Rinjani Analita (Riri) mahasiswa fakultas keguruan yang merangkap sebagai guru honorer di sebuah sekolah SMP negeri bertemu dengan Abel anak muridnya yang punya seorang ayah berstatus duda anak satu. Abel yang rindu sosok seorang ibu yang meninggalkannya selama 4 tahun berharap sang guru menjadi ibunya. Abel selalu berusaha menjodohkan guru kesayangannya itu dengan Ervan papa nya, sedangkan Ervan punya kekasih dan mereka menjalin hubungan selama 2 tahun.
Apakah Abel berhasil membujuk Riri bersama Ervan atau kah Ervan menolak keinginan abel?
SEASON 2
kisah rumit antara Abelia, Davin dan juga Nolan. Kisah cinta segitiga dua bersaudara yang mencinta satu wanita yang sama.
Davin seorang dirut yang dikenal dengan kebiasaannya sering berganti pasangan. Sedangkan Nolan mahasiswa dingin yang punya jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.
siapa yang akan mendapatkan cinta Abel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Einaz Ajjah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 Pemberian Riri
Abel menuju kursi diruang TV, dia duduk bersama Riri dan membuka isi tas yang diberikan padanya.
"Apa ini Bu, geli ah.." Abel mengambil semi bra yang diberikan Riri.
"Abel, dengerin ibu dulu. Kamu sekarang udah beranjak remaja, jadi kamu harus belajar pakai ini nanti dada kamu akan membesar kalau kamu tidak pakai ini. Dada kamu bisa bergelambir kayak pemain sumo." Jelas Riri sambil bercanda agar Abel mengerti pentingnya pakai bra, sambil Riri mempraktekkan menyentuh dadanya.
"Tapi geli Bu!" Abel merengek manja.
"Ya, awalnya. Lama-lama pasti nyaman, justru kalau kamu nggak pakai bra ini bisa nggak bagus untuk kesehatan." Riri meyakinkan Abel lagi.
"Ya udah, Abel coba pakai mulai besok aja." Abel mengalah sambil memegang geli semi bra nya itu.
"Oh ya Bel, nanti kalau kamu terbiasa pakai yang semi bra, coba lah sesekali pakai yang bra nya." Riri mengambil bra, karena Riri membeli 6 buah semi bra dan 3 buah bra.
"Yang itu lebih geli lagi Bu," muka Abel mengernyit.
"Ya intinya kamu pakai dulu yang semi bra ini. Terus nanti kalau udah terbiasa pakai yang bra ini, nanti bisa bandingkan tuh mana yang paling nyaman dipakai." Jelas Riri lagi. Abel mengangguk mengerti apa yang dijelaskan Riri.
Riri sudah berpikir kalau Ervan tidak akan sampai sedetail itu menasehati masalah bra ke anak gadisnya. Riri merasa lega setidaknya dia bisa membantu Abel sedikit-sedikit menjadi gadis puber. Selain itu juga Riri memang sayang tulus kepada Abel tanpa tendensi dan ingin membantu Ervan menjalani tugas seorang ibu untuk anak perempuannya.
"Abel maaf kan Ibu ya, ini branya harganya murah, nanti kalau shopping sama Papa beli yang bagus dan yang membuat kamu nyaman." Balas Riri merendah supaya Abel bisa mengenal barang murah juga.
"Bu Riri, ini aja udah seneng banget Bu. Makasih ya Bu, Ibu udah perhatian sama Abel." Balas Abel menaruh kepalanya di pundak Riri.
Selesai membahas tentang bra. Keduanya melanjutkan makan siang menjelang sore dengan masakan Bu Mina. Setelah itu mereka mengobrol lagi di ruang TV.
"Ibu bentar lagi aku ulang tahun." Kata Abel membuka percakapan.
"Oh ya. kapan? Kado apa nih yang paling pengen kamu dapat dari Papa." Balas Riri.
"Pengen punya Mama kayak Bu Riri." Jawab Abel.
Riri yang mendengar jawabannya langsung kaget dan terpojok oleh pertanyaan sendiri.
"Abel, semua manusia pasti punya keinginan. Tapi manusia gak bisa menentukan itu terjadi atau tidak, itu rahasia Allah. Jadi kita harus berdoa dan berusaha agar apa yang kita inginkan di kabulkan oleh Allah." Balas Riri tenang dan berharap kalimat pamungkas nya ini membuat Abel diam.
"Ini lagi berusaha dan berdoa Bu, mudahan cepat terkabul Ya Allah.." kata Abel menengadahkan tangan disusul senyum canda.
"Amin.." Balas Riri tersenyum juga melihat Abel.
Riri masih tidak menyangka dengan apa yang dia dengar. Kenapa Abel sampai bisa berpikir seperti itu. Riri jadi merasa apakah selama ini sikapnya pada Abel terlalu berlebihan. Tapi Riri meneguhkan lagi hatinya, kalau dirinya memang melakukan semuanya tulus karena menyayangi Abel bukan ada maksud atau tendensi apapun.
"Ya udah Ibu pulang dulu ya, sebentar lagi ibu kuliah." balas Riri bangkit dari duduknya.
"Sekali lagi maksih ya Bu Riri, Abel sayang Bu Riri." Balas Abel memeluk Riri.
'Kenapa sekarang Abel sering sekali mengungkapkan rasa sayang sih. Kan aku jadi ngerasa gak enak' batin Riri.
"Ibu pulang dulu ya sebelum papa kamu pulang, Ibu kan malu kalau Papa kamu tahu Ibu kasih itu." Riri Menunjuk tas kertas yang di bawa Abel.
Abel mengantar Riri kedepan rumah, Riri berjalan mengendarai motornya dan berlalu meninggalkan rumah Abel.
Next...........
