NovelToon NovelToon
Ibu Untuk Anak-anakku

Ibu Untuk Anak-anakku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahmuda / Duda
Popularitas:36.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: embunpagi

IG : embunpagi544

Kematian istri yang paling ia cintai beberapa saat setelah melahirkan kedua buah hatinya, membuat hati seorang laki-laki bernama Bara seolah membeku, dan dunianya menjadi gelap. Cintanya ikut ia kubur bersama mending sang istri. Alasan kenapa Bara masih mau bernapas sampai detik ini adalah karena kedua buah hatinya, si kembar Nathan dan Nala. Bara tak pernah sedikitpun berniat untuk menggantikan posisi almarhumah istrinya, namun demi sang buah hati Bara terpaksa menikah lagi dengan perempuan pilihan sang anak.

SYAFIRA seorang gadis berusia 20 tahun yang menjadi pilihan kedua buah hatinya tersebut. Syafira yang sedang membutuhkan uang untuk pengobatan adik satu-satunya dan juga untuk mempertahankan rumah dan toko kue kecil peninggalan mendiang ayahnya dari seorang rentenir, bersedia menikah dengan BARATA KEN OSMARO, seorang duda beranak dua. Mungkinkah hati seorang Bara yang sudah terlanjur membeku, akan mencair dengan hadirnya Syafira? Akankah cinta yang sudah lama ia kubur bersama mendiang sang istri muncul kembali?

"Aku menikahimu untuk menjadi ibu dari anak-anakku, bukan untuk menjadi istriku..." Bara.

"Lebih baik aku menikah dengan om duda itu dari pada harus menjadi istri keempat rentenir bangkotan dan bulat itu..." Syafira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

"Ada apa kak? Apa mama menyuruh kakak untuk menikah lagi?" tanya Varel seolah tahu penyebab kekesalan di wajah Bara.

"Sudahlah, aku tak ingin membahasnya, seperti apapun mama memaksa, aku tidak akan menikah lagi, aku hanya menunggu waktu sampai Olivia menjemputku," desah bara.

Varel tak melanjutkan bicaranya lagi, ia tak ingin membuat kakak iparnya tersebut semakin kesal. Karena jika seorang Bara sudah mengeluarkan taringnya, raja hutan pun akan takut kepadanya.

Varel malah asyik makan kue macaron yang seharusnya ibunya berikan kepada si kembar sambil mengemudikan mobilnya.

Bara hanya melirik sekilas ke arah Varel yang begitu menikmati kue macaron yang dari warna dan aromanya sangat menggoda tersebut.

"Kakak mau?" tawar Varel.

"Tidak,"

"Ini enak banget tahu kak, aku aja kemarin habis banyak, dan ini sebenarnya jatah si kembar, tapi tadi mama lupa membawanya, yasudah aku makan aja. Nih coba!" menyodorkan kepada Bara.

"Tidak, pagi-pagi sudah makan kue seperti itu,"

"Ayolah aaaaak!" Varel memaksa memasukkan kue macaron tersebut kepada Bara.

Raut wajah Bara seketika berubah menyeramkan, Varel yang menyadari kekurang ajarannya langsung menciut nyalinya.

"Sorry kak, habisnya ini macaron lain dari yang lain, aku cuma kakak mencobanya hehehe peace," ucap bara nyengir.

Bara yang awalnya ingin marah, mendadak luluh ketika merasakan enaknya macaron yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya tersebut.

"Rasanya lumayan," batin bara.

"Gimana? Enak kan? Ini tokonya padahal kecil, tapi kue-kuenya uenak-uenak, aku baru nemu kemarin, si kembar pasti senang kalau di ajak ke sana. Mereka kan penggila macaron," oceh Varel. Bara tak menanggapinya, dia hanya duduk seperti patung sambil bersedekap di dalam mobil yang sedang menuju ke kantornya tersebut.

Tiba-tiba, Varel mengerem mobil yang ia kemudikan.

"Kenapa mengerem mendadak? Mau membunuhku? " tanya Bara sambil memegangi keningnya karena kejedot.

"Kita hampir menabrak seorang gadis kak," sahut Varel sambil mengelus dadanya lega karena dia mengerem mobilnya tepat waktu.

Seorang gadis cantik yang hampir saja tertabrak tersebut, mendekat ke arah mobil Varel lalu mengetuk-ngetuknya.

Varel membuka kaca mobilnya, ia terdiam karena terpana melihat sosok gadis yang kini sedang merutukinya.

"Kalau tidak bisa menyetir, nggak usah bawa mobil dong! bahaya tau! ini jalan bukan punya nenek moyang Anda, jadi jangan seenaknya saja, bagaimana kalau orang lain celaka karena Anda?" umpat gadis tersebut.

Bara yang melihat adik iparnya hanya bengong saja langsung mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan menyerahkan kepada gadis tersebut.

"Ini sebagai ganti rugi!" ucapnya dengan angkuh dan dingin sambil menyodorkan uangnya.

Gadis tersebut terpesona melihat ketampanan Bara. Seakan terhipnotis oleh ketampanan Bara, gadis tersebut melongo, ia mengulurkan tangannya untuk menerima uang tersebut tanpa sadar.

"Cepat jalankan mobilnya Rel," Bara menepuk pundak Varel untuk menyadarkan Varel dari lamunannya.

Gadis tersebut juga tersadar dari lamunannya,

"Tunggu tuan, ini! Saya tidak butuh uang Anda, saya hanya mau Anda lebih hati-hati dalam mengemudi kedepannya, jangan sampai membahayakan nyawa orang lain," ucap gadis tersebut tegas sambil mengembalikan uang yang di berikan oleh Bara dengan cara melemparnya.

Varel ingin menjelaskan dan meminta maaf kepada gadis tersebut, namun Bara menyuruh Varel untuk segera melajukan mobilnya dan Varel tidak bisa membantah, karena memang mereka ada rapat penting dan harus segera sampai ke kantor secepatnya.

" Dasar cewek bar-bar!" gumam Bara.

"Tahu gini, tadi aku nggak berangkat sama kamu Rel, sekalinya bareng, sial!" umpat Bara.

"Sorry kak, sorry. Lagian tuh muka biasa aja dong, jangan terlalu kaku dan menyeramkan kalau di depan para wanita, apalagi gadis secantik tadi," ucap Varel.

Bara tak menanggapinya. Ya, begitulah Bara, terlalu sulit untuk di sentuh, kaku dan irit bicara terhadap orang lain, apalagi dengan makhluk yang bernama perempuan, berbeda ketika ia berhadapan dengan kedua buah hatinya.

" Kalau begini terus, kapan si kembar bisa punya mommy," gumam Bara.

"Jalankan saja mobilnya, jangan banyak bicara!" ucap Bara tegas.

" Dasar orang kaya sombong! di pikir dengan uang semuanya beres apa, untung ganteng woi dasar!" teriak gadis tersebut, sambil memperhatikan mobil yang ditumpangi Bara dan Varel berlalu meninggalkannya.

Tiba-tiba, ponsel ponsel gadis tersebut berdering. Ia meraba-raba ke dalam tasnya dan mengambil ponselnya.

"Dokter Rendra?" gumamnya, gadis tersebut langsung mengangkat panggilannya, ia takut jika sesuatu yang buruk terjadi kepada adiknya yang sedang di rawat di rumah sakit dan dalam keadaan koma.

"Halo dokter Rendra, apa terjadi sesuatu terhadap adik saya?" tanyanya cemas.

" Tidak Syafira, adik kamu masih dalam keadaan sama, belum ada perubahan,"Jawab dokter bernama Rendra tersebut.

" Terus, kenapa Anda menelepon saya? Apakah untuk menagih biaya rumah sakit adik saya? Tolong beri saya sedikit waktu dok, saya akan membayarnya, saya usahakan secepatnya," ucap gadis yang ternyata bernama Syafira tersebut.

" Oh tidak Fira, bukan begitu, kalau maslah biaya kamu tidak usah khawatir, saya akan membantu kamu. Maksud saya menelepon kamu adalah saya ingin mengajak kamu makan siang, apakah nanti siang kamu ada waktu?"

" Maaf dok, siang nanti, sehabis kuliah saya harus ke toko, ada pesanan yang harus saya selesaikan siang ini, dan Rani tidak bisa menyelesaikannya sendiri," balas Fira. Rani Adalah tetangganya yang bekerja membantunya di toko.

" Baiklah kalau begitu lain kali saja, " ucap dokter Rendra kecewa, karena untuk kesekian kalinya gadis pujaan hatinya tersebut menolak untuk di ajak jalan atau sekedar makan siang.

Syafira segera menutup teleponnya, dan langsung ia masukkan kembali ponselnya ke dalam tas, tangannya melambai-lambai menghentikan angkot yang lewat untuk menuju ke kampusnya.

"Maafkan saya dokter Rendra, saya tidak bisa membalas perasaan Anda kepada saya, untuk uang perawatan Adel, akan saya ganti cepat atau lambat," batin Syafira yang baru saja mendaratkan pantatnya di dalam angkot tersebut.

Syafira menghela napasnya kasar, satu bulan terkahir ini, beban hidup yang harus ia jalani terasa sangat berat. Sekitar satu bulan yang lalu, ayah dan juga adik perempuan satu-satunya mengalami kecelakaan saat sang ayah hendak mengantar adiknya yang bernama Adelia ke sekolah. Nyawa ayahnya tidak tertolong sementara sang adik koma hingga sekarang belum juga tersadar dari komanya.

Ayahnya meninggalkan hutang yang cukup besar, ia meminjam uang kepada seorang rentenir dengan jaminan rumah dan juga toko kue kecil yang menjadi penopang hidup mereka.

Jika rumah dan toko kuenya disita, ia tak tahu lagi harus tinggal dan membiayai hidupnya dari mana. Sebenarnya ada cara lain supaya rumah dan toko kuenya tetap menjadi miliknya, dan hutangnya lunas, yaitu dengan menjadi istri ke empat sang rentenir, tentu saja Syafira tidak mau.

Toko kue yang baru ia buka kembali sekitar dua minggu yang lalu setelah kematian sang ayah tersebut hanya mampu untuk membiayai makannya, dan membayar satu-satunya karyawan yang bekerja padanya. Lalu bagaimana ia harus mengumpulkan uang untuk biaya perawatan sang adik di rumah sakit? Beruntung, ada dokter Rendra yang mau menolongnya dengan menanggung biaya rumah sakit sang adik yang tidak sedikit jumlahnya tersebut. Namun, Syafira menganggapnya sebagai hutang yang harus ia bayar. Meskipun dokter Rendra tidak mengharapakan uangnya di bayar kembali, karena dia menyukai Syafira sejak lama. Namun, Syafira tidak bisa membalas perasaan dokter tampan tersebut karena kedua orang tua dokter Rendra tidak menyukai Syafira yang hanya anak dari orang biasa. Jika mereka tahu Dokter Rendra membantunya, pasti mereka akan semakin tidak menyukai Syafira.

Syafira sendiri mengenal Rendra sudah cukup lama, karena dokter Rendra adalah kakak dari Mia, sahabat Syafira sejak SMA.

Syafira bingung, darimana ia bisa mendapatkan uang untuk menyelesaikan semua masalahnya tersebut.

"Non, sudah sampai non!" Suara sopir angkot membuyarkan lamunan Syafira. Ia segera membayar angkotnya dan turun.

Syafira memasuki kampus yang sudah dua tahun ini menjadi tempatnya menimba ilmu tersebut. Ia mendapat beasiswa penuh sampai lulus nanti karena kecerdasannya. Sehingga ia tidak perlu pusing memikirkan biaya kuliahnya lagi.

"Fira!" teriak Shinta, salah satu sahabat Syafira.

"Aduh Shin, pelankan sedikit suaramu, kayak di hutan aja," ucap Syafira sambil memegangi telinganya.

"Hehe, eh aku lihat tadi kamu turun dari angkot? Si william kemana?" tanya Shinta.

"William lagi ngambek, nggak mau nganterin ke kampus, jadi ya ngangkot deh," sahut Syafira.

Shinta hanya ber-oh-ria mendengarnya.

"Mia belum datang Shin?" tanya Syafira.

"Belum, tadi sih katanya lagi di jalan, ke kantin dulu yuk, belum sarapan nih aku," ajak Shinta.

"Belum dua kali kan?"

"Hehe tahu aja, ayuk ah cus!" menarik tangan Syafira, Syafira hanya pasrah mengikutinya.

🌼🌼🌼

Visual

Bara (Barata Ken Osmaro)

Syafira (Syafira Maharani)

💠Jangan lupa like, komen dan votenya. Serta pencet ❤️.

Jangan lua juga baca novel author yang satunya, yang berjudul "my husband is My presdir : jodoh wasiat kakek"

Terima kasih🙏🙏🙏, salam hangat author❤️❤️💠

1
Novi Pardosi
udah bolak balik baca ini, di part ini kok bara ngajak nangis bareng² sih
Partini Rahayu
Luar biasa
Tarwiyah Nasa
🤣🤣🤣
Tarwiyah Nasa
nangiss aku selama baca Thor..di part ini😭😭😭
Ing
Meski byk typo tp inti ceritanya bagus. mengulas emosinya jg dapet yg ttp berinti dgn kluarga No 1.
Terima kasih utk karyanya Kak, semangat utk karya2 barunya
DozkyCrazy
kerrren
ini baru mertua bijak👏
DozkyCrazy
Luar biasa
DozkyCrazy
😁😁😁 kangen oma
DozkyCrazy
gokil gokil seruuu
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Nova Evita
cerita nya bagus .... perjuangan hidup yg tentu tidak sia" karena semua nya akan indah pada waktu nya.
Ismalinda
Luar biasa
chateez✨️
bawangnya berapa kilo sih ini, Kak
asli aku mewek ngejer
Atika Rivanesa
sukak smua karyamu kak...../Kiss/
Siyantin Soebianto
sikembar kayaknya cepet dewasa berpikirnya tuh si nathan ssmpai mau nyarikan istri untuk dadynya 😃😃
Seri Puti
Kecewa
Seri Puti
Buruk
altanum
terus semangat berkarya thor...
karya2mu luar biasa...
Azalea New
Luar biasa
Nurhayati Nia
Tenang ajj omm ntar juga saling bucinn kalian berduaa ya ngkk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!