Kayla Anak Yang Tak Diinginkan

Kayla Anak Yang Tak Diinginkan

BAB 1 - Bayi yang Tak Pernah Ditatap

Hujan turun pelan-pelan di luar jendela rumah sakit sore itu. Langit mendung seakan ikut menyelimuti duka yang tidak terlihat oleh mata siapa pun. Di dalam ruang bersalin, seorang bayi mungil baru saja lahir, masih merah, masih menggeliat pelan, dengan suara tangis yang belum reda.

Retno menatap bayi itu dengan mata berkaca-kaca. Ia menyentuh pipi lembut anak perempuannya, membisikkan doa-doa dalam hati. Tapi kebahagiaannya tidak utuh. Di sisi tempat tidur, berdiri seorang pria dengan wajah dingin, rahangnya mengeras, dan tangan terlipat.

"Mas... ini anak kita..." ujar Retno

Arman mengalihkan pandangannya. "Aku nggak pernah minta anak."

"Tapi... dia darah dagingmu. Setidaknya... lihat dia sebentar." jawab Retno

"Sudah cukup, Retno. Jangan paksa aku. Aku bahkan menikahimu karena terpaksa. Anak itu... tidak penting buatku." ujar Arman marah

Perawat yang baru masuk membawa selimut tambahan hanya bisa menunduk. Suasana di ruangan itu kaku, seperti tak ada yang baru lahir, seolah bukan nyawa baru yang datang ke dunia.

Retno menahan air mata. Ia memeluk bayinya erat. "Namanya Kayla, Mas. Kayla Retno Armanda..."

"Jangan pakai nama belakangku. Aku nggak mau namaku disandingkan dengan anak itu." ujar Arman

"Tolong, Mas... Jangan benci dia. Benci aku, silakan. Tapi dia... dia tidak bersalah." tangis Retno dengan permohonan

Arman mendekat, tapi bukan untuk menyentuh bayi itu. Ia hanya mengambil ponselnya dari meja dan melangkah ke pintu.

"Urus sendiri anakmu itu. Aku pergi." ujar Arman lalu pergi dari sana

Pintu tertutup dengan suara keras. Retno akhirnya tak bisa menahan tangis. Bayi Kayla masih menangis, seolah tahu bahwa ia baru saja ditolak dunia. Tak ada pelukan ayah, tak ada sambutan hangat. Yang menyambutnya hanya isak lirih dan pelukan seorang ibu yang ditinggalkan.

Dua hari kemudian, Retno duduk lemah di kursi roda. Ia menatap bayi Kayla yang tidur pulas di boks kecil rumah sakit. Tubuhnya masih lemah, namun pikirannya sudah jauh berlari—tentang bagaimana cara membesarkan Kayla tanpa cinta dari sang ayah.

"Bu Retno, bayinya sehat sekali," kata perawat muda dengan senyum hangat.

Retno mengangguk pelan. "Iya... dia kuat. Walau dari awal sudah ditolak, tapi dia kuat..."

Perawat itu ragu sejenak sebelum bicara lagi, "Suami Ibu... tidak datang-datang lagi ya?"

Retno tersenyum getir. "Dia tak ingin anak ini. Bahkan saat pertama kali Kayla menangis, dia menutup telinganya dan pergi."

Perawat itu menunduk. "Maaf, Bu... Saya hanya bisa mendoakan semoga Ibu diberi kekuatan."

Retno menatap bayinya dalam-dalam. Lalu membisikkan sesuatu di telinga mungil itu.

 "Nak, kamu mungkin lahir tanpa pelukan ayah. Tapi kamu lahir dari cinta. Dan Mama janji... akan jaga kamu sekuat yang Mama bisa." ujar Retno

Tangisan Kayla pelan-pelan mereda, seolah tahu bahwa satu-satunya tempat paling hangat di dunia ini... hanyalah pelukan sang ibu.

Sementara itu, di luar rumah sakit, Arman duduk di dalam mobilnya sambil menelepon seseorang.

"Iya, aku udah lihat bayinya. Tapi aku tetap nggak bisa terima dia." ujar Arman

"Mas Arman, bukannya dia anak kandungmu?" ujar orang di sebrang sana

"Anak dari perempuan yang dipaksa jadi istriku. Aku nggak cinta sama Retno. Dan sekarang dia bawa-bawa bayi. Aku muak." jawab Arman marah

"Mas... tapi dia istrimu yang sah." jawab orang itu lagi

"Hanya di atas kertas. Di hatiku, dia nggak pernah jadi siapa-siapa." jawab Arman kejam

Sambungan telepon itu terputus. Arman menyandarkan kepalanya ke kursi mobil. Hatinya dingin. Tak sedikit pun ada rasa iba, bahkan setelah tahu anaknya sendiri lahir.

Sementara itu, di lantai dua rumah sakit, Kayla terlelap dalam pelukan ibunya. Dunia luar belum menyambutnya, tapi setidaknya ia punya satu cinta yang nyata.

Dan itulah awal dari hidup seorang gadis... yang sejak detik pertama bernapas, sudah ditolak oleh darah dagingnya sendiri.

...----------------...

Lima Tahun Berlalu.

Rumah besar di ujung gang itu selalu tampak gelap. Bukan karena lampunya padam, tapi karena tidak ada kehangatan di dalamnya. Di ruang tengah, Arman duduk di sofa sambil merokok. Televisi menyala, tapi tak ada yang benar-benar ia tonton.

Di dapur, Retno sedang memasak bubur untuk Kayla yang mulai demam.

"Ibu, aku haus..." seru Kayla kecil pelan

Suara kecil itu terdengar dari kamar belakang. Retno buru-buru menaruh sendok dan masuk ke kamar.

"Ini, sayang. Mama ambilkan air dulu, ya" Kayla yang baru berusia lima tahun menggeliat lemah di tempat tidur. Pipinya merah. Keningnya panas.

Retno keluar kamar, tapi baru dua langkah ia berhenti. Di depan dapur, berdiri seorang wanita muda dengan pakaian ketat dan wajah tak ramah.

"Mbak, itu anak siapa sih? Kok cerewet banget?"Tanya seorang wanita yang menjadi tamu Arman

Retno menunduk sopan. "Anak saya, Mbak. Lagi sakit."

Wanita itu memutar bola matanya. "Tolong disuruh diem deh. Lagi pengen nonton, malah kedengaran anak nangis. Ganggu banget."

Arman muncul dari arah ruang tengah. "Retno! Sini sebentar!"

Retno menghampiri. "Iya, Mas?"

"Bawa anakmu itu ke mana kek. Dia ganggu tamuku." ujar Arman

"Apa mas bisa antar aku dan Kayla kerumah sakit? Tanya Retno

"Bilang aku suruh bawa dia ke dokter? Kamu pikir uang dari mana?!" jawab Arman dengan kemarahan

"Saya... saya bisa pinjam tetangga. Yang penting Kayla cepat sembuh. Jadi tolong anterin kami ya taksi gak bisa masuk" ujar Retno

"Sudahlah. Urus sendiri, aku tidak mau ikut campur bukan urusanku . jangan ganggu tamuku." tolak Arman

Wanita di sebelah Arman tertawa kecil. "Kalau anakmu cerewetnya nurun dari ibunya sih, pantes..."

Retno menggenggam erat gelas air di tangannya. Tapi ia tak membalas. Ia hanya kembali masuk ke kamar Kayla, menutup pintu perlahan, dan menangis dalam diam.

Kayla menatap ibunya.

"Bu... Ayah marah ya? Aku ganggu ya, Bu?" tanya Kayla dengan sedih

"Enggak, Nak. Kamu nggak ganggu siapa-siapa. Kamu anak ibu, Ibu sayang banget sama kamu." jawab Retno

"Tapi... Ayah nggak pernah lihat aku... Nggak pernah peluk aku kayak di film..." ujar Kayla

Retno menahan air mata. "Nggak semua orang bisa tunjukin sayangnya dengan pelukan. Tapi ibu, ibu selalu peluk kamu, kan?"

Kayla mengangguk.

"Aku cuma pengen Ayah lihat aku... Sekali aja." ujar Kayla sedih

Beberapa hari berlalu Kayla sudah sehat kembali. Di dapur, Retno sedang menyuapi Kayla yang masih berusia lima tahun. Tubuh kecil itu duduk di kursi plastik dengan bubur hangat di hadapannya.

"Pelan-pelan makannya, Sayang. Nanti seret," ucap Retno sambil meniupkan bubur.

"Mama nggak makan?" tanya Kayla.

Retno tersenyum. "Mama udah kenyang. Tadi Mama udah nyicipin garam di dapur."

Kayla tidak mengerti. Ia hanya melanjutkan makan. Dari ruang tengah, terdengar suara pintu dibanting keras.

"RETNO! Mana kopi pagiku?!"

"Iya, Mas! Ini Retno buat dulu."

"Lambat banget kerja kamu! Apa gunanya tinggal di rumah kalau nggak bisa layani suami?!" marah Arman

Bersambung

Terpopuler

Comments

mecca

mecca

suami luknat kaya gitu kok d piara bukannya d pites aja tuh biar diem mulutnya yg pedasnya kaya bon cabe level 1000

2025-07-14

0

Aisyah Putri Angel

Aisyah Putri Angel

paling sebel aq jika ada suami seperti di Arman itu

2025-07-01

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

si Arman suami Dajjal 😤😤😤

2025-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Bayi yang Tak Pernah Ditatap
2 Bab 2 kepergian dan kesedihan
3 Bab 3 Pemakaman dan pengusiran
4 Bab 4 Kehilangan lagin
5 Bab 5 Awal Kehidupan Baru
6 Bab 6 Olimpiade Sains
7 Bab 7 mimpi dan cita-cita
8 Bab 8 hari pertama berpisah
9 Bab 9 Peluk yang Tak Pernah Layu
10 Bab 10 Yang Terpencil Tak Selalu Kecil
11 Bab 11 wisuda
12 Bab 12 Pasien pertama
13 Bab 13 Napas Kecil yang Menggetarkan
14 Bab 14 Langkah Kecil Menuju Dunia Kecil
15 Bab 15 Hari Libur dan Hati yang Bernapas
16 Bab 16 Rumah di Ujung Hujan
17 bab 17 Map Rahasia dan Jalan Tak Biasa
18 bab 18 pasien rahasia
19 Bab 19 Penyesalan yang Tak Diundang
20 Bab 20: Siapa yang Menjahit Lukaku?
21 Bab 21 Staycation, Tapi Kenapa Dunia Jadi Tegang?
22 Bab 22
23 Bab 23 Rumah Sakit, Resep Masakan, dan Sahabat Sebangsal
24 Bab 24Kembali ke Tempat yang Dulu Disebut Luka
25 Bab 25 : Dingin Udara, Hangat di Hati
26 Bab 26 Mereka Tidak Tahu, Tapi Aku Pernah Bertahan Tanpa Siapa-Siapa
27 Bab 27 Aku Pernah Terluka, Tapi Aku Tidak Akan Membiarkan Kamu Sendirian
28 Bab 28 Rumah yang Tak Pernah Kupunya
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
Episodes

Updated 53 Episodes

1
BAB 1 - Bayi yang Tak Pernah Ditatap
2
Bab 2 kepergian dan kesedihan
3
Bab 3 Pemakaman dan pengusiran
4
Bab 4 Kehilangan lagin
5
Bab 5 Awal Kehidupan Baru
6
Bab 6 Olimpiade Sains
7
Bab 7 mimpi dan cita-cita
8
Bab 8 hari pertama berpisah
9
Bab 9 Peluk yang Tak Pernah Layu
10
Bab 10 Yang Terpencil Tak Selalu Kecil
11
Bab 11 wisuda
12
Bab 12 Pasien pertama
13
Bab 13 Napas Kecil yang Menggetarkan
14
Bab 14 Langkah Kecil Menuju Dunia Kecil
15
Bab 15 Hari Libur dan Hati yang Bernapas
16
Bab 16 Rumah di Ujung Hujan
17
bab 17 Map Rahasia dan Jalan Tak Biasa
18
bab 18 pasien rahasia
19
Bab 19 Penyesalan yang Tak Diundang
20
Bab 20: Siapa yang Menjahit Lukaku?
21
Bab 21 Staycation, Tapi Kenapa Dunia Jadi Tegang?
22
Bab 22
23
Bab 23 Rumah Sakit, Resep Masakan, dan Sahabat Sebangsal
24
Bab 24Kembali ke Tempat yang Dulu Disebut Luka
25
Bab 25 : Dingin Udara, Hangat di Hati
26
Bab 26 Mereka Tidak Tahu, Tapi Aku Pernah Bertahan Tanpa Siapa-Siapa
27
Bab 27 Aku Pernah Terluka, Tapi Aku Tidak Akan Membiarkan Kamu Sendirian
28
Bab 28 Rumah yang Tak Pernah Kupunya
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!