perjalanan wanita tangguh yang sejak dalam kandunganya sudah harus melawan takdirnya untuk bertahan hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adiwibowo Zhen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejahatan berbalut amal
Ruang kerja mewah dengan pencahayaan remang-remang. Suharti dan Ratmono duduk berhadapan di sofa kulit, segelas anggur di tangan mereka.
"Mon,sudah waktunya kita tingkatkan level. Kekayaan kita mulai stagnan."Suharti sambil mengelus gelas anggurnya.
"Kau punya ide,Har?"Ratmono sambil mencondongkan badanya ke arah Suharti.
"Anak-anak yatim...Jiwa mereka masih murni, energi spiritualnya kuat. Sempurna untuk... persembahan."Suharti dengan senyum tipis yang memabukan
"Tapi bagaimana caranya tanpa mencurigakan?"Ratmono sambil menghela nafas.
"Kita buat acara amal besar-besaran.Undang Kyai Mansur - dia paling dihormati di wilayah ini. Framing-nya santunan anak yatim."Suharti sambil berjalan ke arah jendela.
"Dan di balik panggung..."Ratmono mulai tersenyum kecil.
"Kita lakukan ritual kecil.Dengan bantuan Kyai yang tidak tahu, doanya akan membuka portal energi."Suharti sambil memutar mutar cincin kecil bermata hitam di jarinya.
Dari arah belakang Ratmono memeluk pinggang suharti ,berbisik pelan .kalo begitu kita ,merayakan dengan cumbuan .sambil menggigit lembut telinga suharti .
Merasakan gigitan lembut suaminya ,suharti yang sudah sedikit mabuk ,gairahnya memuncak .berbalik menyatukan bibirnya ke arah Ratmono.
Dengan semangat nafsu iblis ,Ratmono mengangkat suharti ,ke ranjang ,merobek bajunya helai demi helai ,mencari ubur ubur berkutil hitam ,lalu melahapnya ,merasakan ubur uburnya di lahap,suharti mengerang ,tanganya bergerak lembut ,mencari tombak perang hitam ,dengan hiasan bulu bulu kribo. Memainkan dengan lembut ,tak tahan suharti mendorong Ratmono ,terlentang,dan suharti langsung menjilati eskrim hitam dengan buas .
Ratmono mengerang ,bagai banteng yang marah tak tahan ,mendorong suharti terlentang ,dengan tombaknya yang sudah lurus bagai tiang listrik .menancapkan ke gua hitam .ah uh erangan bergema di dalam kamar .berguling guling ,menusuk naik turun bagai piston motor dengan kecepatan penuh .mas sampai iya har .ah ah ah keringat mengucur di tubuh suharti dan Ratmono ,dengan wajah puas .
Pesantren Kyai Mansur yang sederhana. Suharti dan Ratmono datang dengan mobil mewah, membawa berbagai bingkisan.
"Assalamualaikum.Apa yang membawa Tuan dan Nyonya ke tempat sederhana ini?"kyai mansur dengan senyum ramah.
"Kyai,kami ingin beramal untuk anak-anak yatim. Mohon bimbingan Kyai untuk acara santunan."Suharti dengan rendah hati dan wajah dermawan.
"Ini sedekah untuk pesantren,Kyai."Ratmono sambil menyodorkan,amplop tebal.
"Alhamdulillah,niat baik Tuan dan Nyonya. Insya Allah saya akan bantu."kyai mansur tersenyum dan mengangguk bijak.
Iya terimakasih atas waktunya pak kyai ,kami pamit undur diri mau meneruskan ke panti asuhan anak yatim.Ratmono dengan mimik mulia dan bersahaja.
Oh iya ,hati hati di jalan ,kyai mansur dengan senyum kagum dalam hati andai semua orang kaya ,seperti pak Ratmono dan bu Suharti dunia ini pasti damai sentosa.
Panti asuhan sederhana dengan 30 anak yatim. Suharti berpura-pura peduli.
"Anak-anak yang lucu...Kalian semua akan diundang ke pesta besar di rumah kami."Suharti sambil memegang pipi seorang anak.
"Terima kasih,Nyonya. Ini berkah yang tak terduga."pengurus panti dengan wajah terharu dan air mata menggenang di pelupuk mata.
"Kami akan menyediakan bus khusus untuk menjemput mereka."Ratmono sambil membagikan permen dan snack kepada anak anak,dengan senyuman ramah.
Saat berbalik, senyum tulus di wajah Ratmono berubah menjadi senyum sinis.
Taman rumah mewah, malam sebelum acara besok pagi.
"Semua sudah siap?sesaji sudah di masukan kedalam sumur?"Suharti memeriksa panggung.
"Sudah,Har. Semua sudah komplit sesuai pesanan . Besok saat Kyai memimpin doa..."Ratmono sambil menganguk serius.
"Kau yakin Kyai tidak akan merasakan sesuatu?"Ratmono dengan wajah agak sedikit gugup.
"Doa tulus justru akan memperkuat ritual kita.Dia tidak akan tahu sedang menjadi alat kita."Suharti dengan senyum dinginya.
Kyai mansur oh kyai mansur ,amal ibadahmu hanya akan ,jadi pundi pundi kekayaan kami ,gumam suharti.
Matahari pagi menyinari kediaman mewah Suharti dan Ratmono dengan cahaya keemasan. Kyai Mansur tiba dengan pakaian putih-putihnya yang bersih, disambut oleh tuan rumah dengan senyum manis.
"Pak Kyai,silahkan duduk di panggung. Sebentar lagi anak-anak yatim akan tiba."Suharti dengan suara merdu dan sikap rendah hati.
"Oh iya,Bu Suharti. Terima kasih."kyai mansur dengan senyum bijaknya.
Sambil berjalan menuju panggung, Kyai Mansur mengamati dekorasi yang megah. Matanya berbin-binar takjub.
"Sungguh dermawan,hamba Allah yang mulia..."Kyai mansur bergumam dalam hati kecilnya.
Ratmono menghampiri dengan langkah percaya diri.
"Ini tumpengnya,Pak Kyai. Nanti setelah doa, kita makan bersama anak-anak yatim agar tercipta kebersamaan."Ratmno sambil menunjuk tumpeng dengan wajah ramah dan sikap dermawan yang ikhlas.
"Oh iya tentu,Pak Ratmono. Ini sangat bagus. Dengan begini, kita mendapat berkah bersama dari Allah SWT."Kyai mansur sambil mengangguk dan senyum ramah.
Larasati dan Nia mengintip dari balik jendela.di kamar atas loteng.
"Dasar Pak Kyai bodoh!Apa dia tak tau kalau di bawah pantatnya ada ular siluman?"Larasati menggelengkan kepala dengan suara berbisik jijik.
"Iya benar,Kak. Sepertinya ada yang aneh dengan acara ini."Nia dengan wajah polos yyang terlihat sedikit cemas.
"Kita tonton saja dari sini."Larashati sambil memegang bahu adiknya
"Iya,Kak. Aku juga malas ke sana. Rasanya aneh dan tak nyaman."Nia dengan kening berkerut.
"Iya benar.Paling Pak Kyai besok tak lama mati."Larashati dengan suara pelan berbisik .
"Kenapa begitu,Kak?"Nia dengan wajah kaget dan sedikit ketakutan.
"Kakak tak tau juga,tapi Kakak merasa begitu."Larashati sambil menggelengkan kepala tanpa rasa berdosa dari apa yang dia ucapkan.
Nia mengangguk diam, matanya tetap fokus ke taman di bawah.
Bus besar berwarna putih akhirnya tiba. Puluhan anak yatim turun dengan tertib, mengenakan baju terbaik mereka. Mereka berbaris rapi sebelum naik ke panggung, sementara kursi-kursi di bawah mulai dipenuhi warga sekitar dan para pegawai Suharti dan Ratmono.
"Pak,Bu, maaf kami agak telat."Pengurus panti dengan wajah gugup.
"Oh,tak apa-apa. Lagian cuma telat lima menit."Suharti dengan senyum manisnya,yang seperti madu ,tapi isinya racun.
Acara pun dimulai dengan sambutan hangat dari Ratmono, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin Kyai Mansur. Suara lantunan doa bergema di seluruh taman,dan dengan pengajian pak kyai Mansur yang sudah terkenal suasana sangat hangat dan bahagia,wajah wajah ,anak anak yatim pun berseri seri bahagia,begitu juga Ratmono dan Suharti.
Tumpeng mulai dibagikan, sementara Kyai Mansur dengan polosnya terus memimpin doa, tak menyadari bahaya yang mengintai di balik kemeriahan acara amal ini.namun dari loteng, Larasati bisa melihat bayangan hitam ular besar melingkar di bawah panggung, seprti menghisap sesuatu ,dari semua orang yang memakan tumpeng,lalu menyemburkanya ke arah Suharti dan Ratmono.
