karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama
kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.
Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1: Transmigrasi (2)
Latar waktu saat ini: Tahun 666, bulan 6, tanggal 6. Saat kubuat premis cerita, ini adalah momen yang akan kutulis di prolog—sebelum cerita utama protagonis dimulai.
Aku hidup di desa ini, bersama rival dan heroine utama. Tapi ada masalah: aku tidak bisa keluar rumah. Kenapa? Karena orang tua tubuh anak ini takut hal yang sama terulang lagi.
Dave dan Liria, orang tua Lala, tidak memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku “terbangun.” Tapi aku diam-diam mendengar mereka dari balik pintu kamarku.
Lala, anak dari tubuh ini, terjatuh dari pohon saat bermain sendiri. Kepalanya terbentur batu besar. Tak sadarkan diri selama empat hari. Anak berusia empat tahun terjatuh dan kepala bagian belakangnya terbentur batu—jelas ini bisa berakhir fatal. Mungkin jiwanya pergi, dan aku menggantikannya.
Ini bukan keinginanku. Aku hanya ingin menulis. Tapi kini aku terjebak di tubuh Lala, dengan suara mantan dan sistem aneh yang menyertainya.
“Bagaimana caranya aku keluar?” ketusku, menatap dunia luar dari balik jendela kamar.
Aku berniat kabur, ingin menemui protagonis. Saat ini adalah momen krusial—pertemuan pertama antara tiga teman masa kecil di desa.
“James, Ryan, Natasya,” gumamku, menyebut tokoh penting novel Pe and Kob.
“Lebih baik aku kabur lewat jendela ini saja,” pikirku. Itu satu-satunya cara.
Tubuh ini kecil dan lemah. Panas tubuhnya terasa. Jika demam, mungkin aku akan merintih. Tubuh anak kecil selalu rapuh.
Aku mendekati pintu kamar yang tertutup, menempelkan telinga. Dave dan Liria ada di ruang tamu, membicarakan solusi tentang situasi anak ini.
“Bukankah ini kesempatan,” gumamku, mata berbinar, telinga menempel di pintu.
“Maaf, aku bukan anak kalian. Aku hanya anomali, penulis naskah ini yang terjebak di tubuh Lala,” batinku sambil melangkah perlahan ke jendela.
Kubuka jendela. Tanah di bawah tampak tinggi dari posisiku—mungkin setinggi pinggang orang dewasa. Tak lupa, kubawa buku sihir dari kamar.
“Mungkin Lala suka membaca ya? Anak umur empat tahun baca buku sihir, bukan buku dongeng,” batinku sambil melempar buku itu keluar jendela.
Woashhhh—aku melompat.
“Eh, e-ehhh...” Tubuh ini mencoba menyeimbangkan diri, belum terbiasa.
“Hap!” Aku mendarat dengan tangan terbentang, kaki dirapatkan. Tak terjatuh.
Langkahku perlahan meninggalkan rumah. Tiga langkah kecilku setara satu langkah orang dewasa.
“Tidak ada gunanya mengeluh juga...” batinku masam.
Sambil berjalan, kubuka buku sihir. “Heh... bergambar semua. Dave dan Liria pengertian juga ya.”
Buku itu mudah dipahami, penuh gambar dan penjelasan: anatomi manusia, inti api biru di dada, jaringan saraf yang menghubungkan titik-titik tubuh.
“Ini yang disebut Mana, sesuai rencanaku di novel...” sedikit takjub.
Rasa penasaran semakin besar. Dunia novel ini seperti apa? Bisa kah aku mengeluarkan sihir?
Aku membuka halaman berikutnya: Api (hangat), Air (basah), Tanah (kotor), Angin (hembusan). Gambar-gambar anak yang sedang berinteraksi dengan elemen.
Halaman berikutnya: ksatria memegang pedang, penyihir, dan cerita petualangan. Benar-benar untuk anak-anak, pikirku sambil tersenyum.
Kututup buku. Kini aku tiba di pemukiman. Banyak warga berlalu-lalang, pakaian sederhana. Dalam novel Pe and Kob, Ryan adalah bangsawan desa ini, Natasya dan James anak desa biasa, seperti aku, tokoh ekstra yang tak terlalu penting.
“Mungkin beberapa hal tak terencana...” gumamku, memikirkan masa depan. “Apakah perang tetap akan terjadi? Atau akan berubah?”
Saat melangkah melewati gang kecil, kulihat gadis kecil rambut merah, tertunduk, tampak ketakutan.
Aku menghampirinya.
“Hey... Kamu?” sapa ku lembut.
“AHHHHH!!” Gadis itu terkejut.
“Eh, kenapa berteriak?” tanyaku, alis terangkat, tangan di pinggang.
“Siapa kamu? Aku kira orang jahat...” jawabnya, lega melihatku seusia anak kecil.
“Aku Lala Rosalia, anak petani di ujung desa. Salam kenal!” senyumku selebar daun kelor.
“Ehh... Aku Natasya...” gadis itu memperkenalkan diri. Heroine utama James, ternyata.
Terkejut, tapi aku cepat beradaptasi. Sesuai latar waktu, Ryan dan James ada di sekitar sini.
“L-lala, kenapa diam?” tanya Natasya, wajah terheran.
“A-ahh maaf, Nasya,” jawabku.
“Siapa Nasya?” tanya Natasya polos.
“Ya, kamu. Biar mudah manggilnya,” jawabku. Natasya tampak terheran, tapi setuju.
Setelah berkenalan, aku bertanya, “Kenapa kamu di gang?”
“Aku terpisah dari ibuku saat berbelanja,” jawab Natasya, tangan mengepal, wajah sedih.
“Mau aku bantu? Aku orang dewasa loh,” kataku mencoba meyakinkan, meski tubuhku anak kecil.
Matanya berbinar. Aku tahu, seseorang datang saat ia membutuhkan pertolongan. Menemukan ibunya nanti urusan belakangan. Rencanaku adalah bertemu tokoh penting di titik ini.
Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.
Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.
Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.
Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.
Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.
Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.
Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.
Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.
Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.