NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ciuman Pertama Khansa

“Dari saat itu, sekitar dua bulan kemudian aku menerima tawaran itu. Hubungan kita masih berjalan tujuh bulan, dan selama itu juga bisa dihitung aku berkencan dengannya.” Zidan meraih tangan Khansa.

“Jika nenek memberitahu lebih awal, aku akan tetap menikahimu. Karena pada dasarnya kita susah saling kenal sejak lama. Maaf karena aku tidak pernah menghubungi mu, aku mengingkari janjiku sendiri.” Zidan menunduk, merasa malu pada Khansa.

Dulu sebelum pergi, Zidan berjanji untuk segera menghubungi Khansa agar pertemanan mereka tidak terputus. Namun, sejak Zidan pergi mereka tidak pernah berkomunikasi.

“Maaf, Sa. Seharusnya aku menghubungimu ketika sampai, tapi aku terlalu sibuk dengan teman-teman baruku.”

Air mata Khansa sudah tidak bisa dibendung lagi. Permintaan maaf Zidan membuat hatinya merasa sakit sekaligus lega karena Khansa mendapatkan jawaban dari pertanyaannya selama ini.

Khansa menggenggam tangan Zidan dan membuatnya menatap Khansa dengan ekspresi terkejut.

“Sa? Apa ada perkataanku yang menyakitimu?” Khansa menggeleng.

“Lalu?” Khansa langsung memeluk Zidan dengan sangat erat. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Zidan.

Tentu saja Zidan membalas pelukan Khansa, mendekapnya seolah tidak akan pernah melepaskan Khansa sedetikpun.

“Maaf, Zi. Seharusnya aku berusaha untuk menghubungimu. Tapi aku memilih menunggu, sampai akhirnya aku lupa dengan semuanya.” Zidan menggeleng dipelukan Khansa.

Zidan melepaskan pelukannya, menangkup wajah Khansa, menelisik jauh ke dalam mata Khansa yang sudah tergenang oleh air mata.

“Tidak, aku yang bersalah disini. Maafkan aku,” lirih Zidan yang masih setia memandang wajah istrinya.

Khansa meraih tangan Zidan yang ada di pipinya, menyatukan kedua tangan mereka. Keduanya melihat tangan mereka.

“Jadi, apa kita bisa memulai semuanya? Kita buat cerita baru, di halaman baru yang akan menjadi kenangan untuk kita,” tawar Zidan.

Khansa hanya diam menatap mata Zidan, tidak mengatakan apapun. Bibirnya tertutup rapat, dan raut wajahnya begitu datar.

Melihat respon Khanza membuat harapan Zidan mulai menghilang. Zidan menaruh harapan besar setelah mengatakan semuanya. Sayangnya tidak ada balasan dari Khansa.

“Tidak perlu menjawab sekarang, kapanpun waktu yang kamu butuhkan aku akan menunggu sampai hari itu tiba. Lagipula, aku akan pergi kemana? Kita sudah menjadi suami istri, kita menyatu dalam sebuah hubungan yang suci.”

“Aku takut…” lirih Khansa yang akhirnya memberikan respon. “Setelah hari ini aku benar-benar takut jika terjadi sesuatu yang lebih besar dari pada ini.”

Zidan tersenyum, akhirnya Khansa mengatakan apa yang menjadi keraguannya. Ia mengerti akan hal itu, karena Zidan memikirkan hal yang sama. Ia takut jika memang benar masalah seperti ini datang lagi, Khansa tidak bisa menerimanya dan membuatnya lebih tertekan dari ini.

Tentu saja Zidan tidak ingin melihat Khansa lebih terpuruk. “Tidak perlu ada yang kamu takutkan, aku disini. Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk akan terjadi.”

Zidan kembali menangkup pipi Khansa, “Jika kamu takut, aku tidak masalah jika di lingkungan kampus mereka mengenal kita sebagai sepupu. Tidak ada yang salah dengan itu, aku bisa terang-terangan menunjukan perhatian di depan mereka semua.”

“Ah iya, kamu belum mengatakan akan mendaftar dimana. Jadi, kamu ingin mendaftar di kampus mana?” tanya Zidan.

“Aku… aku ingin mendaftar di kampus terbaik di kota ini, dan menjadi salah satu kampus di terbaik di negara ini,” jawab Khansa yang menatap Zidan.

“Kamu yakin? Sudah kamu pikirkan baik-baik?” Khansa mengangguk.

“Kalau begitu aku akan mengusahakan itu, agar kita bisa berangkat bersama. Karena aku juga berada di kampus itu.”

“Ha? Benarkah?” Zidan mengangguk, karena memang kampus tujuan Khansa adalah kampus yang sama dengannya.

“Ish!” Khansa menggembungkan pipinya cemberut.

Zidan bisa merasakannya, ia tidak membuang kesempatan ini. Hingga mencubit pipi Khansa dengan gemas.

“Ish, Zi! Jangan di cubit in!” Khansa berusaha menepis tangan Zidan yang sejak tadi udah nangkring di pipinya.

“Nggak mau, Sa. Siapa suruh bikin aku khawatir.” Zidan kembali mencubit pipi Khansa. Sedangkan Khansa terus saja memberontak, mencoba menyingkirkan tangan Zidan.

Mereka berdua terus mendorong satu sama lain, hingga Khansa tidak seimbang dan jatuh ke belakang.

Brukk

Mereka berdua jatuh dengan Zidan menindih Khansa. “Akh!!” Khansa memejamkan matanya karena reflek.

Zidan bertumpu pada kedua tangannya agar wajahnya tidak membentur wajah Khansa. Sialnya, mata Zidan terfokus pada bibir Khansa.

“Sa…” panggil Zidan seraya menelan salivanya susah payah.

Khansa membuka matanya, melihat wajah Zidan yang begitu dekat dengannya. Deru nafas Zidan terdengar jelas di telinganya.

“Zi-zidan…” Khansa begitu gugup melihat tatapan Zidan yang seolah ingin memakannya.

“Iya?” Zidan menyelipkan anak rambut Khansa yang menutupi matanya.

Seketika Khansa menahan nafas karena perlakuan Zidan yang membuat hatinya gelisah dan gugup.

Khansa ingin mundur, tapi tidak bisa dilakukan. Berusaha mendorong Zidan, tapi tidak bergerak sama sekali. Posisinya benar-benar terhimpit hingga tidak bisa bergerak sama sekali, selain itu Zidan juda sangat dekat. Jika Khansa memajukan kepalanya, sudah dipastikan wajah mereka akan bersentuhan.

“Apakah boleh?” tanya Zidan yang menatap bibir, lalu beralih menatap mata Khansa.

“A-apa?” Khansa tidak mengerti maksud Zidan. Boleh apa yang ia inginkan Zidan, karena Khansa tidak peka karena terlalu gugup.

“Aku sudah lama menahannya, setiap kita bersama aku selalu tertuju pada ini,” Zidan menyentuh bibir Khansa dengan ibu jarinya, terus menatapnya.

Khansa mengikuti arah pandang Zidan yang melihat bibirnya. Perasaannya saat ini sangat gelisah, karena tatapan Zidan. Khansa memang dari desa, tapi bukan berarti ia tidak mengerti hal semacam ini. Khansa sedikit mendongak, menelan salivanya yang seakan tertahan di tenggorokan.

“Zi…”

“Mmm?"Zidan masih berada pada posisinya, bahkan sekarang Zidan mulai menyentuh pipi Khansa. Mengusap sisa air mata yang ada di ujung mata Khansa.

“Apa aku boleh tanya sesuatu?”

“A-apa?” Khansa benar-benar gugup.

“Apa sebelumnya kamu sudah punya kekasih?”

“Ti-tidak.”

“Jadi, kamu belum pernah berciuman?” Khansa terdiam, membuat Zidan mengernyitkan keningnya.

“Jadi kamu sudah pernah?” Khansa mengangguk pelan.

“Siapa cowok itu?” tanya Zidan mengintimidasi. Zidan merasa cemburu mendengar Khansa pernah berciuman dengan laki-laki lain.

“Jawab aku, Sa!” Zidan sedikit meninggikan nada bicaranya.

“Kamu,” singkat Khansa.

Zidan mematung, orang yang berciuman dengan Khansa dirinya. Tapi kapan, Zidan tidak mengingatnya sama sekali.

“Jangan membohongiku, Sa.”

“Untuk apa aku berbohong? Karena pada kenyataannya memang kamu orangnya. Apa kamu tidak ingat sehari sebelum kamu pergi? Dan kamu meminta menginap di rumahku? Malam harinya kamu mengatakan berjanji untuk menghubungiku, tapi kamu juga menciumku,” jelas Khansa dengan sangat detail.

“A-apa?” Zidan sama sekali tidak mengingat sudah mencium Khansa.

“Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Sekarang menyingkirlah, dan makanlah. Aku tau kamu belum sempat makan siang.” Khansa mendorong tubuh Zidan.

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!