NovelToon NovelToon
Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal / Tamat
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

follow IG Othor @ersa_eysresa

Di usia 30, Aruni dicap "perawan tua" di desanya, karena belum menemukan tambatan hati yang tepat. Terjebak dalam tekanan keluarga, ia akhirnya menerima perjodohan dengan Ahmad, seorang petani berusia 35 tahun.

Namun, harapan pernikahan itu kandas di tengah jalan karena penolakan calon ibu mertua Aruni setelah mengetahui usia Aruni. Dia khawatir akan momongan.

Patah hati, Aruni membuatnya menenangkan diri ke rumah tantenya di Jakarta. Di kereta, takdir mempertemukannya dengan seorang pria asing yang sama sekali tidak dia kenal.

Apakah yang terjadi selanjunya?
Baca kisah ini sampai selesai ya untuk tau perjalanan kisah Aruni menemukan jodohnya.
Checkidot.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Sore itu, di teras rumah Aruni, udara terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan karena terik matahari, melainkan karena kelegaan dan kehangatan yang menyelimuti hati Aruni. Setelah Aruni menceritakan tentang usianya yang menginjak tiga puluh tahun, reaksi Ahmad sungguh di luar dugaan.

"Lalu kenapa, Mbak? Bukankah usia hanyalah angka?" ucap Ahmad dengan senyum tulus, seolah beban yang selama ini menghantui Aruni tiba-tiba terangkat.

Aruni menatapnya, ada genangan haru di pelupuk matanya. "Saya... saya pikir, Mas akan keberatan."

Ahmad menggeleng pelan. "Justru saya kagum, Mbak Aruni sudah mapan dan mandiri di usia ini. Usia tidak pernah menjadi patokan bagi saya untuk memilih pendamping hidup. Yang terpenting adalah kesesuaian hati dan komitmen." Ia meraih jemari Aruni yang diletakkan di atas meja, menggenggamnya erat.

 "Jadi, Mbak Aruni, apakah ini berarti... Mbak bersedia melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius?"

Jantung Aruni berdebar kencang. Dalam diri Ahmad, ia menemukan ketenangan, kejujuran, dan penerimaan yang selama ini ia cari. Keraguan tentang perbedaan latar belakang perlahan sirna digantikan oleh keyakinan.

"Iya, Mas Ahmad," jawab Aruni, suaranya bergetar menahan kebahagiaan. "Saya bersedia."

Senyum lebar mengembang di wajah Ahmad. Ada binar bahagia yang terpancar dari matanya.

"Alhamdulillah. Terima kasih, Mbak Aruni. Saya janji akan berusaha menjadi yang terbaik untuk Mbak."

Setelah kepergian Ahmad, Aruni masuk ke dalam rumah dengan langkah ringan. Senyum tak lepas dari bibirnya, membuat Pak Burhan dan Bu Aminah saling berpandangan heran.

"Ada apa ini, Nak? Kok senyum-senyum sendiri?" goda Bu Aminah saat Aruni duduk di sofa ruang keluarga.

Aruni tertawa kecil. Ia menatap kedua orang tuanya yang selalu khawatir akan dirinya. "Ayah, Ibu... Aruni dan Mas Ahmad sudah sepakat."

Pak Burhan dan Bu Aminah mengerutkan kening. "Sepakat apa, Nak?" tanya Pak Burhan penasaran.

"Sepakat untuk... melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius," jawab Aruni, pipinya merona merah.

Seketika, raut wajah kedua orang tuanya berubah drastis. Mata Bu Aminah berkaca-kaca, dan senyum lega tersungging di bibir Pak Burhan.

"Alhamdulillah!" seru Bu Aminah sambil memeluk Aruni erat. "Ya Allah, akhirnya doa Ibu terkabul, Nak!"

Pak Burhan menepuk bahu Aruni dengan bangga.

"Syukurlah, Nak. Ayah senang sekali mendengarnya. Memang Ahmad anak yang baik. Ayah tidak salah memilihkan pria itu untukmu."

Malam itu, rumah Aruni dipenuhi suasana suka cita. Bu Aminah sibuk menelepon sanak saudara untuk membagikan kabar gembira, sementara Pak Burhan tak henti-hentinya bersyukur. Aruni merasa sangat lega dan bahagia melihat kebahagiaan orang tuanya.

Di sisi lain, Ahmad juga menyampaikan kabar gembira itu kepada ibunya, Bu Yanti.

"Bu, Ahmad mau bicara serius," kata Ahmad saat makan malam bersama ibunya.

Bu Yanti menatap putranya penuh perhatian menanti apa yang ingin dikatakan oleh putranya itu.

"Ada apa, Nak? Wajahmu berseri-seri begitu.Apa ada kabar bahagia? " tanya Bu Yanti penasaran.

"Iya, Ahmad sudah mantap, Bu," ucap Ahmad.

"Ahmad dan Mbak Aruni sudah sepakat untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius. Kami siap untuk menikah." imbuhnya

Mendengar itu, sendok di tangan Bu Yanti nyaris jatuh. Ia menatap Ahmad tak percaya, kemudian senyum perlahan mengembang di wajahnya. Ada air mata haru yang mulai menggenang di sudut matanya.

"Benarkah, Nak? Alhamdulillah ya Allah... Akhirnya kamu mau menikah," ucap Bu Yanti, suaranya bergetar. Ia masih tidak percaya dan memeluk Ahmad erat.

"Ibu bersyukur sekali, Nak. Kamu sudah dewasa, usiamu sudah cukup, saatnya membangun rumah tangga. Aruni itu gadis yang baik, Ibu tahu."

Kebahagiaan Bu Yanti begitu tulus. Selama ini, ia selalu cemas Ahmad anaknya akan terus sendiri, fokus pada kebunnya dan melupakan urusan pendamping hidup. Kini, mendengar kabar pernikahan anaknya, seolah beban berat terangkat dari pundaknya.

*********

Tak butuh waktu lama, kedua keluarga pun sepakat untuk menyelenggarakan acara lamaran atau pertunangan terlebih dulu. Persiapan dilakukan dengan sederhana namun penuh makna. Sebuah tanggal pun ditentukan, disesuaikan dengan waktu luang Aruni dan Ahmad, serta kesediaan keluarga besar.

Pada hari yang telah ditentukan, rumah Aruni dipenuhi oleh sanak saudara dari kedua belah pihak. Aroma masakan tradisional yang harum semerbak memenuhi udara. Dekorasi sederhana namun cantik dari bunga-bunga segar dan bunga sintesis menghiasi setiap sudut ruangan.

Aruni mengenakan kebaya modern berwarna hijau pastel yang senada dengan kerudung yang membingkai wajahnya. Ia tampak anggun dan berseri-seri. Ahmad, dengan kemeja batik terbaiknya, terlihat gagah dan sedikit gugup.

Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan keluarga Ahmad, yang menyampaikan maksud kedatangan mereka untuk melamar Aruni secara resmi.

"Kedatangan kami kemari adalah dengan maksud baik, yaitu ingin melamar mbak Aruni untuk menjadi istri anak kami Ahmad, Apakah lamaran ini di Terima? " Tanya perwakilan dari Ahmad.

Kemudian, giliran perwakilan keluarga Aruni yang memberikan sambutan dan jawaban atas maksud baik keluarga Ahmad dan menyatakan kesediaan mereka untuk menerima lamaran tersebut setelah berbicara dengan Aruni.

"Dengan senang hati, kami sudah bertanya kepada putri kami apakah dia mau menerima lamaran ini. Dan ternyata anak kami menerima Lamaran ini." ucap ayah Arun dengan penuh kebahagiaan.

Hari itupun Arun dan Ahmad resmi betunangan, Sebagai tanda Cincin pertunangan pun disematkan di jari manis Aruni oleh Bu Yanti, sebagai simbol ikatan yang akan segera terwujud.

Suasana haru dan bahagia menyelimuti seluruh ruangan. Senyum tak lepas dari wajah Aruni dan Ahmad, begitu pula dari wajah kedua orang tua mereka. Setelah sesi tukar cincin, dilanjutkan dengan doa bersama dan ramah tamah. Aruni dan Ahmad duduk berdampingan, menerima ucapan selamat dan doa restu dari para tamu. Hati mereka dipenuhi rasa syukur dan harapan akan masa depan yang cerah.

Saat acara selesai, Aruni dan Ahmad duduk di teras, menikmati sisa-sisa kehangatan sore hari itu.

"Tidak menyangka ya, Mas. Secepat ini," ujar Aruni sambil tersenyum.

Ahmad menggenggam tangan Aruni. "Saya juga tidak menyangka, Mbak. Tapi saya yakin, ini adalah takdir terbaik dari Allah untuk kita." Ia menatap mata Aruni lekat-lekat. "Mbak Aruni siap hidup di desa bersama saya?"

Aruni mengangguk mantap. "Insya Allah, Mas. Saya siap."

"Tapi–," kata Ahmad, suaranya sedikit merendah, "Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan Mbak Aruni, sebelum semuanya berjalan lebih jauh." Wajah Ahmad berubah serius, ada sedikit keraguan di matanya.

Aruni menatapnya cemas. "Apa itu, Mas?"

Ahmad menarik napas panjang, sorot matanya menunjukkan keraguan yang dalam. Informasi apa yang akan ia sampaikan ini akankah memengaruhi kebahagiaan yang baru saja mereka raih?

1
Tira Aneri
suukaaa
Rea Sitta
Luar biasa
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😍😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒏𝒚𝒆𝒔𝒆𝒍𝒌𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒊𝒉 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒋𝒖𝒏𝒊𝒐𝒓 𝒕𝒍𝒉 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓" 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒓𝒂 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒓𝒔 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒔 💪💪💪
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒓𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊 𝒖𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒉 𝒌𝒍 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒔𝒖𝒍𝒕𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒍𝒃𝒉 𝒅𝒓 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒂𝒔 𝑹𝒊𝒄𝒐 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒑𝒐 𝒏𝒊𝒉 𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒃𝒊 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕" 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 🤲🤲
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒈 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒊𝒃𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒋𝒅 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒂 😔😔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒔𝒅𝒉 𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒔 𝒕𝒉 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒎𝒂𝒓 🤔🤔😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!