NovelToon NovelToon
Istri Cantik Presdir

Istri Cantik Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Cintamanis / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: znfadhila

Ibu Alya meninggal karena menyelamatkan anak majikannya yang bernama Bagas, dia adalah tuan muda dari keluarga Danantya.
~
Bagas patah hati karena kepercayaannya dihancurkan oleh calon istrinya Laras, sejak saat itu hatinya beku dan sikapnya berubah dingin.
~
Alya kini jadi yatim piatu, kedua orang tua Bagas yang tidak tega pun memutuskan untuk menjodohkan Bagas dan Alya.
~
Bagas menolak, begitupun Alya namun mereka terpaksa menikah karena terjadi sesuatu yang tidak terduga!
~
Apakah Bagas akan menerima Alya sebagai istrinya? Lalu bagaimana jika Alya ternyata diam-diam mencintai Bagas selama ini?
Mampukah Alya meluluhkan hati Bagas, atau rumah tangga mereka akan hancur?
Ikuti kisahnya hanya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon znfadhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20.

Bagas dan Alya kini bersiap untuk pulang kembali ke kota, Berlian bersama suami dan juga kedua orang tuanya sudah pulang lebih dulu. 

Bagas benar-benar tidak ingin tinggal disini lebih lama, rasanya sangat memuakkan mengingat perlakuan warga disini kepada Alya. 

Pasutri baru itu juga sudah berziarah ke makam Nenek Alya sebelum benar-benar pergi. 

"Apa kamu sedih pergi dari sini?" suara Bagas memecah keheningan, mereka berdua duduk di ruang tengah, Alya fokus mengamati semua yang ada di rumah ini. 

Kenangan masa kecil bersama Neneknya ada di rumah ini, jika boleh jujur Alya tidak ingin kenangan ini hancur. 

Namun ada kenangan buruk juga yang hampir menghancurkan masa depan Alya, makanya Alya sekarang harus memilih. 

"Jujur terlalu banyak kenangan manis bareng Nenek disini sama Ayah juga, dulu aku banyak menghabiskan waktu masa kecil aku disini."

Suara Alya bergetar menahan tangis, dia sangat merindukan keluarganya, Ayah, Ibu serta Neneknya bahkan Kakeknya yang lebih dulu berpulang. 

"Aku tau." Bagas menggenggam erat tangan Alya. 

"Kenangan di rumah ini gak akan hilang, sebelum kamu mau perubahan di rumah ini, aku pastiin rumah ini akan selalu terawat." ucap Bagas lembut. 

Dia sudah merencanakan agar ada orang yang membutuhkan tinggal disini, mereka bebas tapi harus menjaga dan membersihkan rumah ini, Bagas juga tidak asal memilih orang dia memilih orang yang benar-benar tulus sehingga bisa menjaga rumah ini dengan baik. 

Alya langsung menatap Bagas, matanya langsung berkaca-kaca, jelas saja Alya terharu. 

"T-tapi kan nanti gak ada yang nempatin rumah ini." 

"Masalah itu jangan khawatir, semua bisa diatur jadi kamu bisa pikirin baik-baik soal rumah ini." Bagas mengelus pucuk kepala Alya. 

Sayang sekali jika rumahnya harus terbengkalai karena tidak ada yang mengurus, makanya Bagas ingin menjaga rumah ini. 

"M-makasih Bang, udah bantu aku." ucap Alya tulus, Bagas tersenyum. 

"Sekarang kamu istriku jadi kamu tanggung jawab aku, jangan pernah merasa takut aku bakal selalu ada buat kamu."

Deg! 

Jantung Alya berdebar kencang, tatapan Bagas begitu tulus sekali padanya. 

'K-kenapa tatapannya gitu, apa Bang Bagas bener-bener Terima pernikahan ini?' batin Alya gugup, selama ini tatapan Bagas tidak seperti itu padanya. 

"Ayo kita pulang." suara lembut Bagas membuat Alya tersadar dari lamunannya. 

"I-iya." tanpa melepas tautannya Bagas dan Alya berjalan keluar karena mobil sudah menunggu. 

Sepanjang perjalanan Alya hanya bisa tertegun dan tatapannya terfokus pada genggaman tangan Bagas yang begitu erat seolah tidak mah melepaskan Alya. 

'Apa perasaan Banga Bagas buat perempuan itu bener-bener udah hilang?' batin Alya penasaran sekaligus masih tak percaya. 

'Perasaan ini kayanya gak pernah hilang, sekarang aku harus gimana?' Alya tidak tau takdir akan membawanya kearah mana tapi yang jelas Bagas sekarang sudah menjadi suaminya. 

Alya tidak akan bisa pergi dengan mudah, Alya tersadar dari lamunannya setelah Bagas membukakan pintu mobil untukmu. 

"Makasih Bang."

"Sama-sama."

Mobil mewah milik Bagas melesat meninggalkan desa dimana Alya lahir dan tumbuh, pada akhirnya disini Alya berakhir dengan luka yang mungkin tidak akan pernah terlupakan. 

"Perjalanan lumayan jauh Al, kalo kamu ngantuk bisa tidur." kata Bagas, Alya tersenyum. 

"Abang juga istirahat, aku tau pasti Abang juga cape." perhatian Alya membuat hati Bagas menghangat, entahlah sepertinya dia salting. 

"Makasih, ayo tidur." Alya mengangguk, Bagas mengatur kursi mobil agar sedikit bersandar supaya Alya nyaman saat tidur. 

Alya mulai memejamkan matanya dengan nyaman, Bagas tidak langsung tidur melainkan menatap Alya yang sudah mulai terlelap. 

"Maaf, aku terlambat Al." bisik Bagas penuh tanda tanya, entah apa maksudnya. 

Melihat istrinya sudah terlelap dengan nyaman, Bagas menyenderkan kepala Alya di bahunya, Bagas akhirnya bisa memeluk Alya dengan erat. 

"Al, aku janji akan berjuang buat pernikahan kita, aku bakal lindungin kamu dan bahagiain kamu, perasaan aku buat dia udah lama mati." tatapan Bagas menajam mengingat wanita ular yang membuatnya buta. 

"Mulai sekarang di hati aku cuma ada kamu Alya, istriku." lanjut Bagas dengan penuh penekanan, Alya adalah miliknya sekarang dan tidak boleh ada yang menyakiti Alya sedikit pun. 

****

Di mobil berbeda suasana nampak ceria karena Berlian banyak bercerita, wanita itu sangat senang karena pada akhirnya Bagas menikah dengan Alya. 

Suasana ceria itu berubah saat Joshua mengeluarkan suaranya. 

"Maaf Ayah, Ibu, sebelum aku bahas masalah ini ke Bagas kayanya aku harus bahas ini dulu sama Ayah dan Ibu." suara Joshua terdengar sangat serius. 

Berlian menatap suaminya dengan penuh tanya. 

"Ada masalah apa Mas?" tanya Berlian, Joshua menatap istrinya kemudian tersenyum lembut. 

"Ini masalah pelaku yang menyebabkan kecelakaan itu sayang." jawaban dari Joshua membuat Zaki dan Husna kaget. 

Berlian juga sama kagetnya, namun bukan itu yang jadi masalah Joshua pasti sudah mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. 

Berlian yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres, karena jika kecelakaan biasa Joshua pasti akan langsung mengatakannya. 

"Apa kecelakaan itu disengaja?" tebak Berlian to the point, suasana semakin tegang. 

Joshua tidak langsung menjawab, Zaki dan Husna saling pandang. 

"Apa bener Nak?" tanya Zaki menoleh ke belakang, posisinya Joshua dan Berlian duduk dibelakang mereka. 

"Bener Ayah, Ibu sesuai dugaan Berlian kecelakaan ini memang udah di rencanakan dan targetnya Bagas."

Deg! 

Husna langsung bergetar mendengar kenyataan itu, bagaimana mungkin ada orang jahat yang berniat mencelakai putranya. 

"Astaghfirullah." Husna langsung mengucap istighfar, Zaki menggenggam erat tangan istrinya. 

"Tenang Bu." Zaki mencoba menenangkan Husna. 

"Jadi bener?" Berlian menutup mulutnya, jika Alya tau masalah ini pasti Alya akan semakin hancur. 

Ibunya meninggal karena kecelakaan yang direncanakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, padahal Ambar tidak salah apapun. 

"Siapa mereka Jo? Apa kamu udah tau siapa yang sengaja melakukannya?" suara Zaki menggeram marah. 

"Semua bukti udah jelas Ayah, pelaku ini udah lama ngawasin Bagas dia cari celah supaya bisa hancurin Bagas makanya dia merencanakan kecelakaan ini."

"Kurang ajar!" Zaki jelas marah karena bagaimanapun juga yang di teror sekarang adalah Bagas putra nya. 

Bahkan kecelakaan ini memakan korban, mereka sungguh keterlaluan. 

"Siapa orangnya Mas? Dia harus bayar mahal." Berlian mengepalkan tangannya kuat. 

"Dia pengkhianat, dia cukup deket sama Bagas lebih tepatnya dia pura-pura jadi teman yang baik padahal aslinya dia siap buat jatuhin Bagas kapan aja."

Deg! 

"Apa ini ada hubungannya sama masa lalu?"

"Ya!"

"Brengsek! Gara-gara nenek sihir itu!"

Bersambung......... 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!