NovelToon NovelToon
BERI AKU CINTA

BERI AKU CINTA

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Perjodohan / Duda / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:158.6k
Nilai: 5
Nama Author: Julia Fajar

Devina Arsyla meninggal akibat kecelakaan mobil, saat dia hendak menjemput putrinya di sekolah. Mobil Devina menabrak pohon ketika menghindari para pengendara motor yang ugal-ugalan di jalan raya.

Sejak kejadian itu Mahen Yazid Arham, suami Devina sangat terpukul. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor serta di club malam bersama teman-temannya daripada tinggal di rumah.

Hal ini membuat kedua keluarga sangat cemas dan prihatin, lalu mereka sepakat untuk meminta Mahen ganti tikar yaitu dengan menikahi Devani Arsya, adik kembar sang istri.

Namun, Mahen dan Devani sama-sama menolak. Keduanya beranggapan tidak akan pernah menemukan kecocokan, dengan sifat dan keinginan mereka yang selalu bertolak belakang.

Mahen sejak dulu selalu mengira Devani itu adalah gadis liar, urakan yang hanya bisa membuat malu keluarga, sedangkan Devani juga merasa kehadiran Mahen telah membuat dirinya jauh dari Devina.

Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? Apakah akhirnya mereka akan menikah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia Fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. KENANGAN TERAKHIR

Devina buru-buru mengangkat panggilan dari guru Annisa, "Hallo...selamat pagi, ada apa ya Bu, Annisa tidak kenapa-kenapa 'kan Bu?" tanya Devina khawatir.

"Oh nggak Bu! Saya hanya ingin memberitahukan, jika kelas sudah selesai dan anak-anak sudah bisa di jemput. Hari ini, para guru ada acara di kantor Dinas Pendidikan, makanya proses belajar mengajar dipercepat selesainya. Kami tunggu satu jam lagi ya Bu, sambil menunggu para orangtua anak-anak yang lain," ucap Bu Lusy.

"Baiklah Bu, terimakasih atas informasinya, kami akan segera menjemput Annisa," ucap Devina.

Setelah Bu Lusy menutup panggilannya, Devina pun berpikir, tidak mungkin menunggu Devani saudarinya selesai ujian untuk menjemput Annisa, jadi dia tidak punya pilihan lagi selain dirinya sendiri yang harus pergi.

Namun sebelum pergi, Devina teringat janjinya kepada sang suami, lalu diapun melakukan panggilan Video.

Mahen yang memang sedang menunggu panggilan dari sang istri segera mengangkatnya. Terlihat di layar senyum sumringahnya, tatkala melihat wajah cantik Devina.

Namun tiba-tiba Mahen mengernyitkan alis dan berkata, "Kenapa wajahmu pucat sekali Yang? Kamu sakit? Aku telepon Dokter ya!"

"Nggak usah Kak, aku tidak apa-apa kok, cuma pusing dan mual saja. Tadi habis muntah, sebentar lagi juga sembuh, paling masuk angin atau penyakit asam lambungku sedang kambuh. Lagipula kalau menunggu dokter datang, tidak akan sempat, barusan guru Annisa telepon agar menjemput Annisa sekarang juga," tolak Devina.

"Begini saja! Sambil pergi menjemput Annisa, kamu singgah dulu ke praktek Dokter Maya yang tidak jauh dari rumah kita, biar Dokter Maya beri kamu obat. Aku tidak mau terjadi apa-apa denganmu di jalan, apalagi kamu nyetir sendiri," ucap Mahen khawatir.

"Tapi Kak!"

"Nggak ada tapi-tapian, atau sekarang juga aku pulang! Biarlah aku kehilangan klien asal jangan terjadi apa-apa denganmu!" ucap Mahen tegas.

Kemudian Mahen berkata lagi, "Kalau sudah sampai di klinik Dokter Maya, VC aku lagi ya! Pergilah sekarang Yang, agar cepat diperiksa dan tidak telat menjemput Annisa."

Sejenak Mahen terdiam, lalu dia berkata lagi, "Annisa, biar asistenku saja yang menjemput, agar kamu dari klinik bisa langsung pulang dan istirahat."

"Nggak usah Kak, biar aku saja, seperti Kakak tahu, Annisa lebih senang jika aku atau Devani yang menjemput. Tadi sebenarnya, aku sudah minta tolong Devani, berhubung dia sedang ujian dan ternyata kelas Annisa dipercepat selesainya, sudah pasti Devani tidak bisa menyesuaikan waktunya."

"Aku 'kan selalu bilang! Jangan mengandalkan Devani. Aku tidak mau kalian terkena dampak dari pergaulannya. Sudah bersiaplah! Aku sedang tidak ingin berdebat tentang dia!" ucap Mahen kesal lalu menutup teleponnya.

Devina mendesah, dia bingung bagaimana caranya untuk mengakurkan suami dan adiknya itu, mereka seperti anjing dan kucing yang tidak akur setiap kali bertemu.

Kemudian Devina mengganti pakaian, mengambil tas dan kunci mobil, tapi sebelumnya dia pamit kepada Mbok Ijah jika ingin menjemput Annisa.

Devina sebenarnya mau pamit kepada Mama Intan, tapi ternyata sang Mama sudah keburu pergi, dijemput oleh teman-teman sosialitanya.

Devina melajukan mobilnya perlahan menuju klinik Dokter Maya. Setibanya Devina di sana dia disambut oleh suster yang ternyata sudah menunggu kedatangannya.

Ternyata Mahen telah memberitahu Dokter Maya lewat telepon jika Devina akan datang untuk memeriksakan diri.

Suster pun mempersilakan Devina masuk ke ruangan Dokter Maya karena Bu Dokter memang sudah menunggunya.

Melihat Devina datang, Dokter Maya pun berkata, "Selamat pagi Mama cantik, ada apa nih! Sampai suami tercinta mengkhawatirkan kondisi Mama Annisa?"

"Biasa Dok! Mual, pusing dan muntah, mungkin asam lambung saya lagi naik, Dok," jawab Devina.

"Kita periksa dulu ya," ucap Dokter Maya.

Setelah melakukan pemeriksaan, Dokter Maya berkata, "Asam lambungnya normal, coba saya cek denyut nadi," ucap Dokter Maya.

Dokter Maya tersenyum, lalu dia berkata, "Selamat Mama Nisa, sebentar lagi rumah akan bertambah ramai," ucap Dokter Maya sembari mengulurkan tangannya.

"Maksud Dokter?" tanya Devina heran.

"Mama Nisa sedang hamil."

"Mana mungkin Dok! saya ikut program KB suntik 3 bulan lho Dok! Kenapa bisa kebobolan."

"Barangkali Mama Nisa telat suntiknya, coba diingat-ingat, tanggalnya" ucap Dokter Maya sambil tersenyum.

Devina pun mengingat-ingat, kemudian dengan malu dia berkata, "Mungkin iya Dok, soalnya waktu itu Kak Mahen baru pulang dari luar kota, pas jadwal saya suntik, eh...belum suntik keduluan dimintain jatah."

"Berarti rezeki dan wajib disyukuri, Pak Mahen pasti sangat senang mendengar berita ini," ucap Dokter Maya lagi.

"Sebenarnya iya Dok, sudah lama Kak Mahen minta, tapi saya yang belum siap nambah, masih trauma dengan proses kelahiran Annisa."

"Ini saya resepkan obat, untuk mengurangi mual dan seperti biasa kontrol setiap bulan ya Mama Nisa, semoga sehat bayi dan mamanya, hingga dipermudah proses lahiran nantinya."

"Kalau begitu terimakasih ya Dok, Saya permisi dulu, mau jemput Annisa di sekolah Dok, soalnya bu guru sudah telepon sejak tadi."

"Sama-sama Mama Nisa, hati-hati di jalan ya, oh ya...tadi Pak Mahen juga pesan agar menghubunginya karena dia sangat khawatir."

"Iya Dok, ini saya langsung telepon Kak Mahen, saya pamit ya Dok," ucap Devina.

Setelah meninggalkan ruangan Dokter Maya, Devina langsung menuju mobilnya.

Sesuai janjinya, Devina pun melakukan panggilan video kepada suaminya. Mahen yang baru saja memimpin rapat, melihat ponsel di meja bergetar lalu meliriknya dan dia mohon izin keluar sebentar karena ingin mengangkat panggilan dari Devina.

Devina tersenyum saat melihat raut wajah khawatir sang suami yang sedang menunggu penjelasan darinya.

Kemudian Devina berkata, "Selamat Papa Nisa, doanya terkabul, walaupun jika boleh jujur, aku belum siap. Mengurus kalian saja, kedepannya aku pasti membutuhkan bantuan keluarga."

"Ada apa Yang, memangnya Dokter bilang apa? Kamu sakit apa?" tanya Mahen semakin khawatir.

"Sakit karena ulah Kakak!" ucap Devina cemberut.

"Serius! Kamu serius...Nisa akan punya adik? Terimakasih yang, aku makin cinta sama kalian. I love you," ucap Mahen sambil memberi ciuman jarak jauh.

"Sudah dulu ya Kak, aku mau pergi jemput Nisa, tolong jaga Nisa ya Kak, jika kedepannya aku tidak bisa lagi menjaganya. I love you my husband, aku sayang Kakak sampai mati," ucap Devina sambil memberi ciuman balasan kepada Mahen.

"Hati-hati ya sayang, aku sudah tidak sabar untuk mengelus calon putraku, tunggu aku pulang ya Yang...emmuah," ucap Mahen sembari menutup ponselnya dan kembali ke ruangan rapat dengan perasaan bahagia serta senyum terus tersungging di bibirnya, hingga membuat para peserta rapat merasa heran.

Devani pun melanjutkan perjalanannya untuk menjemput Annisa setelah sambungan telepon dari Mahen terputus.

Dia mengelus perutnya, sambil tersenyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana nanti perlakuan Mahen, suaminya saat pulang dari kantor.

Tanpa Devina sadari, dari arah depan, tepatnya di persimpangan jalan menuju sekolah, dia dikejutkan oleh munculnya segerombolan pemuda yang mengendarai sepeda motor.

Mereka berlomba dengan kecepatan tinggi, mengemudikan motornya secara ugal-ugalan, dahulu mendahului temannya sambil tertawa-tawa hingga membuat Devina gugup dalam mengemudikan mobilnya.

Tak ayal lagi, Devina hampir menabrak salah satu dari pemuda tersebut. Namun, maksud hati ingin menghindar agar tidak jatuh korban, naas tak dapat ditolak, ketika Devina mengerem mendadak dan membanting stir mobilnya ke arah berlawanan, diapun menabrak sebuah pohon beringin besar yang berada tidak jauh dari tempat itu.

Suara benturan menggelegar, bagian depan mobil penyok dan terbuka serta mengeluarkan asap. Kaca mobil bagian depan juga pecah berhamburan.

Sementara, Devina terkulai di dalam, memeluk stiur dengan kaki terjepit bangku. Darah pun mengalir dari bagian kepala serta wajahnya.

1
Sri Puryani
kenapa mahen gj minta tlg gara bantu nyari istri nya trus ksh foto istri nya biar tau wanitanya istri mahen...
Sri Puryani
mahen horang kaya kok istri diculik nyarinya nyantai....msk gk punya anak buah.....
Lilik Juhariah
gk berani baca pemerkosaa hms iks
Euis Kindar Wulan
up
Sulati Cus
alasan mu pak nggak masuk akal, kyk cm km doang yg merasa stres krn pekerjaan 😂terus di bolehin gitu selingkuh, di dunia nyata banyak kok suami yg tertekan dh pekerjaan tp y g selingkuh jg
Bunda Aish
ceritanya sebenarnya bagus, tapi mungkin author nya lebih teliti lagi karena ada bbrp cerita jd berlawanan spt hp Devani waktu diculik Bastian kan sudah dibuang kok bisa ada lg, penjabaran yg maksudnya baik tp jd terasa agak membosankan karena terlalu panjang; contoh makanan khas Turki,hukum memakai pakaian spt lelaki; mngkn bisa dikutip sedikit ; ini menurut saya ya thor, penyampaian nya di buat mengalir tidak dipaksakan. maaf kalau tidak berkenan, tetap semangat berkarya semoga lebih banyak lagi yang baca dan kasih like'...... terimakasih.....💪🏻💕
Bunda Aish
polisi bisa cek cctv kan? atau bisa sewa detektif....masa pasif aja...
Bunda Aish
lho hp Devani bukannya dibuang sama Bastian, kok bisa ada lagi?
Bunda Aish
Annisa itu umur berapa ya thor? dialognya bukan seperti anak-anak usia 5-6 th?
Bunda Aish
kadang lebih dewasa pemikiran Bastian timbang mahen
Bunda Aish
ikhlaskan bukan dilupakan mahen.....
Bunda Aish
sebelum pergi, Devina kan seperti sudah memberikan tanda²....
Bunda Aish
ya tho kita dukung, yang sabar yaa... tetap semangat....💪🏻
Bunda Aish
duh, segitu nya sama ipar sendiri....
Bunda Aish
yang baca juga ikut bingung,devani devina....😉
Bunda Aish
tetap semangat ya thor...
🍁Dhita ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
bagys
Mardiana Se
Semangat selalu berkarya Author💪💪👍👍👍
Mardiana Se
Dr bab 1 sampai bab ini aku baca, bagus ceritanya... Semangat berkarya selalu ya Author💪💪💪👍👍👍
Imoy
keluarganya bukannya pada tajir..masa g punya anak buah..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!