NovelToon NovelToon
Terikat Janji Dengan Princess

Terikat Janji Dengan Princess

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Vampir / Cinta Terlarang / Iblis / Akademi Sihir / Perperangan
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: zeyynmaloth

Gimana jadinya jika Putri bangsawan kelas atas jatuh cinta pada Kesatria yang ternyata merupakan keturunan iblis.

Awalnya sang putri hanya ingin berteman dan bermain bersama. Namun disaat sedang bermain, mereka berdua diserang iblis jahat. Mereka berdua dalam bahaya, sang putri tak bisa berbuat apa apa. Untung saja si mc keturunan iblis, jadi dia bisa melindungi sang putri.

Mulai saat itu sang putri berjanji untuk membalas budi pada sang mc, bahkan berjanji untuk menjadikannya suami.

Karya ini hanya karangan belaka, segala sesuatu yang mirip hanyalah kebetula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zeyynmaloth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Janji Setia

Setelah sampai di hutan, suasana begitu mencekam. Lain halnya dengan Princess Guinevere yang tak menyadari sesuatu. Udara terasa begitu sejuk, suara kicauan burung terdengar ke telinga mereka. Kini mereka langsung bergerak mencari kumbang dan tak buang-buang waktu.

"Baiklah, kau kesana, dan aku ke arah situ." Ucap Guinevere dengan wajah riang, jari telunjuknya menunjukkan kearah yang berlawanan.

Mendengar hal itu William hanya mengangguk saja. Dia melihat seekor kumbang di pohon. Namun bukannya bahagia William malah makin gelisah, dia merasa energi gelap itu semakin dekat dengan mereka.

"Arghh....."

"Tolonggg!!" Suara teriakan itu datang dari arah Guinevere.

William yang mendengar hal itu langsung bergegas kearah Princess Guinevere. Dia mendapati Princess sedang duduk terpojok. Dibelakangnya ada pohon besar yang membuat dia tak bisa mundur lagi. William dengan sigap langsung berlari da kemudian berdiri tepat dihadapan Princess Guinevere dengan tangan tang terbentang.

"Kalau kau ingin menyakitinya, lewati aku dulu!" Suara anak itu tinggi dan wajahnya mengeras.

"Apa yang kau lakukan bocah? Aku bisa membunuh kalian berdua hanya dengan 1 kali serang. Lihat ekorku yang beracun ini! Apa yang bisa kalian lakukan?" Iblis yang merangkak itu memamerkan ekornya yang fleksibel.

"Apapun yang terjadi aku tak ingin Putri Guinevere terluka. Kalau berani habisi aku dulu, baru dirinya!" Hembusan nafasnya memburu.

"Masa bodoh dengan apa yang kau katakan, dengan ini aku bisa membunuh putri raja, bahkan sekaligus calon anggota Zeyynmaloth. Muahahahaha..." Iblis itu tertawa dengan mata ungu yang menyala nyala.

Karena merasa terancam, William secara tak sadar membangkitkan kekuatan kegelapan dan membuat matanya memerah disertai sinar terang.

"Apa yang terjadi dengan anak itu?"

"Arghh bodo amat sihh."

Tanpa pikir panjang iblis itu langsung menggerakkan ekor beracunnya untuk menusuk jantung kedua anak itu sekaligus.

"Matilah!!!!"

"Arghh!!!" Princess Guinevere teriak sambil memejamkan mata. Dia tak sanggup melihat adegan menyeramkan itu.

Terdengar suara tebasan, bukan tusukan di telinga Guinevere. Perlahan dia membuka matanya. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati dirinya masih hidup dan William terkapar ke tanah dengan rintihan kesakitan yang masih terdengar. Wajah iblis yang tadi malah berubah menjadi pucat.

"Apa yang terjadi?" dia berucap seolah tak percaya dengan matanya sendiri. Entah apa yang terjadi, semua terjadi begitu cepat.

Guinevere pun mengangkat tangannya untuk membalikkan tubuh William yang ambruk. Dia melihat ada nanah dan racun yang ikut mengalir pada darah nya William. Tampak William terbaring tak sadarkan diri dengan luka tebasan pada mata. Dia kemudian mengangkat wajahnya lalu melihat sosok iblis berdiam mematung dengan mata merah menyala.

"William, William, bangun! Cepat bangun! Jawab aku!" ucapannya dengan nada takut kehilangan. Tangannya menggenggam erat William dan terus saja menggoyangkan William yang tak sadarkan diri.

Air mata itu akhirnya jatuh tanpa bisa ditahan. Perlahan terdengar suara tangisan dari mulut Princess Guinevere. Ia menarik nafas dalam-dalam menahan sesak.

Terdengar suara langkah kaki yang menuju ke arah Guinevere. Rupanya itu adalah prajurit Zeyynmaloth, anak anak prajurit dan kakaknya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Prince Henry. Matanya menatap sekitar dengan cepat.

Terjadilah kerusuhan disana. Terdengar bunyi "Apa yang terjadi?" terus saja bergema di hutan itu. Princess Guinevere masih dengan tangisan kerasnya sehingga mengganggu raja.

Setelah melihat kondisi William serta melihat iblis tadi, dia mulai mengerti satu hal. "Rupanya William menggunakan kekuatan Blood Demonnya ya" Ucap Pietro dalam hati. Perlahan tapi pasti, iblis tadi menghilang menjadi partikel-partikel merah dan kemudian eksistensi iblis itu sungguh terhapus.

Kini terik matahari bisa membakar kulit. Tengah hari ini Princess Guinevere bersama dengan kakaknya dan ayahandanya sedang makan bersama. Tampak putri kecil itu tak mau makan karena mengikuti nafsu yang tak bagus.

"Ayah senang kau baik-baik saja nak," ucap King Edward XIV memulai pembicaraan. "Aku hampir mati." Dibalas Guinevere dengan cepat dan singkat. Wajah sedihnya tak berubah.

"Aku akan memarahi William itu karena telah mengajak kamu ke hutan." Melihat respon putrinya, dia berkata begitu. "Apa maksud ayah? Aku yang mengajaknya. Dia terus memberi tahu aku tapi aku tak mendengar," ucap Guinevere emosional.

"Apa yang kau pikirkan nak? Kenapa kau main ke hutan?" nadanya begitu tinggi. Tanpa sadar tangan sang raja menggenggam kuat pada meja.

"Aku tahu aku salah. Maaf yah, aku juga ingin meminta maaf pada William," ucapan King Edward hanya membuat Guinevere tambah sedih.

"Kau tahu? Iblis yang kau hadapi tadi adalah ras iblis Shadow Tail. Itu adalah iblis dengan bisa yang kuat. Kemungkinan hidup jika terkena racun itu hanya 30.08%. Prince Henry menyela pembicaraan mereka.

"Apa?"

"Aku serius. Tapi disaat kau nangis tadi, iblis itu menghilang tahu. Menariknya, iblis itu bukan menghilang karena melarikan diri, tetapi karena eksistensinya benar-benar terhapus," jelas panjang Henry.

Princess Guinevere hanya memakan makanannya sedikit lalu bergegas ke ruang pengobatan untuk melihat kondisi William.

"Ehh nak, kau mau kemana?" Tangan King Edward mengarah pada putrinya.

"Aku tak mau gara-gara aku ada nyawa yang hilang," balas Guinevere tanpa menatap wajah sang ayahanda sama sekali. Dia terus berlari saat ditanya seperti itu.

"Paman, bagaimana kondisi William?" Suara itu datang dari lorong. Tampak Guinevere yang ngos-ngosan saat menanyakan itu.

"Dia mungkin masih bisa hidup. Aku belum tahu berapa kemungkinan hidup setelah terkena bisa iblis tadi," Senyum palsu Pietro menghiasi wajahnya.

"Huhuhuu... paman, kemungkinan hidup William hanya 30,08%." Putri kecil Guinevere merespon perkataan Pietro dengan tangisan.

"Yang benar kamu?" nadanya tinggi seolah tak mau percaya dengan kenyataan pahit itu. Guinevere hanya mengangguk. Tampak air matanya terus berjatuhan.

"Padahal aku baru saja mengadopsi nya," nadanya mulai rendah.

"Jadi William anak adopsi om?" tangannya mengusap air mata.

"iya, "

"Ternyata benar dugaan ku. kasihan William, kasihan paman Pietro."

"Apa kau masih berharap pada kecilnya persentase hidup William tuan putri?"

"Iya. Aku harap dia tetap hidup. Aku ingin meminta maaf pada nya karena telah mengajak nya ke hutan."

"Aku tak menyangka kau begitu mengharapkannya hidup."

"Aku harap masih ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan nya lagi," tak terdengar nada candaan pada ucapan Guinevere satu ini. Mendengar ucapan Guinevere. Pietro pun pergi ke gudang untuk mengambil sesuatu.

"Guinevere, benar saja rupanya kau disini," ucap Henry yang baru datang.

"Kakak... William masih bisa hidup kan?" tanya Guinevere dengan tangan yang terus saja mengusap air mata.

Prince Henry akhirnya memutuskan untuk menemani adiknya. Usapan lembut Henry begitu terasa sehingga tangisan Guinevere berakhir.

Sang dokter keluar dari kamar perawatan. Wajahnya penuh dengan keringat.

"Apa William masih bisa diselamatkan?" tanya Guinevere penasaran. Matanya berkaca-kaca penuh harapan.

Sang dokter hanya menghela nafas berat dan kemudian menggeleng kepala. Guinevere mulai menangis lagi, dia tidak terima akan fakta bahwa sahabatnya tidak bisa diselamatkan.

Tiba tiba datang Pietro Marshal dengan membawa sesuatu yang dikantungi.

"Dokter, boleh aku melihat kondisi anakku?" wajahnya tampak berani.

"Boleh pak, namun untuk sekarang hanya boleh bapak saja yang masuk," dia membukakan pintu lalu menutup lagi dengan rapat.

Kemudian Pietro pun masuk dan mulai membaca sebuah mantra. Bagi yang bisa mendeteksi energi negatif pasti akan merasakan energi gelap dari arah ruangan perawatan.

Namun tak seorangpun yang menyadari hal itu. Pietro melakukan sesuatu hal yang magis, dan saat itu juga dia memasukan sedikit cairan berwarna merah yang tak lain tak bukan itu adalah darah segar.

"Aku rasa ini tidak akan baik untuk mu nak... tapi ini demi menyelamatkan mu."

Tak lama, Pietro keluar dari ruangan itu dan disaat itu pula Guinevere langsung menanyakan keadaan nya.

"Bagiamana om? Apa William masih bisa hidup?"

"Dia masih bisa diselamatkan, jadi kau jangan khawatir. Nanti sore kau bisa melihat nya dan mengobrol dengan nya lagi," ucap Pietro dengan wajah berseri-seri.

Sontak Guinevere dan Henry pun terheran heran akan hal itu. Mereka merasa bahwa paman itu hanya bercanda. Tapi dari wajahnya terlihat jujur. Entah apa yang terjadi itulah yang mereka berdua pikirkan, yang jelas Guinevere mulai senang.

Sore pun tiba, ternyata benar apa yang diucap Pietro Marshal bahwa William tetap hidup, William berjalan kearah dapur karena lapar, mata kanan William diperban, melihat hal itu Guinevere langsung menghampirinya.

"William... kau sudah sehat ya?" ucap Guinevere dengan wajah gembira.

"Yap aku sudah sehat, namun sedikit lemas karena lapar, aku mau makan dulu." William membalas perkataan Guinevere disertai senyuman. Setelah itu dia menyentuh perutnya sendiri.

"Baiklah, nanti abis makan temui aku ya"

"Ya, baiklah."

Setelah makan mereka pun bertemu, William memutuskan untuk bertemu Guinevere. Setelah melihat ke depan istana, ternyata Guinevere akan segera pulang.

"Walau hanya sebentar, pertemuan kita sangatlah menyenangkan." pikir William, hatinya bergetar memikirkan hal itu. Perlahan langkah kakinya maju kearah Guinevere.

"William!" ucap Guinevere. Berlari kearah William.

"Aku janji William akan membalas budi padamu. Aku minta maaf atas kecerobohan ku. Kau hampir kehilangan nyawa," ucap Princess Guinevere, kedua tangannya memegang tangan William.

"Ya, tidak apa apa Guinevere," ucap William. Tampak senyum tipis di wajahnya.

"Kau harus berjanji untuk berteman baik dengan mereka," ucap Guinevere sambil menunjuk kearah anak-anak Zeyynmaloth.

"Iya, jika aku bisa punya teman, itu pasti berkat kamu," kata-kata indah William membuat Guinevere terdiam sejenak.

"Ayo kita berjanji. Di masa depan kita harus menikah, aku janji hanya akan memilih mu William," ucap Guinevere. Nadanya pelan namun begitu berarti. Raut wajahnya tak menunjukkan candaan sama sekali.

"Aku janji akan menjaga mu, apalagi jika kau istriku." Walau dia mengatakan itu dengan senyuman, tapi nadanya sangat meyakinkan.

"Hahaha, kau ini lucu" tawa kecil Guinevere.

"Baiklah sampai jumpa lagi Princess Guinevere."

Keduanya pun akhirnya berpisah, dan keduanya saling melambai satu sama lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!