KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!
Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.
Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?
Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.
Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.
Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?
Status : Daily Update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22: Perangkap di Hutan Persik
Preview Bab sebelumnya:
Tiba-tiba, kekuatan gelap yang dipancarkan oleh Bayangan Hitam mulai mempengaruhi Vincent dan Alicia. Mereka merasa energi element Spiritual nya melemah dan ketakutan mulai menguasai diri mereka.
"Tapi apakah kita bisa?... atau kita pergi saja dari sini," kata Alicia, suaranya mulai goyah.
Vincent memandang ke arah Evan, matanya penuh dengan rasa tak percaya. "Evan... apa yang terjadi padamu?" katanya, suaranya tegas.
Dan kemudian, semuanya menjadi gelap...
Bab 22 : Perangkap di Hutan Persik
Keluar dari pusaran
Saat kegelapan meliputi pandangan mereka, Vincent segera menarik Alicia, dengan insting pelariannya yang tajam. Ia tahu mereka harus menjauh sebelum wanita Black Mage itu menstabilkan kekuatannya yang sangat mematikan.
Sedangkan disisi lain, Di sekitar Evan kekuatan gelap itu menyelimutinya. jangkauan kekuatan gelap yang meluas juga melemahkan energi spiritual Vincent dan Alicia, tetapi naluri bertahan hidup Vincent dan tekadnya sangat kuat. Ia mengabaikan rasa takut itu dan menarik Alicia menjauhi tempat Evan terikat.
Mereka berlari menembus pepohonan kuno Hutan Persik itu, meninggalkan Black Mage yang sedang menstabilkan kekuatannya di belakang mereka.
"Evan... dia terikat," kata Vincent, Ia gagal menyelamatkan Evan.
Meskipun Evan adalah musuhnya, akan tetapi Vincent dapat merasakan bahwa black mage itu adalah ancaman yang jauh lebih berbahaya dari Evan.
"Kita tidak bisa membantunya, Vincent," balas Alicia, terengah-engah. "Organisasi Black Blood Mage itu Gila dan Sangat berbahaya. Mereka tidak mencari sekutu; mereka hanya mencari budak yang kuat. Evan kini akan dijadikan pion oleh mereka."
Bisikan Intuisi (Intervensi Veridian The Warden)
Saat mereka berlari, Lentera Kuno di tangan Vincent, yang seharusnya hanya memberikan cahaya redup, tiba-tiba terasa sangat dingin,
Bersamaan dengan rasa dingin itu, sebuah dorongan intuisi yang kuat, murni, dan tanpa kata-kata langsung menghantam pikiran Vincent:
"Jangan lihat dia sebagai musuh utama, lihat dia sebagai korban."
"Kecepatan adalah satu-satunya pelindungmu."
"Hutan Persik bukanlah akhir, tetapi awal dari perangkap. Jangan berhenti!"
kata-kata itu terngiang dalam pikirannya, seolah-olah seperti sebuah kesadaran yang langsung masuk ke dalam pikirannya.
Dorongan itu begitu mendesak hingga Vincent tersentak. Itu bukan hanya firasat; itu adalah petunjuk yang berasal dari luar kesadaran normalnya. Ia teringat kata-kata Alexa tentang sekutu di Celah Utara.
"Lari lebih cepat, Alicia!" perintah Vincent, mengabaikan rasa lelahnya. "Kita harus keluar dari hutan ini sekarang! Ini jebakan!"
Perangkap yang ada di depan
Saat Vincent dan Alicia memasuki bagian yang lebih dalam dari Hutan Persik, pepohonan di sekitar mereka mulai bergetar. Bukan karena ada pertempuran atau sesuatu yang lain, tetapi ini karena sebuah ilusi yang mulai terbentuk.
Tiba-tiba muncul kabut, bukan seperti kabut yang dihasilkan dari Giok Kuno yang dilemparkan Alicia, tetapi kabut yang sangat tebal dan penuh dengan energi yang dapat menyebabkan ilusi, mulai menyelimuti mereka. Kabut ini adalah penghalang yang dirancang untuk membingungkan indra di tingkat Ksatria Utama.
"Kabut ini... ini bukan alami!" seru Alicia. "Ini adalah Formasi Ilusi! Seseorang menggunakan ini untuk menyegel dan mencegah orang untuk masuk sembarang ke hutan ini!"
Vincent merasakan aura tekanan yang sangat lemah di atas kepala mereka. Seseorang telah menunggu mereka di sini, memanfaatkan kekacauan antara mereka dengan Black Mage.
Ancaman dan jebakan di sekitar hutan Pohon Persik
Dari balik kabut ilusi, terdengar suara bisikan halus. Itu bukan lagi Evan, melainkan suara yang asing, dipenuhi energi aneh yang lebih terstruktur dan licik.
"Selamat datang, Pewaris Naga," suara itu berbisik, memantul dari setiap pohon persik.
"Petinggi telah menunggu Kunci Utama untuk kembali."
Tiba-tiba, dari pohon-pohon persik tua di sekitar mereka, muncul tiga sosok yang mengenakan jubah abu-abu Suku Phoenix. Mereka bukanlah Ksatria biasa; aura mereka berada di ranah Langit Rendah. Dan di belakang mereka ada satu entitas tingkat tinggi.
"Tiga Langit Rendah Dan Satu Saint Rendah!" ucap Vincent dalam hati, menyadari situasi putus asa mereka saat ini. Bahkan dengan kekuatan barunya, ia tidak bisa melawan tiga entitas yang telah menyentuh langit rendah secara bersamaan.
"Patuhlah ! Serahkan Kunci Dimensi itu dengan baik," kata pemimpin tim Suku Phoenix itu.
"Kami tidak ingin menghancurkan Ksatria Utama yang berharga seperti dirimu."
Vincent dan Alicia kini dikelilingi oleh perasaan dan juga dorongan intuisi dari The warden ternyata memang benar: Hutan Persik adalah awal dari perangkap.
Keputusan Di Ambang Batas
Alicia yang dalam posisi terdesak saat ini secara naluriah menarik Belati Obsidian, meskipun ia tahu bahwa satu senjata tidak akan mampu melawan tiga entitas Langit Rendah dan Satu entitas tingkat Saint Rendah, akan tetapi ia tetap mencoba melawan.
Disisi lain, Vincent berdiri tegap di depan Alicia, Lentera Kuno di tangannya terasa semakin dingin, seolah The Warden sedang meningkatkan intensitas peringatan.
Dorongan intuisi kedua yang tajam menusuk pikiran Vincent: Jangan bertarung, cari celah dimensional. Hanya ada satu titik lemah di Formasi Ilusi ini.
Vincent segera memindai sekelilingnya, mengabaikan ancaman fisik di depannya dan hanya fokus pada aliran energi di hutan. Formasi Ilusi telah mengubah realitas, tetapi energi dimensi yang dilepaskan oleh pecahan Giok Kuno Alicia dan benturan ranah di belakang mereka pasti meninggalkan jejak.
Membaca Kekacauan
Mata Vincent, yang kini diasah oleh pengalaman di Ruang Waktu Kuno dan kekuatan nya sekarang di tingkat Ksatria Utama, dapat melihat apa yang tidak terlihat oleh mata biasa: celah energi yang berkedip samar di balik pohon persik terbesar. Itu adalah titik di mana energi dari Fragmentasi Giok Kuno bertabrakan dengan Formasi Ilusi, menciptakan ketidakstabilan ruang sesaat.
"Alicia, pegangan erat!" teriak Vincent.
"Apa?!" tanya Alicia, bingung.
"Mereka ingin Kunci Utama! Berikan apa yang mereka mau, untuk sesaat!" perintah Vincent dengan suara bergetar namun tegas.
Alicia, terkejut dengan perintah itu, segera melemparkan Belati Obsidian ke arah pemimpin Suku Phoenix itu.
Reaksi Kilat dan Jalan Keluar
Ketiga entitas Langit Rendah itu bereaksi seketika, dengan Tertawa puas. Sedangkan, Pemimpin mereka dengan mudah menangkap Belati Obsidian.
"Bodoh!" ejek pemimpin itu. "Kini kalian tak punya apa-apa."
Tepat pada sepersekian detik ketika perhatian ketiga Langit Rendah itu terfokus pada Belati Obsidian, Vincent bertindak.
Ia mengumpulkan seluruh sisa Energi Api Naga murninya di tangan kirinya—energi terpanas dan paling cepat yang ia miliki—dan mengarahkannya bukan ke musuh, tetapi ke celah energi yang ia lihat di belakang pohon.
"Lompatan Dimensi!"
Ini adalah Teknik terlarang yang ia pelajari dan kembangkan secara insting di Ruang Waktu Kuno!
Dragon Fire itu menghantam celah energi, memperkuat ketidakstabilannya dan membuka portal kecil yang berkilauan seperti kaca yang retak.
Tanpa ragu, Vincent menarik Alicia ke dalam portal itu.
Pemimpin Suku Phoenix, yang baru menyadari tipuan Vincent, berteriak marah, "Kembali! Jangan biarkan mereka lolos!"
Tiga entitas Langit Rendah segera menyerang, tetapi mereka terlambat. Portal itu menutup dengan suara 'SHIING!' saat momen itu Vincent dan Alicia pun menghilang, sekali lagi mereka terjun ke dalam kekacauan dimensional.
Mereka telah berhasil keluar dari Hutan Persik, tetapi kini mereka terdampar di tempat lain, tanpa tahu apakah portal yang Vincent ciptakan itu membawa mereka lebih dekat ke Celah Utara atau justru semakin jauh ke dalam bahaya.
Tawanan Bayangan Hitam
Cerita beralih kepada sudut pandang lain, Dimana terlihat Evan yang sedang terbaring tak berdaya di tanah. Ia hanya bisa menatap ngeri pada rantai hitam kecil yang melilit di pergelangan tangannya. Dinginnya rantai itu menembus jubah dan kulitnya, menusuk langsung ke Core phoenix miliknya.
Di hadapannya, wanita cantik dari Organisasi Black Blood Mage tersenyum. Senyum itu dingin dan mengerikan, dan matanya berkilauan dengan aura jahat.
"Tidak ada lagi perlawanan, Evan," kata wanita itu, nadanya lembut namun penuh perintah.
"Rantai ini adalah Perjanjian Jiwa Kegelapan (Dark Soul Covenant). Jiwamu telah diikat, dan kehendakmu kini adalah milikku."
"Kau... kau penipu!" kata Evan, mencoba bangkit, tetapi tekanan di dadanya terlalu kuat. "Aku tidak pernah membuat perjanjian! Aku akan menghancurkanmu!"
Wanita itu tertawa kecil, suara tawa itu terasa seperti es yang pecah. "Perjanjian tidak selalu membutuhkan persetujuan lisan. Kau terjebak dalam keputusasaan dan kekalahan. Energi itu sudah cukup bagiku untuk mengikatmu. Aku adalah Vera, dan kau akan menjadi budak serta senjata andalanku."
Ritual Pengikatan Jiwa
Vera mendapat dan mulai membacakan mantra di sebelah Evan. Rantai hitam kecil di pergelangan tangan Evan mulai memanjang, membentuk simpul-simpul rumit yang menjalar perlahan, mengikat lengan dan kakinya.
Vera mengangkat tangannya yang anggun. Aura hitam pekat mulai memancar lebih kuat, memenuhi Hutan Persik dengan energi yang mematikan dan mengerikan.
"Teknik ini disebut 'True Dark Shadow Dominance'," bisik Vera, matanya terpaku pada Evan.
"Aku tidak hanya mengambil kehendakmu, Evan. Aku akan menyuntikkan salah satu emosi gelap manusia yakni ambisimu sendiri dengan Kegelapan, mengubah hasratmu yang sebelumnya menjadi kehausan untuk menghancurkan."
Aura Kegelapan itu meresap ke dalam tubuh Evan. core Phoenix miliknya yang murni, yang biasanya bersinar hijau-kuning, mulai hilang timbul, berusaha melawan kontaminasi dari kekuatan gelap itu. Evan merasakan pikirannya diserang. Visi tentang kehormatan Suku phoenix, dan ambisinya untuk mengalahkan Vincent, dan juga keinginan untuk mendapatkan Kunci Utama, semua itu kini dimanipulasi dan diubah serta diperkuat oleh kekuatan Kegelapan.
"ARGHH!" Evan menjerit tanpa suara. rasa sakit di Tenggorokannya, dan rasa sakit dari transformasi itu jauh lebih parah daripada pukulan mana pun.
Evan, Sang Jenderal Bayangan
Setelah beberapa menit yang terasa seperti berhari-hari, energi gelap itu mereda. Vera melepaskan ikatannya, dan rantai itu kembali mengecil menjadi simpul di pergelangan tangan Evan.
Evan perlahan bangkit. Jubah Suku Phoenix miliknya tampak lebih gelap, dan matanya—yang tadinya menyala karena amarah phoenix—kini memancarkan cahaya biru-hitam yang dingin dan kosong. Kelelahan fisiknya menghilang, kini ia terlihat seperti boneka.
Ia menoleh ke arah vera. Wajahnya tidak lagi menunjukkan amarah atau kebencian; hanya ada kepatuhan yang dingin dan ambisi yang telah termodifikasi.
"Jenderal Evan," kata vera dengan nada bangga dan tawa gilanya. "Di mana target kita?"
Evan berbicara, suaranya kini lebih dalam dan tanpa emosi. "Mereka melarikan diri, Tuanku vera. Saat ini, Mereka mungkin menggunakan pecahan dimensi untuk membuka celah."
Vera tersenyum. "Pecahan dimensi? Menarik. Ksatria kecil itu ternyata cerdik. Tapi tidak masalah. petinggi licik itu akan melakukan pekerjaan untuk kita."
Evan mengangguk, menunjukkan kesiapan. "Perintahmu, Tuanku Vera. Haruskah kita mengejar atau bergabung dengan pasukan Petinggi Licik itu?"
Vera memandang ke arah langit, di mana sisa-sisa energi dimensi masih berputar.
"Tugas kita bukan mencari Kunci Utama, Jenderal Evan. Tugas kita adalah menghancurkan sekutu mereka dan mempersiapkan jalan untuk Tuanku dia adalah Tuan kami yang hebat, semua ini terjadi karena kehendak nya. Kita akan pergi ke tempat yang seharusnya mungkin mereka tuju. Kita akan menunggu mereka di Celah Utara." ucap Vera, dengan nada lembut, tapi dengan tatapan dingin disertai aura kegelapan serta ekspresi kegilaan yang memancar.
Dengan anggukan singkat, Evan, Sang Jenderal Bayangan, membuka jalan untuk Vera dan pasukannya yang tersembunyi, bergerak menuju utara dengan kecepatan yang mematikan. Sekarang, ia adalah musuh yang jauh lebih berbahaya—kuat, patuh, dan didorong oleh ambisi yang telah dicemari.
Ruang Antara Dimensi
Cerita beralih kembali ke sudut pandang vincent, Rasa sakit karena terjun tiba-tiba ke dalam dimensi yang sedang bergejolak menghantam Vincent dan Alicia. Disana Tidak ada lantai, tidak ada langit, hanya pusaran warna-warna yang tidak nyata, seperti berada di dalam cermin yang pecah.
Mereka telah lolos dari pengepungan tiga entitas Langit Rendah dan Satu entitas Tingkat Saint Rendah Suku Phoenix, tetapi mereka kini mengambang di Antara—ruang yang terletak di sela-sela dimensi. Lompatan Dimensi yang diciptakan Vincent dari efek tabrakan Energi Dragon Fire dengan energi lain adalah tindakan putus asa yang kurang tepat, hal ini sebenarnya tidak aman dan karena situasi makanya jadi begini, Jauh dari kata Teleportasi yang terarah.
"Vincent, kita di mana?" teriak Alicia, suaranya terdengar terdistorsi dan bergema. Ia masih memegang Lentera Kuno yang kini meredup, karena tekanan dimensional terlalu kuat.
"Aku tidak tahu!" balas Vincent, mencoba menstabilkan dirinya menggunakan energi Ksatria Utama. Ia merasakan energinya terkuras cepat. "Lompatan itu tidak terarah! Kita terdampar di antara realitas!"
Dorongan intuisi dari The Warden yang ia rasakan sebelumnya kini terasa seperti desakan kuat untuk segera mencari jalan keluar. Kini Berada di Ruang dimensional ini jika terlalu lama akan menarik perhatian entitas dimensi yang lebih kuno dan berbahaya daripada Tingkat Demi-God yang mereka temui sebelumnya. Karena di dalam Ruang Dimensional pasti ada bahaya tersembunyi didalamnya.
Pencarian Arah
Vincent memejamkan mata, mengabaikan rasa pusing akibat distorsi. Ia harus mengandalkan Core Saint yang ia serap dan pengalamannya dari Ruang Waktu Kuno untuk merasakan aliran dimensi.
Ia menggunakan Energi Elemen Spiritualnya. Ia merasakan Sebagian besar ruang di sekitar mereka terasa kacau dan tertutup, tetapi di kejauhan, ia merasakan dua tarikan energi yang berbeda:
Tarikan kuat, gelap, dan mengerikan—Ini adalah sisa-sisa energi dari tempat mereka melarikan diri, tempat Evan terikat dan Black Mage berada.
Sedangkan Disisi lain, Tarikan kedua ini terasa redup, dingin, namun stabil—Ini adalah energi spasial yang mengarah ke wilayah utara, ke Celah Utara yang disebutkan oleh Alexa.
"Aku merasakannya!" teriak Vincent. "Ada jalur! Ke Utara!"
Ia mengumpulkan Energinya, Kemudian memusatkan nya di tangan kanan nya, dan dengan fokus menstabilkan energi-nya ke arah ruang menuju Wilayah Utara.
"Alicia, kendalikan sisa energi Belati Obsidianmu ke arah sana! Kita gunakan sisa energi Kunci Utama!"
Alicia mengangguk cepat. Meskipun Belati Obsidian sudah tidak ada di tangannya, Alicia ingat bagaimana rasanya saat ia memegang Kunci Dimensi itu. Ia mengarahkan tangan kosongnya ke arah yang ditunjuk Vincent, dan sisa jejak energi dimensional dari Belati Obsidian mulai memancar dari telapak tangannya.
Vincent melepaskan Energi Dragon Fire, menggabungkannya dengan jejak energi Kunci yang dipancarkan Alicia.
Jatuh ke Dunia
Gabungan Energi Naga dan jejak Kunci itu berhasil menciptakan tekanan spasial yang cukup besar. Pusaran kacau di sekitar mereka tiba-tiba membuka jalan, membentuk koridor cahaya biru gelap yang terang itu adalah portal Dimensional.
BRRAKK!
Mereka berdua terlempar keluar dari Ruang dimensional itu dengan kecepatan luar biasa, Kemudian jatuh dan tanpa sadar telah kembali ke dunia nyata.
Mereka mendarat keras di atas tumpukan daun kering dan salju tipis. Udara di sekitarnya sangat dingin, dan aroma pinus tajam menusuk hidung mereka. Mereka kini berada di wilayah pegunungan yang jauh dari tempat yang sebelumnya.
Vincent tersentak. Ia melihat sekeliling. Di kejauhan, menjulang sebuah puncak gunung es yang membelah awan.
"Puncak Ut... Utar... Celah Utara," kata Alicia, suaranya bergetar karena kedinginan.
Mereka telah berhasil. Mereka berada di perbatasan utara, dekat dengan tujuan mereka. Namun, mereka sendirian, lelah, tanpa Belati Obsidian, dan menyadari bahwa bahaya yang mengancam—Evan, Vera, dan pasukan Sang Tertinggi—kini juga bergerak menuju tempat yang sama.
Mereka lolos dari perangkap Suku Phoenix hanya untuk berlari menuju perangkap lain yang telah disiapkan oleh Black Mage.
Tempat apa yang sedang dituju Vincent dan Alicia? Apakah Vera dan Budaknya yakni jenderal Evan bisa mengejar mereka? Dan Jebakan apa yang sedang disiapkan?, nantikan kelanjutannya nya di bab berikutnya.
Bersambung .......
tetap semangat 👍
/Smile/