NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Akad Nikah

"Saya terima nikah dan kawinnya, Aira Tanisa binti Anton Tanisa dengan mas kawin uang Rp. 250.000.000 dan emas 24 karat sebesar 250 gram di bayar tunai."

Sebuah suara berkumandang dengan lantang dan tegas di ruangan itu. Semua orang yang berada di ruangan itu menyaksikan prosesi akad nikah itu berlangsung.

"Bagaimana saksi sah?" Penghulu yang menikah menikahkan menoleh pada saksi yang berada dalam jarak paling dekat.

"Sah!"

"Sah!"

Semua pihak keluarga yang menyaksikan itu mengucap syukur saat pernikahan itu telah sah. Penghulu  memberikan selamat terlebih dahulu pada pengantin lelaki, yang terlihat percaya diri.

Mereka berdecak kagum pada pengantin lelaki yang di ketahui bernama Brian Santoso. Lelaki itu percaya diri saat melakukan semua proses akad nikah. Tidak terlihat kegugupan dari wajah dan sikap lelaki itu.

Tanpa mereka tahu jika lelaki itu baru saja menghembuskan nafasnya dengan perlahan, saat rasa lega itu menghampirinya. Ia sebenarnya sangat gugup. Ini akan mengubah status dan tujuan hidupnya mulai saat ini.

Ia hanya tidak memperlihatkan apapun pada setiap orang. Dan seperti biasa tidak akan ada orang yang tahu bagaimana perasaannya. Wajah datar dan sikap dinginnya selalu mampu menutupi semua yang ia rasakan.

"Pengantin wanita bisa dibawa masuk kemari. Suaminya berhak untuk melihat pendampingnya."

Perkataan itu membuat Aluna dan Liana yang terharu karena akad nikah berjalan dengan lancar segera tersadar. Mereka tersenyum dan mengangguk. Keduanya berjalan beriringan menuju sebuah ruangan yang menjadi tempat Aira berdiam sejak tadi.

"Aduh, sekarang bagaimana?" Aira mengangkat jemarinya hendak  menggigit jemari itu. Hal yang ia lakukan setiap kali ia gugup.

"Jangan gigit jemarimu!"

Riana, sahabat Aira yang juga bekerja dengannya di perusahaan Santoso langsung berseru dan mengingatkan. Ia menahan jemari Aira dan berdecak melihat Aira yang semakin gugup.

"Aku sangat gugup Riana." Aira tidak menutupi kegugupannya.

"Aku tahu." Riana paham.

"Tapi akad nikah itu sudah selesai. Dan tidak ada masalah sama sekali." Ia juga menenangkan Aira.

"Kamu tahu betul apa yang membuatku gugup." Ia melirik sahabatnya itu dengan kesal.

Aira sudah menceritakan semuanya pada Riana. Ia yang dijodohkan dan menikah dengan anak tunggal sang Direktur mereka. Dan bahkan ia menceritakan, jika ia tidak tahu bagaimana wajah lelaki yang dijodohkan dengannya.

Riana tentu saja sangat terkejut saat mendengar semuanya dari Aira. Tapi ia juga tahu jika hal seperti ini biasa dalam dunia bisnis. Menjodohkan anak mereka untuk memperkuat kerajaan bisnis setiap orang.

Aira hanya memberitahukan hal ini pada Riana. Karena wanita itu yang bisa ia percayai untuk menutupi rahasia ini. Ia sudah memutuskan akan menutupi pernikahan ini. Terlebih di kantor.

Aira tidak mau jika orang - orang yang ada di perusahaan akan menjadikannya bahan gosip. Dan semua akan berankanan menurut Aira.

"Aku yakin jika suamimu pasti orang tampan Ai." Riana menenangkan Aira.

"Bukankah Pak Harry dan juga Bu Liana adalah orang goodlooking. Jadi sudah jelas jika perpaduan keduanya akan menghasilkan ketampanan yang tidak diragukan." Riana terkekeh kecil emlihat Aira yang mencebik kesal.

"Jangan cemberut Ah!" Riana mencubit lengan Aira pelan.

"Ini hari pernikahanmu. Kamu harus bahagia." ia mengingatkan.

Aira menghela nafas mendengar ucapan itu. Ia bisa saja bahagia jika ia menikah dengan lelaki yang ia cintai dan yang mencintainya. Tapi ia menikah karena dijodohkan. Dan juga ia tidak tahu bagaimana wajah suaminya itu. Adakah yang lebih lucu dari ini semua?

"Sayang, ayo keluar. Suamimu sudah menunggu di pelaminan." Aluna mendekat dan tersenyum melihat putrinya yang sangat cantik hari ini.

"Mama." Aira menatap mamanya dengan wajah cemberut.

"Kamu pasti akan bahagia. Mama percaya itu." Aluna kembali meyakinkan putrinya.

"Ayo sayang." Liana ikut bersuara melihat suasana melow antara ibu dan anak itu.

"Anak mama sudah tidak sabar ingin melihat pengantinnya." Ia tersenyum dan mulai menggandeng lengan Aira.

Kedua wanita paruh baya itu menggandeng Aira dan membawanya keluar dari ruangan itu. Riana mengikuti tepat di belakang Aira. Memastikan jika Aira akan melangkah dengan hati - hati.

Setiap orang yang melihat pengantin wanita memasuki ruangan akad nikah itu berdecak kagum melihat kecantikan seorang Aira di hari pernikahannya. Pujian dan senyuman ia dapatkan di setiap langkahnya.

Lain halnya dengan yang Aira rasakan. Disetiap langkahnya yang semakin mendekat, ia semakin gugup. Ia bahkan tidak berani mengangkat tatapanya pada pelaminan. Yang ia tahu jika lelaki yang menjaid suaminya pasti sudah menunggunya di sana.

"Suamimu sangat tampan Aira." Aluna tersenyum melihat suami Aira yang menunggu dengan tatapan yang tidak pernah lepas dari Aira.

Liana yang berada di sebelah Aira tersenyum lebar. Ia tentu mendengar pujian yang di lontarkan oleh besannya untuk anak semata wayangnya.

"Angkat wajahmu Aira. Tersenyumlah. Jangan seperti tersangka yang akan menjalani hukuman." Aluna sedikit mengingatkan putrinya.

Riana dan Liana yang mendengar itu mencoba menaha kekehan mereka. AIra malah menggerutud alam hati mendengar ucapan sarkas mamanya.

Ia mengangkat wajahnya, seperti yang diinginkan mamanya. Tapi tatapannya seketika berpusat pada lelaki yang menjadi suaminya itu.

Suaminya sangat tampan, seperti ucapan mamanya. ia bahkan mengakui itu. Paling tidak ia memiliki suami yang terlihat keren. Dan ia merasa lega untuk itu.

Tapi, Aira merasa familiar dengan wajah tampan itu. Ia mencoba mengingat dimana ia pernah melihat lelaki itu. Matanya sedikit melotot saat jarak mereka semakin dekat.

'Tidak mungkin!'

Aira berseru dalam hatinya. Sekali lagi ia memperhatikan lelaki itu. Itu benar. Meski sudah berlalu 5 tahun. Dan ada perubahan di wajah itu karena usianya yang semakin bertambah. Tapi, Aira masih bisa mnegenalinya.

Langakh Aira yang sedikit goyah dan melambat membuat Aluna dan Liana mengerutkan kening mereka. Bahkan Aira sempat berhenti melangkah. Membuat tatapan orang melihat Aira dengan bingung.

"Aira! Ayo!"

Aluna mengguncang lengan Aira sedikit kuat. Tersenyum kecil pada semua keluarganya dan keluarga Santoso. Ia kembali menyadarkan Aira.

"Mama." saura Aira sangat lirih dan begetar serak.

"Tidak apa - apa sayang." Liana menenangkan Aira yang terlihat ragu.

"Anak mama seorang lelaki yang baik kok." Ia juga menambahkan. Takut jika Aira berpikiran buruk soal anaknya.

Aira kembali melangkah dengan kedua orangtuanya. Bersikap anggun dan tersenyum kecli pada semua keluarga mereka. Meski dalam hatinya sekarang terjadi pergumulan yang sangat hebat. Aira menutupi itu semua dengan senyumannya.

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampusnya dulu! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya. Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia akan menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Aira merasa lemas saat itu juga. Ia tidak bisa memproses ini semua lagi. Baginya ini smeua sangat mengejutkan.

Ternyata lelaki yang menjadi suaminya adalah juniornya saat di kampus dulu. Yang membuat Aira semakin shock adalah perbedaan usia mereka yang cukup jauh.

Ia sudah berumur 27 tahun dan lelaki itu mungkin 23 atau 24?

Kenapa ia tidak membaca secara detail soal usia lelaki itu di media sosial? Atau memang ia yang tidak memperhatikan itu karena kepanikannya denga pernikahan yang tiba - tiba ini?

Tapi Aira sangat lemas ketika tahu jika suaminya lebih muda darinya. Bukankah itu artinya jika suaminya ini adalah berondong?

 

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!