas perintah suami dan Ibu mertuanya. Ibu Risih sudah melupakan sama sekali atas perbuatan keji terhadap putri kandungnya yang bernama Santika.
Hal ini dikarenakan mereka beranggapan mungkin Santika sudah mati di dasar jurang karena itulah mereka tidak mencari keberadaan Santika. Hanya sesekali mereka merasa bersalah namun berusaha ditepisnya.
Hingga keesokan paginya, di mana perusahaan milik orang tua Ayah Rese nyaris mengalami kebangkrutan karena tiba-tiba barang yang di kirim tiba-tiba di rampok ketika barang-barang tersebut di kirim ke luar kota.
Ayah Rese harus mengganti barang-barang yang di rampok yang nilainya sangat mahal. Hal itu membuat Ayah Rese memanggil ke dua istrinya untuk menemuinya di ruang kerjanya.
"Kalian berdua, duduklah!" Perintah suaminya.
Ke dua istrinya dengan patuh duduk di kursi sambil saling melirik dengan tatapan tajam. Ayah Rese mengetahui kalau ke dua istrinya saling membenci namun dirinya sama sekali tidak peduli.
Terlebih Ayah Rese sangat yakin kalau ke dua istrinya tidak mungkin meminta suaminya untuk bercerai. Hal ini dikarenakan Ayah Rese mengetahui kalau ke dua istrinya tidak ingin hidup menderita jika mereka meminta cerai.
"Ada apa?" Tanya ke dua istrinya dengan serempak.
"Perusahan kita hampir bangkrut karena itu Aku ingin kalian berdua menjual semua perhiasan milik kalian lalu uangnya berikan padaku." Jawab Ayah Rese.
"Perhiasan milikku sudah lama Aku jual untuk biaya hidup kita." Ucap Ibu Risih berbohong.
Hal ini dikarenakan dirinya tidak rela jika perhiasan yang selama ini disimpannya di jual lalu diberikan ke suaminya agar perusahaannya tidak mengalami bangkrut.
"Veni, bagaimana denganmu?" Tanya Ayah Rese sambil menatap ke arah istri keduanya.
"Akupun juga sama." Jawab Ibu Veni.
"Bagaimana kalau uang saja?" Tanya suaminya.
"Aku saja ingin bertemu dengan suamiku untuk meminta uang tapi ternyata ..." Ucap Ibu Veni menggantungkan kalimatnya.
"Aku juga sama." Sambung Ibu Risih.
Hal ini dikarenakan gaya hidup ke dua istrinya yang sangat suka berfoya-foya. Selain itu ke dua wanita tersebut melampiaskan amarahnya dengan cara menghabiskan uang suaminya.
Ayah Rese yang mendengarkan jawaban ke dua istrinya, hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menatap mereka satu persatu secara bergantian.
"Kalau tidak ada berarti salah satu dari putri kalian akan Aku jual ke Keluarga Besar Costa." Ucap Ayah Rese yang tidak punya pilihan lain untuk menjual salah satu putrinya.
Keluarga Costa sangat suka merawat anak kecil sampai dewasa untuk dijadikan pelayan keluarga besar mereka. Selain itu salah satu dari mereka bisa merawat Tuan Muda Diego Costa.
Tuan Muda Diego Costa atau di panggil Diego adalah seorang pria lumpuh dan wajahnya cacat serta mengalami koma. Siapapun sangat takut jika seandainya Diego sadar dari komanya.
Karena sebelum Diego mengalami koma, Diego terkenal dengan kekejamannya dan membunuh siapa saja tanpa ampun. Tanpa mempedulikan apakah korbannya pria atau wanita.
"Apa?" Tanya ke dua istrinya dengan serempak dan wajahnya terlihat sangat terkejut dengan apa yang di dengarnya.
"Aku tidak setuju." Sambung ke dua istrinya dengan serempak.
"Bela sudah berumur lima belas tahun jadi lebih baik Bela saja yang di jual." Ucap Ibu Risih.
"Lebih baik jual saja putri sulung kalian yang dulu kalian buang." Ucap Ibu Veni merasa keberatan jika putri semata wayangnya di jual untuk dijadikan pelayan.
"Putri kami sudah meninggal jadi mau tidak mau putrimu yang harus di jual. Terlebih putrimu bukan akan kandung suamiku." Ucap Ibu Risih sambil tersenyum penuh kemenangan.
Hal ini dikarenakan akhirnya dirinya bisa balas dendam ke Ibu Veni karena sudah berani merebut suaminya. Selain itu jika Bela di jual maka otomatis dirinya dan putrinya yang bernama Bertha bisa menguasai harta Ayah Rese.
"Aku setuju dengan apa yang dikatakan istriku. Karena itu Aku akan menjual putrimu ke Keluarga Besar Costa." Ucap Ayah Rese.
Ayah Rese sama sekali tidak mempedulikan perasaan istri keduanya dan juga perasaan putri angkatnya yang bertahun-tahun telah menemaninya.
"Lebih baik kita mencarinya dulu Santika. Kalau sudah ketemu barulah kita menjual Santika ke Keluarga Besar Costa." Ucap Ibu Veni yang tidak punya Pilihan lain.
"Putri kami sudah meninggal dunia jadi tidak perlu kita mencarinya." Ucap Ibu Risih.
"Putrimu pasti masih hidup." Ucap Ibu Veni.
"Mati." Ucap Ibu Risih.
"Hidup." Jawab Ibu Veni.
"Sayang" Panggil Ibu Veni sambil menatap ke arah suaminya untuk membantu dirinya.
Ayah Rese langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil berpikir hingga lima menit kemudian dirinya mengambil keputusan yang tidak bisa di bantah.
"Baik, Aku putuskan. Jika seandainya Santika tidak bisa ditemukan dalam satu bulan maka Bela yang akan Aku jual." Ucap Ayah Rese dengan nada tegas.
"Tapi ..." Ucapan Ibu Veni terpotong oleh Ayah Rese.
"Keputusanku sudah mutlak dan tidak bisa di ganggu gugat." Ucap Ayah Rese.
Ibu Veni yang sangat kesal dengan ucapan suaminya membuat dirinya pergi meninggalkan mereka tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
("Akhirnya dendamku terbalaskan." Ucap Ibu Risih sambil tersenyum jahat melihat kepergiaan Ibu Veni).
"Nanti malam Aku tidur denganmu karena itu persiapkan dirimu untuk memuaskan Aku." Ucap Ayah Rese sambil menatap ke arah istrinya yang sedang menatap ke arah pintu yang barusan di tutup oleh Ibu Veni.
Ibu Risih hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju kemudian Ibu Risih pamit ke suaminya lalu pergi meningalkannya seorang diri di ruang kerjanya.
Keesokan paginya Ayah Rese dan Ibu Risih pergi ke desa tempat kelahiran Ibu Risih bersama putri ke dua mereka. Mereka berusaha mencarinya dengan bertanya ke orang-orang kampung tersebut.
Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali secara tidak sengaja. Yaitu Ibu Risih tidak sengaja terpeleset dan kakinya sulit digerakkan.
Suaminya yang melihat istrinya terpeleset berusaha membantunya untuk berdiri hingga beberapa saat kemudian datang seorang gadis cantik tersebut untuk menolong Ibu Risih.
"Ayah dan Ibu." Panggil gadis cantik tersebut dengan wajah terkejut ketika melihat sepasang suami istri tersebut yang sangat familiar.
"Kamu ... (menjeda kalimatnya) ...Santika?" Tanya sepasang suami istri tersebut dengan serempak.
"Ya. Walau sudah dua belas tahun kalian sudah membuangku tapi Aku tidak pernah lupa dengan wajah kalian." Jawab gadis cantik tersebut yang bernama Santika dengan tatapan penuh kecewa.
"Apakah kalian menyesal karena ternyata Aku masih hidup?" Tanya Santika yang melihat ke dua orang tuanya hanya menatapnya.
"Santika, maafkan Ibu karena sudah tega mendorongmu ke jurang. Sungguh Ibu sangat-sangat menyesal karena melakukan hal itu." Ucap Ibu Risih sambil memeluk putri sulungnya.
"Maafkan Ayah juga. Sungguh Ayah sangat menyesal karena menuruti keinginan Nenekmu." Ucap Ayah Rese sambil memegang bahu Santika.
"Kalau menyesal kenapa Ibu tidak kembali dan menolongku waktu Aku jatuh ke jurang?" Tanya Santika tanpa membalas pelukan Ibunya.
"Kalau Ayah sangat menyesal kenapa tidak pergi menyusul kami?" Tanya Santika sambil menatap ke arah Ayahnya dengan tatapan penuh kecewa.
"Sebenarnya Ibu kembali lagi ketika mendengar suara teriakanmu namun kamu ternyata sudah jatuh ke jurang." Jawab Ibu Risih berbohong.
"Ayah sudah menyusul kalian namun ketika dalam perjalanan Ayah melihat Ibumu berteriak meminta tolong. Lalu kami meminta bantuan warga untuk mencarimu di bawah jurang namun kamu tidak ada." Sambung Ayah Rese yang juga ikut berbohong.
"Selama bertahun-tahun kami mencarimu dan berdoa semoga kamu baik-baik saja." Sambung ke dua orang tuanya dengan serempak.
"Ternyata doa kami di jawab hari ini di mana kami akhirnya berhasil menemukanmu." Ucap Ibunya sambil mendorong perlahan tubuh Santika agar bisa menatapnya.
"Santika, kini kami sudah menemukanmu karena itu kami akan mengajakmu pulang dan kita bisa berkumpul kembali seperti dulu." Sambung Ibunya.
Santika hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka bertiga berjalan ke arah mobil menuju ke arah kota. Namun sebelum mereka pergi ke kota, Santika meminta orang tuanya untuk menjemput Nenek angkatnya yang sudah menolong dirinya dan mereka pun langsung setuju.
Sedangkan Kakek angkatnya sudah meninggal setahun yang lalu karena usianya sudah tua. Nenek angkatnya tentu saja sangat sedih ketika suaminya yang dicintai selama bertahun-tahun sudah pergi untuk selama-lamanya.
Hal itu membuat Nenek angkatnya sakit-sakitan dan Santika tanpa pernah mengeluh merawat Nenek angkatnya dan berusaha untuk menyembuhkannya namun tidak berhasil.
Hal ini dikarenakan Nenek angkatnya tidak semangat untuk hidup dan ingin menyusul suaminya. Santika berusaha untuk membujuknya agar tidak terlarut dalam kesedihan hingga enam bulan kemudian Nenek angkatnya baru bisa menerima kenyataan.
Dua Tahun Kemudian
Awalnya Santika sangat senang karena orang tuanya menjemputnya di tambah dirinya mempunyai dua adik yaitu satu adik kandung dan satunya lagi adik tiri.
Namun belum ada dua hari Santika kembali ke desa tempat tinggal Nenek angkatnya karena Nenek angkatnya sangat merindukan suaminya.
Orang tuanya awalnya merasa keberatan namun Santika berjanji akan kembali secepat mungkin setelah Nenek angkatnya ada yang mau merawatnya.
Namun belum ada satu minggu, Santika kembali ke kota bersama Nenek Angkatnya karena Nenek angkatnya sakit keras dan perlu di rawat.
Tanpa pernah lelah Santika datang menjenguk Nenek angkatnya di rumah sakit dan terkadang ditemani Ibunya.
Santika sangat bahagia saat itu karena memperoleh kasih sayang keluarga yang sudah lama didambakan. Di tambah ke dua adiknya sangat menghormati dirinya walau satu adiknya lagi bukan adik kandungnya.
Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.
Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah Dengan pria tersebut.
"Ayah, apakah Ayah yakin menjodohkan Aku dengan pria itu?" tanya Santika mengulangi perkataanya walau dirinya sudah tahu jawabannya.
Hal ini dikarenakan dirinya teringat ketika dalam perjalanan menuju ke kota, di mana Santika bersama dua orang pelayan Ayahnya mampir ke salah satu restoran.
Di mana mereka bertiga secara tidak sengaja mendengar percakapan orang-orang yang sedang makan di restoran tersebut.
Salah satu dari mereka bercerita tentang kekejaman Diego. Selain itu orang tersebut juga bercerita kalau saat ini Diego berbaring di ranjang dengan kondisi wajahnya rusak dan kedua kakinya lumpuh.
Santika yang tidak sengaja mendengarnya hanya diam dan mendengarkan percakapan mereka hingga Santika dan ke dua pelayan Ayahnya selesai makan.
"Sekali lagi Ayah katakan dan jangan mengulangi perkataan yang sama. Kamu akan Ayah jodohkan dengan Tuan Muda Diego." Jawab Ayahnya dengan nada tegas.
'Si*l, kenapa gadis si alan ini sangat cantik?' Tanya Adik Tirinya Santika dalam hati yang sangat iri akan kecantikan Kakak Tirinya.
"Kakak, sebenarnya Aku sudah bersedia menikah dengan Diego tapi tubuhku sangat lemah jadi Aku mohon sama Kakak untuk bersedia menggantikan Aku." Mohon Adik tirinya Santika supaya Santika mau menggantikan dirinya.
("Selamat hidup menderita Kakak Tiriku tersayang.' Sambung Adik Tirinya yang bernama Bela sambil tersenyum jahat).
"Saat ini Aku tidak mau menikah. Terlebih Aku ingin menikah dengan pria yang Aku cintai." Ucap Santika dengan nada tegas.
Ayah Rese dan Ibu Veni tentu saja menahan amarahnya ketika mendengar ucapan Santika yang menolak untuk menikah dengan Diego.
"Kamu tidak boleh menolaknya." Ucap Ayah Rese dengan nada tegas.
Santika hanya menatap Ayahnya dengan tatapan penuh kecewa. Sedangkan Ibu Risih hanya terdiam melihat putri sulungnya di paksa oleh suaminya untuk menikah dengan pria koma dan lumpuh.
Hal ini dikarenakan suaminya mengancam akan menceraikannya jika tidak mendukungnya. Selain itu suaminya berjanji akan memberikan setengah mahar yang diberikan oleh orang tua Diego.
Bela yang selama ini sangat iri dengan kecantikan Santika membuat Bela sengaja mendorong tubuh Santika hingga tubuh Santika terhuyung ke arah depan.
Santika yang belum ada persiapan kepalanya terbentur ujung meja dan langsung tidak sadarkan diri. Hal ini dikarenakan sejak kemarin pagi sampai malam datang ke rumah sakit untuk menemani Nenek angkatnya.
"Bela!" Bentak Ibu Risih sambil menatap anak tirinya dengan tatapan tajam seakan ingin membunuhnya.
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya