NovelToon NovelToon
Tahanan Cinta Duda Kaya

Tahanan Cinta Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta setelah menikah / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:19.1k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Saat itu Diana tidak akan pernah menyangka bahwa dirinya akan berubah nasib menjadi tahanan cinta seorang pria tampan dan juga kaya. Dia dibawa paksa untuk menikah dengan pria yang tak dikenalnya itu.
Akankah Diana bisa melalui semuanya dengan sabar? ataukah dia akan berusaha kabur dari genggaman pria tersebut?
🌸🌸🌸🌸
Nantikan kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Sore itu Diana tampil dengan elegant memakai dress mewah dan aksesoris yang menyempurnakan penampilannya.

Wajahnya yang cantik membuat Evans terpesona saat Diana berjalan menghampirinya di pandu oleh pelayanannya.

"Tuan, Nona Diana sudah siap" ucap Lili dengan sopan.

"Hmph! lumayan" ujarnya sambil menyeringai.

"Apa-apaan maksud dari ucapannya itu? apa aku berharap di nilai olehnya? lebih baik acuhkan saja aku dan beri pekerjaan untuk melunasi hutang si sial*n itu, haah!! sial, kenapa aku harus mengalami semua ini?" benak Diana.

"Kenapa dengan ekspresi mu itu?" tanya Evans tidak senang.

"Saya? kenapa memangnya? wajah saya memang seperti ini, apa ada yang salah?" jawab Diana dengan ketus.

"Duduk!" Perintahnya dengan tegas.

Mau tidak mau Diana menurut dengan duduk di tempat yang hanya ada mereka berdua di sebuah rumah kaca.

"Tuan, kapan anda mau melepaskan saya? kenapa aku harus menanggung hutang orang lain" ucap Diana merasa kesal.

"Orang lain? bukannya dia keluargamu? ingat! sekarang kamu adalah milikku jadi bersikaplah yang sopan dan jangan bernegosiasi denganku" jawabnya dengan sorot mata yang tajam.

Diana tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menuruti perintah dari Evans.

"Glug..Glug" Evans mengambil segelas minuman yang ada di depannya lalu dia meminumnya beberapa teguk dengan ekspresi menggoda.

Tatapan Diana seketika bertemu dengan tatapan Evans yang menatapnya penuh dengan rayuan. Diana langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain sedangkan Evans meletakkan kembali gelas itu dengan tersenyum melihat Diana salah tingkah.

"Baca itu" Evans memberikan kertas berisikan surat perjanjian.

"Apa semua ini? jadi maksudnya, saya harus menjadi istri anda? dan mengasuh anak anda yang masih 3 tahun? apa ini tidak salah?" ucapnya sangat terkejut.

"Apa kamu menolak? silahkan saja tapi siapkan uang 10 miliyar, apa kamu sanggup? bukankah ini keuntungan besar bagimu? menikah dengan pria tampan dan kaya, hidupmu juga nantinya tidak akan sesulit sebelumnya. Bisa makan enak, tidur di kasur yang luas, tinggal dirumah semewah ini. Impian para gadis di luar sana, seharusnya kamu senang karena beruntung mendapatkan kesempatan emas seperti ini" jawabnya panjang lebar.

Memang semua ini terdengar sangat menguntungkan baginya tapi Diana tidak ingin menikah dengan orang kejam seperti Evans. Apalagi harus mengurus anaknya dan lagi persyaratan yang tidak masuk akal itu lebih terkesan seperti mengurung Diana di sangkar emas.

"Apa lagi ini? apa dia pria se mengerikan ini? apa berarti aku harus tidur dengannya? haha.. gila" benak Diana.

Evans menginginkan Diana menjadi istrinya dan juga ibu dari anaknya tapi Diana tidak di perbolehkan untuk keluar rumah jika bukan dengan Evans dan itu pun sepertinya tidak akan pernah terjadi.

"Apa saya boleh meminta menjadi pengasuh saja Tuan? sepertinya berlebihan jika saya menjadi istri anda, apalagi saya tidak pantas bersanding dengan anda" pintanya dengan gemetar memegang kertas di tangannya.

"Aku anggap ini sebagai penolakan, siapkan uangnya jika tidak kamu akan tahu akibatnya" ancam Evans dengan sorot mata tajam seolah akan melukainya.

Evans yang marah beranjak dari tempat duduknya lalu dia dengan sangat kecewa membalikkan badannya hendak berjalan keluar dengan langkah yang cepat.

Diana sangat ketakutan karena dia tidak punya uang sebanyak itu hingga akhirnya dia berlari terbirit-birit mengejar Evans.

"Tunggu! Tuan.. bukan maksud saya seperti itu! Tuan!" Diana meraih lengan baju Evans agar berhenti.

Sebelum membalikkan badannya Evans menyeringai lalu masih dengan tatapan yang sama menatap Diana.

"Cepatlah, aku tidak punya waktu" jawabnya dengan acuh.

"Saya setuju! lihat saya sudah menandatangani perjanjian ini" ucapnya sambil menunjukkan surat perjanjian itu.

Diana menangis menyadari bahwa ini adalah awal dari kebebasan hidupnya yang hilang namun dia tidak berani menatap wajah Evans.

"Jangan menangis, kenapa tidak dari awal kamu menurut saja" Evans menyentuh dagu Diana lalu mendekatkan ke bibirnya.

"Cup.. Hngh" Evans melumat bibir Diana lalu melingkarkan tangan ke pinggangnya kemudian mendekap Diana dengan erat.

Diana terus mengalirkan air matanya namun dia memejamkan matanya tak berani menatap mata biru yang indah dengan sorot mata yang dalam di wajah Evans.

"Eum.. Tuan.. nngh!" Diana berusaha menolak ciuman dari Evans dengan menutup rapat mulutnya.

Namun Evans dengan mudahnya membuat Diana membuka mulutnya dan menerima ciumannya.

Diana sangat ingin menolak sentuhannya namun dia tidak bisa lagi berbuat apapun karena sudah menyetujuinya.

Pelukan hangat yang selalu di bayangkan oleh Diana saat di peluk oleh pria yang ia cintai kini rasanya seperti tertusuk duri berada dalam dekapan pria asing.

Ciuman yang mesra dan lidah hangat yang berpadu terasa pahit karena bukan dari orang yang di inginkannya namun karena semua itu adalah pertama kalinya bagi Diana.

"Ahh! apa yang keras dibawah sana?" Diana merasa tersentuh oleh sesuatu di bagian bawah.

Dia merasakan perasaan aneh saat menerima sentuhan hangat dari Evans. Di sela pelukan itu meski Diana tidak membalas melingkarkan tangannya namun dia merasa geli karena rambut panjang Evans mengenai jari-jarinya yang sedang menahan baju di sekitar pinggang Evans.

"Hngh.. Ahh.. Tuan! sudah cukup, aku merasa aneh" ucap Diana sedikit mendorong Evans.

"Hmph! baiklah.. rasanya tidak buruk tapi kamu harus banyak belajar untuk bisa membuatku senang" ujarnya dengan senang.

"Aku merasakan hidupku kembali tidak hambar jika bersama dengan gadis ini. Benar-benar menarik, sudah lama aku tidak merasakan hasrat yang bergairah ini" benak Evans.

Sudah hampir 2 tahun Evans kehilangan istrinya dan hidup hanya bersama anaknya yang masih kecil.

Meski dia mempunyai kuasa serta harta yang bergelimang namun dia tidak pernah bergairah dengan wanita lain selain istrinya.

Banyak wanita cantik dan sexy di hadiah kan untuknya bahkan ada yang sampai telanj*ng di depannya untuk menarik perhatiannya dan menggodanya namun dia sama sekali tidak berhasrat.

Anehnya hanya dengan menatap wajah Diana sudah membuatnya tidak bisa menahan dirinya.

"Persiapkan dirimu karena nanti malam aku akan membuatmu tidak bisa pergi dariku" ucap Evans pergi meninggalkan Diana sendirian di rumah kaca itu.

Kaki Diana lemas hingga duduk di lantai dan menangis kencang menerima kenyataan pahit di hidupnya.

"Haa... hiks.. kenapa? apa yang harus ku lakukan? malam ini, aku tidak bisa mempertahankan apa yang sudah kujaga selama ini. Aku takut pria itu akan berbuat kasar dan menyiksaku.. hiks"

Di sela tangisnya yang tak berhenti, Lili datang dengan khawatir menghampiri Diana.

"Nona, bangun jangan duduk disini, kotor" kata Lili membantu Diana bangun.

"Huaa.. hiks.. Lili, apa yang harus kulakukan?" Diana histeris.

"Tenang Nona, tidak akan ada hal yang buruk, Tuan adalah orang baik. Saya berkata seperti itu bukan untuk membelanya tapi Tuan memang orang baik terlepas dari sifatnya yang terlihat kejam"

1
Wiwi
lanjut Thor
Tya Putry
👍👍👍
Nur Syamsi
Singkirkan tu ulat bulu thor
Wiwi
lanjut Thor
Yustina
lanjut...
Reni Anjarwani
lanjutt
Reni Anjarwani
doubel up thor
Wiwi
lanjut Thor semangat terus Thor
Wiwi
wow pelakor sudah datang, Thor jangan jangan adiknya meninggal sama kakaknya /Right Bah!//Right Bah!/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!