NovelToon NovelToon
Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Gara-gara Kepergok Pak Ustadz

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life / Pernikahan Kilat / Action / Cinta setelah menikah
Popularitas:45.1k
Nilai: 5
Nama Author: Imelda Savitri

"Nikah Dadakan"

Itulah yang tengah di alami oleh seorang gadis yang kerap di sapa Murni itu. Hanya karena terjebak dalam sebuah kesalahpahaman yang tak bisa dibantah, membuat Murni terpaksa menikah dengan seorang pria asing, tanpa tahu identitas bahkan nama pria yang berakhir menjadi suaminya itu.

Apakah ini takdir yang terselip berkah? Atau justru awal dari serangkaian luka?

Bagaimana kehidupan pernikahan yang tanpa diminta itu? Mampukan pasangan tersebut mempertahankan pernikahan mereka atau justru malah mengakhiri ikatan hubungan tersebut?

Cerita ini lahir dari rasa penasaran sang penulis tentang pernikahan yang hadir bukan dari cinta, tapi karena keadaan. Happy reading dan semoga para readers suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergok II

"ASTAGHFIRULLAHALAZIM!”

Suara berat dan penuh otoritas itu memecah keheningan, membuat keduanya tersentak. Dengan mata melebar, mereka berdua spontan menoleh ke belakang secara bersamaan.

Di ambang pintu, berdiri Pak Haji, sosok yang paling disegani di kampung ini. Jubah putihnya berkibar ketika ia bergerak masuk ke dalam kamar, ditambah dengan sorot matanya yang tajam ketika menatap mereka berdua, berhasil membuat bulu kuduk Murni meremang.

Wajah Murni langsung terlihat pucat. Sama hal nya dengan pria asing itu yang tampak membeku, tak paham apa yang sedang terjadi.

Tak butuh waktu lama, suara langkah cepat dan riuh mulai mendekat. Ibu-ibu kampung yang terkejut dan penasaran dengan teriakan tiba-tiba dari pak haji pun langsung bergerombol di depan pintu, ekpresi wajah mereka tampak dipenuhi dengan ekspresi kaget, kepo, dan ada juga yang terlihat... sudah siap menyebar informasi tersebut dengan rapi sebagai bahan bergosip nanti.

"Ya Allah, Murni! Kau ngapain di dalam kamar sama laki-laki?!” Suara bu Lastri terdengar nyaring seperti alarm subuh, membuat situasi tersebut semakin runyam.

Murni panik, dan buru-buru mengangkat tangannya.

“Ndak! Ndak seperti yang ibu pikirkan!”

Bu Lastri langsung mengelus dadanya sendiri.

“Astaga! Baru juga ceramah pak haji tadi bilang jauhi zina, ini malah kejadian di depan mata!”

Ibu-ibu lain langsung berbisik heboh.

“Ya Allah, di rumah pengantin pula!”

“Kok bisa-bisanya mereka ini!”

"Kalian udah ngapain aja di dalam hah?! Duh...! bikin malu keluarga pengantin!” Seru bu Lastri sembari memegangi kedua kepalanya, disertai ekspresi frustasi yang terpampang di wajahnya.

Murni hampir menangis ketika semua orang mulai menuduhnya melakukan hal-hal yang tidak-tidak.

“Bu, Pak Haji, ini cuma kesalahpahaman.”

Pak Haji menghela nafas panjang, lalu menggeleng-gelengkan kepala dengan sorot mata penuh kekecewaan.

“Murni... Murni... Kenapa kau lakukan ini? Kau itu perempuan baik-baik. Tapi sekarang malah berdua-duaan di kamar dengan lelaki asing?”

Pria asing itu tampak semakin bingung dengan situasi ini. Dengan aksen khasnya, ia mencoba menjelaskan.

“No no, kami tidak melakukan hal buruk! Hanya... gelang yang menyangkut!” Dia menunjuk gelang di tangan Murni yang masih tersampir di kancing kemejanya.

Bu Lastri menyipitkan matanya, menatap keduanya dengan ekspresi penuh curiga.

“Gelang? Halah, alasan saja itu! Kau pikir kami bodoh? Kau pikir kami ini bakal percaya begitu saja?!”

Rasanya Murni ingin menangis, ketika semua orang mulai mempercayai kesalahpahaman itu menjadi sebuah kebenaran.

“Sungguh, bu! Murni juga nggak mau begini, tadi gelang Murni nyangkut di kancing kemejanya.”

Pak Haji menghela nafas dalam, lalu menatap mereka berdua dengan tajam.

“Tidak ada asap kalau tidak ada api, nak Murni. Kalau kau menjaga diri, tidak mungkin ada kejadian seperti ini."

Ibu-ibu lain mulai berbisik makin heboh.

“Benar, Pak Haji! Ini pasti ada apa-apanya.”

“Kalau cuma gelang, masa sampai dalam kamar berdua begini?”

"Aduh, kasihan orang tua Murni kalau sampai tahu!”

Murni merasa dunianya runtuh ketika mendengar kalimat-kalimat yang memojokkan dirinya. Dia tahu, sekali gosip ini menyebar, maka nama baiknya maupun keluarganya pasti akan hancur.

Pria itu masih terlihat panik, lalu dengan bahasa Indonesia terbata-bata, ia berkata, “Tunggu! Saya... saya bisa jelaskan! Ini... misunderstanding. Salah paham.”

Tapi Bu Lastri sudah mengibaskan tangannya.

“Sudah cukup! Kami tidak mau dengar alasan macam-macam!”

Murni semakin panik. “Bu, Pak Haji, tolong! Murni ndak bersalah!”

"Sudah! Keluar kalian berdua!” Suara Pak Haji menggema tegas.

Murni dan pria itu buru-buru melepas kaitan gelangnya yang pada akhirnya berhasil terlepas dengan sedikit usaha. Mereka berdua bangkit, lalu keluar mereka segera keluar dari kamar, dengan Murni yang berjalan tertatih-tatih karena kakinya yang sakit. Diiringi tatapan penuh kecurigaan dari ibu-ibu yang sudah mengerubungi pintu.

Begitu mereka keluar dari kamar tersebut, suara bisik-bisik para ibu-ibu semakin membesar.

“Ya Allah, kasihan orang tua Murni...”

“Kukira dia anak baek-baek... Eh tau nya gini...ck, ck.” Gumam seorang ibu-ibu menggeleng sembari melipat tangannya di depan dada.

Tak lama kemudian, suara langkah cepat terdengar dari arah luar rumah.

Seorang wanita paruh baya dengan wajah panik muncul di tengah kerumunan. Nafasnya tersengal-sengal, sementara satu tangannya tampak tengah menahan degupan dadanya yang berdebar kencang.

Mita, ibu Murni, tampak nyaris jatuh saking gemetarnya ketika mendengar berita gempar mengenai putrinya.

Di belakangnya, seorang pria paruh baya bercambang, yang merupakan ayah Murni, ikut menyusul istrinya dengan ekspresi memasang tegang.

Begitu melihat putrinya duduk bersimpuh di lantai dengan kepala tertunduk, Mita langsung meluruhkan dirinya dan duduk bersimpuh di hadapan sang putri.

Matanya yang berlinang air mata menatap putrinya dengan penuh kesedihan, sampai pada akhirnya, ia tak kuasa lagi menahan tangis, akhirnya tangisannya pun pecah.

“Murni... Astaghfirullah... Kenapa, Nak?! Kenapa kau lakukan ini?!” Suara Miya bergetar hebat, menyiratkan hatinya yang dipenuhi dengan duka.

Murni mengangkat wajahnya dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

“Mak, Murni ndak ngelakuin apa-apa! Murni bersumpah, mak! Murni ndak seperti yang mereka bilang!”

Tapi sebelum Murni bisa menjelaskan lebih lanjut, suara nyaring Bu Lastri langsung menyergah.

“Ih, jangan banyak alasan, Murni! Orang-orang udah lihat dengan mata kepala sendiri!” Matanya menyipit tajam, sambil berkacak pinggang.

Seorang ibu-ibu lain mengangguk setuju. “Benar! Kalian berdua keluar dari kamar, berduaan! Mau alasan apapun, tetap saja itu nggak bisa diterima!”

“Apa lagi yang mau dibantah, hah?” Tambah seorang ibu lainnya dengan sinis.

Mita menatap putrinya dengan tatapan mata yang hancur. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menangis tersedu-sedu.

“Ya Allah, Murni... Kau ini anak baik-baik! Kenapa begini, Nak? Ibu sudah mendidikmu dengan benar... kenapa kau tega mencoreng nama baik keluarga kita?!” Mita mengguncang tubuh Murni sekuat tenaga, namun putrinya itu hanya bisa menunduk diam.

Murni menggigit bibirnya, berusaha menahan tangis yang makin deras.

“Mak, Murni ndak seperti itu! Tolong percaya sama Murni mak, ini semua hanya sebuah kesalahpahaman.”

Tapi bu Lastri malah mendecak keras.

“Oh, jadi semua ini hanya kebetulan? Gelangmu nyangkut di kancing dia, terus kalian masuk kamar berdua? Apa nggak aneh itu?”

Beberapa ibu lain mulai mengangguk, tanda setuju.

"Kalau memang ndak ada apa-apa, kenapa harus di dalam kamar?”

“Iya! Kenapa ndak dilepas di luar aja?”

Pak Haji menghela nafas panjang, lalu menatap Murni dan pria asing itu dengan dalam.

"Baiklah. Karena ini menyangkut nama baik keluarga dan masyarakat, maka kita harus segera mencari solusi yang terbaik-”

B****UG!

Sebuah tinju dalam sekejap melayang begitu cepat, dan langsung menghantam wajah pria asing itu.

“BAJINGAN KAU!!”

1
Nar Sih
ahir nya murni muncul lgi
Batsa Pamungkas Surya
up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up up
Batsa Pamungkas Surya: owh seperti ituuuu
total 2 replies
Nar Sih
ternyata kaan bisa juga ya mkn dan berbaur dgn karyawan nya ,contoh pimpinan yg baik nih ☺️
Nar Sih
oalah murni,,kmu kok lucu bener yaa,ahir nya kmu tau kan arti dari tulisan kaan yg di kirim pada mu,semagat murni terus dekati kaan sampai bnr,,jdi suami mu yg seutuh nya💪☺️
Lucy: hihi iya kak, murni kudu maju teros jangan kasih kendor
total 1 replies
luvvuyy🙈
aduhhh jd salah paham ni pstiii😭
Lucy: puasti/Chuckle/
total 1 replies
Baby Vell
hai thor aku makpir
Baby Vell: iya ka
total 2 replies
luvvuyy🙈
haiii
Lucy: hii kak😌 makasih loh udh coba baca, aku masih baru soal nulis novel pernikahan gini kak, kalau ada yg gak msuk akal, kasih tau aja ya😋
total 1 replies
Novi Susianti
sampai aku cari arti "l feel the same"😃😂
Lucy: /Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
Nar Sih
bersabar lah murni ,dan yakinlah pasti lama,,kaan juga cinta pada mu trus kmu bisa punya ank juga dri nya
Nar Sih
semoga dgn iseng nya savelda bisa membuat hubungan kaan dan murni lebih baik lgi
Lucy: moga aja kak😁
total 1 replies
Nar Sih
lanjutt kak ,bikin murni kuat dan tangguh hinga pantas bersanding dgn kaan
Batsa Pamungkas Surya
kok saya waktu SMA di kasih pelajaran seperti itu ya
saya lulus SMA th 1997
Batsa Pamungkas Surya: ea sich.. mungkin di kira anak anak bisa lihat di google
total 2 replies
Nar Sih
bingung dgn sikap kaan ,yg kata nya suami tpi aneh ..ngak ada manis nya ,sabar ya murni kamu harus kuat dan jdilah wanita tangguh
Nar Sih
kasihan murni nya mesti sabar dan di paksa bljar kuat demi sebuah status istri dri keluarga harington ,semagatt murni kmu pasti bisa💪💪
Lucy: pasti kak. kak, kira-kira tulisannya bener gak sih? soalnya aku akhir" ini kena writing block bah, jadi bingung mau menjabarkan alur nya gimana😭
total 1 replies
Nar Sih
lama ngk up ahir nya hadir lgi walau cerita nya kadang membuat ku bungung kak thorr
Lucy: hehehe makasih udh rajin baca kak
total 1 replies
Nar Sih
masih bingung dgn murni dan kaan kak thorr
Lucy: kak, maaf ya, beberapa hari ini aku kayaknya belum bisa up😞 karena kesibukan lamaran kerja kak, tapi ku usaha kan up dua hari nanti
total 1 replies
Nar Sih
siip lanjutt kakk
Ray Aza
jangan terlalu lama berkutat dgn konflik sayang, keburu pembacanya kabur nanti. konflik boleh tp hrs dibarengi alur cerita yg berkembang jg jgn berhenti dikonflik trs. nti kek cerita seblmnya, kelamaan di mslh klimak cerita malah ga dpt. pas tokoh utama menang mlh rasanya jd b aja
Lucy: oke deh, thanks masukannya🫶
total 1 replies
Nar Sih
ternyata org yg kelihatan baik ternyata musuh ,dan untung nya ada yg nolongin murni disaat yg tepat
Nar Sih
sebetul nya sku bingung dgn crita ini kak ,masih penasaraan dgn siapa kaan kok murni ikut jdi korban nya
Lucy: masih berlanjut kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!