Jangan mampir di masjid ini. Sudah banyak yang mengalaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang Mau Kamu Sampaikan?
Sudah sebulan yang lalu Daud bertemu dengan Desember. Hari ini bapak dan anak itu berjumpa lagi. Seperti sudah menjadi kebiasaan Daud lebih suka menemui Desember di luar rumah. Daud membawakan oleh-oleh kepada putrinya yang ia beli dari kunjungannya ke kota Q kemarin. Aneka macam barang dari bahan olahan kapas. Bantal berbentuk boneka lumba-lumba. Dan guling berbentuk boneka Buaya.
"Bantal lumba-lumba okey yah",
"Tapi kenapa guling nya Buaya yah?",
"Biar kamu hafal seperti apa bau-bau lelaki Buaya kalau mereka mau mendekatimu",
Daud pulang dari ibu kota baru agak kemalaman. Karena tadi ia dan Desember harus mengantri panjang untuk mendapatkan kue bolu yang sedang viral.
22:00
Jam tangan Daud berhenti.
Di jalan raya yang sudah malam dan sunyi. Kiri dan kanan adalah sawah dan kebon. Dan ada yang lain.
Masjid besar di pinggir jalan raya yang berada di seberang jalan.
Dan ada yang lain.
Sosok seseorang yang sedang melambaikan tangan.
Muncul di depan Daud dan sepeda vespa tuanya di tengah jalan.
"Mrene!",
(Kemari)
Kali ini Daud terkejut tapi tidak sampai terjatuh.
Bahkan ia dengan berani membalas. Sebagai seorang mantan wartawan surat kabar ternama.
"Apa yang mau kamu sampaikan?", tantang Daud.
Daud ingin menyudahi semua peristiwa penampakan masjid berhantu ini untuk seterusnya.
Sosok yang melambaikan tangan itu menyerupai seseorang.
Badannya tinggi tegap dan besar. Memakai gamis putih yang sudah compang-camping kotor dengan tanah. Rambutnya panjang terurai acak-acakan. Wajahnya tidak jelas kelihatan.
Sosok itu kemudian mengajak Daud untuk singgah ke masjid besar di pinggir jalan raya yang berada di seberang jalan.
Daud mengikutinya. Menuntun vespa tua nya yang tiba-tiba mati.
Sosok itu tidak berjalan. Sosok itu melayang di depan Daud.
Gerbang masjid terbuka dengan sendirinya.
Daud memarkir vespa tua miliknya di halaman masjid.
Sosok itu meminta Daud untuk mengikutinya. Masuk ke dalam masjid.
Daud melangkahkan kakinya masuk ke dalam masjid setelah sosok yang melayang di depannya itu terlebih dahulu masuk ke dalam masjid besar.
Begitu masuk di dalam masjid. Semuanya berubah.
Entah dimana sekarang Daud berada? Ia seperti masuk ke dalam ruang waktu yang berbeda.
Di dalam dimensi waktu yang lain.
*
Masjid itu penuh dengan orang-orang yang hendak berjamaah. Daud melihat mereka dengan sangat jelas.
Tapi sepertinya orang-orang itu tidak menyadari kehadiran Daud.
Mereka semua berpakaian rapi dan bersih. Sarung, baju koko dan kopiah. Saf nya penuh mulai dari baris pertama di belakang imam sampai karpet terakhir sebelum pintu keluar. Mereka berbaris dengan tertib. Gerakan mereka serempak mengikuti imam tanpa ada yang mendahului.
Daud melihat itu semua. Kemudian setelah mereka selesai berjamaah ada sebagian orang yang tetap tinggal. Diantara orang-orang itu ada seseorang yang Daud pernah lihat. Yaitu orang yang mengajak Daud untuk masuk ke dalam masjid ini. Tapi orang itu berpenampilan berbeda. Bersih dan rapi seperti yang lainnya.
Kemudian orang-orang yang tetap tinggal setelah jamaah yang lain meninggalkan masjid berkumpul. Daud tidak hanya bisa melihat mereka. Tapi juga bisa mendengar percakapan mereka.
"Berapa banyak jumlahnya hari ini?",
"Jumlahnya sekian banyak",
"Mari kita bagi-bagi",
Rupanya orang-orang itu melakukan kecurangan dengan mengambil hak masjid untuk dimasukkan ke dalam kantong pribadi.
Setelah itu masjid besar ini terguncang. Daud terbangun masih di tempat yang sama. Di dalam masjid besar di pinggir jalan raya yang berada di seberang jalan.
Tapi situasinya sudah berbeda.
Masih berada di dalam masjid. Tapi dengan orang-orang yang berbeda. Sekarang di dalam masjid besar ini ada banyak anak perempuan. Mereka sedang mengaji.
Ada sebuah pintu yang terbuka. Dari pintu itu keluar seorang anak perempuan dengan wajah yang sendu. Terlihat pula ia habis menangis. Ia kembali duduk bersama anak-anak perempuan yang lain.
Kemudian seorang perempuan dewasa mengantar seorang anak perempuan untuk masuk melewati pintu yang masih terbuka itu. Perempuan dewasa meninggalkan anak perempuan yang tadi bersamanya di dalam ruangan di balik pintu itu dengan keadaan pintu yang tertutup rapat.
Daud penasaran dengan apa yang terjadi di dalam sana. Daud mendatangi ruangan itu. Tubuh Daud yang tidak bisa dilihat oleh orang-orang di sana bisa menembus pintu yang tertutup rapat.
Miris melihatnya. Satu-satunya laki-laki di dalam masjid ini sedang melakukan tindak pencabulan kepada para santri.
Daud mau menghentikannya. Tapi kehadiran Daud yang tidak disadari oleh mereka. Tidak bisa melakukan kontak fisik dengan dunia dan orang-orang yang berada di dalamnya.
Masjid kembali terguncang. Dan membawa Daud di masa yang berbeda. Masih di tempat yang sama.
Masjid besar di pinggir jalan raya di seberang jalan.
Kali ini Daud berada di serambi masjid. Duduk di sana orang-orang yang habis selesai berjamaah. Tapi hanya ada dua orang yang tengah berdiri. Rupanya kedua orang dewasa itu sedang berselisih. Dan permasalahan mereka akan diselesaikan dengan adu kekuatan.
Pakaian mereka sama-sama rapi dan bersih. Mereka baru saja menunaikan sembahyang.
Orang-orang yang duduk di serambi masjid itu juga memanasi mereka berdua. Mengadu domba supaya mereka bisa menontonnya. Orang-orang itu juga baru saja menunaikan sembahyang.
Terjadilah duel sengit hingga salah satu orang dewasa itu meregang nyawa. Setelah pertikaian berakhir orang-orang yang duduk di serambi masjid itu berdiri lalu pergi meninggalkan yang kalah yang telah mati. Meninggalkan yang menang yang telah terluka dan harus menanggung dosa dan akibatnya.
Masjid kembali terguncang. Daud yang sudah mulai terbiasa kembali dipindahkan ke situasi yang berbeda.
Sekarang Daud berada di sebuah pekarangan. Di tengah kebon yang sepi. Tidak ada satu orang pun di dalam sana.
Ternyata ada. Ada semak-semak yang bergoyang di bawah pohon-pohon di sana. Daud pun menghampirinya.
Ada sepasang pria dan wanita yang sedang melakukan hubungan persetubuhan. Tapi kenapa mereka melakukannya di dalam tempat tersembunyi yang gelap lagi banyak nyamuk ini?
Tiba-tiba datang seorang pria lain yang ternyata itu adalah suami sah dari wanita yang sedang melakukan hubungan persetubuhan dengan pria yang lain.
Wanita itu tetap tinggal di dalam kebon.
"Apa yang sedang kamu lakukan di sini istriku?, tanya sang suami sah.
"Aku sedang mencari jamur suamiku", wanita itu beralasan.
Daud mengikuti pria yang lain yang menjadi selingkuhan wanita yang sudah bersuami. Pria yang lain itu pergi ke masjid untuk melakukan sembahyang.
Masjid kembali terguncang.
Daud kembali berada di dalam kebon. Daud kembali melihat wanita dan pria pasangan selingkuh itu sedang melakukan perzinahan. Tapi kali ini mereka ketahuan basah. Pria suami sah dari wanita itu memergoki mereka berdua. Dengan membawa parang benda yang sangat tajam. Tanpa ampun pasangan selingkuh itu habis dihajar.
Kebon itu terguncang membawa Daud kembali di dalam masjid besar di pinggir jalan raya yang berada di seberang jalan.
Kali ini di suasana malam takbiran. Selepas takbir keliling ada orang-orang yang masih berkumpul di dalam masjid. Ada dari mereka yang masih bersemangat untuk bertakbir sampai pagi. Tapi ada juga yang berada di dalam masjid untuk melakukan perbuatan maksiat. Mereka membawa minuman keras dan mabuk-mabukan di dalam masjid.