Cinta Sabrina

“Oh Eliana sedang ke lantai atas bersama Anjani. Nyonya” kata Dian pada Helena.

“baiklah kalo begitu” kata Helena, dia lalu melangkah menuju lift. Dian pun dengan cepat menghentikan Helena.

“ Maaf nyonya, anda ada urusan apa dan mencari siapa?” tanya Dian.

“saya kesini mau mencari anak-anak saya di lantai paling atas” kata Helena.

“Tapi nyonya, lantai paling Atas hotel ini adalah ruangan direktur utama...” Dian terdiam sejenak memperhatikan penampilan Helena. Dia teringat dengan Helena yang pernah menghadiri acara amal di Arbecio International hotel.

“Maaf nyonya, apa nyonya ini nyonya Helena?” tanya Dian takut ika dia sudah menyinggung Helena.

Dengan tersenyum lembut Helena menjawab pertanyaan Dian.

“Ya, saya nyonya Helena. Ingin bertemu dengan direktur utama dan direktur keuangan Arbecio” kata Helena membuat Dian semakin gugup. Helena menyadari jika saat ini Dian tampak takut dan gugup, dia tersenyum lembut.

“Saya benar-benar minta maaf karena sudah menghalangi anda untuk bertemu dengan putra anda” kata Dian penuh penyesalan.

“Sudah tidak apa-apa, kamu jangan takut saya nggak makan orang kok. Saya paham kamu hanya menjalani tugas kamu dengan baik di hotel ini” kata Helena ramah.

“Sekali lagi saya minta maaf nyonya, untuk menebus kesalahan saya akan mengantar anda ke ruangan pak Raka dan pak Bima” kata Dian sopan.

“Terima kasih kalau begitu” kata Helena senang.

Dian berbicara dengan teman sesama resepsionis untuk menjaga front desk sementara dia mengantar Helena ke lantai atas.

“mari nyonya” kata Dian mengantar ke lift tamu.

Ting....

Pintu lift terbuka, Helena dan Dian masuk ke dalam lift. Dian menekan tombol lift untuk menuju ke lantai atas, Helena tampak senang memberikan kejutan untuk anak-anaknya.

Pintu lift terbuka di lantai paling atas, Helena dan Dian tampak bingung dengan orang-orang berkumpul di depan ruangan Raka.

Helena melihat Eliana yang berdiri tidak jauh dari kerumunan orang-orang. Dia akan menyapa putrinya seketika terkejut saat melihat putra pertamanya dengan lantang menyebutkan jika perempuan yang di rangkulnya adalah tunangannya.

“Dia adalah tunangan ku dan sebentar lagi kami akan menikah” kata Raka dengan lantang.

“APAAAAA” terdengar suara perempuan dari arah belakang Eliana yang tidak lain adalah Helena. Dian pun ikut terkejut saat Raka mengatakan jika Anjani adalah tunangannya.

Jadi, Jani calonnya pak Raka? Hilang deh kesempatan gue buat deketin pak Raka, kata Dian sedih, dia lalu melangkah pergi kembali ke front office.

“Mami” panggil Eliana membuat Bima, Raka dan Anjani melihat ke arah Helena berdiri.

Gawat mami disini, bisa berantakan semuanya kata Eliana terkejut dengan kedatangan Helena.

Anjani semakin terkejut saat melihat kedatangan Helena

“gimana nih kak Raka, Mami ada di sini. Jani takut kak semunya makin runyam” bisik Anjani pada Raka.

Maminya Raka, kesempatan gue buat bisa jadi istrinya Raka. Dilihat dari gaya maminya dia orangnya modis kalah jauh ama cewek kampungan ini dan gue lebih modis lebih kaya dari cewek kampungan ini guman Rani dengan angkuh.

“Mami, mami ngapain kesini?” Tanya Eliana membuat Rani sedikit terkejut.

Siapa lagi ni cewek? Kok keliatannya akrab benar ama maminya Raka. Gue harus bertindak cepat kata Rani berjalan menghampiri Helena dan Eliana.

“kalo mami nggak kesini, mami nggak akan tau ada hal seperti ini” kata Helena,

“Halo mami, kenalin aku Rani. Calon istrinya Raka” kata Rani membuat Raka, Bima, dan Eliana kelimpungan.

Breng**k ni cewek. Halunya nggak ilang-ilang , Udah gerah aku hadapin ni cewek kata Raka dalam hati.

“Bukan mi, dia bukan calon nya Raka mi” kata Raka mendekat di ikuti Anjani dan Bima.

Klien Raka jadi bingung melihat drama yang terjadi di hadapannya, Bima langsung mengambil tindakan dengan meminta maaf pada klien mereka. Klien Raka mengerti dan meninggalkan Arbecio dengan di antar langsung oleh Selly sekretaris Raka.

“raka kenapa sih kamu ngelak terus, lebih baik kamu jujur sama mami. Nggak akan mungkin mami punya cewek kampungan, dekil dan jelek seperti dia” kata Rani merendahkan Anjani.

“Siapa yang kamu panggil cewek kampungan, dekil dan jelek?” tanya Helena.

“Cewek itu mami” tunjuk Rani pada Anjani membuat Helena kesal.

“Berani sekali kamu menghina tunangan putra saya” Helena marah dan menghardik Rani.

“ mami” kata Rani terkejut tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan Helena.

“Lancang sekali kamu memanggil saya mami. Hanya keluarga saya saja yang boleh memanggil mami” kata Helena marah.

“Ma maaf tante. Ta tapi” belum selesai Rani berbicara Helena kembali berbicara

“Raka kamu usir perempuan ini. Mami nggak mau melihat dia di sini lagi” kata Helena sambil mengajak Eliana dan Anjani masuk ke ruangan Raka.

“Bim, panggil security untuk mengusir dia dari sini” perintah Raka berlalu masuk ke ruangannya.

Bima segera memerintahkan security untuk menarik paksa Rani keluar dari Arbecio International Hotel.

Lihat saja, gue akan balas penghinaan ini kata Rani dendam lalu melangkah pergi meninggalkan Arbecio.

Di dalam ruangan Raka, Anjani, Eliana dan Bima duduk di sofa ruangan milik Raka. Helena tampak sangat senang saat mengetahui jika Raka akan menikahi Anjani sesuatu yang sudah sangat lama dia tunggu.

“akhirnya mami senang kamu mau menikah dengan Anjani. Secepatnya mami akan membicarakan hal ini dengan keluarga besar untuk menentukan tanggal pernikahan kalian” kata Helena senang,

“Mi, sebentar...” Eliana yang bermaksud menjelaskan duduk perkara sebenarnya langsung terdiam saat Helena berbicara.

“Kamu ya nggak pernah bilang sama mami kalo suka sama Anjani, sekarang mami akan pulang ke rumah dan membicarakan hal ini dengan Wulan. Nanti malam mami akan mengundang Wulan dan Cakra makan malam di rumah kita” kata Helena membuat Bima, Anjani, Raka dan Eliana kebingungan.

“Tap..tapi mam” Bima ikut menjelaskan langsung di potong oleh Helena.

“Mami akan pulang sekarang nemuin Wulan untuk membicarakan pernikahan kalian” kata Helena beranjak pergi meninggalkan mereka berempat kebingungan.

Eliana terdiam tidak tahu harus bagaimana

“Ini semua gara-gara si cewek halu. Semuanya jadi berantakan begini” kata Eliana kesal.

“Ini juga salah kamu dek, ngasih ide yang menjadi jebakan buat kak Raka dan Anjani” kata Bima menyalahkan Eliana.

“ loh kenapa salah Elia? Masih mending Elia ngasih solusi buat tu cewek halu pergi” kata Eliana kesal, pertengkaran membuat Raka semakin kesal.

“Sudah!!! Kalian bertengkar nggak akan membuat masalah ini selesai begitu aja. Lebih baik kita pikirkan solusi buat jelasin ke mami kalo semua ini hanya rencana kita buat ngusir cewek halu itu” kata Raka menengahi.

Anjani tampak sedih dan bingung bagaimana harus berbicara pada Wulan.

“Sekarang gimana Elia, gimana caraku ngejelasin sama mama dan papa?” Kata Anjani kebingungan.

“Tenang Jani, kita akan bantu kamu buat jelasin semuanya sama keluarga kita” kata Eliana menenangkan Anjani.

“ Kita akan jelaskan semuanya saat makan malam nanti” kata Raka menenangkan Anjani.

Bima terlihat sedih dan iba saat melihat gadis yang di cintainya bersedih.

“lebih baik sekarang kamu dan Elia pulang. Nanti kakak yang akan membicarakan hal ini pada Manager kalian” kata Bima.

“oke kak” kata Eliana.

Anjani dan Eliana keluar dari ruangan Raka, mereka melangkah ke lift. Anjani tampak sedih dan bingung, dia hanya berniat menolong tapi dia malah dalam masalah besar menyangkut masa depannya.

Eliana meminta Anjani untuk menunggunya sebentar di loby, dia segera pergi ke loker karyawan untuk mengganti pakaiannya. Eliana segera menghampiri Anjani dan pulang bersama-sama ke rumah mereka.

*************

terus dukung Author

dengan cara like, vote dan tipnya.....😊😊😊

jangan lupa juga kasih rate nya ya....😊😊😊

( Π_Π )

makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗