Bella berulang kali disakiti oleh sikap kasar dan dingin suaminya. Hati wanita itu merasa sangat sedih, dia sangat menginginkan perhatian dan kebaikan suaminya. Berharap kehidupan rumah tangganya bisa seperti rumah tangga orang lain.
Dia terus berusaha meluluhkan hati suaminya, ketika Bella hamil, dia merasa sangat senang dengan harapan suaminya -- Reynal akan menerima dirinya sepenuh hati.
Hancur hati Bella, remuk jiwanya ketika menjelang melahirkan sang suami pergi meninggalkan nya bersama selingkuhan nya. Saat itu juga rasa cinta berubah menjadi benci. Hatinya menaruh dendam pada sang suami karena telah menodai pernikahan mereka dengan sebuah pengkhianatan.
"Aku bersumpah kalau berani kamu meninggalkan ku sekarang, rumah tangga kita akan hancur sekarang juga. Rasa cinta ku akan berubah menjadi benci?!" sentak Bella menatap tajam suaminya yang berdiri di depan pintu.
"Bagiku sumpah mu itu hanya sampah yang tiada artinya bagiku!" balas Reynal datar lalu pergi begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kisss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangisan Reynal
Reynal menggelengkan kepalanya bahwa dia tidak percaya tentang apa yang di katakan oleh sang ayah.
Mendengar hal itu membuat ayah Reynal semakin murka. Pria paruh baya itu menampar pipi putranya dengan keras.
Plak.
Wajah Reynal terpental ke samping menunjukkan tamparan sang ayah sangatlah keras.
"Entah apa dosa ku di masa lalu sehingga aku punya putra seperti mu! Kalau tahu dewasa nya kamu begini, menjadi suami yang bi*dab, sudah aku racuni kamu dari bayi!"
Brahmana menatap rendah putranya. Pria paruh baya itu memakai putranya dengan kata-kata kasar.
Dia tak menyangka putranya bisa menjadi suami yang jahat. Selama ini dia diam saja dan selalu bangga pada putranya.
Dia mengira kehidupan Reynal dan Bella baik-baik saja karena menantunya itu selalu mengatakan hal baik tentang Reynal.
Namun, setelah ia selidiki apa yang dikatakan Bella bohong.
"Gak mungkin! Gak mungkin Bella me-ninggal!" gumam Reynal bodoh.
Brahmana semakin kesal, pria paruh baya itu menarik tangan putranya kasar. Dia menyeret Reynal keluar dari rumah.
"Masuk!" teriak Brahmana keras menyuruh Reynal masuk ke dalam mobilnya.
"Enggak! Aku mau cari Bella." Reynal menggelengkan kepalanya.
"Papa bilang masuk! Papa akan bawa kamu ke tempat Bella berada!" sentak Brahmana sungguh-sungguh membuat Reynal segera masuk ke dalam mobil.
"Mama dan Keyla langsung pulang saja! Telpon supir untuk menjemput, karena Papa mau beri Reynal pelajaran dulu!" ujar Brahmana pada anak dan istrinya.
"Pa, jangan keras-keras sama Reynal. Bagaimanapun baik buruknya Reynal itu tetap putra kita!" pinta Nina memohon pada Brahmana.
Namun, pria paruh baya itu tak menjawab. Dia segera masuk ke dalam mobilnya. Pria itu mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.
Mobil BMW berwarna hitam yang Brahmana kendarai membelah hujan lebat.
Reynal mengernyitkan dahinya di kala mobil mereka memasuki tempat pemakaman umum.
"Kenapa kita ke sini, Pa?" tanya Reynal bingung.
"Kamu ingin bertemu Bella, 'kan? Kalau iya langsung turun! Ikuti Papa."
Pria itu menyeret Reynal keluar dari mobil berjalan masuk ke dalam area pemakaman.
Tubuh Reynal membeku, kakinya luruh ke tanah saat membaca ukiran nama di sebuah batu nisan.
Bella Pahlevi Lubis.
Nama istrinya tertera di sana. Tanggal lahir dan tanggal kematian membuat dunia Reynal seolah berhenti.
Istrinya telah meninggal dan dia tak tahu dana sekali akan hal itu.
"Gak mungkin … ini gak mungkin, 'kan, Pa? Kalian sengaja buat kuburan kosong untuk membuat aku merasa bersalah dan menyesal!"
"Ini prank 'kan, Pa?"
Reynal meneteskan air matanya. Andai tak hujan pasti orang-orang akan tahu bahwa Reynal menangis.
"Untuk apa papa bohong? Kamu pikir papa orang yang suka berbohong?" bentak Brahmana keras membuat Reynal menangis lirih.
"Kamu lihat kuburan kecil di sampingnya! Itu adalah kuburan putra mu!"
Reynal segera melihat ke arah kuburan kecil di dekat kuburan Bella. Tangis pria itu pecah, dia merasa sangat menyesal karena telah meninggalkan Bella.
"Maafin aku … aku mohon maafin aku!" Pria itu menangis memeluk batu nisan.
Penyesalan tinggallah penyesalan. Semuanya telah terjadi dan dia tak bisa mengulangi waktu.
"Kenapa, Bell? Kenapa kamu tinggalin aku begitu cepat? Padahal aku belum sempat minta maaf sama kamu!"
"Apa kamu ingin menghukum aku karena sudah menyakiti kamu selama ini? Apa kamu ingin membuat aku jera dan menyesal?"
"Kamu berhasil, Bell. Kamu berhasil … aku menyesal!"
Reynal meraung-raung penuh penyesalan. Pria itu berandai-andai bila saja dia tidak pergi saat menjelang Bella melahirkan.
Andai dia tahu penyakit Bella, pasti dia akan lebih peduli pada Bella.
"Percuma kamu menangis, Rey! Tangisan mu itu tidak membuat Bella dan anak kamu hidup lagi!" ujar Brahmana dingin menohok hati Reynal.
*
*
*
Mampus Lo, Reynal .... wkwkwkwk nangis kan elu 🥴 novel ini alur nya maju mundur ya kak 🤭
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰.
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
kukira bakalan seperti kisah Kinara, walopun akhirnya harus cerai, tapi masing2 tokoh utama dapat pasangan pengganti dan berakhir happy ending..
penyesalan emang selalu datang di akhir, kalo di depan namanya pendaftaran, hehe..
tapi apapun kisah hidup kita, mau senang mau sedih, jika kita paham ilmu agama (dalam bahasan saya agama Islam) maka kita tentunya beriman terhadap takdir baik dan buruk..
yakinlah semua yg ditakdirkan dalam hidup kita sudah diatur sedemikian rupa dan itu yg terbaik untuk kita..
jadi kita hanya perlu menerima dg ikhlas, maka di akhirnya pasti akan bahagia..
tentunya jika kita termasuk orang2 yg taat perintah Allah..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat dalam berkarya dan semoga sukses selalu.. 💪🏻😘🥰😍🤩💕