NovelToon NovelToon
TEMANKU ADALAH SUAMIKU

TEMANKU ADALAH SUAMIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kholifah NH2

pernikahan yang terjadi karena kebaikan seorang laki-laki yang ingin menyelamatkan teman perempuannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kholifah NH2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benny Sekarat

Adrian memukuli Benny tanpa ampun. Benny hampir pingsan dibuatnya. Adrian telah menjadi sosok yang tidak berperasaan. Tidak puas hanya dengan meninju dan menendang sang paman disekujur tubuhnya, Adrian menyeret tubuh tidak berdaya itu keujung tangga dan melemparkanya ke bawah. Ya, Benny terguling-guling disetiap anak tangga. Sungguh, Adrian sudah dirasuki sosok iblis terkejam.

Inez dan Mita pun dibuat semakin shock dan lemas. Inilah sosok Adrian yang baru pertama kali mereka lihat.

"Adrian? Sadar!." Inez mengguncang lengan puteranya, "Kamu bisa bikin Benny mati!."

Adrian menghiraukan sang Mama dan memilih pergi kekamarnya,

"Pa? Airin gimana?". Adrian mulai sendu, ia genggam tangan Airin seeratnya,

"Kamu yang tenang. Papa sudah telfon dokter..."

"Sepertinya Airin bukan pingsan biasa, seperti di bius..."

"Ini, Papa temukan di lantai, ada bercak." Henry menunjukkan sapu tangan milik Benny dengan hati-hati dan memberikannya pada Adrian, "Jangan dihirup."

"Om Benny, dia lebih bang sat dari yang gue kira..."

"Padahal dia udah janji sama gue." Batin Adrian sambil meremas sekuat tenaga sapu tangan itu ditangannya

"Entah apa yang udah terjadi, Papa telat." Ucap Henry penuh penyesalan. Ia menepuk-nepuk pundak Adrian untuk membuatnya merasa tenang

"Lebih baik Papa siapin kuburan, sekarang. Om Benny udah mati."

"Apa? Kamu serius? Ya Tuhan." Henry menepuk jidatnya dan pergi meninggalkan kamar sang anak

"Rin? Maafin gue." Adrian mengecup punggung tangan Airin berulang kali.

"Gue nggak becus jagain lo." Air mata Adrian mulai berjatuhan, bibirnya tidak lepas memberi kecupan tangan kecil istrinya itu. Sangat menyakitkan melihat kondisi Airin sekarang.

Beberapa menit kemudian seorang dokter sudah melakukan pemeriksaan pada Airin. Hanya tinggal menunggu beberapa saat lagi sampai Airin terlepas dari efek obat bius yang diberikan Benny sebelumnya. Dan dirasa situasi sudah aman, semua orang pergi meninggalkan Adrian yang masih menjaga Airin dikamarnya.

Tiba saatnya Airin tersadar, air mata Airin langsung tumpah seketika. Ingatan buruknya beberapa saat lalu muncul dikepalanya. Airin menangis histeris, ia membuat Adrian keluar dari kamar mandi dengan bertelan jang dada dan handuk yang melilit pinggangnya. Tubuh lelakinya itu masih basah, tetesan air dari rambutnya juga sesekali jatuh diatas tempat tidur.

Sambil tersedu-sedu, Airin menatap lekat Adrian yang sudah duduk dihadapannya, "Ad- Adrian?."

"Iya, Sayang? Butuh apa?."

"Kamu...pake baju dulu..."

"Kalo handuknya lepas...gimana?."

"Hahahaha." Tawa Adrian lepas, ia pun kembali kekamar mandi sambil membawa pakaiannya

"Adrian ceroboh. Aku nggak bisa bayangin kalo dia keluar nggak pake apa-apa. Bisa mimisan aku. Eh? Apaan, sih?." Airin menggeleng-gelengkan kepalanya. Tersadar dari pingsan telah membuatnya hilang akal.

Adrian kembali ke tempatnya setelah berpakaian, jarinya langsung menghapus sisa-sis air mata di pelupuk mata istrinya, "Maafin gue. Gue nggak nyangka bakal begini..."

"Harusnya gue dirumah, jagain lo. Maaf." Adrian meraih kedua tangan Airin, ia kecup punggung tangannya bergantian

"Ini bukan salah kamu. Aku juga nggak nyangka Pak Benny sejahat ini."

"Ya, harusnya gue nggak percaya dia gitu aja. Dia berani ingkar janji, dia berani nyentuh lo..."

"Gue mau tau, dia sentuh lo dimana?..."

"Lo mau kasih tau, kan?."

Airin terdiam sejenak, ia ragu mengatakannya karena ia takut membuat Adrian marah.

"Nggak usah takut, gue nggak bakal marah." Seakan ia paham apa yang ada dibenak Airin, Adrian mencoba meyakinkannya dengan mengusap tangannya.

"Disini." Tangan Airin berpindah menyentuh bokongnya

"Dia sentuh...beberapa kali."

Setelah mendapatkan jawabannya, Adrian menghela nafas panjang dengan mata terpejam. Sungguh, ia merasa kecewa dengan apa yang ia dengar, "Gue harus pastiin keadaan Om Benny sekarang."

"Adrian? Kenapa?." Airin bertanya setelah melihat Adrian larut dalam pikirannya,

"Nggak apa-apa. Gue keluar dulu ya sebentar, mau telfon Papa." Adrian mengacak puncak kepala Airin sebelum pergi meninggalkan kamar.

"Telfon Papa? Emang Papa ada dimana?."

Adrian menuju area kolam renang untuk menghubungi Henry yang sedang berada dirumah sakit. Ya, akibat pembalasannya pada Benny, Benny terpaksa dilarikan kerumah sakit karena kondisi yang mengenaskan.

"Adrian? Gimana Airin? Apa udah sadar? Dia baik-baik aja kan?."

"Iya, Pa. Airin udah sadar, dia baik-baik aja..."

"Om Benny gimana, Pa? Dia mati, kan?."

"Adriaaan?..."

"Benny masih selamat, cuma, ya, kondisinya kritis."

"Kritis? Kok cuma kritis sih, Pa? Nggak adil."

"Terus mau kamu gimana? Ini pun dia hampir meninggal, lho."

"Sudah lah, kamu ini masih terbawa emosi..."

"Lebih baik kamu temani Airin sekarang, jangan sampai dia trauma dan ketakutan."

"Hm."

Adrian berdecak kesal setelah memutuskan sambung telfonnya,"Setelah nyentuh istri gue, dia masih dikasih nyawa?..."

"Lo beruntung banget, Om."

•••

Keesokan harinya Airin beraktifitas seperti biasa. Bangun pagi, bersiap ke kampus dan sarapan bersama Adrian dan Henry. Keduanya tidak ada yang mengungkit kejadian semalam pada Airin. Tidak ada yang memberitahu Airin kalau Benny telah dihajar habis-habisan oleh Adrian sampai masuk rumah sakit. Sebatas yang Airin tahu, ia hanya mengerti bahwa ulah Benny semalam diketahui Henry dan Henry mengusirnya pergi. Tidak ada hal lain yang mereka katakan pada gadis manis yang sedang lahap dengan sarapannya itu.

"Oh, ya, Adrian? Apa boleh Papa antar Airin ke kampus?." Pertanyaan Henry membuat Airin menautkan kedua alisnya

"Ya, boleh-boleh aja, Pa..."

"Emangnya Papa nggak ke kantor?." Tanya Adrian

"Ke kantor, tapi agak siang..."

"Jadi, boleh nih Papa antar Airin?."

"Boleh." Tatapan Adrian beralih pada Airin, diikuti dengan Henry yang seakan meminta persetujuannya

"Iya. Boleh, Pa." Airin menjawab sambil tersenyum.

Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka bertiga keluar rumah bersama. Adrian terlihat merapihkan rambut Airin dan mengusap-usap lembut pipinya. Hal ini menimbulkan tawa Henry sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya ampun, Adrian, istrinya dilepas dulu dong sebentar? Kan nanti dikampus ketemu lagi?."

"Hehehe." Adrian terkekeh dan memasukkan Airin kedalam mobil sang Papa

"Byeeee." Adrian melambaikan tangan, dan lagi-lagi membuat Henry tertawa,

"Papa baru liat Adrian sebucin ini." Ucap Henry pada Airin yang juga menertawakan sikap aneh Adrian pagi itu.

Mobil Henry melaju pergi, Adrian pun buru-buru mengikuti dengan mobilnya.

"Adrian udah jatuh cinta tuh sama kamu."

"Ha? Itu nggak mungkin, Pa? Hehe."

"Hm, benar kok. Papa bisa liat dari matanya setiap natap kamu."

"Dan sikapnya ke kamu juga nunjukkin semuanya..."

"Ya, meskipun dia galak, hahaha."

Airin tersenyum simpul, ia membayangkan setiap masa-masa yang membuat jantungnya berdebar saat bersama Adrian.

"Apa kamu nggak punya perasaan yang sama ke Adrian?..."

"Atau gini, ada nggak momen yang bikin kamu deg-degan setiap bareng Adrian?."

"Eh? Kok Papa tau sih yang aku pikirin? Ini kenapa ya, papa dan anak bisa baca pikiran aku?."

"Hm, tapi...hampir setiap hari sih Adrian bikin aku deg-degan. Tapi aku malu ceritain ke Papa."

Henry melirik Airin dan tersenyum seketika, ia paham apa yang dipikirkan menantunya itu, "Berarti kita sepakat, ya? Kalian bulan madu di libur semester."

"Lho, kok bulan madu sih, Pa. Adrian nggak bakal setuju."

"Kamu yakin? Justru dia yang paling semangat, hehe. Kita lihat nanti."

"Aduh, gimana ini, aku lupa belum bahas soal ini ke Adrian."

Tiba didepan gerbang kampus, Airin langsung mencium tangan Henry dan turun dari mobilnya. Airin melirik ke belakang, mobil Adrian berada disana. Ya, selama diperjalanan mobil Adrian tidak jauh-jauh dibelakang mereka, ini yang membuatnya dan Henry tertawa, Adrian seakan tidak bisa berjauhan meski hanya satu meter saja.

Airin melangkah setelah mobil Henry pergi. Adrian pun langsung menyusul, menurunkan kaca jendela dan meminta Airin untuk menunggunya. Airin yang patuh, menunggu Adrian disisi parkiran mobil.

"Adrian? Aku mau nanya..."

"Harusnya bahas dirumah sih, tapi aku penasaran sama jawaban kamu."

"Soal apa, Sayang?"

"Sst!." Airin membungkam mulut Adrian dengan cepat, "Jangan Sayang, Sayang dong?."

"Iya, iya. Lo mau bahas apa sih?."

"Soal...bulan madu." Airin berjinjit, ia membisikkan Adrian kalimatnya terakhirnya, mereka pun mulai berjalan menuju gedung fakultas,

"Lo aneh, ya? Dari kemarin gue mau ngomong soal ini..."

"Tapi lo ngehindarin gue, ngumpet di toilet segala."

"Hehe, iya maaf. Sebenarnya aku malu, makanya aku ngehindarin kamu."

"Terus, sekarang?."

"Ya, aku mau tau jawaban kamu? Soalnya kemarin itu, aku asal jawab pertanyaan Papa, nggak tau kenapa aku setuju?."

"Tuh kan, udah gue duga. Tapi kalo gue sih, setuju banget."

"Apa? Segampang itu? Ini soal masa depan."

"Haha, masa depan apa sih, Rin? Itu bukan soal serius."

"Nah, justru itu, kita batalin aja, ya?."

"Hm, boleh. Coba dibatalin dulu, nanti gue bilang ke Papa."

"Eh, kamu serius?."

"Iya, Cinta."

"Adrian?!."

"Apa? Sayang nggak boleh, yaudah Cinta."

"Tapi, ini di kam-"

"Udah, udah. Ayo, gue antar sampe depan kelas." Adrian menggenggam tangan Airin, membawa gadis itu menuju kelasnya dilantai dua.

"Airin? Adrian?..."

"Apa perasaan aku aja ya kalo sekarang mereka makin dekat?..."

"Aku juga ngerasa Adrian lebih care sama Airin..."

"Ini nggak bisa dibiarin terus, Adrian harus jadi milik aku secepatnya..."

"Aku takut Airin bakal rebut Adrian, cinta pertama aku."

•••

Lanjut yuk, aku mau ngebut niihhhh

Tapi jangan lupa tinggalkan jejak Okeeee

1
Raefli Dirgantara
menarik
fli
Tommy mulai nyari mslah lg
fli
aku jg kecewa lohh toorrr
fli
iya tau adria, tau kok Airin cantik
fli
rangkaian kata2 nya bagus thoorr bikin kebawa suasana, ikut geli,🤣🤣🤣😭
fli
belah duren kah????
fli
😱😱 adrian muali nakaallll
fli
👧 maafin aku y
🧑 gak
👧aku cium y
🧑 ok
sumpah ini mereka knpa siihh 😭😭 mood bgt bacanya
fli
aladin kali naik karpet terbang wkkw ada2 aja toorrr
fli
numpang ngakak Rin wkwkkwkwkwk
fli
adrian dgn bangga cerita juara balap liar 🤣🤣🤣🤣😭
Lili
woyy gerah ni aku
Lili
istigpar adriannnnn
icegirl
nah betul ini
icegirl
LANJUDKAN TORRR
icegirl
plsss la jngan cari masalah sma Adrian -_- kmu udh pnya istri juga tommy
icegirl
sengaja deh sengaja-_-
icegirl
seneng amat kyknya
icegirl
kebiasaan suka nyosor tiba2 kyk soang
icegirl
nyesssss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!