Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.
Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.
Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.
Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.
Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan
Setelah menunggu beberapa saat, kendaraan yang dimaksud sudah datang. Nathalia meminta dirinya untuk di antar ke rumah bibinya.
Di tengah-tengah perjalanan, Nathalia memikirkan bagaimana nasib bibinya selama ia bekerja di kota Jalundra. Ia tidak ingin bibinya tinggal sendirian. Lalu ia mendapat ide. Nathalia menghubungi seseorang, yaitu Nick, sepupunya. Seingatnya, sepupunya itu belum bekerja sama sekali. Nathalia berpikir daripada di sana ia tidak melakukan apa-apa, lebih baik Nick tinggal bersama bibinya. Dengan tenaganya yang masih muda, Nick dapat membantu Anne mengurusi ladang.
[ Halo, Nick. Lagi apa?? ]
[ Oh, Kak Nat. Lagi nganggur saja. Ada apa?? ]
[ Bisakah kamu tinggal bersama bibi Anne?? Aku mendapat kerja di kota Jalundra. Rott Restaurant. Sepertinya aku akan bekerja sebagai pelayan di sana ]
[ Tentu saja, Kak. Besok aku akan pergi ke sana ]
[ Terimakasih, Nick ]
[ Sama-sama, Kak Nat ]
Setelah mendengar persetujuan Nick, Nathalia merasa lega. Tidak ada lagi yang perlu dikuatirkannya saat ini.
Beberapa saat kemudian, Nathalia sudah sampai di rumah.
"Bi... Bibi..." Nathalia tidak melihat keberadaan bibinya di sana. Lantas ia mencoba memeriksa di ladang yang terletak di belakang rumahnya. Mungkin bibinya ada di sana.
Dugaannya benar. Anne sedang berada di sana memetik jagung yang siap dipetik.
"Bibi. Aku pulang."
"Oh, Nathalia. Cepat sekali," kata Anne terheran-heran.
"Iya. Aku sudah diterima kerja," kata Nathalia.
"Syukurlah. Mulai kapan kerjanya??"
"Minggu depan. Dan aku akan bekerja di pusat kota. Kota Jalundra."
"Jalundra ya..."
Nathalia sedikit mengetahui kota tersebut. Kota yang dikenal tingkat kejahatannya yang tinggi. Walaupun penjagaan sudah diperketat, namun tetap saja selalu ada celah bagi para penjahat melakukan kejahatannya.
"Yah, kamu sudah tau gimana kota itu kan??" Tanya Anne.
"Iya, Bi. Aku akan berhati-hati. Itu pasti," jawab Nathalia.
"Baiklah."
"Oh iya, nanti Nick akan tinggal di sini menjaga bibi. Sekalian membantu bibi mengurus ladang tentunya," kata Nathalia.
"Ah... Si Nick itu. Ya sudahlah," kata Anne tersenyum.
Nathalia mengerti maksud dibalik senyuman bibinya. Nick adalah orang yang tidak pernah mengerjakan tugasnya dengan baik. Selalu saja ada kesalahan yang diperbuatnya. Mungkin karena itu, Nick tidak kunjung mendapat pekerjaan.
"Aku yakin dia pasti bisa diandalkan. Mengurus ladang saja pasti bisa," kata Nathalia.
"Yah, bibi tidak terlalu yakin. Tapi bisa dilihat nanti," kata Anne sembari tersenyum.
Malam harinya, Nathalia sedang duduk di atas atap rumahnya. Ia memandangi langit malam yang dipenuhi bintang-bintang.
Tiba-tiba, ia merasa ada yang mengawasinya dari kejauhan. Instingnya mengatakan orang itu sedang berada di atas pohon, tidak jauh dari rumahnya.
Nathalia mencoba memeriksanya. Dengan keahlian parkournya, ia dapat bergerak dengan lincah. Meloncat kesana-kemari, dari dahan ke dahan dapat ia lewati dengan mudah. Ia terus mengikuti instingnya. Semakin lama semakin jauh saja. Sampai akhirnya, ia berhenti di sebuah hutan.
Aneh. Aku tidak merasakan apa-apa di sini. Omong-omong, ini sudah jauh dari rumah ya.
Nathalia hendak kembali ke rumahnya. Baru saja memutar tubuhnya, ia mendengarkan ada suara di depan sana. Nathalia berusaha memfokuskan pada penglihatannya.
Secara tiba-tiba, penglihatannya berubah. Ia seperti dapat melihat suatu objek yang berbeda daripada di sekitarnya. Objek tersebut adalah manusia. Orang itu sedang bersembunyi di balik pohon besar. Setelah diamati oleh Nathalia, pohon itu jaraknya sangat jauh sekali dari posisinya.
Secara perlahan, penglihatan itu menghilang.
Siapa ya itu??
Nathalia tidak ingin menelusuri lebih lanjut. Ia memutuskan untuk pulang saja.
Ketika Nathalia sudah pergi, ada seseorang yang keluar dari persembunyiannya. Ia merasa lega karena dapat bebas dari kejaran Nathalia.
"Gadis itu, seperti senior saja kekuatannya. Hampir saja ketahuan," gumamnya.
Ketika sampai di depan rumahnya, Nathalia melihat bibinya mencari-cari dirinya. Terdengar suara Anne memanggil nama Nathalia. Nathalia heran, mengapa suara bibinya dapat didengar olehnya? Padahal, jaraknya masih sangat begitu jauh.
"Bibi."
"Ya ampun, Nathalia. Habis dari mana saja??" Tanya Anne kuatir.
"Jalan-jalan saja, Bi," jawab Nathalia.
"Ya sudah. Masuk dulu ke dalam. Makan dan istirahat."
"Iya, Bi."
-----
Enam hari berlalu. Nick, sepupu Nathalia sudah berada di rumah Anne sejak tiga hari yang lalu. Nathalia sempat kesal kepadanya karena datang tidak sesuai dengan janjinya. Nick beralasan ia datang terlambat karena ada panggilan kerja, namun hasilnya nihil.
Hari ini, Nathalia akan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut hari pertamanya bekerja. Ia ditemani oleh Nick pergi membeli pakaian untuk ia bawa ke kota Jalundra. Anne memberi saran kepada mereka untuk mengunjungi toko teman suaminya.
Seperti biasanya, mereka berdua harus berjalan kaki terlebih dahulu sebelum menaiki Cyrus.
"Kakak akan bekerja di mana??" Tanya Nick.
"Rott Restaurant," jawab Nathalia.
"Oh, yang di sana?? Di jalan Camville??"
"Itu pas lamarnya. Aku akan bekerja di kota Jalundra." Nick tampak terkejut mendengar Nathalia akan bekerja di sana.
"Wah kak. Kota itu memang indah, tapi mematikan," kata Nick.
"Iya, aku tau. Banyak kejahatan di sana. Tapi penjagaan di sana kan juga ketat. Sepertinya aku akan aman-aman saja di sana," kata Nathalia.
"Semoga saja."
Cyrus sudah tiba. Nathalia memberitahu alamat yang akan mereka tuju.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai. Toko sederhana, lumayan lengkap menjual beberapa pakaian walaupun tidak sebagus di kota Jalundra. Di dalam, Nick membantu Nathalia memilih pakaian yang akan ia kenakan saat tinggal di sana. Nathalia berencana akan tinggal di sana, tempat yang direkomendasikan oleh wanita tersebut.
"By the way, kota Jalundra sangat indah kak. Kota canggih dengan segala teknologinya yang mutakhir. Tak heran jika banyak penduduk kita yang pindah ke sana untuk bekerja. Tapi kenapa hanya sedikit saja orang yang kembali ke sini ya??" Tanya Nick.
"Entahlah. Itu juga terjadi kepada orangtuaku. Mereka pergi ke sana lalu tidak pernah kembali lagi. Ternyata mereka sudah tidak bernyawa lagi," kata Nathalia menanggapi.
"Iya, Kak. Aku tau itu. Ada juga yang tidak diketahui keberadaannya kak. Bahkan jasadnya saja tidak ditemukan."
"Entah, Nick. Petinggi kota sana seperti menutupi hal itu."
Setelah selesai memilih beberapa pakaian, mereka segera membayar lalu pulang. Sembari menunggu Cyrus datang, Nick bercerita tentang kesehariannya mengurusi ladang di rumah bibinya.
Pada awalnya, Nick sedikit kebingungan melakukan tugasnya walaupun Anne sudah menjelaskan dengan sangat jelas. Akan tetapi, Nick yang memang pada dasarnya kesulitan dalam memahami apa yang dijelaskan kepadanya, hasilnya adalah ia sangat lamban dalam bekerja. Hal ini diakui oleh Nick mengapa dirinya belum mendapat kerja. Tidak seperti Nathalia yang mudah mendapatkan kerja.
Nick juga protes kepada Nathalia mengapa ia yang dipilihnya untuk mengurusi ladang itu. Nathalia beralasan tujuannya untuk membiasakan Nick cepat memahami apa yang dijelaskan kepadanya. Dengan alasan tersebut, akhirnya Nick mau mengurus ladang itu.
Saat berbincang itu, Nathalia kembali merasakan ada seseorang yang mengawasi mereka. Ia celingukan mencari orang itu. Instingnya mengatakan orang itu sedang berada di atas pohon, letaknya jauh di seberang sana.
Nick heran melihat Nathalia yang kepalanya bergerak kesana-kemari.
"Ada apa, Kak Nat???" Tanya Nick.
"Apa kamu lihat seseorang di sana??" Tanya Nathalia sembari menunjuk ke arah pohon besar itu. Nick memicingkan matanya.
"Tidak ada siapa-siapa. Lagipula pohon itu jauh sekali," jawabnya. Nathalia mengangguk pelan.
Tanpa sadar, Nathalia seperti dapat melihat orang tersebut dengan penglihatannya. Ia heran sekali. Warna orang tersebut dalam penglihatannya berwarna berbeda daripada di sekitarnya. Bukan hanya benda mati, bahkan makhluk hidup seperti hewan saja ia tampak berbeda. Warnanya biru dari kepala sampai ujung kaki.
Dengan penglihatannya itu, Nathalia mengetahui orang tersebut sedang bersandar pada batang pohon. Nick yang kebingungan mencoba meneropong menggunakan tangannya.
"Tidak terlihat apa-apa kak," katanya.
"Aneh sekali kamu tidak bisa melihatnya," kata Nathalia.
"Mungkin khayalan kakak."
"Mungkin saja."
Cyrus telah datang. Nathalia teralihkan pandangannya. Seketika itu juga, penglihatannya normal kembali. Nathalia mencoba melihat ke arah pohon itu lagi, berharap penglihatan ajaib itu kembali. Akan tetapi, sepertinya tidak.
Hmm, mungkin benar cuma imajinasiku saja.
Sampai di rumah Anne, Nathalia ingin menceritakan kejadian itu kepadanya. Ia menunggu waktu yang tepat.
Malam hari adalah waktu yang tepat karena Anne sedang tidak melakukan apa-apa. Nick sedang melakukan kesibukannya sendiri.
"Bi, boleh aku tanya sesuatu??" Tanya Nathalia.
"Apa itu??" Anne yang hendak menenggak teh nya, tidak jadi karena Nathalia ingin bertanya kepadanya.
"Hmm, aku bingung harus mulai dari mana," kata Nathalia sambil menyeringai. Anne tersenyum.
"Dari mana saja juga boleh. Sama saja kok," kata Anne sembari minum teh.
"Hmm, oh iya dari sini saja. Tadi aku seperti melihat ada seseorang yang posisinya jauh dari posisiku. Sangat jauh sekali. Nick tidak bisa melihat orang itu dengan jelas, tapi aku bisa. Bahkan, aku melihat orang itu memiliki warna tersendiri. Di sekitarnya aku melihat hanya berwarna hitam putih saja. Tetapi, dia memiliki warna biru. Penglihatan itu tidak berlangsung lama. Apa bibi tau apa yang terjadi denganku??"
Anne sedikit kebingungan dengan cerita Nathalia. Ia mencoba mengira-ngira menggunakan logikanya.
"Entah bibi juga tidak tau. Apa itu mengganggumu??" Tanya Anne.
"Tidak sepertinya," jawab Nathalia.
"Ya sudah. Nanti akan bibi cari tau ya."
"Baik, Bi."
"Sekarang kamu tidur. Besok pagi kamu berangkat ke sana. Apa saja yang kamu bawa??"
"Pakaian saja dulu sementara. Kata wanita itu, hanya membawa pakaian saja. Tapi aku tidak yakin. Kalau kurang, aku ke sini lagi," jawab Nathalia.
"Baiklah."
Nathalia pergi ke kamarnya lalu ia beristirahat dan tidur.