Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.
Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.
Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.
Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.
Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.
Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.
Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.
Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SABTU MALAM
Sekarang sudah jam 19.00 malam dan Bulan masih saja setia memejamkan matanya diatas tempat tidur sejak dia pulang dari sekolah tadi, bajunya saja belum digantinya sama sekali.
Handphonenya sedari tadi sudah berdering menandakan ada panggilan masuk, tapi Bulan enggan sekali membuka matanya dan menjawab panggilannya, jadilah dibiarkannya saja terus berbunyi.
"Ya Tuhan anak orang pantesan dari tadi dihubungin gak diangkat!!" Kata Sari yang baru saja membuka pintu kamar Bulan dan langsung disuguhi dengan pemandangan temannya itu yang sedang tidur.
Sari sebenarnya sudah berada didepan rumah Bulan sekitar 10 menitan yang lalu, tapi dia malas turun dari motornya dan berusaha menghubungi Bulan agar dia segera keluar, tapi Bulan malah tidak menjawab panggilan darinya karena itu Sari terpaksa turun dari motornya dan masuk ke dalam rumah Bulan, Sari tadi juga sempat menyapa tante Tari dan tante Tari menyuruhnya untuk langsung masuk kedalam kamar Bulan.
"Bulan bangun woi!lo udah tau kita mau nongkrong malah masih tidur!" Kesal Sari sambil menarik tangan Bulan agar dia segera bangun.
"Hm bentar lagi" Ujar Bulan yang merasa enggan untuk bangun
"Gak gak, cepetan gak lo atau mau gue seret lo dari tempat tidur lo ini!" Sari berganti menarik kaki Bulan agar turun dari tempat tidurnya.
"Ya udah awas tangan lo, ganggu emang!" Gerutu Bulan dan dengan malas turun dari tempat tidurnya sambil melihat Sari sebal.
Sedangkan Sari tidak merasa bersalah sama sekali dia malah menyuruh Bulan untuk buru-buru sehingga mau tidak mau Bulan mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi, sedangkan Sari dia malah berbaring ditempat tidur Bulan memainkan handphonenya sambil menunggu Bulan selesai.
***
"Bu Bulan pergi dulu ya sama Sari" Pamit Bulan pada Ibunya yang sedang duduk di sofa sambil menonton TV.
"Mau pada kemana?" Tanya Tari
"Mau nongkrong di cafe tante" Ujar Sari
"Ya udah pulangnya jangan malam-malam banget ya"
"Siap tante"
"Iya Bu gak pulang malem tapi agak pagian dikit aja Bu, Bye Ibu.." Ujar Bulan lalu dengan secepat kilat meninggalkan Sari dan Ibunya sebelum Bulan terkena omelan Tari.
"Eh ya udah tante Sari pergi dulu ya, malam tante.." Pamit Sari pada Tari dan pergi menyusul Bulan.
Tari yang melihat kelakuan anaknya itu hanya mengelus-ngelus dadanya sabar, "Sabar Tar sabar, untung anak kamu cuma satu." Ujarnya pada diri sendiri, lalu memilih untuk kembali melanjutkan kegiatan menonton TVnya yang tadi sempat terganggu.
"Memang lo ya ninggalin gue kalau gue diamuk tante Tari gimana?" Gerutu Sari begitu menyusul Bulan yang sudah berdiri disamping motornya.
"Ya elah lebay lo, udah ayo berangkat langsung." Ujar Bulan sambil mengenakan helm dikepalanya begitu juga dengan Sari, kemudian mereka langsung pergi mengendarai motornya meninggalkan perkarangan rumah Bulan.
***
"Ini dia yang ditungguin dari tadi!" Ujar Gino begitu melihat Sari dan Bulan yang baru saja tiba.
"Janjian jam berapa, datang jam berapa, kebiasaan emang lo berdua!" Sambung Fahri menyindir Sari dan Bulan yang baru saja duduk bergabung dengan mereka.
"Lo tau kan yang ngaret siapa?" Sari melirik Bulan sinis yang duduk disebelahnya dengan wajah tanpa dosa,
"Lo gak tau waktu gue jemput dia tadi ternyata nih orang masih tidur!mana banguninnya susah lagi"
"Yaelah namanya juga ngantuk" Ujar Bulan dengan santainya tidak merasa bersalah.
"Yuda siiniin buku menunya!gue mau pesan nih, lapar" Bulan mengulurkan tangannya meminta buku menu yang terletak didekat Yuda duduk.
"Udah dateng telat, gak ada basa-basinya langsung mau pesan makan aja!" Ucap Yuda sambil memberikan buku menunya pada Bulan.
"Kita aja belum pesan nungguin lo berdua dateng" Ujar Niko.
"Namanya lapar, siapa suruh lo pada gak pesan duluan" Kata Bulan bodo amat sambil melihat-lihat buku menu.
"Yang sabar ya guys ya" Ujar Sari pada teman-temannya.
"Udah gue udah tau mau pesan apa, cepet lo pada mau pesan apaan?" Bulan memberikan buku menunya pada yang lain biar mereka sekalian memesan.
Setelah beberapa menit mereka melihat-lihat buku menu akhirnya mereka sudah selesai dan langsung memesan makanan mereka kepada pelayan cafe yang ada disana.
***
"UNO!" Ujar Niko menyelesaikan permainan UNO mereka.
"Ah males ah curang mainnya masaan dari tadi gue kalah terus!" Rengek Bulan tidak terima karena sudah tiga putaran mereka bermain dan dia terus saja berdiri karena selalu kalah.
Sudah hampir 2 jam mereka berkumpul di cafe itu bahkan sudah ada pelanggan yang berganti duduk di cafe itu tapi mereka masih setia duduk di sana, makanan yang mereka pesanpun sudah habis mereka makan sedari tadi hingga saat ini mereka sedang asyik bermain UNO, untung saja pemilik cafenya baik tidak mengusir mereka karena mereka sangat berisik sedari tadi sambil bermain UNO serasa cafe milik mereka berenam saja.
"Mana ada curang, lo aja yang gak bisa main" Ledek Sari menertawakan Bulan yang terlihat jengkel.
"Makanya kalau main otaknya dipake jangan main keluarin kartu aja" Fahri ikut-ikutan meledek Bulan.
"Ah udahlah males gue gak mau main lagi" Kata Bulan sambil kembali duduk.
"Ih gak seru banget sih lo" Ujar Gino.
"Emang gak seru, kenapa emang??" Bulan memelototkan matanya melihat Gino.
"Galak banget anak orang perasaan."
"Ya udah main lagi apa pulang aja nih?" Tanya Yuda.
"Cepet banget masih jam 10 juga besok kan libur" Ujar Bulan yang belum mau pulang.
"Lo main gak mau, pulang gak mau, mau lo apasih?" Sewot Sari melihat temannya itu.
Bulan yang dibicarakan pun hanya diam saja tampak berpikir, "Karaoke lah ayo!udah lama gak karaoke nih" Ujarnya dengan semangat.
"Gue mah ayo aja, tapi gue gak tanggung jawab ya kalau tante Tari ngomel kalau pulangnya kemaleman" Ujar Sari tidak ingin diomelin Ibunya Bulan.
Bulan mengacungkan jempolnya ke depan wajah Sari, "Sip tenang aja." Katanya, lalu Bulan melihat anak-anak cowok bergantian dengan muka memelasnya karena mereka terlihat tidak ingin ikut.
"Ayolah karaoke ya, ya" Bujuknya
"Ketempat lain ajalah" Ajak Fahri
"Mau kemana?"
Fahri diam sebentar sambil berpikir, "Pasar malam aja yuk, kan lebih seru banyak permainan, terus lo kan juga bisa jajan disana kan banyak makanan" Usulnya
"Oh iya bener juga, ayolah udah lama juga gak kesana" Ujar Bulan langsung setuju begitu juga dengan yang lainnya.
Setelah itu mereka langsung mengumpulkan uang mereka untuk membayar tagihan, lalu mereka bersamaan beranjak meninggalkan tempat mereka duduk dan berjalan ke kasir untuk membayar tagihan mereka dan setelah selesai mereka langsung pergi meninggalkan cafe itu menuju ke tempat tujuan mereka selanjutnya dan kali ini Sari dan Bulan tidak satu motor karena Sari malas mengendarai motornya jadilah para cowok yang mengendarai motornya dan mereka dengan santai dibonceng.