Ardian Pramana seorang pria tampan yang arogan sombong yang hobinya balapan liar dan suka mempermainkan wanita hingga membuat kakeknya resah karena dia adalah cucu tunggalnya hingga ia ingin mencari jodoh untuk sang cucunya,
karena pringai sang cucu seperti itu maka ia meminta tolong sahabatnya yg kebetulan memiliki pondok pesantren An Nur dan berharap agar salah satu santriwati berkenan agar menjadi istri sang cucu.
Apakah ada dari mereka yang bersedia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Pemanah
14:30 Mobil Ardiyan yang di kemudikan Dimas sudah memasuki area pondok pesantren, karena tidak tahu jam berapa Anisah pulang jadi agar tidak terlambat ia mempercepat menjemput Anisah sesampainya di sana ternyata ustadz Khairul lagi duduk di teras rumahnya.
"Assalamu'alaikum Abi?" Salam nya dan mencium tangan ustadz Khairul.
"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh nak Ardiyan dan nak Dimas hayo duduk sini" ucapnya lagi
"Iya Abi,, saya mau menjemput Anisah Abi"
"Oh.. tapi kayaknya Anisah lagi ngajar memanah di belakang pondok nak" ucap ustadz Khairul. Dan Ardiyan hanya diam karena sedikit kaget.
"Ya sudah kamu susul aja sana nanti biar bang ubay yang gantikan" kata ustadz lagi.
"Eh.. iya Abi ya sudah Diyan ke sana dulu ya Bu" Balesnya..
"Iya nak silahkan"
Ardiyan dan Dimas pun pergi meninggalkan ustadz Khairul menuju kebelakang pondok dia semakin penasaran pada Anisah yang ternyata memiliki banyak keahlian.
"Waah bro nggk di sangka binik Lo banyak juga ke ahlinya, kemarin dia menjadi gadis yang memiliki ilmu bela diri sekarang di menjadi 'gadis Pemanah' waah Lo kudu hati-hati sama Anisah, salah sedikit Lo bisa di panah dia tapi di panah cintanya eaaa" ucap Dimas terkekeh saat berjalan menuju kebelakang pondok.
"Diam Lo,, bisa nggak kalau ngomong jangan sembarangan!" Jawab Ardiyan ketus.
"Sorry, sorry.. sensian banget sih Lo" ucap Dimas lagi.
"Widiiih.. keren banget binik lo, bidikannya pas banget di tengah" ucap Dimas lagi saat mereka sudah sampai di mana Anisah lagi ngajar memanah.
"Kamu memang habat Nisah.. gadis pemanah ini sudah membuat hati bergetar.. oh perasaan apa ini"_ batin Ardiyan yang lagi memperhatikan Anisah.
Ardiyan hanya terdiam sambil memperhatikan istrinya yang lagi serius mengajar santriwati. Tak lama Anisah terlihat menoleh ke padanya karena salah satu santriwati menunjuk ke arahnya. Ardiyan pun tersenyum ke pada Anisah. Anisah yang melihat hanya menundukkan pandangannya sambil berjalan ke arahnya.
"ma syaa Allah bang Ardiyan tersenyum. manis sekali duuh jantungku kenapa sih? semoga jantung baik-baik saja ya Allah" _ batin Anisah
Anisah menghampiri Ardiyan yang sedang duduk di rumput di lapangan tersebut. lalu ia pun ikut duduk namun agak sedikit jauh dari Ardiyan
."Kamu sudah selesai?" Tanya Ardiyan saat Anisah sudah di dekatnya. Dan Anisah hanya mengangguk kepalanya.
"Syukurlah.. kita pulang sekarang" tanyanya lagi dan masih di anggukkan Anisah.
" Ya sudah kita pamit dulu yaa sama Abi dan umi" tambahnya lagi dan masih di anggukkan Anisah.
Dan mereka pun berjalan kerumah utama tempat ustadz Khairul, setelah berpamitan Ardiyan dan Anisah pun memasuki mobil dan akhirnya mobil melaju dengan kecepatan sedang.
Di dalam mobil.
"Kamu sudah makan?" Tanya Ardiyan lembut sambil memperhatikan mata Anisah.
Anisah hanya mengangguk tanda sudah.
"Syukurlah.. hmm sebelum sampai rumah apakah ada yang ingin kamu beli?" Tanya Ardiyan dan hanya di balas dengan gelengan oleh Anisah.
"Ya sudah kalau begitu" ucap Ardiyan lalu ia hanya diam tak bicara lagi.
Beberapa saat kemudian mereka pun sampai.
"Turunlah.. aku masih ada urusan kemungkinan larut malam aku pulang" ucap Ardiyan dan di anggukkan Anisah.
Anisah pun turun, setelah ia masuk rumah, Ardiyan dan Dimas kembali melanjutkan perjalanannya.
Hayo mau kemana babang Ardiyan?
jangan lupa ya tinggalkan jejak nya🙏😊