NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Malam itu, udara terasa menusuk tulang. Di taman belakang yang remang, Alea duduk memeluk dirinya sendiri. Matanya bengkak, wajahnya pucat, bibirnya bergetar—tanda ia sudah terlalu lama menangis. Hatinya serasa diremas-remas, tapi ia tak punya tempat untuk melarikan diri.

Langkah pelan Ibu Maisaroh berhenti tak jauh dari sana. Tatapan matanya lembut melihat sang menantu yang tampak hancur. Perlahan, beliau duduk di samping Alea.

“Kenapa masih di sini, Nak? Sudah malam… pergilah ke kamar suamimu,” ucapnya lembut. Suaranya bagai hembusan angin menenangkan di tengah badai.

Alea menoleh ragu. “Apa… apa aku pantas tidur satu ruangan dengannya, Bu?”

Ibu Maisaroh menarik napas panjang. “Faiz sudah jadi suamimu. Selama kau istrinya, kamarnya juga rumahmu. Jangan takut, Nak. Faiz itu anak yang baik… hanya saja hatinya sedang tertutup.”

“Tapi, Bu…” Alea mencoba bicara, namun Ibu Maisaroh memotongnya dengan suara penuh keyakinan.

“Percayalah. Jika kau sabar, Faiz akan luluh juga suatu hari nanti.”

Dengan perlahan, Ibu Maisaroh menggandeng tangan Alea, menuntunnya menaiki tangga menuju kamar Faizan.

 

Pintu kamar terbuka. Suasana sepi menyambut mereka—hanya cahaya remang dan angin malam yang berhembus dari balkon.

“Masuklah. Ibu tinggal dulu,” ucap Ibu Maisaroh dengan senyum menenangkan, lalu pergi meninggalkan Alea di ambang pintu.

Alea memandang jam di dinding. Hampir pukul satu dini hari. Dengan langkah ragu, ia menutup pintu, lalu berjalan perlahan mendekati balkon.

Dan di sanalah Faizan berdiri: tegap, diam, memandangi langit malam.

Lalu suara itu keluar—dingin, datar, tapi tajam seperti belati.

“Tidak pernah aku sangka… kejadian malam itu membuatku menikahi seorang pelacur.”

Dunia Alea seakan runtuh.

Kata-kata itu menembus jantungnya. Ia terpaku, tubuhnya kaku. Air mata mengalir tanpa izin. Ia ingin membela diri, ingin bicara, tapi tenggorokannya terasa tersumbat.

Tanpa suara, ia berbalik dan berbaring di atas ranjang. Bantal di bawah pipinya basah dalam sekejap.

Sementara Faizan tak sengaja menatapnya dari balkon, matanya penuh kemarahan yang bahkan ia sendiri tidak mengerti arah sumbernya.

"Apa-apaan ini...?! Berani sekali dia tidur di ranjangku...?!" melihat Alea di ranjang membuat darah Faizan mendidih. Dengan langkah lebar, ia keluar dari kamar, menuruni tangga menuju kamar ibunya.

“Mah!” suaranya terdengar di balik pintu, sedikit keras.

Ibu Maisaroh membuka pintu. Faizan masuk tanpa menunggu izin, wajahnya tegang.

“Kenapa wajahmu begitu, Nak?” tanya sang ibu pelan.

“Bagaimana Faiz bisa tidur satu kamar dengan dia? Faiz benci dia, Mah!” suaranya pecah, sarat amarah.

Ibu Maisaroh menatap anaknya dengan tenang. “Faiz, dia istrimu. Kau menikahinya di hadapan Tuhan dan sah secara negara. Hargai dia.”

“Dia itu… pelacur, Mah!” suara Faizan meninggi. “Dia bukan gadis baik-baik!”

“Faiz!” tegur sang ibu, nada suaranya mulai mengeras. “Jaga ucapanmu!”

Di luar kamar, Alea berdiri mematung. Ia mendengar semuanya. Setiap kata Faizan bagai palu godam menghantam hatinya.

Setelah percakapan di depan kamar, Faizan melangkah cepat menuju ruang kerjanya. Pintu ditutup dengan keras, meninggalkan jejak amarah yang masih membara di wajahnya.

Tak lama kemudian, Ibu Maisaroh menyusul. Ia masuk tanpa mengetuk, wajahnya menahan emosi, namun nada suaranya tetap tegas dan terkontrol.

“Faiz, dengarkan Mama bicara,” ucapnya lantang.

Faizan yang sedang duduk di kursi kerjanya menatap sang ibu penuh frustrasi. “Mah, Faiz tidak mengerti jalan pikiran Mama. Bagaimana Mama bisa memaksa Faiz hidup satu atap dengan perempuan itu?”

“Perempuan itu adalah istrimu, Faiz,” potong Ibu Maisaroh, tatapannya menusuk.

“Faiz sudah menyuruh Dio menyelidiki dia,” balas Faizan, nadanya meninggi. “Dia bukan gadis baik-baik, Mah! Dia juga tidak pantas berada di keluarga kita.”

“Mama tidak percaya,” ujar Ibu Maisaroh dengan suara tegas, nyaris tak memberi celah.

Faizan mengepalkan tangan, berusaha menahan emosi. “Mah, harus pakai bahasa apa Faiz bicara? Dia itu… bekas orang banyak, Mah! Faiz bahkan tidak pernah menyentuh seorang wanita sekalipun, apalagi memperkosanya seperti yang dia tuduhkan. Dia itu—”

“Cukup, Faiz!” bentak Ibu Maisaroh tiba-tiba, membuat Faizan terdiam seketika. Suara ibunya kali ini bagaikan petir yang memecah langit malam.

Ibu Maisaroh melangkah maju, berdiri tepat di hadapan putranya. Sorot matanya bergetar, antara marah dan kecewa.

“Mama tidak mau lagi mendengar kamu menyebut Alea seorang pelacur,” suaranya bergetar, tapi penuh wibawa. “Kamu tahu apa tentang hidupnya? Dia hanya korban, Faiz. Korban dari kakaknya sendiri yang menjualnya demi uang. Tidak ada seorang gadis pun yang ingin dicap dengan status hina seperti itu.”

Faizan menunduk. Kata-kata ibunya mulai mengguncang tembok amarah yang ia bangun selama ini.

“Mama membesarkanmu dengan cinta dan kasih sayang, Faiz. Apa hatimu begitu keras sampai tidak bisa melihat kebenaran? Alea sudah cukup menderita. Jangan tambah bebannya dengan ucapanmu.”

Hening. Hanya suara detak jam di dinding yang terdengar. Ibu Maisaroh menarik napas panjang, lalu mengucapkan keputusannya dengan suara bulat.

“Mama sudah memutuskan. Bulan depan, kita akan mengadakan resepsi pernikahanmu dengan Alea di Hotel X. Ini bukan permintaan, Faiz. Ini keputusan.”

Faizan menatap ibunya tak percaya. “Mah…”

“Cukup!” Ibu Maisaroh memotong ucapannya. “Kamu boleh membencinya sekarang. Kamu boleh menolak seribu kali. Tapi ingat, Faiz, di mata Tuhan dan negara, dia adalah istrimu. Dan selama Mama masih hidup, Mama tidak akan membiarkan menantu Mama diperlakukan seperti ini.”

Tanpa menunggu jawaban, Ibu Maisaroh berbalik dan meninggalkan ruang kerja. Suara pintu yang tertutup perlahan meninggalkan Faizan sendiri, tenggelam dalam amarah, kebingungan, dan rasa bersalah yang samar mulai muncul di hatinya.

...----------------...

Bersambung...

1
Jumi🍉
Istri kabur dia santai-santai aja tuh,,,kayak gak ada keinginan sama seklai buat memperbaiki rumah tangganya, lepas dari mantan Nadia datang Nayla.../Sleep/
septiana: ntah kapan dia mau sadarnya
total 4 replies
Helwa Mahara
buatlah faizan menyesal atas kepergian istrinya dan buat dia bucin ka
Jumi🍉
Sama Nayla rada betah ya tinggal di hotel bareng yang notabennya hanya orang lain, padahal bisa aja tuh tanggung jawab gak musti tinggal bareng...🙄keputusan Alea buat menjauh udah tempat tuh gak dibutuhin juga sama Faizan selama ini.😅
septiana
sampai kapan kamu akan bersikap seperti itu Faiz sama istri mu🤔
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Facepalm//Joyful/
total 3 replies
Jumi🍉
Nayla kamu jangan berani-berani ngusik rumah tangga Faizan apalagi ada niatan jadi pelakor, istrinya aja seperti bayangan apalagi kamu mungkin hanya dianggap angin sekelibat langsung hilang, yang ada di otaknya hanya pekerjaan...😅🤣
Miss Ra: /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Jumi🍉
Mending Alea kamu pergi jauh dari kehidupan Faizan, kamu dianggapnya bagaikan bayangan yang tak terlihat, tuh Faiz hidupnya cuma tentang pekerjaan. Tapi bila nanti ada perempuan masuk dalam kehidupannya baru kamu balas caci maki balik tuh Faiz...😤
Jumi🍉
Kalau kamu bisa sejahat itu memperlakukan istrimu dan bahkan ibumu, berarti dengan wanita lain harusnya kamu bisa jauh lebih jahat lagi termasuk nanti mantanmu...😆Hidup aja kamu sendirian hingga akhir ajal menjemput...🤣
Miss Ra: /Facepalm//Joyful/
total 1 replies
Anonymous
😍😍
Anonymous
😍😍….
Dhafitha Fitha Fitha
udah Alea hbis ni kamu pergi aja dari sana apa juga yg m di pertahankan biar dia punya penyesalan
septiana
suatu saat kau akan mendapatkan balasan dari apa yg kamu perbuat Faiz.. dan disaat penyesalan itu datang Alea sudah tidak menginginkan mu lagi.
Jumi🍉
Bingung aku tuh mau komen apa lagi buat Faiz saking menyebalkan jadi orang...🤬😤
Milla
lanjut min
Miss Ra: siaaapp
total 1 replies
Milla
next min
Dhafitha Fitha Fitha
Fandi Jdi setan 😈😈😈
Miss Ra: /Grin//Joyful/
total 1 replies
Jumi🍉
Dengan mantan punya banyak waktu untuk bicara berbanding terbalik buat istri diam seribu bahasa,,,/Curse/Alea mending cepat bawa ruqyah tuh suamimu biar jin ditubuhnya pada hilang sampai ulat keket gamon juga ikut terhempas...🤣
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 3 replies
septiana
ego mu setinggi langit Faiz,kau akan menyesal setelah nanti Alea jauh darimu.. teruslah berbuat dingin pada Alea sampai nanti alea lelah dan ga ingin kembali padamu lagi
Jumi🍉
Kepala batu banget si Faiz, kaya orang hidup segan mati tak mau definisi orang gak punya tujuan...😩kompasnya rusak kali makanya tersesat di masa lalu aja...🤭
Jumi🍉: Habisnya bikin sebel banget tuh Faiz...😆
total 2 replies
Jumi🍉
Tahu rasanya dilukai tapi tanpa sadar kamu juga membuat luka untuk Alea selama ini...😪
Dhafitha Fitha Fitha
AQ benci masa lalu kl smpek nongol lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!