Salahkah jika aku menyukaimu Abang?
Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.
Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Ibu memaksa menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuhku dan memaksa aku bangun.
“Bu, bentar lagi ya, please.” rengekku manja, aku benar-benar malas untuk bangun mataku rasanya berat dan ingin kembali tertutup saat aku berusaha membukanya.
“Gak ada, buruan bangun! Hari ini kita harus sarapan bareng, wajib.” tegas Ibu tak terbantahkan.
“Dih udah kaya solat lima waktu aja Bu, pake wajib-wajib segala.” protesku.
“Kamu tahu, Kakakmu udah pulang.” ucap Ibu penuh semangat.
Aku melongok, sejak kapan aku punya Kakak? “Kakak siapa Bu, aku kan anak tunggal? Kecuali kalau Ibu mau bikin anak lagi namanya jadi adek bukan Kakak.” ceplosku.
“Dea!” raung Ibu penuh amarah, membuat mataku yang semula malas terbuka langsung melebar seketika, kalau Ibuku yang cantik dan baik berubah jadi garang aku auto ketar ketir, ekspresinya persis seperti Mama Zila istrinya Papa Zola di film kartun Boboiboy.
“Iya iya Bu, gak usah tereak-tereak sakit kuping Dea.” aku misuh-misuh sambil pergi ke kamar mandi.
Aku menatap wajah kusutku di dalam pantulan cermin sambil menggosok gigi, entahlah aku suka menatap wajahku di cermin, tapi justru tidak suka kalau melihat wajah di foto, gak pede, berasa jelek aja gitu gak pernah estetik juga kalau di foto.
Aku keluar setelah selesai mandi, diluar dugaan Ibu masih ada disana dan luar biasanya kamarku sudah rapi, hehe makasih Ibu, kekehku dalam hati.
“Kenapa Ibu masih disini?” tanyaku bingung saat melihat wajah Ibuku tampak galau.
“Anaknya Papah ada di rumah Ya, ini pertama kalinya Ibu ketemu dia, aduh Ibu jadi gugup nih. Gimana kalau dia gak suka sama Ibu? Terus Ibu harus lakuin apa biar kesan dia ke Ibu jadi bagus?” Ibu terlihat resah dan gugup, beberapa kali dia menghela napas kasar.
“Dea mana tahu Bu, kalau menurut Dea sih Ibu perlakukan aja dia seperti perlakuan Ibu ke Dea.” usulku.
“Dih mana bisa Ya, beda tahu. Kamu kan anak kandung Ibu dan udah Ibu urus dari orok kalau anaknya Papah kan kita baru kenal Ya, Ibu takut kalau dia gak suka sama Ibu.” lirih Ibu, raut kecemasan tampak kentara di wajahnya.
Aku menghela nafas berat, kemudian menyentuh lembut tangan Ibuku, “Ibu gak usah membuat dia terkesan secara berlebihan, cukup Ibu jadi diri Ibu sendiri, sayangi dia seperti Ibu sayang sama Dea. Seperti Pak Bagas sayang sama Dea, seperti itu juga Ibu harus sayang sama anak Pak Bagas.” ucapku lembut.
Ibu tersenyum lembut, “Ya ampun anak Ibu ko dewasa banget, makasih sayang perasaan Ibu jadi tenang sekarang.” Ibu menyeka ujung matanya yanga nampak berair.
“Ibu sekarang udah siap ketemu Abang kamu.” kekeh Ibu.
“Ko cuma Abang Dea sih, anak cowok Ibu juga dong.” protesku, aku memang cukup antusias akan mendapatkan saudara laki-laki aku berharap hubungan kami akan seperti saudara pada umumnya walau kami hanya sebatas saudara tiri.
“Hooh Ya, dari dulu kan kamu suka ngiri sama Maya sama Laura katanya enak ya kalau punya Abang ada yang jagain.” kekeh Ibu.
“Kata Maya enak gak enak sih Bu, Abangnya si Maya resek katanya. Tapi mudah-mudahan Abangnya Dea baek orangnya.”
Aku dan Ibu keluar kamar setelah aku memakai seragam putih abu-abuku, bertepatan dengan itu penghuni sebelah kamarku pun keluar.
MasyaAllah cakep bener, raung batinku, bagaimana tidak, laki-laki itu putih bersih tinggi, mirip opa-opa korea. Dia melirik kearahku yang menatapnya dengan pandangan cengo.
“Ya, itu Devran, anaknya Papah Bagas.” bisik Ibu di telingaku.
‘What? Gue punya Abang seganteng ini, mimpi apa gue semalam, astoge!’ jeritku dalam hati.
“Ha–hai, a–aku Dea.” ucapku gugup dengan bibir bergetar. Namun Devran hanya diam, bahkan dia tak menyahuti kata-kataku, kemudian dia pun pergi.
‘Ko ati gue rada-rada nyesek ya gak di sambut dengan baik sama Abang ganteng,’ lirihku dalam hati.
“Bu itu beneran Devran anaknya Papah?” tanyaku dengan pandangan tak percaya, masa Ia sih orang tuanya asli Indo tapi anaknya mirip korea, impossible banget kan.
“Iya Nak itu anaknya Papah Bagas, mukanya emang kaya orang Korea soalnya Ibunya blasteran Korea indo katanya.” ucap Ibuku.
Woah, hatiku bersorak riang, gak nyangka ternyata bisa ketemu opa-opa lokal yang gantengnya maksimal.
“Udah ayo turun.”
Aku mengekori Ibu di belakangnya menuju ruang makan. Di meja makan sudah tampak Pak Bagas sedang membaca koran pagi, entah apa yang dia cari disana disaat era gempuran berita yang banyak dirilis secara online beliau masih saja mempertahankan kebiasaan lamanya. Dan tak jauh dari posisi duduknya tampak Devran duduk, laki-laki itu tampak mencolok dengan wajah yang kadar ketampanannya diluar prediksi BMKG, ko bisa Pak Bagas punya anak seganteng itu ya aneh bin ajaib.
“Kalian ko lama banget Papah udah kelaparan nih.”
“Hehe maaf Pah, Dea mandinya lama tadi Mamah nungguin dia sambil rapiin kamarnya,” dusta Ibuku.
“Lah ko nyalahin Dea sih Bu,” bisikku.
“Hehe jangan marah dong sayang, nanti Mamah tambahin deh uang jajan kamu.” balas Ibu.
“Oke, janji ya, kalau enggak Dea kasih tahu Papah soal yang tadi.”
“Iya iya.”
“Kenapa sih kalian malah bisik-bisik,” Pak Bagas melempar tatapan curiga.
“Bukan apa-apa kok Pah,” dalih Ibu sambil mendudukkan diri di kursi, dan aku pun melakukan hal yang sama.
“Oh ya, kalian udah kenalan?” tanya Pak Bagas, aku dan Ibu hanya diam pun dengan Devran.
“Ini Devran anak saya, Ran itu Dea mulai sekarang dia adik kamu tolong jaga dia dengan baik,” aku mendengar Devran mendengus kasar, ini salah kupingku atau emang Devran mendengus tadi.
“Dan ini Istri baru Papah Anita, juga Ibu baru kamu.”
Brak...!!
Devran menyimpan garpu dan sendok dalam genggamannya ke meja dengan kasar, kini tampak sudah raut tak suka di wajahnya, Ibu tampak mengeratkan cengkramannya di rok sepan yang ia kenakan, Ibu pasti merasa tidak senang saat ini.
“Jadi Papah nyuruh Ran pulang hanya karena ini?” lagi-lagi dia mendengus kasar, tangannya ia lipat di dada pandangannya Ia buang kearah lain.
“Bukannya itu sudah seharusnya, mulai sekarang kamu akan tinggal di rumah ini, asrama tidak baik untuk kamu, lagi pula jarak dari sini ke kampus gak jauh-jauh amat, Papah juga udah beliin kamu sepeda motor.”
“Papah kenapa sih selalu maksa-maksa Ran? Ran capek Pah, Ran udah gede gak mau hidup di atur-atur kaya gini, dan lagi aku gak peduli Papah mau nikah sama siapa juga, karena bagiku Ibuku hanya satu gak akan pernah ada yang lain.” tegas Ran.
Aku melirik wajah Ibuku yang tertunduk, Ibu pasti merasa sakit hati dengan kata-kata Ran barusan, aku tahu tak semua anak akan menerima pernikahan kedua dari orangtuanya secara terbuka seperti aku.
“Ran jaga sikapmu!” ucap Pak Bagas penuh penekanan.
“Sebenarnya kita ini mau sarapan atau debat sih, kalau mau debat Ran males Pah mending sarapan diluar.” ucapnya dengan nada kesal.
“Yang ngajak debat itu kamu, bukan Papah!” bentak Pak Bagas tak suka.
“Terus Ran harusnya bilang gini ya, ya ampun selamat ya Pah, semoga Papah dan Ibu tiri menjadi pasangan suami istri yang sakinah mawadah warahmah.” ucapnya dengan nada mengejek. Rahang Pak Bagas tampak mengeras matanya mendelik menatap Devran.
“Mas udah, Ran bener mending kita sarapan dulu.” lirih Ibu sambil menyentuh lembut punggung tangan Pak Bagas untuk menenangkan amarahnya.
Pak Bagas mendengus kasar, dia hanya bisa menelan kembali amarahnya dengan wajah merah padam. Kemudian kami sarapan dalam diam penuh kecanggungan.
maknya menjauh...
❤❤❤❤😀😀😀😀
❤❤❤❤❤
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
apa masalah flo dimas dan Ran..
❤❤❤❤❤
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..
😀😀😀❤❤❤😍😙😗
ko bisa flashback Thor
❤❤❤❤
😀😀❤❤❤
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
yg ketahuan jadian....
❤❤❤❤❤
mkasi udah up banayakkkk...
❤❤❤❤❤