Chen Huang, seorang remaja berusia 15 tahun, menjalani hidup sederhana sebagai buruh tani bersama kedua orang tuanya di Desa Bunga Matahari. Meski hidup dalam kemiskinan dan penuh keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk mengubah nasib. Setiap hari, ia bekerja keras di ladang, menanam dan memanen, sambil menyisihkan sebagian kecil hasil upahnya untuk sebuah tujuan besar: pergi ke Kota Chengdu dan masuk ke Akademi Xin. Namun, perjalanan Chen Huang tidaklah mudah. Di tengah perjuangan melawan kelelahan dan ejekan orang-orang yang meremehkannya, ia harus membuktikan bahwa mimpi besar tak hanya milik mereka yang berkecukupan. Akankah Chen Huang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menggapai impiannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 20 — Kegemparan
Setelah Ning Xue selesai, suasana di lapangan ujian kembali memanas. Dua peserta berikutnya, yang tampaknya berasal dari keluarga terpandang, juga berhasil menunjukkan akar spiritual murni dengan tiga bintang. Meskipun tidak terlalu mengejutkan setelah kemunculan Shen Lu dan Ning Xue, tetap saja mereka mendapatkan sorakan dan pujian dari kerumunan.
Namun, kini giliran terakhir telah tiba. Nama Chen Huang dipanggil, dan suasana mendadak hening. Semua mata tertuju pada pemuda yang selama ini tampak biasa saja di antara mereka, meskipun berhasil melalui semua ujian dengan cukup baik.
Chen Huang berdiri dengan tenang, wajahnya tetap dingin seperti biasa. Ning Xue tersenyum lembut, memberikan dukungan dengan anggukan kecil. "Lakukan yang terbaik," katanya pelan namun penuh keyakinan.
Chen Huang berjalan menuju bola kristal di tengah panggung. Setiap langkahnya terasa berat, bukan karena gugup, tetapi karena seluruh perhatian tertuju padanya. Bahkan para peserta yang sebelumnya terlihat acuh tak acuh kini memusatkan pandangan mereka, penasaran dengan apa yang akan terjadi.
Tetua Yan memandang Chen Huang dengan sedikit rasa ingin tahu. “Tenangkan dirimu,” ujarnya. “Salurkan energimu dengan perlahan. Jangan ragu.”
Chen Huang mengangguk pelan. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu meletakkan tangan kanannya di atas bola kristal. Seperti arahan sebelumnya, dia mulai menyalurkan energinya.
Bola kristal mulai bercahaya. Awalnya hanya sedikit kilauan, lalu berubah menjadi pancaran sinar emas yang begitu terang hingga membuat semua orang memicingkan mata. Detik berikutnya, lima bintang bersinar serentak di dalam bola kristal itu, membentuk pola yang begitu indah dan memukau.
Lapangan ujian hening, seolah semua orang kehabisan kata-kata.
Tetua Yan berdiri dari kursinya, wajahnya menunjukkan keterkejutan yang jarang terlihat. "Akar spiritual superior!" serunya dengan suara lantang, lebih keras dari pengumuman sebelumnya. “Peserta Chen Huang memiliki akar spiritual superior dengan lima bintang!”
Kerumunan langsung gempar. Beberapa peserta terlihat terperangah, sementara yang lain mulai berbisik-bisik dengan nada iri dan kagum.
“Lima bintang? Itu hampir mustahil!” seru seseorang di kerumunan.
“Bagaimana mungkin dia memiliki akar spiritual superior? Dia tampak seperti orang biasa!” kata yang lain, tidak percaya.
Tetua Yan, yang biasanya tenang, kini terlihat sedikit gelisah. Ia memandangi Chen Huang dengan penuh kekaguman. “Chen Huang, dengan potensi seperti ini, masa depanmu sangat cerah. Kau memiliki bakat yang langka bahkan di seluruh benua Dong. Aku berharap kau akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.”
Chen Huang menundukkan kepala sebagai tanda hormat. “Terima kasih, Tetua Yan. Saya akan memberikan yang terbaik.”
Saat dia kembali ke tempatnya, sorakan dan tatapan kagum masih mengikuti langkahnya. Ning Xue berdiri menyambutnya dengan senyuman yang indah. “Aku tahu kau luar biasa, tapi ini... ini sangat luar biasa!” katanya dengan nada gembira.
Chen Huang tersenyum kecil, sedikit tersipu. “Aku juga tidak menyangka, tapi aku rasa ini hanya awal dari perjalanan panjang kita.”
Ning Xue tertawa ringan. “Tapi kau sudah membuat banyak orang memperhitungkanmu sekarang. Lihat saja wajah mereka.”
Chen Huang melirik sekeliling. Beberapa peserta menatapnya dengan rasa iri, sementara yang lain terlihat serius, seolah sudah menganggapnya sebagai pesaing berbahaya. Tapi Chen Huang hanya tersenyum tipis, lalu kembali duduk dengan tenang di samping Ning Xue, siap menghadapi tantangan berikutnya.
Setelah ujian pertama selesai, suasana menjadi lebih serius. Para peserta yang mengikuti ujian kelayakan beasiswa mulai sadar bahwa persaingan semakin ketat. Nama-nama seperti Shen Lu, Ning Xue, dan Chen Huang mulai diperbincangkan sebagai kandidat kuat yang mungkin mendapatkan beasiswa. Namun, itu baru awal dari ujian kelayakan ini.
Tetua Yan kembali berdiri di hadapan para peserta. Dengan suaranya yang tegas namun tenang, ia memberikan arahan untuk fase kedua. “Tahap selanjutnya adalah evaluasi ranah kultivasi kalian. Ranah kultivasi menunjukkan sejauh mana kalian telah mengolah tubuh dan energi spiritual kalian. Ini akan menjadi faktor penentu besar dalam kelayakan mendapatkan beasiswa. Bersiaplah.”
Instruktur membawa sebuah alat berbentuk pilar kecil yang memancarkan aura spiritual. Alat itu digunakan untuk mengukur tingkat energi dan stabilitas kultivasi seseorang. “Satu per satu, kalian akan maju dan menempatkan tangan kalian di atas alat ini. Alat ini akan memproyeksikan ranah kalian, dan saya akan mengumumkan hasilnya,” jelas Tetua Yan.
Peserta pertama maju, wajahnya terlihat tegang. Setelah meletakkan tangannya di atas alat, proyeksi energi muncul, memperlihatkan tulisan: Ranah Penguatan Tubuh - Tahap Menengah. Tetua Yan mencatat hasilnya tanpa banyak reaksi.
Satu demi satu peserta maju, dan hasilnya hampir seragam. Kebanyakan dari mereka berada di Ranah Penguatan Tubuh Tahap Menengah, yang cukup standar untuk usia mereka. Beberapa di antara mereka menunjukkan sedikit kegugupan, sementara yang lain tampak pasrah.
Ketika giliran Ning Xue tiba, suasana sedikit berubah. Chen Huang menepuk pundaknya sebelum dia maju. “Tenang saja. Jangan terlalu khawatir tentang hasilnya. Kau punya potensi yang besar.” Ning Xue mengangguk, meskipun jelas dia merasa sedikit tertekan.
Dia berjalan ke alat pengukur dengan langkah mantap. Setelah meletakkan tangannya, alat itu memancarkan cahaya lembut, menunjukkan tulisan: Ranah Penguatan Tubuh - Tahap Menengah.
Ada bisikan kecil di antara peserta lain. “Tahap menengah saja?” beberapa orang tampak meremehkan. Namun, Tetua Yan segera mengangkat tangannya untuk menghentikan keributan.
“Ning Xue memang hanya berada di tahap menengah Ranah Penguatan Tubuh, tetapi kalian harus ingat bahwa dia memiliki akar spiritual murni. Potensi yang dimilikinya jauh melampaui angka-angka ini,” ujar Tetua Yan dengan nada tegas. Kata-kata itu membuat Ning Xue merasa sedikit lega.
Ketika Ning Xue kembali ke tempatnya, Chen Huang menyambutnya dengan senyum hangat. “Kau baik-baik saja?”
“Ya,” jawab Ning Xue dengan tenang. “Setidaknya aku sudah memberikan yang terbaik.”
Giliran peserta terus bergulir. Beberapa menunjukkan hasil yang cukup baik, termasuk beberapa peserta yang mencapai Tahap Awal Ranah Pengumpulan Energi, meskipun hanya sedikit.
Kemudian, giliran Chen Huang tiba. Dia melangkah maju dengan tenang, tanpa memperlihatkan emosi yang berlebihan. Alat pengukur langsung bereaksi saat dia meletakkan tangannya di atasnya. Sebuah proyeksi muncul: Ranah Penguatan Tubuh - Tahap Puncak.
Reaksi peserta lainnya langsung beragam. Ada yang terdiam, ada yang terkejut, dan beberapa mulai berbisik. “Dia berada di tahap puncak! Tidak heran dia bisa melewati semua ujian dengan mudah.”
“Selain itu, dia juga memiliki akar spiritual superior. Orang ini benar-benar akan menjadi monster,” ujar peserta lainnya dengan nada iri.
Tetua Yan mengangguk dengan wajah puas. “Chen Huang, meskipun kau belum memasuki Ranah Pengumpulan Energi, stabilitas dan kekuatanmu di Tahap Puncak Ranah Penguatan Tubuh patut diacungi jempol. Dengan akar spiritual superior yang kau miliki, aku yakin masa depanmu sangat cerah.”
Chen Huang hanya membungkuk sopan. “Terima kasih, Tetua Yan.”
Setelah kembali ke tempatnya, Ning Xue memberikan senyuman penuh dukungan. “Luar biasa,” katanya pelan. Chen Huang hanya mengangguk sambil berkata, “Ini biasa saja.”
Ketika semua peserta selesai diuji, hasil akhirnya menunjukkan bahwa dari 30 peserta, kebanyakan hanya berada di Tahap Menengah Ranah Penguatan Tubuh. Lima orang, termasuk Chen Huang, berada di Tahap Puncak, sedangkan sisanya memiliki hasil yang biasa-biasa saja walaupun ada beberapa orang yang telah mencapai ranah Pengumpulan Energi tahap awal.
Ning Xue, meskipun hanya berada di Tahap Menengah Ranah Penguatan Tubuh, tetap menjadi salah satu kandidat yang diperhitungkan berkat akar spiritual murninya.
Tetua Yan mengumumkan bahwa ujian terakhir, yaitu evaluasi gaya bertarung, akan menentukan siapa yang benar-benar layak mendapatkan beasiswa. Semua peserta terlihat bersiap, menyadari bahwa fase berikutnya akan menjadi tantangan terbesar mereka.