NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Anak? Aku tak pernah berharap memiliki seorang anak denganmu!”

Dunia seolah berhenti kala kalimat tajam itu keluar dari mulut suaminya.
.
.
Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

Di lorong gedung, keduanya baru saja tiba di unit 1178 — apartemen Adrian. Kayuna melangkah ragu, mengikuti dari belakang saat pria rupawan itu menempelkan sidik jari ke sensor pintu.

“Ayo masuk,” ajak Adrian begitu pintu terbuka.

Kayuna masih ragu, ia jelas tau, keputusannya hari ini sangat gegabah. Apalagi, Adrian harus ikut terlibat, rasa malu juga tak enak hati terus merunyam di dadanya.

Apa dia tolak saja niat baik Adrian? Dan pergi sejauh mungkin dari pria penolongnya itu? Dia tak ingin membuat Adrian kena imbas dari permasalahannya. Sepanjang perjalanan menuju apartemen, Kayuna berulang kali berpikir demikian.

Tapi, mengingat apa yang terjadi di club tadi. Tatapan Niko bak iblis berdarah dingin masih menusuk benaknya, pria kejam itu pasti akan memburunya dan kembali menyiksanya tanpa ampun. Kayuna mengedarkan kepala, segera mengenyahkan pikiran tersebut.

Kayuna menarik napas dalam, ia memutuskan untuk patuh pada perintah Adrian.

“Masuk aja, jangan sungkan,” kata Adrian. “Aku tinggal sendirian.”

Tepat saat pintu tertutup, bersamaan dengan Adrian yang baru saja mengatakan kalau dirinya hanya tinggal sendirian. Kayuna pun terdiam, langkahnya terhenti seketika.

‘Tinggal sendirian?’ pikir Kayuna mulai mengembara.

Adrian membawa langkahnya menuju dapur. Dia terus bergumam sendirian, tanpa menyadari wanita yang datang bersamanya pun tak benar-benar mendengarkan.

“Kamu mau makan dulu?” tanya Adrian, lalu menoleh ke belakang.

Alisnya terangkat kaget saat tak melihat Kayuna di belakangnya. Ia pun kembali menuju pintu keluar.

“Kayuna? Ada masalah?” Adrian bertanya kala melihat Kayuna masih berdiri tak kunjung menyusul masuk.

Wanita berambut hitam pekat itu menunduk sembari meremas ujung bajunya. Ia pun mendongak saat mendengar Adrian memanggil namanya. “Hah?” responnya terlihat kikuk.

Adrian menghembus napas pelan, ia langsung paham, dari raut Kayuna yang seolah mengatakan jelas isi pikirannya. “Kamu kurang nyaman di sini?”

Kayuna memijat tengkuknya, lalu menatap Adrian penuh tanya. “Kamu … benar-benar tinggal sendirian?”

Adrian mengangguk, merespon singkat lalu berbalik kembali ke arah dapur. Namun, mendadak langkahnya turut terhenti.

“Memangnya kenapa kalau aku tinggal sendiri?” gumamnya, kini ia pun melangkah menghampiri Kayuna.

Mata Kayuna membulat, lalu mengerjap cepat. “Itu ….”

Adrian mengangkat tangannya — menyibak poni yang menutupi dahi tegasnya. Kemudian ia bertanya. “Apa yang kau pikirkan sejak tadi?”

Kayuna menggeleng cepat. “Aku nggak mikirin apa-apa,” sahutnya.

Manik pekatnya tampak berbinar, kagum, melihat wajah Adrian yang terbingkai penuh tanpa poninya yang rata.

Meski sering bertemu saat di rumah sakit, kala Kayuna bolak-balik dirawat akibat siksaan suaminya. Tapi, ini pertama kalinya ia melihat Adrian dengan gaya rambut santai — setelah lima tahun perpisahan keduanya.

Adrian menyipitkan mata, tak percaya dengan ucapan Kayuna. “Jangan bilang … kamu terus berpikiran liar sejak tadi? Kamu canggung, atau takut aku akan berbuat—”

“Sudah kubilang aku nggak mikirin apa-apa!” potong Kayuna.

“Benarkah?” Adrian kian maju, matanya sedikit berkerut, memindai wanita yang tampak gugup di sisi pintu.

Kelopak mata Kayuna terus berkedip, ia meneguk ludah kasar, saat tangan berotot itu menghampiri wajahnya. “Adrian ….” Ia tercekat.

Ceklek!

Adrian menekan saklar lampu yang terletak di dinding, tepat belakang Kayuna berdiri.

“Kamu gugup? Apa yang kamu pikirkan, Kayuna?” bisik pria itu di dekat telinga Kayuna.

Kayuna spontan mendorong tubuh besar Adrian. “Apa-apaan kamu ini?! Sudah kubilang aku gak mikirin apapun!” sergahnya.

Ia lalu dengan mantap melangkahkan kakinya. “Nih, aku masuk. Anda puas?!”

Adrian terkekeh pelan, lalu cepat-cepat menepisnya. Ia tahu ini bukan saat yang tepat untuk memperlihatkan perasaannya. Ia berusaha menyimpannya rapat, meski kadang kendalinya goyah dan isi hatinya tampak begitu jelas.

‘Kendalikan dirimu, Adrian,’ batinnya, menegur diri-sendiri. ‘Tapi … Kayuna lucu sekali.’

“Kamu mau makan dulu? Atau mandi dulu?” Sambil berjalan, laki-laki itu dengan enteng melontarkan pertanyaan ambigu pada mantan kekasihnya.

“Mandi?!” Sudut atas matanya pun menukik tajam.

“Kamu mikir apalagi…?” keluh Adrian yang kini sudah berada di balik meja dapur. “Memangnya kamu bisa istirahat dengan keadaan seperti itu?”

Kayuna menurunkan wajahnya, memeriksa sekujur tubuh — penampilannya yang sangat kacau. Cipratan anggur yang ia pecahkan kala mengamuk di villa tadi, membekas noda di bajunya. Juga keringat dingin membuat lengket kulitnya.

Dia memang butuh sentuhan air untuk membersihkan diri.

“Kamar mandi ada di sebelah kanan,” ujar Adrian sambil menunjuk ke sudut ruangan.

“Oke,” sahut Kayuna singkat. Ia segera menuju ke ruangan kecil untuk membereskan kekacauan dirinya.

Baru saja masuk, tapi wanita itu mendadak keluar.

“Kenapa? Kamu butuh sesuatu?” tanya Adrian.

Kayuna mengulum bibirnya, enggan menyampaikan apa yang ia butuhkan. “Itu … aku butuh pakaian ganti.”

Adrian yang sibuk menumis pun langsung menoleh. “Ah, benar juga … baju ganti.”

“Tunggu sebentar,” ucap Adrian kemudian ia mematikan kompor, meninggalkannya menuju kamar.

Tak lama, pria itu keluar dengan membawa lipatan baju di tangannya. “Pakai ini, mungkin sedikit kebesaran, tapi lumayan bisa dipakai untuk malam ini.”

“Oh … makasih.” Kayuna lalu menerimanya, kini sudah tak ragu-ragu lagi.

Perempuan itu segera kembali menuju kamar mandi. Di depan cermin, ia menatap lekat wajahnya yang kacau. Goresan di leher bekas tangan kasar Niko yang mencekiknya, beberapa memar siksaan suaminya masih membekas di wajahnya.

Kayuna menghela napas berat. “Apa keputusanku tepat?” gumamnya.

Setelah selesai membersihkan diri. Kayuna membuka lipatan baju yang tadi diberikan oleh Adrian. “Ini ….” Ia merentangkan bajunya. “Kemeja doang? Nggak ada celananya?”

Kayuna ternganga. Ia bahkan memakai kembali pakaian dalamnya tadi, dan sekarang dia tidak diberi celana? Yang benar saja.

Tapi mau bagaimana lagi, pakaiannya tadi tak mungkin lagi ia pakai. Tak ada pilihan lain, ia pun langsung mengenakan kemeja berukuran jumbo itu.

Perbedaan tinggi Adrian dan Kayuna cukup besar, hingga tubuh mungil Kayuna nyaris tenggelam dalam balutan kemeja berwarna putih pucat itu.

“Ternyata aman, kayak pakai rok jadinya,” gumamnya kala menatap dirinya dari pantulan kaca.

Ia mengatur napasnya sebelum keluar dari kamar mandi. Begitu keluar, aroma tumisan menyambut inderanya. Ia melangkah mendekati sumber aroma itu.

Di sana, di balik meja makan. Adrian tampak duduk tenang dengan kedua tangan bertumpu di atas meja — menopang dagu, dua porsi nasi goreng sudah tersaji rapi di depannya.

Bola mata legam pria itu membulat sempurna, kala melihat Kayuna yang tampak berbeda dengan balutan kemeja kombrongnya.

“Wah … kamu masak sendiri?” Kayuna segera mendekat dengan tatapan hangat.

Adrian tak menjawab, ia masih terpaku dengan pemandangan yang tak biasa itu.

“Adrian?....” Kayuna memanggil pelan.

Laki-laki itu masih menganga tak sadar.

“Adrian?!” seru Kayuna.

“Hah?!” Akhirnya Adrian tersadar.

“Ngelamun aja, malem-malem juga. Ntar kesambet loh.” Kayuna bergurau.

“Oh, bukan. Sorry, silakan duduk.” Pria pemilik manik jernih itu terlalu kentara gugup. ‘Sial! Jantungku … sangat kacau! Kenapa Kayuna terlihat cantik memakai kemeja itu?’ gerutunya dalam hati.

Setelah menikmati makan malam pertama kalinya setelah bertemu kembali. Adrian mengantar Kayuna ke kamarnya.

“Tidurlah di sini, jangan pikirkan apapun, istirahat dengan baik,” ujar Adrian.

“Lalu, kamu tidur di mana?” balas Kayuna.

“Aku tidur di sofa luar.” Adrian menjawab singkat.

Kayuna menatap lekat, bibirnya seolah bergumam tapi tak ada suara.

“Sudah kubilang jangan pikirkan apapun, tidurlah,” perintah Adrian sambil meraih satu bantal dan selimutnya di atas kasur.

Setelah Adrian keluar, Kayuna langsung bersimpuh di dekat ranjang. Netranya menyapu pelan seisi ruangan, tak ada warna cerah di sana, semua desain dan properti berwarna samar gelap.

“Ini … benar-benar gaya Adrian,” komentarnya.

Ia menarik napasnya. Pikirannya kembali melayang. Meski hatinya belum begitu tenang, tapi di dekat Adrian cukup memberinya rasa aman.

***

“Adrian, tolong!”

*

*

Bersambung.

1
N Wage
yg rajin up ya Thor,aku suka ceritamu❤️
SooYuu: aaaa terima kasih banyak ya, Kak. atas dukungannya 😍😍
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
tetap ga tau diri kan...org kyk gini ga perlu empati dari kamu kayuna
💕Bunda Iin💕
ngapai sih ngebantuin org keras kepala...hati dia udah beku
💕Bunda Iin💕
oalah kalian punya hubungan toh...kau ga bersalah kevin karna kita ga akan tau apa yg akan terjdi esok hari
💕Bunda Iin💕
ternyata kevin yg membawa aleya ketempat itu klo iya kau ga bersalah vin...karna kau tdk akan tau apa yg akan terjdi saat itu..klo kau tau kau ga akan membawa aleya...semoga adrian bisa berfikir jernih
SooYuu: kevin masih polos saat itu, gampang dibodohi niko😭 kasian kevin
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
apakah pd saat kejadian ada kevin disana atau kevin ikut andil dlm memperkosa adik nya adrian🤔
💕Bunda Iin💕
kevin kau dendam dgn siapa niko atau adrian🤔
💕Bunda Iin💕
insiden apa ya yg pernah mereka alami🤔
Sunaryati
Kasihan sepertinya keadaan Kayunya yang miskin karena korban keserakahan Orang tua Adrian dan Niko.
💕Bunda Iin💕
danar siapa nya kevin🤔🤔
💕Bunda Iin💕
ga ada empati nya kau😡😡😡itu drah daging kau...tega sekali sebagai bpk😡😡😡aaa rasa nya pengen gue cekek nih aki²😡😡😡
💕Bunda Iin💕: ayo thor😂😂kesel model bpk kyk begini😡
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
kelak erick dan niko akan jatuh sejatuh nya oleh adrian
💕Bunda Iin💕
bodoh😡😡😡
💕Bunda Iin💕
irwan² kau telah hancur karna di kibulin oleh erick...anak gadis kau di perkaos ramai²...saksi nya ayah kayuna
💕Bunda Iin💕
oalah ternyata kau berkerja sama dgn erick agar kematian ayah kayuna di anggap bundir😡hanya demi uang dan kejayaan toh ckckckck
💕Bunda Iin💕
ak rasa kayuna keluarga kaya...karna di tipu sama ke dua laki² tua ini jdi bangkrut...dipekerjakan oleh erick di villa nya sebagai ob...ini dugaan akoh ya thor🤭
💕Bunda Iin💕: hooh salah ak...ga dpt nilai 100 dri author deh😁
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
pd saat pembahasan 5thn untung adrian sudah sampai👏ayo jelasin bpk irwan terhormat
💕Bunda Iin💕
asal lo tau ya...yg memperkosa putri kau itu sih niko...lo klo tau bisa gila...dan ada apa rahasia kalian para bpk²🤔misteri sekali🤔🤔
SooYuu: semuanya penuh misteri ya bun 👻😭
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
ada hbngan apa ya irwan dan rusman🤔🤔🤔
Sunaryati
Nah orang tua Adrian pernah melakukan kejahatan pada keluarga Kayuna, semakin seru
SooYuu: mak, makasih selalu hadir ya 😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!