NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Transmigrasi / Tamat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama

kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.

Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Transmigrasi (2)

Latar waktu saat ini: Tahun 666, bulan 6, tanggal 6. Saat kubuat premis cerita, ini adalah momen yang akan kutulis di prolog—sebelum cerita utama protagonis dimulai.

Aku hidup di desa ini, bersama rival dan heroine utama. Tapi ada masalah: aku tidak bisa keluar rumah. Kenapa? Karena orang tua tubuh anak ini takut hal yang sama terulang lagi.

Dave dan Liria, orang tua Lala, tidak memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku “terbangun.” Tapi aku diam-diam mendengar mereka dari balik pintu kamarku.

Lala, anak dari tubuh ini, terjatuh dari pohon saat bermain sendiri. Kepalanya terbentur batu besar. Tak sadarkan diri selama empat hari. Anak berusia empat tahun terjatuh dan kepala bagian belakangnya terbentur batu—jelas ini bisa berakhir fatal. Mungkin jiwanya pergi, dan aku menggantikannya.

Ini bukan keinginanku. Aku hanya ingin menulis. Tapi kini aku terjebak di tubuh Lala, dengan suara mantan dan sistem aneh yang menyertainya.

“Bagaimana caranya aku keluar?” ketusku, menatap dunia luar dari balik jendela kamar.

Aku berniat kabur, ingin menemui protagonis. Saat ini adalah momen krusial—pertemuan pertama antara tiga teman masa kecil di desa.

“James, Ryan, Natasya,” gumamku, menyebut tokoh penting novel Pe and Kob.

“Lebih baik aku kabur lewat jendela ini saja,” pikirku. Itu satu-satunya cara.

Tubuh ini kecil dan lemah. Panas tubuhnya terasa. Jika demam, mungkin aku akan merintih. Tubuh anak kecil selalu rapuh.

Aku mendekati pintu kamar yang tertutup, menempelkan telinga. Dave dan Liria ada di ruang tamu, membicarakan solusi tentang situasi anak ini.

“Bukankah ini kesempatan,” gumamku, mata berbinar, telinga menempel di pintu.

“Maaf, aku bukan anak kalian. Aku hanya anomali, penulis naskah ini yang terjebak di tubuh Lala,” batinku sambil melangkah perlahan ke jendela.

Kubuka jendela. Tanah di bawah tampak tinggi dari posisiku—mungkin setinggi pinggang orang dewasa. Tak lupa, kubawa buku sihir dari kamar.

“Mungkin Lala suka membaca ya? Anak umur empat tahun baca buku sihir, bukan buku dongeng,” batinku sambil melempar buku itu keluar jendela.

Woashhhh—aku melompat.

“Eh, e-ehhh...” Tubuh ini mencoba menyeimbangkan diri, belum terbiasa.

“Hap!” Aku mendarat dengan tangan terbentang, kaki dirapatkan. Tak terjatuh.

Langkahku perlahan meninggalkan rumah. Tiga langkah kecilku setara satu langkah orang dewasa.

“Tidak ada gunanya mengeluh juga...” batinku masam.

Sambil berjalan, kubuka buku sihir. “Heh... bergambar semua. Dave dan Liria pengertian juga ya.”

Buku itu mudah dipahami, penuh gambar dan penjelasan: anatomi manusia, inti api biru di dada, jaringan saraf yang menghubungkan titik-titik tubuh.

“Ini yang disebut Mana, sesuai rencanaku di novel...” sedikit takjub.

Rasa penasaran semakin besar. Dunia novel ini seperti apa? Bisa kah aku mengeluarkan sihir?

Aku membuka halaman berikutnya: Api (hangat), Air (basah), Tanah (kotor), Angin (hembusan). Gambar-gambar anak yang sedang berinteraksi dengan elemen.

Halaman berikutnya: ksatria memegang pedang, penyihir, dan cerita petualangan. Benar-benar untuk anak-anak, pikirku sambil tersenyum.

Kututup buku. Kini aku tiba di pemukiman. Banyak warga berlalu-lalang, pakaian sederhana. Dalam novel Pe and Kob, Ryan adalah bangsawan desa ini, Natasya dan James anak desa biasa, seperti aku, tokoh ekstra yang tak terlalu penting.

“Mungkin beberapa hal tak terencana...” gumamku, memikirkan masa depan. “Apakah perang tetap akan terjadi? Atau akan berubah?”

Saat melangkah melewati gang kecil, kulihat gadis kecil rambut merah, tertunduk, tampak ketakutan.

Aku menghampirinya.

“Hey... Kamu?” sapa ku lembut.

“AHHHHH!!” Gadis itu terkejut.

“Eh, kenapa berteriak?” tanyaku, alis terangkat, tangan di pinggang.

“Siapa kamu? Aku kira orang jahat...” jawabnya, lega melihatku seusia anak kecil.

“Aku Lala Rosalia, anak petani di ujung desa. Salam kenal!” senyumku selebar daun kelor.

“Ehh... Aku Natasya...” gadis itu memperkenalkan diri. Heroine utama James, ternyata.

Terkejut, tapi aku cepat beradaptasi. Sesuai latar waktu, Ryan dan James ada di sekitar sini.

“L-lala, kenapa diam?” tanya Natasya, wajah terheran.

“A-ahh maaf, Nasya,” jawabku.

“Siapa Nasya?” tanya Natasya polos.

“Ya, kamu. Biar mudah manggilnya,” jawabku. Natasya tampak terheran, tapi setuju.

Setelah berkenalan, aku bertanya, “Kenapa kamu di gang?”

“Aku terpisah dari ibuku saat berbelanja,” jawab Natasya, tangan mengepal, wajah sedih.

“Mau aku bantu? Aku orang dewasa loh,” kataku mencoba meyakinkan, meski tubuhku anak kecil.

Matanya berbinar. Aku tahu, seseorang datang saat ia membutuhkan pertolongan. Menemukan ibunya nanti urusan belakangan. Rencanaku adalah bertemu tokoh penting di titik ini.

1
AI
kata "di" dipisahkan jika menunjukkan tempat, lokasi, atau waktu.
xiang ma'ling sheng: saya catat kak
total 1 replies
AI
Kalau dialog tag itu ditulis didahului tanda koma sebelum tanda petik dan ditulis dengan huruf kecil.

Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.

Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
xiang ma'ling sheng: oalahhh, oke catat pak
total 1 replies
AI
tanyaku
AI
Anak berusia empat tahun itu jatuh dengan kepala membentur batu. Sudah jelas ia akan mati karena pendarahan di otak. Mungkin jiwanya pergi, dan aku yang menggantikannya.
AI
Lala, anak pemilik tubuh ini, terjatuh dari atas pohon saat bermain sendirian. Kepala bagian belakangnya terbentur batu besar sehingga membuatnya tak sadarkan diri selama empat hari.
AI
Dave dan Liria memang tidak pernah memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku terbangun. Namun, aku sempat mendengar mereka berbicara diam-diam di balik pintu kamarku.
AI
Tulisan di chapter ini sedikit lebih baik dari prolognya yang kek cacing kepanasan. Meski begitu, penggunaan tanda bacamu buruk, huruf kapital masih salah, dan kata-kata yang harusnya dipisah malah disambung.
xiang ma'ling sheng: catat pak, saya akan tulis ulang.
total 2 replies
xiang ma'ling sheng
Terimakasih untuk semua yang membimbing saya dalam menulis, saya akan terus berkembang.

Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.

Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.

Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
xiang ma'ling sheng: Novel ini hanya awal pembentukan kisah utama.

Kisah utama sedang saya tulis dengan judul, Transmigration: Ki Hajar Dewantara Academy.

Untuk lebih lengkap silahkan cek di profil saya.
total 1 replies
AI
Layar laptopku bergetar pelan, garis tipis seperti retakan kaca merayap dari tengah, memecah warna menjadi semburan ungu pekat. Kilau cahaya menyelinap di celah-celah retakan, menyala seperti urat petir yang tertahan.

Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.

Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.

Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.

Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
AI: note, kata "masa-masa" w typo bjir, harusnya "sama-sama"
total 4 replies
Riska Mustopa
terus nulis sampe lu jadi bisa profesional
xiang ma'ling sheng: lah ada teteh /Facepalm/
bakal terus nulis sampai punya buku cetak sendiri
total 1 replies
Arlen࿐
aku yg komen di tiktok dengan nickname Arlen tadi, novel nya menarik bang, walau aku belum baca semuanya, semangat nulisnya!
xiang ma'ling sheng: wahhh makasih bg udah berkunjung, abang yang pertama dari tiktok baca novel ini
total 1 replies
Arlen࿐
kisah nyata kah?
xiang ma'ling sheng: sebagian nyata dan sebagian fiksi/Scowl/
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir yuk mampir juga di karya aku " istriku adalah kakak ipar ku
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
xiang ma'ling sheng: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
xiang ma'ling sheng: shappp paman/Applaud/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!