NovelToon NovelToon
11:12 - Rooks Stand Sentinel

11:12 - Rooks Stand Sentinel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Suryavajra

Trust-issue bukanlah kelainan jiwa. Semua orang dapat mengalaminya.

Di saat ekspektasi kita terlalu tinggi dan ternyata tidak tercapai, maka kekecewaan bisa saja terjadi.

Cerita fiksi dengan latar belakang kota London, Inggris di tahun 2019. Semua karakter, nama, tempat, maupun organisasi adalah bagian dari cerita, bukan mewakili kondisi sebenarnya di dunia nyata.

Disarankan berusia di atas 18 tahun untuk membaca cerita fiksi ini karena mengandung adegan kekerasan, pembunuhan, perkataan kasar, penyalahgunaan obat, dan aktivitas merokok.

Cerita mengandung beberapa ungkapan yang ditulis dalam bahasa asing dan istilah keuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryavajra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3 - London, Charing Cross Road 10/12/2019 0812 HRS

A Chorus of a Chat.

Ann tertawa kecil lalu menoleh ke arah Scarlett “Jangan kau percaya omongan nona Alison ini, dia kemarin mengkonsumsi terlalu banyak kudapan kadaluarsa, gara-gara bibi Elara terlambat mengirim kudapan.”

“Tapi kau memang menyukai Dayton kan?” jawab Charlotte.

“I beg your pardon!” Ann Loughty menghela nafas panjang dan terdiam.

Charlotte tertawa. Ia menoleh ke arah Ann.

“Halo..”

Ann masih diam.

“Hei! Marah ya?” Charlotte mengguncang kaki kanan Ann Loughty, “Apakah kau masih hidup?”

Terdengar Ann menarik nafas lagi.

“Itu sepuluh tahun yang lalu. Waktu aku umur 15 tahun” jawab Ann pelan sambil memandang jalan di samping kirinya.

“Kami berdua secara kebetulan bertemu kembali di Edinburgh. Oh ya.. Dan untuk informasimu ya nona Alison, kami berdua di kota Killin hanya semasa sekolah dasar karena di kota tersebut tidak ada SMP dan SMA, kami harus pindah ke kota lain untuk melanjutkan pendidikan." tambah Ann, "Jadi, mana ada ya anak SD berciuman di Falls of Dochart!”

Charlotte tertawa keras.

“Awasi jalan, nona kecil!” kata Ann lagi “Pandangan ke depan!”

“Lali..” Scarlett membuka pembicaraan “Apakah benar kalian berpacaran? Er.. sepuluh tahun yang lalu?”

“Sayangnya itu tidak pernah terjadi.” jawab Ann kesal.

“BRAAAKKK!!!” Tanpa sengaja lutut kakinya membentur dashboard depan.

“Hei hei hei… tenang, nona Loughty!” Charlotte menoleh sebentar ke kiri. Scarlett tertawa melihat ulah Ann.

“Jeremy Clarkson benar! Mobil ini tidak untuk orang yang tingginya di atas 175 cm!” gerutu Ann, “Kakiku harus menekuk!”

“Ah kata siapa!?” bantah Charlotte, “Stig dan Jeremy juga tinggi.. Itu tadi kau terlalu emosional saja soal ciuman Dayton! Hahahahaha..”

“Di episode mana Stig dan Jeremy Clarkson mengemudikan mobil Royal Mail seperti ini?”

Charlotte dan Scarlett tertawa.

Ann lagi-lagi kembali menghela napas, “Aku terlalu baper, aku sangka dua orang yang berasal dari kota kecil akan saling mencintai ketika bertemu kembali di kota lain, ternyata kenyataan dengan cerita novel jauh berbeda. Atau mungkin karena aku HSP.”

“Nah itu yang tepat!” Charlotte berseru sambil tertawa, “Yang betul itu kau baperan, bukan HSP!”

Scarlett tersenyum, “Aku baru ingat, logat Dayton memang mirip denganmu Ann. Tapi ia berbicara hanya seperlunya."

"Oh ya?" tanya Ann.

"Dayton selain memberi kartu identitas dan dokumen pemerintah lainnya, ia hanya memberi telepon selular dan menjelaskan aku harus mempelajari mengenai kota London dan transportasi umumnya ketika aku terapi kognitif untuk pemulihan memori." kata Scarlett, "Untung aku ternyata tidak lupa huruf dan bahasa Inggris.”

“Dayton Hughes membelikanmu telepon seluler?” tanya Charlotte tiba-tiba. “Oh yaaaa? Cinta segitiga??!”

“Bukan! BUKAAAANNNN!!!” Ann teriak keras protes atas kata-kata Charlotte.

“Bukan, Charlotte!” tambah Scarlett sambil menggoyang tangannya tanda tidak setuju, “Bukan begitu ceritanya..”

“Itu bagian dari Road Risk Insurance yang ditanggung oleh kantor Dayton!” jawab Ann, “Dayton bekerja di Transport of London. Menurut Dayton, Scarlett mengalami kecelakaan di stasiun kereta api Amersham. Scarlett waktu itu sendirian di ujung platform kemudian ada gerbong yang meledak di dekat situ, Scarlett jadi korbannya.”

“Benarkah?” tanya Charlotte terkejut, “Kapan kejadiannya?”

“Tiga atau dua bulan lalu.” jawab Ann, “Scarlett tidak sadarkan diri di rumah sakit selama dua bulan. Alamat di kartu identitas tidak ada anggota keluarga lainnya. Telepon genggam tidak ditemukan, jadi tidak ada yang bisa dihubungi. Karena kereta api di Greater London masih masuk dalam wewenang TfL, maka perawatan Scarlett ditanggung asuransi Road Risk.”

“Oh aku tidak pernah tau ada ledakan di stasiun kereta Amersham.” kata Charlotte.

“Aku juga..” kata Scarlett pelan.

“Apakah Amersham masih masuk ke wilayah TfL (Transport for London)?” tanya Charlotte, “Kau tau banyak ya Ann?”

“Dayton yang cerita.” jawab Ann, “Minggu lalu kami makan siang bersama.”

“Cieeeeee cieeee…” timpal Charlotte.

“Sudahlah..” kata Ann sambil mencubit lengan kiri Charlotte, “Telinga Dayton bisa panas kita bergosip tentang dia, mari kita sekarang sama-sama memulihkan ingatan Scarlett.”

“Penyihir tua mengalihkan pembicaraan!” Charlotte mengumpat sambil mengusap lengan kirinya yang kesakitan dicubit.

“Untung juga Dayton ingat aku, dan kita sedang kewalahan tidak ada relawan tambahan.” kata Ann.

Charlotte menoleh tersenyum penuh arti kepada Ann di samping kirinya tanpa berbicara, kemudian memalingkan pandangannya kembali ke jalan raya.

“Kenapa?”

Charlotte diam saja. Hanya tersenyum melihat jalan.

“Ada apa, iblis kudapan?!” tanya Ann kesal menengok Charlotte dengan sudut mata yang tajam sambil tertawa kecil.

“Gak ada apa-apa!” jawab Charlotte sambil tertawa juga “Aku memperhatikan jalan!”

“Menggoda aku terus, awas kau nanti terima karmanya!”

“BRAKKK!!” tiba-tiba tanpa sengaja lutut Ann kembali membentur dashboard lagi.

“Astaga! Karma nya kenapa datang ke alamat yang salah? Hahahahaha...” Charlotte tertawa keras.

“Huh!” Ann kesal tapi senang.

Scarlett ikut tertawa di belakang.

“Eh tau gak, Scarlett?” kata Ann tiba-tiba, “Charlotte dulu adalah desainer grafis, tapi berakhir menjadi relawan di WEE. Kau lihat tadi logo WEE Care? Itu dia yang desain!”

“Oh ya?” tanya Scarlett, “Cerita yang menarik..”

“Ceritanya panjang..” potong Charlotte, “Tidak cukup waktu untuk menjelaskannya sekarang. Aku akan cerita nanti di saat yang tepat.”

“Charlotte adalah keturunan pelukis terkenal dari Nigeria.” kata Ann.

“Kakekku keturunan Nigeria, tapi leluhurku semua warga negara Inggris sejak sebelum perang dunia pertama dimulai.” jawab Charlotte.

“Dan mereka sekeluarga semua berbicara dengan logat BBC London.” jawab Ann.

“Kau cuma bertemu ibuku sekali di Camden.” protes Charlotte, “Mengapa jadi kami sekeluarga? By the way, kau pandai ya mengalihkan pembicaraan? Dari topik Dayton bisa pindah langsung ke logat bicaraku?”

“Huh! Saat kami belum bertemu muka, ngobrol di telepon, aku kira dia seorang aristokrat London berkulit pucat dan sombong, ternyata dugaanku salah.”

“Itu sebabnya kita tidak boleh melakukan stereotyping!” jawab Charlotte, “Dan omong-omong, logatku biasa saja, standard English gitu ya..”

“Iya, BBC English” jawab Ann.

“BBC English? Bukan!” tukas Charlotte.

“Queen’s English!” tambah Ann lagi.

“BUKAN!” bantah Charlotte.

“RP?” Scarlett menambahkan “Received Pronunciation?”

“Ya, kau benar Scarlett” Charlotte mengacungkan jempol kirinya.

“Apa bedanya? BBC English, Queen’s English atau RP kan sama saja semuanya! Seharusnya kau memiliki logat MLE!” tambah Ann memainkan rambut Charlotte, “Cocok dengan rambut etnikmu, Char!”

"Don't get too gassed about the game; it's just the beginning." Ann mencoba meniru logat Multinational London English atau MLE, tapi sekali lagi tidak persis aslinya. Logat Skotlandia-nya masih kental sekali.

“Memangnya pernah aku bicara seperti itu hah?” Charlotte tertawa geli, “Aku terbiasa berbicara begini, dan kau nona Loughty… jangan lagi bersikap rasis. Kata-kata Yahudi pelit, aristokrat London sombong, dan lainnya tidak pantas diucapkan. Kau terlalu banyak nonton TV Show The Rook!”

“Cuma bercanda lah…” jawab Ann Loughty sambil hati-hati meregangkan kakinya supaya tidak membentur dashboard lagi, “The Rook kan cuma satir dan dark jokes menyindir orang-orang rasis.. Cuma acara hiburan.”

“Tapi tidak perlu ikut-ikutan, nanti kelepasan jadi kebiasaan kan jadi repot!”

“Iya, bu guru!”

“Dan kau, Scarlett..” Ann menoleh ke belakang lagi, “Logatmu seperti Scouse, aku ingat tadi kau bilang that car is grand ketika membahas Land Rover.. Juga pengucapan R di kata car jelas sekali. Hanya Scouse yang mengatakan demikian! Eh tapi Irlandia juga seperti itu sih.”

“Oh ya?” Scarlett terkejut dan tertawa “Aku malah tidak menyadarinya, itu terjadi begitu saja! Tapi kau benar Ann! Saat evaluasi mental dan fisik di trauma center, konselor yang menilai kondisi mental, menyuruhku membaca 1 paragraf cerita. Dia bilang kemungkinan aku dari Irlandia, tapi ia pun bingung karena aku tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang sering terdengar di Liverpool.”

“Er.. kemungkinan kau adalah seorang Scouse.” kata Ann, “Ayo mari kita telusuri Liverpool atau Dublin setelah tugas kita selesai pagi ini.”

“Seorang Scouse?” tanya Charlotte, “Apakah itu rasis?”

“TIDAK BU GURU!!” teriak Ann sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Charlotte.

“BRAKK!” kaki Ann Loughty kembali membentur dashboard, dan Charlotte terkejut hampir keluar jalur.

“AWAS!” kata Scarlett, “BMW yang tadi!”

“Apakah BMW itu mengikuti kita?” Charlotte bertanya sendiri, “Aku hampir diserempet!”

“Eh, bukan..” Scarlett merevisi kata-kata sebelumnya “Yang ini warnanya biru.”

Ann mengusap lututnya yang sakit, “Mengikuti kita? Memangnya kita agen rahasia? Kau terlalu banyak nonton serial Spycraft jadi berhalusinasi. Atau… apa benar kemarin kau terlalu banyak mengkonsumsi kudapan kadaluarsa? Dasar iblis kecil maniak kudapan..”

“Tidak, aku kemarin hanya makan Patty and Bun.” jawab Charlotte, “Itu pun bibi Elara yang membawakan ke kantor. Tapi benar, BMW biru itu dari tadi seperti mengikuti kita.”

“Tapi beda kan dengan BMW hitam tadi? Beda seri sepertinya..” kata Scarlett.

“Oh iya yang hitam tadi sepertinya series 3, yang biru ini series berapa ya? hafal..” jawab Charlotte.

“Nonton The Rook lebih baik daripada Spycraft!” kata Ann.

“Perhatikan dengkulmu, nona…” kata Charlotte, “Jangan sampai membentur lagi. Lebih baik kau add Scarlett ke Discord Voice Chat kita supaya bisa bergabung dengan Amisha juga. Sebentar lagi Amisha online.”

“Astaga sampai lupa!” kata Ann menoleh ke belakang “Scarlett, kau punya akun Discord?”

“Ada..” jawab Scarlett, “Aku diajari menggunakannya saat dilatih kembali mengenai keterampilan mandiri. Tapi sayangnya hanya chatting dengan para petugas trauma center saja.”

“Oke sini aku add.” kata Ann, “Kita nanti komunikasi di sini saja terutama ketika mencari Amisha. Bocah itu sering berpindah lokasi bertemu.”

“Kalu selalu menyebut Amisha sebagai bocah.” kata Charlotte, “Padahal ia seumur dengan kita.”

“Ya, tapi tampangnya kan bocah..” jawab Ann, “Aku panggil dia bocah saja. Sudah aku add ya Scar.”

“Thanks!” jawab Scarlett, “Ini chessskunk95 itu siapa?”

“Amisha Catterson.” kata Charlotte, “Gadis yang mau kita temui di Trafalgar Square. Eh, Kita sudah mau sampai nih!”

“Parkir di mana?” tanya Ann “Whitcomb Street?”

“Tentu tidak!” Charlotte tidak setuju, “£19 untuk 2 jam parkir di sana!”

“Kalau begitu di Cockspur Street?” tanya Ann.

“Mana boleh parkir di sana” jawab Charlotte.

“Saint Martin Street?” tanya Ann, “JustPark lagi?”

Charlotte mengangguk “hemat 2 quids per dua jam parkir.”

“Pelit!” jawab Ann, “Masih harus jalan kaki 10 menit ke Trafalgar Square! Beda parkir 2 quids doang!”

“Jangan lebay! Cuma 2 menit jalan kaki dari JustPark. Jalan kaki di London tidak ada yang jauh non! Bahkan jalan kaki dari satu stasiun Tube ke stasiun lainnya juga gak jauh!” jawab Charlotte.

“Dengan 2 quids kita bisa beli kopi, teh, atau jus di Pret A Manger, Costa Coffee, atau Greggs.”

“Ya, tapi ini pagi dengan suhu 0ºC, Charlotte! Parkir kan pakai uang kantor…” kata Ann, “Lagipula kita bertemu dengan bocah Armenia itu paling lama hanya 10 menit, gak lebih dari 2 jam. Jalannya basah pula. Dan sekali lagi jangan bilang aku lebay!”

“Sudah.. Sudah… Ayo turun di sini!” tegas Charlotte memarkir mobil di St Martin Street. “By the way, gadis itu bukan bocah Armenia, tapi keturunan Indonesia, dan suhu hari ini 2ºC. Kau terlalu leb….”

Charlotte tidak meneruskan kata-katanya karena Ann sudah melotot walau bibirnya terkembang senyuman kecil.

JustPark adalah sebuah game-changer untuk solusi parkir di kota London yang banyak peraturan dilarang parkir dan padatnya kendaraan bermotor roda empat.

Kadang mencari tempat parkir di kota ini bagaikan mencari jarum di dalam jerami. Dengan menggunakan aplikasi, Charlotte bisa mendapatkan tempat parkir mana yang kosong sampai pembayaran parkir juga dilakukan di dalam aplikasi.

Charlotte mendapat tempat parkir sesuai aplikasinya, lalu mematikan mesin blind van merah tersebut.

Ann membuka pintu mobil dan merapatkan scarf hitamnya, “Mengapa bocah itu selalu memilih lokasi ini untuk bertemu?

“Dekat dengan tempat kerjanya!” jawab Charlotte.

“Oh iya, dia pindah ke McDonald’s ya?” Ann mengamati bagian bawah mobil, “Halooo… Kita bertemu kembali, jalan becek…”

“Becek apanya, tuan putri? Hadeeehhh!” tanya Charlotte sambil membuka pintu mobil.

“Hanya gerimis kecil tadi pagi dan jalan yang kita lalui kan aspal dan paving block semua. Mana ada lumpur?” Charlotte kesal sampai menghentakkan kakinya ke jalan.

Scarlett membuka pintu sliding belakang mobil Peugeot Partner merah Royal Mail, dan terus terang ia masih kebingungan. Pekerjaan relawan apa yang harus ia kerjakan pagi itu.

Ia belum dapat arahan sama sekali, bahkan Stress Call yang dijanjikan akan dijelaskan di mobil pun tidak ada yang menjelaskan. Apalagi tentang Fiona Sterling dan SDG nomor 5. Selama di mobil hanya membahas Dayton, pujaan hati Ann - boro-boro ada briefing.

“Ayo Scarlett, ikut kami.” kata Charlotte. “Voice chat-mu sudah on?”

“Sudah.” jawan Scarlett.

“Kau bawa headset?” tanya Ann kepada Scarlett.

Scarlett menunjukkan headsetnya “Perjalanan kereta apiku lama, aku selalu membawanya.”

“Eh, Kau dengar lagu apa di kereta, Scar?” tanya Ann.

“U2.” jawab Scarlett.

“With or without you… with or without you..” tiba-tiba Ann bersenandung.

“Sepertinya aku mendengar ada tukang sihir memulai ritual sesat.” kata Charlotte sambil memasang kuda-kuda siap menerima serangan Ann.

Ann kesal, mendorong bahu Charlotte dan menghentikan senandungnya. Charlotte hanya tertawa.

“Permisi, nona.”

“Oh maaf, aku tidak melihatmu!” kata Charlotte sambil menghindar seorang pemuda yang hendak memarkirkan sepeda Lime Online Uber-nya di pinggir jalan St Martin Street.

“Bocah itu sudah masuk voice chat room.” kata Ann melihat telepon seluler-nya sambil menggandeng lengan Charlotte agar tidak menabrak sepeda lainnya.

“Oh oke..” Charlotte memasang headset-nya ke telinga kiri. “Amisha! Ini Charlotte. Bisa dengar aku? Kita bertemu di mana?”

“Bocah itu online tapi sepertinya dia tidak dengar.” kata Ann.

“Bocah lagi, bocah lagi..” kata Charlotte, “Dia itu umur 24….”

“Lebih muda satu tahun dari kita kan? Jadi dia itu bocah!” Ann bersikeras.

“Tadi kau pakai aplikasi apa yang bilang kita sampai dalam 30 menit?”

“Google Drive..”

“GOOGLE DRIVE?!!”

“Er, Google Map..”

“Padahal kita sampai hanya dalam 7 menit..”

“Tapi tadi bilangnya 30 menit..”

“Salah titik kali.. Mungkin kau pilih titik Fulham, bukan Trafalgar..”

Udara di London masih tetap dingin, tapi Scarlett Corbyn merasa hangat karena ia merasa menemukan dua teman baru yang lucu. Mendekam lama di trauma center sambil memulihkan ingatan rasanya menyiksa. Hari ini Scarlett merasakan kebebasan.

Ingin rasanya Scarlett memainkan lagu Ordinary Love nya U2 di telepon selulernya. Tapi karena ia sudah masuk ke voice chat room WEE, maka ia hanya bersenandung di dalam hati dan membayangkan alunan gitar The Edge di lagu tersebut tentang kebebasan.

We can't fall any further, if

We can't feel ordinary love

And we can't reach any higher,

If we can't deal with ordinary love.

1
Suryavajra
ini kelewatan ga riset dulu kak.. semoga ada.. pas ngetik episode ini, pas baru pulang dari Alfamart. Dekat kasir ada Chupa Chups hahahaha 🤣🤣🤣🤣
Suryavajra
wahahahahahahaha.. itu yang di profile picture namanya Bumbung kak.. tadinya mau dibikin cerita fabel tapi takutnya boring, karena kerjaan kucing cuma tidur, makan, kejar cicak, tangkap lalat, mengamati laba-laba.. ga ada plot twist 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa
ibaratnya angan film romantis kenyataan kocak kayak film domba... yah pertanda bertepuk sebelah tangan kalau begini 😂
Suryavajra: wkwkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: lah emang tanda-tandanya sejelas mendung mau hujan 😂😂😂
total 3 replies
Rona Risa
kayak fifty shades of grey gitu? 😂
Suryavajra: wkwowkwowkwowkwowkwowk
total 1 replies
Rona Risa
ditangkap lalu disiksa sampai amnesia?
Suryavajra: nyaris kirim 3 batang coklat almond hahahahahaha 🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: haha bagus saya masih manusia, bisa keliru 😆
total 3 replies
Rona Risa
bau ya? 🤣🤣🤣
Suryavajra: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Rona Risa
hai pus 🐱 apa itu kamu yang di profil picture author? 😂
Rona Risa
oh di london juga ada chupa chups ya? 😂
Rona Risa
sugar rush. awas lompat-lompat dalam mobil nanti 🤣
Rona Risa
jangan kebanyakan melamun ann 😂
Rona Risa
hmmm menarik
Rona Risa
true 😅😁
Rona Risa
interesting... kakek buyutku juga panjang umur walau perokok berat. tapi dulu dia merokok dengan rokok organik--tembakau yang dilinting pakai klobot (daun jagung kering kalau gak salah). sementara rokok buatan pabrik sekarang kan ada zat kimianya. bukankah benar jadi ada resiko membunuh? 🙃
Rona Risa
ini sudah setara mafia sih
Rona Risa
sekolahin dulu makanya biar pintar 🤣
Rona Risa
junior kalah sama senior 😂
Rona Risa
wah dapat istilah baru... 😯
Rona Risa
mix feelings ya ann 😅🥲
Rona Risa
😂😂😂😂😂😂😂
Rona Risa
olok-olok khas untuk polisi 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!