Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Cukup Intens
"Apa maksud kamu mengatakan seperti itu?" tanya Alana.
"Kau tidak polos dan selugu yang aku pikir dan aku rasa mengerti dengan apa yang aku katakan," jawab Raymond.
"Persiapkan dirimu untuk melakukan tugasmu!" tegas Raymond dengan suara dingin yang membuat Alana kesulitan menelan Salivanya.
Setelah selesai meminum air lemon yang diberikan Alana membuat Raymond meletakkan gelas tersebut di atas meja dan dia tampak berlalu dari hadapan Alana yang mana Raymond langsung memasuki kamar mandi kembali.
Alana membalikkan tubuhnya melihat ke arah pintu kamar mandi yang sudah tertutup.
"Apa maksudnya aku harus menuruti apa yang dia katakan!"
"Bagaimana mungkin dia bisa melakukan semua itu dengan paksaan?" ucap Alana dengan kebingungan.
Alana menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan, "ya Allah aku tidak tahu lagi harus berbuat apa? Ya Allah hamba menyerahkan semua ini kepadamu. Engkau maha mengetahui. Hamba juga takut durhaka kepada suami hamba sendiri. Tetapi rasanya sakit dan tidak adil jika seorang istri harus menyerahkan seluruh hidupnya kepada pria yang jelas-jelas tidak menginginkannya. Ya Allah berikan rasa adil kepada hamba," ucap Alana yang memejamkan matanya dengan nafasnya yang sejak tadi naik turun.
Raymond berada di dalam kamar mandi yang berdiri di bawah shower dengan kedua telapak tangannya diletakkan pada dinding dengan kepalanya yang menunduk melihat lantai.
Suara nafasnya terdengar naik turun dengan mata terpejam.
Raymond mengingat saat dirinya berada di dalam mobil yang menunggu lampu merah, saat matanya menoleh ke sebelah kiri yang ternyata mobil di sebelahnya adalah mobil dari Anthony.
Hal yang mengejutkan Raymond adalah wanita yang berada di dalam mobil itu yang tak lain adalah Naomi yang tampak mesra dengan Anthony. Naomi yang menyandarkan kepalanya di bahu Anthony yang terlihat sangat romantis.
Raymond tampak schok melihat hal itu dan ingin membuka pintu mobil, tetapi seketika hal itu tidak jadi dia lakukan yang mengeluarkan ponselnya.
"Iya sayang!" suara wanita itu terdengar begitu lembut.
"Kamu di mana?" tanya Raymond dengan suara berat.
"Aku masih di Amerika dan sekarang sedang makan di luar," jawab wanita itu.
Raymond pendengar kasar mendengarnya yang kembali menoleh ke arah mobil tersebut, yang mana wanita yang tampak menelepon.
"Kenapa sayang?" tanya Naomi.
"Tidak apa-apa. Semoga kamu bersenang-senang," ucap Raymond tersenyum dan langsung mematikan panggilan telepon tersebut.
Raymond kembali melihat reaksi Naomi yang sepertinya Anthony mempertanyakan ada apa.
Sejak saat itu Raymond mencari tahu sebenarnya ada apa hubungan kekasihnya dengan ayahnya. Di depan mata Raymond banyak sekali pertemuan dan bukti-bukti keromantisan orang tersebut yang ternyata memiliki hubungan yang sangat dekat.
Anthony sejak awal dikenal memang suka bermain wanita, telinga Raymond sudah kebal mendengar pertengkaran orang tuanya yang tidak jauh-jauh dari wanita. Raymond sudah terbiasa dengan hal itu sejak kecil.
Tetapi hal yang menyakitkan bagi Raymond adalah yang tidak menyangka jika ayah kandungnya bisa menjalin hubungan dengan calon istrinya. Raymond benar-benar terluka dengan kejadian 8 tahun lalu dan bahkan Anthony memiliki anak dari calon istrinya itu.
Ternyata Alana tidak tidur, tadi dia membereskan kamar, karena sepatu dan dasi Raymond yang diletakkan di mana-mana. Alana tetap tidak bisa tenang dengan semua pernyataan Raymond.
Alana mengambil dasi yang berada di atas lantai dan ketika membalikkan tubuhnya membuatnya kaget yang mana Raymond yang hanya menggunakan jubah mandi sudah berdiri di depannya.
Hal itu benar-benar membuat Alana kaget dan hampir saja jatuh tersungkur ke belakang yang untung saja dengan sigap Raymond menahan pinggang Alana sehingga tubuh kecil itu tampak kayang.
Mata Alana yang melotot dengan kedekatan itu yang wajahnya seketika mendadak memerah, Raymond menatap istrinya itu begitu dalam yang bahkan terlihat dari jakunnya tambah kesulitan menelan ludah.
Air dari rambutnya masih basah bahkan jatuh ke pipi Alana. Posisi intens pasangan itu benar-benar begitu sangat dekat yang membuat jantung keduanya berdebar begitu kencang.
Sampai beberapa detik Alana tersadar dan melepaskan diri dengan cepat dari Raymond yang tampak gelisah dengan mengusap-usap lengannya dan bahkan tidak berani menatap Raymond.
"Makanya hati-hati! Jadi perempuan selalu ceroboh," ucap Raymond menghela nafas.
Alana tidak mengatakan apa-apa dan Raymond terlihat berjalan menuju lemari yang tampak mengambil kaos ganti. Alana langsung membalikan tubuhnya dengan cepat saat pria itu dengan entengnya melepas jubah mandinya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Alana dengan suara bergetar.
Raymond mendengus kasar yang hanya menoleh ke belakang sebentar sembari memakai kaos putih.
"Memang kenapa?" tanyanya tanpa merasa berdosa.
"Kamu aku ada di sini dan kenapa kamu ganti pakaian sembarangan? apa tidak bisa langsung ke kamar mandi hah!" ucapnya dengan kesal.
"Ini adalah kamarku dan terserah aku mau mengganti pakaian di sini atau di manapun. Apa urusannya denganmu," sahut Raymond.
"Ya, terus itu ada urusannya karena aku ada di sini," jawab Alana.
"Kalau kamu tidak suka bisa pergi dan kalau aku juga ingin mengganti pakaian di depanku, maka silakan!" sahut Raymond yang terus saja berpakaian yang pada akhirnya sudah selesai.
"Aku sama sekali tidak sudi melakukan hal itu!" tegas Alana dengan merapatkan giginya yang sangat kesal pada suaminya itu.
"Cepatlah ganti pakaianmu!" tegas Alana.
"Memang kau pikir siapa dirimu yang berani memerintahku," sahut Raymond.
"Issss, kau benar-benar menyebalkan!" ucapnya dengan kesal.
Alana perlahan mundur menuju tempat tidur tanpa membalikan tubuhnya, dia seperti orang buta yang meraba-raba dan ketika kakinya sudah berada di ujung tempat tidur yang mana Alana langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur dengan posisi tetap berbalik asalkan tidak melihat Raymond.
Raymond hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya itu dengan tersenyum miring yang mana sepertinya Raymond sengaja melakukan hal itu di depan Alana.
****
Alana kembali sarapan bersama keluarga Raymond.
"Kau mabuk tadi malam Raymond?" tanya Bagaskara yang membuat Raymond menghentikan sarapannya dan melihat ke arah kakek.
Sementara Lastri menghela nafas yang khawatir bahwa apa yang dilakukan Raymond akan menjadi masalah besar.
"Bagaimana mungkin kau bisa mengurus Perusahaan, jika kau tidak bisa mengubah sifatmu untuk tidak minum-minum!" tegur Kakek dengan tegas.
Raymond menghela nafas, "seharusnya nasehati terlebih dahulu gurunya dan baru muridnya," jawab Raymond dengan santai yang pasti memberikan sindiran kepada Anthony.
"Raymond!" tegur Lastri yang selalu berusaha untuk menghindari pertengkaran anak dan juga suaminya itu dan sementara Alana seperti biasa akan selalu diam saja.
"Aku sudah mengingatkanmu berkali-kali untuk menjaga sikap dan sopan santun!" tegas Anthony.
"Aku sangat heran melihat kakek yang apa-apa hanya menegurku saja dan tidak berani berbuat apapun pada anaknya," ucap Raymond yang tampak tidak peduli sama sekali dengan teguran Anthony.
"Kau masih ingin memperpanjang hal ini?" tanya Anthony yang kembali menahan diri.
"Lalu kenapa jika iya. Memang Anda akan melakukan apa kepadaku?" tanya Raymond tampak menantang Anthony.
"Aku coba lihat apa yang bisa kau lakukan setelah kau berani berbicara seperti ini padaku. Anak kemarin sore yang hanya bisa melawan ayahnya, kau pikir bisa berbuat apa-apa hah!" ucap Anthony yang terdengar begitu menakutkan yang seperti ada sesuatu yang ingin dia lakukan agar Raymond bisa patuh padanya.
Bersambung.....
Benar kata Clara kamu jangan tinggalkan Raymond yg masih syok dan sangat rapuh jiwanya.
kalau nanti nemuin mamamu lebih baik ajak Raymond , biar dia sedikit lebih tenang berada ditengah2 keluarga yg berhati tulus
benar alana msh banyak lg rahasia yg blm raymond ketahui tentang dirinya
sehingga kamu bisa menemani Raymond suamimu yg rapuh sekarang??
kenapa kamu marah?? bukankah selama ini kamu juga berbohong sama Raymond, dg dalih biar Raymond dak terluka??
Memang enak dibohongi , pasti enggaklah?? 😲😡 Makanya jadi pasutri itu harus saling jujur , saling percaya, saling mengerti??
Kalau sudah spt ini cobalah dibicarakan??🤔😇😇
berarti selama ini raymond sudah curiga sm kelakuan ibunya