NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Kakek

Suami Pilihan Kakek

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

"Ka-kakak mau apa?"
"Sudah kubilang, jaga sikapmu! Sekarang, jangan salahkan aku kalau aku harus memberimu pelajaran!"



Tak pernah terlintas dalam pikiran Nayla Zahira (17 tahun) bahwa dia akan menikah di usia belia, apalagi saat masih duduk di bangku SMA. Tapi apa daya, ketika sang kakek yang sedang terbaring sakit tiba-tiba memintanya menikah dengan pria pilihannya? Lelaki itu bernama Rayyan Alvaro Mahendra (25 tahun), seseorang yang sama sekali asing bagi Nayla. Yang lebih mengejutkan, Rayyan adalah guru baru di sekolahnya.

Lalu bagaimana kisah mereka akan berjalan? Mungkinkah perasaan itu tumbuh di antara mereka seiring waktu berjalan? Tak seorang pun tahu jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Bisa Jemput Aku Gak?

"Gue gak salah lihat kan? Itu beneran Pak Rayyan?" bisik Alika pelan sembari terus menatap ke luar toko buku.

Ya, pria yang kini diperhatikan oleh Nayla dan kedua sahabatnya memanglah Rayyan. Ia tampak berjalan bersama seorang wanita cantik yang gayanya sangat modis dan mencolok.

"Lo gak salah lihat Ka. Itu memang Pak Rayyan. Tapi perempuan yang sama dia itu siapa ya?" ucap Tania dengan nada penasaran sembari melirik Nayla, "Nay kamu kenal perempuan itu?" tanyanya.

Nayla tidak menjawab, hanya diam menatap lurus ke depan. Tanpa berkata apapun, ia melangkah keluar toko saat melihat Rayyan dan wanita itu menuju sebuah restoran.

Alika dan Tania segera menyusul langkah Nayla. Keinginan mereka untuk membeli buku pun langsung urung, karena melihat perubahan ekspresi Nayla yang tampak kaget sekaligus sedih. Mereka bisa menebak, Nayla tak mengenali wanita itu sama sekali.

Tak ingin terjadi sesuatu yang buruk, mereka terus mengekor langkah Nayla yang kini menatap ke arah restoran tempat Rayyan dan perempuan itu duduk. Ia mengambil ponselnya dari dalam tas dan mulai menghubungi Rayyan sambil tetap memperhatikan gerak-gerik suaminya dari luar restoran.

Cukup lama sambungan berdering, hingga akhirnya Rayyan mengangkat telepon.

"Ya halo assalamu’alaikum," sapa Rayyan.

"Wa’alaikumsalam," jawab Nayla pelan.

"Kakak sekarang lagi di mana? Bisa jemput aku gak? Soalnya Tania dan Alika tiba-tiba ada keperluan," ucap Nayla datar.

Rayyan terdiam sejenak. Ia melirik wanita di depannya yang ikut memperhatikan dirinya.

"Kak?" tanya Nayla lagi.

"Maaf Nayla. Saya gak bisa sekarang lagi ada urusan penting bareng klien di kantor. Gimana kalau saya minta sopir langganan jemput kamu aja? Kirim shareloc nya, nanti saya kasih tau dia," ujar Rayyan berbohong.

Wajah Nayla langsung berubah muram. Ia tidak menyangka Rayyan akan berdusta. Ia menelan ludah, mencoba menahan kecewa.

"Gak usah Kak. Aku naik taksi aja," tolaknya.

"Maaf Nayla."

"Iya, gak apa-apa Kak."

Tanpa lanjut berbicara, Nayla langsung menutup teleponnya. Ia menggenggam ponsel erat-erat sambil menatap pasangan yang duduk di restoran itu.

"Dia sendiri yang bilang, aku harus jaga jarak sama pria lain karena udah punya suami. Tapi lihat sekarang! Dia malah jalan sama cewek lain. Bahkan bohong!" ucap Nayla marah.

"Sabar Nay. Mungkin aja itu memang klien Pak Rayyan," kata Alika mencoba menenangkan.

"Tapi kalau itu klien kenapa dia bilang dia di kantor? Jelas-jelas lagi duduk manis di restoran," seru Tania kesal.

Alika hanya diam, bingung harus berkata apa. Ia ingin menenangkan Nayla, tapi kenyataan jelas menunjukkan Rayyan telah membohongi istrinya.

"Nia gue pengen pulang. Bisa anterin?" pinta Nayla tanpa mengalihkan tatapan dari Rayyan.

"Bisa yuk."

Nayla mengangguk dan berjalan lebih dulu, diikuti Tania dan Alika menuju parkiran bawah tanah.

Sepanjang perjalanan, Nayla hanya diam, menatap keluar jendela mobil. Tania dan Alika sesekali meliriknya dengan tatapan iba.

Mereka tak menyangka Rayyan bisa begitu. Padahal dulu mereka pikir Rayyan adalah sosok yang baik seperti yang Nayla katakan. Tapi ternyata sama saja. Bahkan lebih menyakitkan karena ini menyangkut pernikahan.

"Nay kita udah sampai," ujar Tania saat mereka tiba di halaman rumah Nayla.

Nayla memandangi rumah tempat ia tinggal bersama Rayyan. Ingatannya tentang kebersamaan mereka berkelebat, membuat dadanya sesak dan matanya mulai basah.

"Nia, bisa gak lo anterin gue ke rumah kakek-nenek? Gue pengen ketemu mereka, kangen banget," ucapnya lirih.

Tania menoleh ke Alika, seolah meminta izin. Alika mengangguk pelan.

"Bisa kita ke sana sekarang?" tanya Tania.

"Iya," sahut Nayla sambil kembali memandangi luar. Tania pun langsung menyalakan mobil dan meluncur ke rumah Herman.

Di restoran, Rayyan duduk diam menatap perempuan di depannya.

"Apa yang kamu mau sebenarnya?" tanyanya dingin.

"Jangan gitu Yan. Kamu gak kangen sama aku? Aku kangen banget," ujar perempuan itu manja.

Rayyan mendengus. "Jangan basa-basi Rena. Langsung aja kamu mau apa? Waktu saya gak banyak."

Rena terlihat kesal. "Aku cuma pengen kita balik kayak dulu. Yuk kita rujuk lagi Rayyan," katanya dengan senyum menggoda.

Rayyan tersenyum sinis. "Rujuk?" tanyanya.

Rena mengangguk penuh harap.

"Jangan bermimpi Rena. Masa lalu kita sudah selesai yang tersisa cuma kekecewaan."

"Maafin aku. Aku dulu masih bodoh tolong kasih aku kesempatan lagi. Aku janji akan berubah," pinta Rena sambil menggenggam tangan Rayyan.

Rayyan menarik tangannya perlahan. "Maaf Rena. Saya gak bisa. Kamu tau saya benci pengkhianatan dan saya gak akan pernah kembali ke masa lalu."

Rayyan lalu berdiri. "Sekarang hati saya hanya untuk satu perempuan dan itu bukan kamu," ucapnya sebelum beranjak pergi.

Rena menggertakkan giginya. Ia tidak terima ditolak.

"Tunggu Rayyan. Suatu saat lo bakal balik sama gue dan tinggalin istri lo itu!" geram Rena.

"Terima kasih ya Nia, Ka," ucap Nayla saat mereka tiba di depan rumah Herman .

"Sama-sama," sahut Tania.

"Kamu mau nginep di sini?" tanya Alika hati-hati.

"Iya."

"Terus sekolah kamu gimana?" tanya Tania lagi.

"Gue mau ijin dulu. Tolong buatin surat ijin ya," jawab Nayla.

Mereka mengangguk. "Kalau Pak Rayyan nanya ke kita gimana?" tanya Alika.

"Bilang aja kalian gak tau. Gue cuma mau tenangin diri dulu gak mau ketemu dia," sahut Nayla.

"Kalau itu keputusan kamu kita dukung. Tapi kalau butuh sesuatu kabarin aja," ucap Tania.

"Makasih banget. Gue beruntung punya sahabat kayak kalian," ucap Nayla haru.

"Kita juga beruntung punya sahabat kayak lo," sahut mereka bersamaan.

Nayla pun turun dari mobil setelah berpamitan. "Hati-hati ya di jalan."

Tania dan Alika melambaikan tangan sebelum pergi meninggalkan rumah itu.

Nayla berdiri sejenak, menatap kepergian mobil mereka, lalu berjalan ke depan pintu rumah. Ia menekan bel dan menunggu.

Ceklek...

Pintu terbuka, tampak seorang wanita paruh baya berdiri di ambang pintu. "Nayla?" sapa Rana kaget.

"Assalamu’alaikum Nek," sapa Nayla sambil mencium tangan neneknya.

"Wa’alaikumsalam. Kamu sama siapa Nduk? Rayyan mana?" tanya Rana sambil menatap sekeliling.

"Aku sendiri Nek. Kak Rayyan lagi sibuk," jawab Nayla dengan senyum tipis.

"Loh udah ijin sama suami belum?" Nayla mengangguk.

"Ya sudah ayo masuk. Kita ngobrol di dalam," ucap Rana sambil membuka pintu lebar-lebar.

"Kakek di mana?"

"Baru keluar tadi. Mungkin pulang menjelang maghrib."

Nayla mengangguk sedikit lega. Ia belum siap jika harus bicara jujur pada kakeknya.

"Tadi ke sini naik apa?" tanya Rana.

"Dianterin Tania dan Alika," jawab Nayla.

"Loh kenapa gak ajak mereka masuk dulu?"

"Mereka buru-buru Nek," ujar Nayla.

"Ya sudah. Sekarang masuk kamar, bersih-bersih. Pasti capek habis sekolah langsung ke sini."

"Iya Nek. Makasih."

Nayla pun berjalan ke kamarnya. Rana memperhatikannya dengan seksama. Meski Nayla tersenyum, tapi Rana tau cucunya sedang menyimpan beban.

"Ada apa Nduk...?" gumam Rana dalam hati, berharap suatu saat Nayla mau terbuka padanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!