NovelToon NovelToon
Rela Di Madu

Rela Di Madu

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Fahira Azalwa, seorang gadis cantik yang harus menelan pahitnya kehidupan. Ia berstatus yatim piatu dan tumbuh besar di sebuah pesantren milik sahabat ayahnya.

Selama lima tahun menikah, Fahira belum juga dikaruniai keturunan. Sementara itu, ibu mertua dan adik iparnya yang terkenal bermulut pedas terus menekan dan menyindirnya soal keturunan.

Suaminya, yang sangat mencintainya, tak pernah menuruti keinginan Fahira untuk berpoligami. Namun, tekanan dan hinaan yang terus ia terima membuat Fahira merasa tersiksa batin di rumah mertuanya.

Bagaimana akhir kisah rumah tangga Fahira?
Akankah suaminya menuruti keinginannya untuk berpoligami?

Yuk, simak kisah selengkapnya di novel Rela Di Madu
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20

Setelah berbincang dan berdebat sedikit, akhirnya Viola memutuskan untuk memanggil suaminya dengan sebutan 'Mas'. Awalnya ia ingin memanggilnya Abang seperti Fahira, tapi Fahira tidak mau jika panggilannya disamakan.

"Aku berangkat kerja dulu. Kamu baik-baik di rumah, ya," pamit Zidan pada Fahira yang mengantarnya sampai ke depan pintu, sementara Viola sedang mencuci piring di dapur.

"Hati-hati, Bang. Kabari kalau sudah sampai di kantor!" sahut Fahira sambil menyalami suaminya.

"Mau Abang bawakan apa saat pulang nanti?" tanya Zidan setelah berdiri di depan mobil.

"Aira nggak pengen apa-apa. Aira cuma mau Abang pulang dengan selamat!" jawabnya tulus.

Mendengar itu, Zidan mengecup kening istrinya lalu tersenyum sebelum menaiki mobilnya.

"Abang berangkat, ya?" pamitnya lagi sambil menyalakan mesin mobil.

"Iya, Bang," sahut Fahira sambil melambaikan tangan melihat mobil suaminya meninggalkan halaman rumah.

Saat Fahira berbalik, ia melihat Viola berlari sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Mas Zidan! Ini berkasmu ketinggalan!" teriak Viola berusaha mengejar mobil suaminya.

Namun sayang, mobil Zidan sudah menjauh keluar dari gerbang perumahan. Fahira yang melihat itu segera menghentikan Viola agar tak perlu mengejar.

"Sini, biar aku saja yang antar berkas itu ke kantor Bang Zidan," ucap Fahira sambil menyodorkan tangannya meminta berkas tersebut.

"Tidak usah, biar aku saja! Aku sekalian mau pergi, jadi biar aku yang antar, oke? Aku siap-siap dulu kalau begitu!" Viola melangkah menuju kamarnya membawa berkas itu, meninggalkan Fahira yang masih berdiri di sana.

Fahira yang tak memiliki pekerjaan memilih bersantai di kamar. Ia enggan duduk di ruang keluarga karena di sana ada ibu mertua yang tidak menyukainya sedang menatap layar televisi.

Viola sudah bersiap. Ia menuruni tangga satu per satu, lalu berjalan menuju kamar Fahira untuk berpamitan.

Tok-- tok-- tok--

Fahira membuka pintu dan mendapati Rose berdiri di depannya dengan pakaian rapi dan wangi.

"Ada apa, Viola?" tanya Fahira menatap madunya dari atas ke bawah.

"Mbak, aku pergi dulu ya. Kalau nanti aku pulang malam, tolong sampaikan pada Mas Zidan kalau aku ada urusan yang harus kuselesaikan," ucapnya sopan.

"Oh, baiklah. Bukannya kau mau ke kantor? Sekalian saja temui dia," sahut Fahira.

"Ya, siapa tahu nanti di kantor aku tidak bisa bertemu dengannya, jadi aku bilang dulu pada Mbak," jawab Viola dengan senyum tipis.

"Baiklah, hati-hati," sahut Fahira sebelum menutup kembali pintu kamarnya dan menguncinya.

Viola melangkah melewati ruang keluarga. Melihat ibu mertuanya, ia pun berpamitan.

"Bu, aku pergi dulu ya. Tidak usah menungguku, aku mungkin pulang malam, malam ini!"

"Apa kau sudah izin dengan suamimu?" tanya Bu Zubaidah dengan ekspresi penuh curiga melihat penampilan Viola.

"Sudah, Bu. Aku pergi dulu, ya."

Viola menyalami ibu mertuanya dengan sopan lalu melangkah keluar. Taksi online yang dipesannya sudah menunggu di depan rumah. Ia pun naik dan meminta sopir mengantarnya ke perusahaan milik Zidan.

~~

Tiga puluh menit perjalanan, akhirnya Viola tiba di perusahaan suaminya. Ia memutar pandangan, mengagumi desain gedung megah itu. Saat melangkah di lobi, tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Bruuuk!

"Aaw! Hey, kau punya mata tidak? Kalau jalan lihat-lihat dong! Jatuh, kan aku jadinya!" gerutu Viola sambil berdiri dan menatap pria yang menabraknya.

Mata Viola membulat saat melihat siapa yang ada di depannya. Ia terkejut bukan main, pria hidung belang yang dulu sering menjadi pelanggannya di klub malam.

"Viola?" lirih pria itu sama terkejutnya. "Kau sedang apa di sini? Apa kau sedang butuh pekerjaan?" tanyanya penasaran.

"Aku? Eh-- iya, aku sedang melamar kerja di sini!" jawab Viola gugup.

Ia takut Zidan melihatnya, karena jika itu terjadi, pria di hadapannya akan tahu statusnya yang kini menjadi istri Zidan.

"Kemana saja kau selama ini? Aku tidak pernah lagi melihatmu di klub," tanya pria itu lagi, Erik namanya.

"Aku sudah tidak mau bekerja sebagai wanita malam lagi. Aku ingin kerja yang baik," sahutnya sambil tersenyum canggung. "Aku pergi dulu ya, lain kali kita bicara lagi. Bye!"

Viola segera melangkah pergi meninggalkan Erik yang masih menatapnya dari jauh. Ia masuk ke lift dan menekan tombol lantai paling atas, tempat ruang kerja Zidan berada.

Sebelum berangkat, Viola sudah memberi tahu Zidan bahwa ia akan mengantar berkas yang tertinggal. Zidan bahkan sudah memberikan alamat dan nomor lantai kantornya.

Tak butuh waktu lama, Viola sampai di lantai yang dituju. Ia sempat bingung arah mana yang harus dituju, hingga melihat petugas kebersihan.

"Maaf, Mas. Ruangan CEO Zidan di mana, ya?" tanyanya sopan.

"Itu, Mbak. Lurus, lalu belok kanan. Di sana ada tulisan Ruang Utama CEO Zidan," jawab petugas itu sambil menunjuk arah.

"Oke, terima kasih!"

Viola melangkah menuju ruangan itu, lalu mengetuk pintu dengan hati-hati. Ia takut Zidan sedang sibuk.

Tok-- tok-- tok--

"Masuk!"

Viola membuka pintu setelah mendengar suara Zidan. Begitu melihat Viola datang membawa berkas, Zidan berdiri menyambutnya.

"Kau-- terima kasih sudah mengantarkan berkas ini," ucapnya sambil mengambil map dari tangan Viola.

"Iya, sama-sama, suamiku yang tampan," jawab Viola spontan.

Langkah Zidan terhenti. Ia menoleh dan menatap Viola, lalu tersenyum kecil mendengar sebutan itu.

"Ruangannya besar juga, ya! Wah-- ada kamarnya juga?" ucap Viola antusias sambil berkeliling ruangan.

Ia kemudian menghampiri Zidan yang sedang duduk di kursi kebesarannya, lalu memeluk bahunya dari belakang dan menyandarkan dagu di pundaknya.

"Apa kita bisa melakukannya di kamar itu, sayang?" bisiknya di telinga Zidan, membuat pria itu meremang.

"Jangan macam-macam, Vio. Ini di kantor, bukan di rumah!" sahut Zidan sambil mengetik di laptopnya.

"Kalau di rumah kau tidak pernah mau mendatangiku, di sini pun tidak mau! Lalu harus di mana kita melakukannya? Sudah hampir satu bulan kita menikah, tapi kau belum juga mau menyentuhku!" ucapnya kesal.

"Kalau kau takut aku hamil sebelum izin dengan Mbak Fahira, paling tidak kita bisa melakukannya dengan pengaman! Kalau sampai sekarang pun kau belum mau menyentuhku, lalu pernikahan ini kau anggap apa? Aku juga punya nafsu, Tuan Zidan yang terhormat!" lanjutnya dengan nada penuh kecewa.

"Walaupun kita menikah atas dasar perjanjian, tapi aku ini istrimu sekarang! Apa kau takut jatuh cinta padaku kalau kau menyentuhku, Zidan Sharif Xavier!"

Zidan hanya menarik napas panjang, menatap layar laptopnya tanpa fokus sedikit pun.

...----------------...

Bersambung....

**Hai, para pembaca setiaku**!

**Miss Ra benar-benar memohon dukungan kalian semua agar karya ini bisa masuk 40 bab terbaik. Jika berhasil menembus daftar tersebut, Miss Ra juga akan mendapatkan reward dari NT**.

**Karena itu, aku sangat berharap dukungan kalian, mulai dari membaca, menyukai, hingga meninggalkan komentar terbaik di setiap babnya. Tenang saja, untuk tiga pembaca teraktif (peringkat 1, 2, dan 3), Miss Ra sudah menyiapkan hadiah spesial sebagai bentuk terima kasih**.

**Yuk, baca mulai dari Bab 20 sampai Bab 40, berikan like dan komentar terbaik kalian**.

**Tanpa kalian, karya ini tidak akan berarti apa-apa bagi Miss Ra. Terima kasih banyak atas dukungannya**!

**I love you sekebon buat kalian semua**.....

1
Adelia Rahma
dasar mertua egois semoga aja anak perempuan nya kena karma karena udah nyakitin menantunya itu
Adelia Rahma
hampir saja..
tapi sayangnya semua sudah di lihat Fahira
dan Fahira inilah resikonya mau di madu pasti sakit dan sangat sakit
Adelia Rahma
hemm
Mala Mala
ya udah sekalian ja g usah di kasih art
Mala Mala
baru jg dgas,,,hawa2nya dah hamil ni 🤭🤭
Masitoh Masitoh
ku harap viola meninggal melahirkan
🍁Dhita❣️💋🄷🄶🄽-🅈🅆👻ᴸᴷ
mantap nich zidan. lupa sama. fahira.. dapat bonus. dari viola ya
sutiasih kasih
sebaiknya segera terungkap...
septiana
semoga Rayhan ga syok kalau tau adiknya udah di madu
septiana
begitulah kira2 kalau 2 istri tinggal di 1 atap.. suami perhatian ke istri pertama, istri yg kedua cemburu begitu pun sebaliknya.
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
septiana: sama2 kk
total 2 replies
Adelia Rahma
Fahira ku harap kamu jangan salahkan viola jika suatu saat nanti dia jatuh cinta ke suamimu karena kmau lah yang menghadirkan dia di antara kamu dan suamimu
dan ku harap kamu sedikit tehas ke ubu mertuamu jangan terlalu lemah dan psrah gotu aja
Adelia Rahma
nah tu pusing pusing dah lu Zidan
udah ngehadapin dua istri
tiba di rumah ibumu udah ngadepin ibu dan adikmu juga nikmati hidupmu ya zidan pasti bnyk drama nya
Adelia Rahma
hemm umi padahal anakmu malah udah sering menangis 😭😭
Adelia Rahma
siap siap berbagi hati dan suami Fahira
Adelia Rahma
hemm gak bisa berkata apa-apa
Adelia Rahma
sakit tak berdarah
gak di madu hati dan pisik sakit
di madu malah tambah sakit
Adelia Rahma
pakaian mu terlalu terbuka vio
Adelia Rahma
lanjut susah mau komen apa
Adelia Rahma
ummm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!