Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 3 - Penasaran
Asisten Mike dan sang juru kunci menunggu Zester kembali, mereka harus melanjutkan perjalanan ke tempat mbah Joko.
"Saya akan mengeceknya," ucap asisten Mike yang ingin menyusul Zester.
Sementara Zester sendiri masih berdebat dengan Ara pasal celananya yang menyembul.
"Aku pokoknya tidak percaya dan aku mau pulang," Ara ingin cepat pergi supaya terhindar dari lelaki aneh itu.
"Ini terjadi karena aku mengintipmu mandi, kalau tidak dia sudah tidur dan hibernasi," ungkap Zester yang akhirnya mengaku.
Ara langsung menyilangkan kedua tangannya di dada. "Seberapa yang kau lihat?"
"Ehem, hanya sedikit," jawab Zester sambil memalingkan wajahnya.
Reputasinya sudah hancur karena harus mengaku impoten dan mengintip gadis mandi.
"Ternyata kau pria mesum, ya," Ara semakin tidak nyaman.
"Ini karena kau mandi sembarangan, memangnya kau tidak punya kamar mandi?" Zester tidak mau disalahkan.
Ara tidak mau berdebat lagi dengan lelaki itu jadi perlahan dia memundurkan badannya kemudian berlari meninggalkan Zester.
"Kabur...." teriak Ara.
"Hei, tunggu! Kau sudah berjanji padaku," Zester ingin mengejar Ara tapi langkahnya ditahan oleh asistennya.
"Tuan..." panggil asisten Mike.
Terpaksa Zester berhenti dan miliknya pun kembali tidur yang membuatnya frustasi.
Kepalang tanggung, Zester tetap melanjutkan pengobatannya ke Mbah Joko.
"Apa ini tempatnya?" tanya Zester ketika sudah sampai. Dia melihat sebuah rumah kayu di tengah hutan.
Sang guru kunci masuk duluan kemudian tak lama mempersilahkan Zester masuk.
Saat masuk, Zester mencium aroma kemenyan yang menusuk hidungnya.
"Bau apa ini?" gerutu Zester. Parfum mahalnya jadi terkontaminasi oleh aroma itu.
Tempat itu tampak gelap dan Mbah Joko duduk di depan sajennya.
"Jadi, kau impoten?" tanya Mbah Joko.
"I... iya," jawab Zester.
Mbah Joko melihat penampilan Zester yang sepertinya mempunyai banyak uang.
"Maharnya lima juta bisa transfer via bank, ovo, dana atau shopeepay," ucap Mbah Joko.
"Biaya tidak masalah asal pusakaku bisa berdiri lagi," sahut Zester.
Mbah Joko menganggukkan kepala lalu menepuk tangannya memanggil seseorang.
Seorang gadis muncul, gadis itu seorang biduan dangdut yang kebetulan habis pasang susuk.
"Coba kau pikat dia," pinta Mbah Joko.
Biduan dangdut itu mendekati Zester dengan senang hati, dia harus mencoba kekuatan susuknya. Gadis itu seperti cacing kepanasan menggelayuti tubuh Zester.
Bukannya tertarik Zester justru jadi geli sendiri.
"Kalau metode ini yang dipakai aku bisa membayar model cantik," protes Zester.
Mbah Joko meminta sang biduan menjauh, biduan itu kesal karena Zester yang tidak tertarik padanya.
"Susuknya kurang ampuh ini, Mbah," protesnya.
Dari sini Zester sudah mencium bau-bau penipuan tapi dia masih bertahan karena ingin tahu metode apa yang akan digunakan selanjutnya.
Ternyata Mbah Joko mengeluarkan keris petirnya dan ingin menyetrum milik Zester memakai itu.
"Tunggu!" teriak Zester sebelum benda itu menyentuh barang berharganya.
"Kalau begini caranya pusakaku bisa lumpuh total! Aku tidak mau berobat lagi!"
Mbah Joko merasa murka, dia komat-kamit tidak jelas dan siap menyembur Zester memakai kembang tujuh rupa.
"Dasar gila!" Zester berlari dan tidak mau kembali ke tempat itu lagi.
"Pengobatan kampung apanya, ini namanya penipuan," protes Zester pada asistennya.
Asisten Mike hanya bisa tertunduk pasrah, dia terlalu termakan iklan sampai tidak mengecek lebih jauh.
"Sekarang bagaimana, Tuan?" tanya asisten Mike.
"Kita harus mencari gadis di kampung ini," jawab Zester yang masih penasaran pada Ara.
signature bukan sih?